Air mata membanjiri pipinya dinginya hujan dimalam itu tak Laras rasakan dia bahkan berjalan tanpa alas kaki dia pun menangisi hidupnya malang sekali hidupnya ingin sekali dia melapor pada polisi atas tindakan pelecehan tapi dia tidak mempunyai bukti serta orang kaya akan dengan mudah membayar hukuman miris sekali negara ini.
Sementara Sonya mengkhawatirkan sahabatnya telfon tidak sama sekali diangkat bahkan dia sedang aktif Laras pulang dengan taksi dia pun segera masuk ke kosannya dia langsung mandi membersihkan tubuhnya bahkan Laras mengosok tubuhnya berharap dirinya bersih tangis pun kembali Laras menangis di kamar mandi.
Pagi hari Sonya ke kosan Laras tapi tidak ada jawaban sama sekali mungkin Laras sudah berangkat kuliah fikir Sonya dia pergi sementara Laras dia murung di dalam kamar dia benar benar putus asa dengan apa yang menimpa nya.
Sementara Alex dia terbangun di kamar villa bekas tadi malam dia pun melihat sekeliling nya ada rasa bersalah sekali bahkan dia melihat Tas yang dimeja itu.
"Hallo Vando." ucap Alex dia menelpon Vando.
"Yah Tuan." ucap Vando.
"Awasi perempuan itu." ucap Alex lalu mematikan telfon nya.
Sonya mencari cari kekampus nya melihat seluruh ruangan berharap Laras ada tapi tidak ketemu batang hidung nya saat itu dia ketemu Bayu.
"Sonya, kamu lihat Laras." ucap Bayu.
"Bay, saran gue elo lebih baik pergi dari hidup nya Laras, karna elo itu membuat hidupnya berantahkan." ucap Sonya dia melangkah meninggalkan Bayu yang mematung.
Lexa pun menghampiri Bayu dia menatap lelaki yang sangat dicintainya itu Lexa pun langsung memeluk Bayu dengan cepat Bayu melepasnya hingga Lexa terjatuh tergores di siku tangannya.
"Gue peringatkan sama elo kalo gue tau elo membuat Laras menderita seterus nya gue jamin akan membuat hidup mu menderita." ucap Bayu melangkah pergi meninggalkan Lexa.
"Bay, kenapa kau sama sekali tak melirik ku." ucap Lexa menangis dia pun melihat sikunya yang terasa perih.
Sore hari Laras tak berangkat kerja dia hanya diam menyendiri dikamarnya fikirannya sangat kacau serta Laras tidak makan apa pun wajahnya terlihat pucat sekali dia hanya berbaring dan menangis.
Alex pun datang ke cafe nya berharap bisa melihat wajah cantik itu tapi sampai malam pun Laras tak datang semua karyawanya melihat bos nya datang dan hanya duduk dimeja membuat mereka terpesona tak seperti biasanya dia dicafe kecil ini.
Vando yang berdiri dibelakang Alex pun memperhatikan tingkah alex ada yang aneh sejak malam itu Alex bahkan seperti orang PMS kadang marah marah gak jelas kadang menyuruh nya dengan aneh.
"Tuan Alex, mau saya buatkan minum." ucap menejer cafe itu ramah sekali.
Fikiran Alex pun berfikir mungkin Laras akan keluar dari dapurnya dia pun mengangguk dengan cepat menejer itu membuatkan jus Alpuket.
Tak lama kemudian dia keluar membawa jus alpuket itu dan menaruhnya hati hati sementara Alex kecewa tak melihat Wanita itu.
"Disini karyawan nya ada berapa." tanya Alex tiba tiba.
Menejer itu menjelaskan dan saat dia mengatakan ada karyawan yang kerja part time disini tapi sekarang tidak masuk kerja.
"Kenapa Karyawan itu tidak masuk." ucap Alex marah.
"Maaf Tuan, saya akan memecatnya karna tidak mengikuti peraturan disini." ucap Menejer itu.
"Tidak biarkan dia, besok suruh dia masuk aku tidak mau mempunyai pelayan malas." ucap Alex berdiri melangkah pergi meninggalkan menejer itu.
Sudah seminggu Laras tidak keluar dari kosan bahkan dia pun tidak makan matanya layu sekali karna kejadian malam itu kini dia harus bisa bangkit mungkin hidupnya sudah di takdirkan menderita.
Laras sudah siap untuk pergi kuliah dia pun memakai tas nya saat keluar dari kosan dia melihat Sonya begitu juga dengan Sonya.
"Laras." panggil Sonya dia memeluk Laras dengan erat.
"Kamu dari mana Laras seminggu ini." ucap Sonya.
"Wajah kamu pucat banget Laras." ucap Sonya lagi.
Laras hanya tersenyum dia malas sekali bicara dia pun melangkah duluan Sonya mengikuti dari belakang dia memperhatikan Laras ada yang beda sekali sikap nya.
Mereka pun sampai di kampus Bayu yang melihat Laras pun berlari mengejarnya sementara Laras dia duduk di taman bersama Sonya.
"Laras kamu kemana aja." ucap Bayu memegang tangan nya.
Dengan cepat Laras menepisnya dia tidak suka dengan Bayu karna Bayu dirinya hancur bagaimana dia akan menjalani hidupnya dan kenapa ingatan itu kembali datang Laras pun mengacak rambutnya frustasi.
"Bay, lebih baik elo pergi." ucap Sonya saat melihat Laras menangis entah kenapa.
Bayu pun merasa sangat bersalah sekali dia pun meminta maaf dia akan kembali lagi sementara Laras tak meladeni nya dia hanya diam.
"Laras sebenarnya elo kenapa." tanya Sonya.
Laras langsung memeluk Sonya teman yang selalu mengerti kondisinya itu dari kejauhan Lexa merasa senang sepertinya Abang Alex sudah mengancam Laras sampai dia terlihat ketakutan sekali tapi tidak tau apa yang dilakukan Alex.
Kelas kuliah pun selesai Laras berdiri dia melangkah pergi tapi tangannya di tahan Sonya.
"Kamu mau kemana." ucap Sonya menatap Laras.
"Aku kerja Son, karna sakit aku bolos kerja seminggu dan handphone ku hilang Son." ucap Laras.
Sonya pun terdiam jadi dia telfon waktu itu tidak di angkat angkat handphone nya hilang Sonya pun paham.
"Baiklah mau ku antar." tawar Sonya.
Laras pun mengeleng dia tidak mau merepotkan sahabat nya Sonya mengerti Laras pun pergi ke cafe itu disana karywan nya langsung menyambutnya.
"Laras kamu kemana aja." ucap teman kerja Laras sesama part time.
"Vi, aku sakit maaf yah aku tidak ngasih kabar handphone ku hilang." ucap Laras menjelaskan.
"Tapi sekarang kamu udah sehat kan." ucap vivi.
"Iyah Vi." ucap Laras.
"Laras, kamu tau bos kita yang mempunyai cafe ini sudah seminggu dia kesini dan Bu menejer mengira Bos nya menyukainya tau." ucap Vivi lagi semangat.
Sementara Laras mendengarkan nya acuh sekali dia hanya tersenyum saja sedang asik bercerita Bu Menejer datang dia memakai riasan tebal sekali biasanya Tuan Alex datang sebentar lagi.
"Tuh liat Laras, Bu menejer sampe pakai bedak 100 lapis biar terlihat glowing." ucap Vivi.
Laras pun melihat Bu Menejer sebentar lalu dia pun menaruh tas nya diloker disaat ingin keluar Bu menejer memanggilnya.
"Kamu Laras." ucap Bu Menejer itu dengan muka judes.
"Iyah Bu saya Laras." ucap Laras.
"Kenapa kamu kesini sekalian aja kamu gak usah kerja lagi disini." ucap Bu Menejer galak.
"Maaf Bu kemarin saya sakit dan handphone saya hilang Bu." ucap Laras sambil menunduk.
Tak berapa lama Alex datang Vando setia di belakang nya saat dia masuk melihat Laras datang wajah Alex berbinar senang sekali.
"Yah sudah saya maaf kan." ucap Bu menejer itu karna melihat Alex yang berdiri menatap nya senang.
"Sekarang kamu kembali bekerja." ucap Bu Menejer.
Laras pun pergi dari situ dia tidak mengetahui kalo disitu ada Alex yang menatap nya gembira Laras kembali bekerja seperti biasanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments