Aku panik dan mesti menutupnya dengan apa. Tas ranselku tak yakin bisa menutupinya.
Julian melepaskan jaketnya dan memberikan padaku
"Pakai ini untuk menutupinya, jangan lupa sampai rumah cuci dan kembalikan pada ku besok," katanya
Aku kehilangan kata-kata. Aku langsung mengambil jaket yang Julian berikan dan mengikatnya dipinggang. Aku benar-benar malu. Meski kata-kata yang diucapkanya selalu menyebalkan, tapi ia sudah menolongku. Tanpa mengatakan apapun pada Julian, aku cepat-cepat turun dari bus.
Sesampainya dirumah, aku langsung membersihkan diri. Setelah itu, aku teringat juga untuk mencuci jaket Julian. Masih teringat bagaimana ia meminjamkan jaketnya, tapi dengan peringatan langsung dicuci, seolah-olah aku tak akan melakukanya, dan seolah-olah aku lah sumber kuman dan bakteri. Pantas saja Riri selalu bilang dia menyebalkan.
Keesokan harinya. Hari ke 3 Classmeeting.
Saat naik bus aku bertemu Riri
"Udah mendingan, Mel?" tanya Riri
"Udah," jawabku
" Syukurlah, aku bisa minta tolong ga? hehe" tanya Riri
"Minta tolong apa?" tanyaku
"Nanti deh aku ceritain," kata Riri
Sampai di sekolah. Seperti sebelumnya. Aku ke lapangan basket. Aku lihat Julian juga berjalan kaki dari pintu gerbang. Jadi dua hari ini dia tidak pakai motornya. Lalu ku percepat jalanku. Aku mengejarnya untuk mengembalikan jaket yang ia pinjamkan kemarin.
"Julian!! nih, jaketmu! sudah aku cuci. Makasih ya, eh tumben ga pake motor?, " kataku
"Di bengkel," jawabnya
Aishhh bocah ini memang menyebalkan. Kami berjalan menuju lapangan basket. Finishing untuk gambar mural. Besok tinggal acara nonton pagelaran di panggung, jadi kalo hari ini tidak selesai, mungkin aku akan melewatkan acara seru-seruan bareng Riri dan Dee.
Aku lihat gambarku dari kejauhan. Gambar abstrak dengan warna dominan biru sedikit kemerahan. Tunggu dulu, kenapa gambar Julian sedikit mirip dengan milikku? hanya saja warna dominanya dibalik, la memiliki warna dominan merah dengan variasi warna biru. Aku penasaran bagaimana hasilnya nanti.
Saat berjalan bersama ke lapangan basket tadi, kami tidak mengobrol. Aku tidak punya bahan obrolan dengannya. Lagipula aku tidak suka jika saat ngobrol hanya dijawab dengan jawaban singkat. Maka pertemuan denganya tidak ada yang istimewa kali ini.
Hari sudah makin siang. Aku, Riri dan Dee memang tidak janjian untuk ketemu. Namun Al bersedia untuk membelikan makan siang. Aku menunggunya di lapangan basket.
"Nasi bungkus aja ya Mel, biar dapet banyak, kenyang, hehe" kata Al, bocah cungkring yang doyan makan itu lebih suka makanan mengenyangkan ketimbang cemilan,
"Okelah, terserah" jawabku
Aku tak melihat Julian dan temannya. Mungkin mereka ke kantin untuk makan siang. Setelah beberapa waktu, aku lihat Al berjalan bersama Julian dan temannya.
"Mel, kita makan bareng aja ya, botraam yeaaach!," kata Al bersemangat
"Terserah, aku ngikut," jawabku
Lalu Al membuka nasi bungkus, menumpahkanya dan menggabungkanya dengan milikku, lalu ia membuka bungkusan lain juga,
"Banyak banget si, Al?? kamu beli berapa emang?" tanyaku
"Julian gabung makan bareng kita juga, biar seru kalo makan berjamaah yeeekaaaan?," jawab Al bersemangat
Wuaduh, makan bareng Julian dan temanya jadi satu begini? apa tidak salah? yasudah mau bagaimana lagi, aku sudah bilang mau ikut saja.
Kami pun duduk di lantai, makan bersama menggunakan tangan. Aku bingung juga mau ngobrol apa, jadi aku hanya diam dan mendengarkan obrolan Al, Julian dan temannya. Aku jadi tau, kalau Julian masuk tim basket sekolah, begitu juga dengan Al, itulah kenapa aku merasa mereka sangat dekat.
Setelah makan ku selesai. Aku menuju tembok mural. Aku lihat gambarku dan gambar Julian seperti satu gambar padu. Ku ambil ponsel, lalu aku foto kedua gambar mural itu. Biar aku simpan untuk kenang-kenangan. Aku jadikan gambar wallpaper untuk ponselku. Aku jadi senyum-senyum sendiri melihatnya. Tiba-tiba Riri meneleponku
"Mel, temenin aku ya? aku mau naruh hadiah di motor Ben bantu aku cari, ok? kamu di lapangan basket kan? aku kesitu ya?," kata Riri yang berbicara dengan sangat cepat, sebelum aku menjawabnya, dia sudah menutup teleponya
"Mel! Karmel!!!" panggil Riri sambil berlari ke arahku,
Nafasnya masih tersengal-sengal. Ia membawa bungkusan. Katanya itu kue yang ia buat sendiri khusus untuk Ben. Di dalamnya ada catatan kecil. Mungkin itu semacam surat cinta atau apa. Lalu kami pergi menuju parkiran motor. Sepertinya Riri sudah sangat hafal dimana Ben memarkirkan motor nya. Dari arah berbeda ada seseorang yang memanggilku.
"Mel,.. Karmel kan? beruntung sekali ketemu disini," kata cowo yang tidak aku kenal
"Ya, ada apa ya?" jawabku
"Siapa si Mel?" tanya Riri
"Aku juga masih belum tau" kataku sambil mengedikkan bahu
Cowo itu mendekat. Lalu mengulurkan tanganya,
"Kenalin, aku Bagas, Kakak kelas mu," kata nya memperkenalkan diri,
akupun bersalaman dengannya. Bagas kakak kelas ku, dia bilang sering memperhatikan aku. Dia sangat senang dengan karya siluet yang sering aku buat di Mading Sekolah.
"Bagus karyamu, boleh ga aku minta tolong buatin siluet wajahku," katanya
"Hehe, Mmm... mungkin lain kali ya kak, aku sedang ada urusan dengan temanku," kata ku
" Ok ga masalah, aku bisa minta nomer ponselmu dulu, saat kamu sempat aku bisa menghubungimu," katanya
Dengan terpaksa ku berikan nomer ponsel ku. Meski aku agak keberatan karena dia sepertinya cowo yang agresif. Tapi mau alasan apa lagi, aku benar-benar bingung menyikapinya.
"Ok kak, aku tinggal dulu ya kak, aku mau ke kantin," kataku
"Owh ke kantin? bareng aja gimana?" kata Bagas bersemangat
"Kak Bagas mau traktir kita? hehe," kata Riri yang iseng
"Okeh, boleh juga, ayok," Jawab Bagas lagi
Aku mencubit Riri tapi dia mengabaikanku. Lalu kami berjalan menuju kantin hijau, kantin yang biasa aku dan Riri datangi. Perjalanan ke kantin hijau terasa begitu jauh, setiap kali Bagas bertanya, Riri lah yang menjawabnya. Aku hanya tersenyum saja.
Sesampainya di kantin, seperti biasa Riri mencari sosok Ben. Baru setelah itu, ia memilih tempat duduk agar bisa dengan jelas memandangnya. Memang aneh, barusan menaruh hadiah di motor Ben, padahal ia
tau kalau Ben memang biasa tongkrongan di kantin ini.
Bagas mengambil beberapa snack dan memesan mie goreng untuk kami. Bagas bahkan membukakan snack untukku. Riri melirikku sambil tersenyum,
"Ga usah repot-repot, kak," kata ku pada Bagas
"Ga masalah, Mel. Aku sudah lama pengin melakukan hal semacam ini denganmu," jawab Bagas
" Hah? sejak kapan kakak ehm sama Karmel," tanya Riri
"Sudah lah, Ri, kenapa kamu begitu sama Kak Bagas, maaf ya kak, temenku memang cerewet," kataku
" Ga papa kok, Mel. Ohya, aku boleh main kerumahmu ga?, " tanya Bagas
" Boleh donk kak, boleh banget," sahut Riri,
Aku seperti kehabisan kata-kata. Bagaimana bisa Riri menjawab begitu entengnya tanpa meminta persetujuanku. Setelah itu aku tak banyak bicara dan membiarkan Riri katawa ketiwi dengan Bagas. Setelah, keluar dari kantin Bagas berpamitan karena ada urusan. Aku begitu lega.
"Ri, ngapain si kamu ngebolehin Kak Bagas buat main ke rumah ku?," tanya ku dengan nada kesal
"Hehe, surprise banget ga si kalo ada orang yang ternyata nge fans sama kamu, Mel. Ya ampun Mel, kamu punya pemuja rahasia, mana ganteng, baik pula, " kata Riri
" Tapi jujur deh, ntah kenapa aku malah ga nyaman dengan sikapnya itu, aku jadi merasa punya penguntit, ih serem banget si, " kataku
"Ah lebay kamu mah, aku nih penguntitnya Ben, haha. Pantang menyerah dan ga mau melewatkan apapun tentangnya, hehe" jelas Riri
Aku pulang naik bus seperti biasa. Dan di dalam sudah ada Julian. Meski benar kata Riri, Kak Bagas tampan, ntah kenapa aku memang lebih nyaman melihat Julian. Mungkin sejak saat ini, bisa dibilang aku pemuja rahasia untuk Julian.
"Awas Jul! geser, ga tau apa ada cewe disini," kata Riri pada Julian
" Bisa ga si ga usah pake teriak? Pelan aja aku juga denger!," jawab Julian"
Lucu sekali mereka berdua berantem begitu. Aku sampai ke tujuan lebih dulu ketimbang Riri dan Julian. Berat banget turun dari bis, aku masih ingin melihat wajah Julian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Yara_Army
uwoooww secret admirerr
2021-02-26
2
Hanna Devi
like again 😀
2021-02-18
2
pinnacullata pinna
cieh ada cowo baru wkwkw
.
btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏
2021-01-14
1