RENCANA JANU

"Mas, kata mas Bayu, mas Janu ikut penugasan ke Papua, ya?"

Deg!

Sesaat Janu kelu. Dia tak mengira Karina sudah tahu. Mungkin saja Bayu mendengar kabar itu dari teman-teman satu lettingnya yang dinas sekantor dengan Janu.

Gimana ini. Aku harus jawab apa?

"Oh, e ... iya, Rin. Sebentar, ya!" Janu menoleh sejenak pada Maira. Istrinya itu tampak sedang menemani Oza belajar. "Dik, bisa minta tolong bikinin teh?" tanyanya.

Tanpa menjawab, Maira mengangguk dan beranjak ke dapur.

Janu pun berdiri dan berjalan ke arah teras.

"Mas Janu?" suara Karina dari seberang.

"Iya, sebentar." Sampai di teras Janu kembali bicara. "Rin, aku belum memberi tahu Maira."

"Wah, jadi mbak Maira belum tahu? Untung aku tadi nggak keceplosan. Jadi bener mas Janu ikut penugasan?"

"Iya, Rin."

"Yah, padahal mbak Maira lagi hamil muda gitu," sesal Karina. "Kapan berangkat, Mas?"

"Belum tahu. Ini lagi pra tugas."

"Tapi sebaiknya mbak Maira segera diberi tahu saja, Mas. Takutnya kalau nanti dekat pemberangkatan, mbak Maira malah belum siap."

"Iya, Rin. Ini lagi nyari waktu yang tepat."

Pintu rumah dibuka dari dalam. Maira keluar sambil membawa segelas teh panas.

"Eh, Bayu kemana, Rin?" Cepat-cepat Janu mengalihkan pembicaraan.

"Lagi naik piket. Ada mbak Maira ya, Mas?"

"Iya."

"Ya, udah, deh. Tutup dulu, ya. Mudah-mudahan nanti mbak Maira nggak terlalu sedih mendengar kabar dari mas Janu."

"Iya, Rin. Ya, sudah, salam buat Bayu, ya."

"Oke, Mas. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."a

Janu memutus sambungan telepon. Lalu beralih pada Maira yang sudah duduk menunggu di kursi teras.

"Kok, teleponnya pindah ke depan, sih, Mas?"

"Takut mengganggu belajarnya Oza, sayang," jawab Janu berbohong.

Karina ngomong apa tadi?"

"Nggak ngomong apa-apa."

Seketika Janu sadar kalau maira curiga, saat melihat kerut di kening istrinya. "Cuma nanya kabar sama nanyain gimana resepnya bisa cespleng menghamili kamu."

"Auw ...!" Sebuah cubitan sayang mendarat di pinggang Janu.

***

Saat istirahat siang, Janu mendapat telepon dari Bayu. Lelaki itu melihat sejenak jam di pergelangan tangan. Masih cukup waktu untuk menjawab telepon sebelum kegiatan selanjutnya.

Masa pra tugas memang sangat padat kegiatan latihan dan pembekalan. Latihan fisik, latihan nembak, pembekalan informasi seputar tugas mereka kelak di sana.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, Bang. Gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik, Yu."

"Bang, tentang tugas ke Papua, jadi benar Abang memang ke plot?"

"Iya, Yu. Kamu dengar dari siapa?"

"Dari Rian, yunior Abang di situ."

"Oh, iya, dia juga ke plot."

"Bang, mbak Maira bener belum Abang kasih tahu?"

"Belum, Yu," jawab Janu tak bersemangat.

"Sebaiknya segera dikasih tahu saja, Bang. Toh, mbak Maira sudah pengalaman jadi istri tentara. Aku yakin dia pasti siap."

"Iya, dia memang berpengalaman jadi istri tentara. Tapi aku kan, belum berpengalaman kasih kabar penugasan ke istri, Yu!"

Bayu tertawa. "Ha-ha-ha, jadi selama ini yang takut justru Abang?"

"Bukan takut, Yu, khawatir membuat dia kecewa."

Bayu menuntaskan sisa tawanya. "Sudahlah, Bang, nggak apa-apa. Segera saja kasih tahu dia!"

"Iya, Yu. Eh, weekend nanti kamu sama Karina bisa ke Bandung nggak?"

"Kenapa memangnya, Bang?"

"Aku mau nitip Oza."

"Lhah, Abang sama mbak Maira mau kemana."

Sejenak Janu terdiam. Sebuah rencana sudah dia susun semalam.

"Aku mau ajak Maira menginap di Dago."

"Wuih, bulan madu kedua, Bang?"

"Bukan gitu, Yu. Aku mau kasih tahu kabar penugasan itu saat kami sedang dalam situasi yang menyenangkan. Aku rasa, liburan di Dago bisa sedikit meredam rasa kecewanya nanti."

"Tapi Abang kan, sedang pra tugas. Apa bisa dapat libur weekend nanti?"

"Bisa sepertinya, Yu. Pra tugas cuma di Mako saja, kok. Jadwal kegiatannya di hari kerja saja."

"Oke, siap, Bang. Akhir minggu nanti kami meluncur ke Bandung."

Malam harinya Janu menyampaikan rencana liburan ke Dago pada Maira. Istrinya itu pada awalnya menolak jika harus meninggalkan Oza. Dia ingin mengajak serta anaknya itu jika memang akan liburan.

"Nanti Bayu dan Karina kesini, kok, sayang. Mereka yang akan menjaga Oza."

"Tapi, Mas, kenapa hanya berdua. Kenapa Oza nggak diajak saja?"

"Lain kali kita ajak Oza. Sekarang aku mau kita berdua saja. Itung-itung untuk bulan madu yang belum pernah kita lakukan. Iya, kan?"

Maira tak sanggup menolak lagi. Semenjak pernikahan mereka tiga bulan lalu, Maira dan Janu memang belum pernah menikmati liburan berdua saja. Jika menginap ke luar kota, mereka selalu mengajak Oza.

Mungkin mas Janu memang merindukan kebersamaan kami berdua saja.

Rencana menginap di Dago berjalan lancar. Oza juga tak rewel saat diberi tahu akan ditinggal. Kabar bahwa Bayu dan Karina akan menemaninya membuat anak itu sangat bersemangat. Sudah lama dia tak bertemu dengan om dan tantenya itu.

Malam Sabtu, Bayu dan Karina sudah sampai di Bandung. Padahal Janu dan Maira baru akan berangkat hari Sabtu. Tapi sepasang pengantin baru itu tak sabar ingin segera bertemu Oza.

"Kami berangkatnya masih besok siang, lho, Rin. Kok, sudah kesini sekarang?" tanya Maira setelah menyambut kedatangan adik dan iparnya.

"Ya, nggak apa-apa. Memangnya kenapa?" Karina mencibir, dengan muka manja.

Maira mengacak rambut adiknya, gemas. Karina segera berkelit lalu berbalik menggelitik pinggang kakaknya. Jadilah malam yang mulai larut itu riuh oleh canda mereka.

"Heh, sudah malam. Dimarahin tetangga lho, nanti!" hardik Bayu. "Ini rumah dinas, saling berdempetan. Jangan disamakan dengan habitat asli kalian, ya!" ledeknya.

Karina dan Maira sama-sama mendelik. Lalu mereka berdua kompak menggelitik Bayu. Lelaki itu berteriak kegelian, lalu lari ke kamar Oza.

Janu cuma menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum, melihat cara mereka saling melepas rindu. Cara 'barbar' yang menandakan kedekatan antar saudara.

"Sudah, sudah, sebaiknya kamu segera istirahat, Rin. Tidur sama aku saja!" ajak Maira.

"Nggak mau, ah. Masa tidur diantara mbak dan mas Janu!"

"Hih!" Maira gemas. "Ya, enggak lah! Mas Janu biar tidur di sofa."

"Nggak mau, aku mau tidur di kamar Oza saja!"

"Sempit, lho. Kan, sudah ada Bayu di sana." Janu memperingatkan.

"Nggak apa-apa. Lebih sempit, lebih hangat!" ujar Karina seenaknya. Perempuan itu kemudian ngeloyor masuk ke kamar Oza. Dia ingin memberi surprise pada keponakannya itu saat Oza bangun besok pagi.

***

"Mbak berangkat pagi ini saja. Biar puas menikmati suasana di sana!" ujar Karina pagi ini.

"Enggak ah, nanti agak siangan saja, atau sore sekalian."

"Dih, sore?" Karina mencibir. "Sampai sana cuma tidur, terus bangun, terus pulang! Kalau gitu, ngapain jauh-jauh ke Dago? Mending kelonan di rumah saja, gratis!"

"Hush!" hardik Maira, memperingatkan kecablakan adiknya.

Karina cuma nyengir sambil berlalu ke halaman depan. Di sana Oza sudah riuh bermain dan bercanda dengan om Bayunya.

"Bener juga apa yang dikatakan Karina," ucap Janu yang baru keluar dari kamar mandi. Lelaki itu sedang mengusap-usap rambutnya dengan handuk.

"Apa, sih, Mas. Nguping, ya?"

Janu menyeringai. "Kita berangkat pagi aja, yuk!"

"Ih, nanti kelamaan lah, di sana!"

"Kelamaan kalau sama kamu kan, bikin betah," goda Janu. Lelaki itu kemudian memeluk Maira dari belakang.

Entah kenapa setiap melihat Maira memasak di depan kompor, dengan rambut diikat ke belakang, menampakkan leher jenjang dan anak-anak rambut yang lepas dari ikatan, Janu selalu tergoda untuk memeluknya. Diciumnya belakang telinga Maira, membuat perempuan itu bergidik sesaat menahan geli dan denyar nikmat di seluruh sel tubuhnya.

"Duuuh ..., makanya kubilang berangkat pagi aja!"

Seruan Karina mengagetkan mereka. Janu segera melepaskan pelukannya. Dengan canggung, lelaki itu kembali mengusap-usapkan handuk ke rambutnya.

"Di sini kalau ngebucin banyak yang lihat. Di sana mau ngebucin sepuasnya gak bakalan ada yang komentar!" lanjut Karina.

Maira melotot ke arah adiknya. Tetapi Karina tak peduli. Dengan paksa diambil alih spatula dari tangan kakaknya.

"Sudah sana, siap-siap dulu, terus berangkat!" omel Karina.

Maira dan Janu saling berpandangan, hingga akhirnya Karina mendorong mereka keluar dari dapur.

"Ish ish ish ..., ngebucinnya ngalah-ngalahin pengantin baru saja!" gerutu Karina.

(bersambung)

// Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa like, komen, vote, rate 5, yaa ...❤️❤️❤️🙏🙏🙏 //

Terpopuler

Comments

Harriva

Harriva

visualnya....,

2021-03-14

0

Puan Harahap

Puan Harahap

Hadir selalu

⚘⚘PRIA IDOLA
DAN
PRIA URAKKAN ⚘⚘

2021-02-16

0

Jenong

Jenong

mbak like ya😘

2021-01-21

2

lihat semua
Episodes
1 KABAR BAIK VS KABAR BURUK
2 MENEBAR KABAR BAHAGIA
3 RENCANA JANU
4 DAGO I'M IN LOVE
5 MENJADI YANG KEDUA
6 PUASA DI TRISEMESTER PERTAMA
7 DETIK-DETIK MENJELANG
8 BERJANJILAH UNTUK KEMBALI!
9 CINTAKU JAUH DI PAPUA
10 TUGAS BARU PENGHALAU RINDU
11 ISTRI SOLEHAH
12 RAHASIA KARINA
13 JADWAL MELEPAS KANGEN
14 KAPTEN RI
15 TERNYATA OH TERNYATA
16 BUKAN MANTAN
17 HIERARKI ITU ADA!
18 RAHASIA YANG TERBONGKAR
19 TERPESONA AKU TERPESONA
20 TERPAKSA NEBENG
21 BUNTUT ITU BERNAMA MASALAH
22 RUMOR
23 TENTARA JULID
24 KARINA, KAMU HARUS KUAT!
25 MENCINTAIMU TANPA SYARAT
26 SEBELUM KEMBALI BERTUGAS
27 SERANGAN SEPARATIS BERSENJATA
28 GUGUR BUNGA
29 PENYANDERAAN
30 ESCAPED
31 LUKA YANG KEMBALI MENGANGA
32 MENUJU KE TITIK NADIR
33 DEPRESI
34 ALASAN UNTUK BERTAHAN
35 TETES DARAH UNTUK MAIRA
36 KAPTEN RI PEMANTIK RINDU
37 BIDADARI HITAM
38 HANIN HANANINA
39 NGEBET HAMIL
40 RASA YANG SALAH
41 PENGUMUMAN
42 AKU SIAPA? AKU KENAPA?
43 DIA YANG SELALU ADA
44 LELAKI LAIN
45 EVAKUASI
46 KEMBALINYA PRAJURIT YANG HILANG
47 LELAKI YANG TAK INGIN KEMBALI
48 BERBURU INFO
49 KESAKSIAN MENYAKITKAN
50 GALAU
51 JODOH BUKAN TALI JEMURAN
52 SESAL
53 RUMIT
54 PROVOKASI KAPTEN RIAN
55 MELUPAKAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
56 PULANG
57 SECUIL BAHAGIA DI TENGAH LUKA
58 IDE KARINA
59 MEMBANGUN HARAPAN
60 PEREMPUAN YANG DIRINDUKAN
61 MERUNUT KENANGAN
62 KEMBALINYA CINTA
63 DEPRESI
64 MENENANGKAN DIRI
65 MENJEMPUT CINTA
66 KEMBALI MENEGAKKAN PILAR BAHAGIA
67 BAYANG-BAYANG RASA BERSALAH
68 UJUNG NESTAPA BIDADARI HITAM
69 DILEMA
70 MELEPAS BEBAN
71 MEMELUK BIDADARI KECIL
72 BERLIAN LANGIT
73 IKHLAS YANG TERNODA
74 MAAFKAN BUNDA
75 BENCI AKU, JANGAN BAYI ITU!
76 KESEPAKATAN EMPAT KEPALA
77 ANCAMAN KOMANDAN
78 MENJEMPUT BAHAGIA
Episodes

Updated 78 Episodes

1
KABAR BAIK VS KABAR BURUK
2
MENEBAR KABAR BAHAGIA
3
RENCANA JANU
4
DAGO I'M IN LOVE
5
MENJADI YANG KEDUA
6
PUASA DI TRISEMESTER PERTAMA
7
DETIK-DETIK MENJELANG
8
BERJANJILAH UNTUK KEMBALI!
9
CINTAKU JAUH DI PAPUA
10
TUGAS BARU PENGHALAU RINDU
11
ISTRI SOLEHAH
12
RAHASIA KARINA
13
JADWAL MELEPAS KANGEN
14
KAPTEN RI
15
TERNYATA OH TERNYATA
16
BUKAN MANTAN
17
HIERARKI ITU ADA!
18
RAHASIA YANG TERBONGKAR
19
TERPESONA AKU TERPESONA
20
TERPAKSA NEBENG
21
BUNTUT ITU BERNAMA MASALAH
22
RUMOR
23
TENTARA JULID
24
KARINA, KAMU HARUS KUAT!
25
MENCINTAIMU TANPA SYARAT
26
SEBELUM KEMBALI BERTUGAS
27
SERANGAN SEPARATIS BERSENJATA
28
GUGUR BUNGA
29
PENYANDERAAN
30
ESCAPED
31
LUKA YANG KEMBALI MENGANGA
32
MENUJU KE TITIK NADIR
33
DEPRESI
34
ALASAN UNTUK BERTAHAN
35
TETES DARAH UNTUK MAIRA
36
KAPTEN RI PEMANTIK RINDU
37
BIDADARI HITAM
38
HANIN HANANINA
39
NGEBET HAMIL
40
RASA YANG SALAH
41
PENGUMUMAN
42
AKU SIAPA? AKU KENAPA?
43
DIA YANG SELALU ADA
44
LELAKI LAIN
45
EVAKUASI
46
KEMBALINYA PRAJURIT YANG HILANG
47
LELAKI YANG TAK INGIN KEMBALI
48
BERBURU INFO
49
KESAKSIAN MENYAKITKAN
50
GALAU
51
JODOH BUKAN TALI JEMURAN
52
SESAL
53
RUMIT
54
PROVOKASI KAPTEN RIAN
55
MELUPAKAN UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH
56
PULANG
57
SECUIL BAHAGIA DI TENGAH LUKA
58
IDE KARINA
59
MEMBANGUN HARAPAN
60
PEREMPUAN YANG DIRINDUKAN
61
MERUNUT KENANGAN
62
KEMBALINYA CINTA
63
DEPRESI
64
MENENANGKAN DIRI
65
MENJEMPUT CINTA
66
KEMBALI MENEGAKKAN PILAR BAHAGIA
67
BAYANG-BAYANG RASA BERSALAH
68
UJUNG NESTAPA BIDADARI HITAM
69
DILEMA
70
MELEPAS BEBAN
71
MEMELUK BIDADARI KECIL
72
BERLIAN LANGIT
73
IKHLAS YANG TERNODA
74
MAAFKAN BUNDA
75
BENCI AKU, JANGAN BAYI ITU!
76
KESEPAKATAN EMPAT KEPALA
77
ANCAMAN KOMANDAN
78
MENJEMPUT BAHAGIA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!