Bab 5 Paksaan Menikah

Mereka terus mengamati Gwen yang masih berdiam diri di halte bus, meski bus silih berganti datang, tapi dia sama sekali tidak menaiki salah satu bus yang berhenti di halte tersebut.

"Sebenarnya kemana tujuan, wanita itu?"tanya Kenichi.

"Mungkin dia masih ingin menenangkan dirinya", jawab Arga.

Dreg! Dreg! Dreg!

Mata Kenichi masih memandangi Gwen,tapi satu tangannya mengambil ponsel yang terus bergetar di dalam saku jasnya. Wajahnya memelas saat melihat nama Ibu yang tampil di layar ponselnya. Dia terus mengamati ponselnya yang bergetar, ada keraguan yang dirasakannya apakah harus menjawabnya atau mengabaikan panggilan itu.

"Ada apa Kenichi?"tanya arga.

"Ibu ku menelepon", jawabnya.

"Angkatlah, mana tahu itu penting", ucap arga.

Kenichi menghela napasnya sesaat sebelum akhirnya dia menjawab panggilan itu. Dia menempelkan ponsel itu di telinganya.

📱Iya bu!"

📱 Putraku, apa kamu sedang sibuk?"

📱Tidak bu. Ada apa?"

📱 Nanti malam datanglah kerumah, akan ada makan malam keluarga. Ibu harap kamu datang, ada hal yang ingin kami bicarakan denganmu".

📱 Baiklah".

Kenichi menurunkan ponsel dari telinganya dan langsung menekan tombol end mengakhiri panggilan itu.

"Ada apa?"tanya arga.

"Menurutmu apa lagi?" Mereka pasti akan mendesak ku untuk segera memperkenalkan calon istri ku dihadapan mereka", jawabnya datar.

"Sudah tenanglah, sebentar lagi masalah mu akan berkahir. Serahkan semua padaku", gumam arga.

"Antar aku kerumah orang tua ku sekarang, jangan sampai mereka membuat keputusan sendiri nantinya", ucap Kenichi

"Baiklah", jawab Arga, dia menyalakan mesin mobilnya dan melajukan mobilnya, meninggalkan Gwen yang masih berada di halte bus.

°°°°°°°°°°

Jalanan yang macet membuat Kenichi sedikit terlambat, mereka tiba pukul 19:30 dikediaman orang tuanya. Dari kaca spion tengah arga masih melihat wajah Kenichi yang gundah gulana.

"Apa kamu tidak ingin turun, tuan Kenichi?"ucap arga yang meledeknya.

"Jangan meledekku", ucapnya ketus sambil membuka pintu mobil itu dan turun, sementara arga seperti biasa akan menunggunya di dalam mobil.

Saat dia menginjakkan kakinya masuk kedalam rumah, suara beberapa orang yang sedang mengobrol diruang tengah sudah terdengar jelas olehnya.

"Kenichi",desahnya pelan. Kemudian dia berjalan menghampiri Kenichi yang berdiri di ambang pintu ruangan tengah.

"Hai, hellen", sapa kenichi kepada sepupunya itu.

Semua orang langsung berbalik melihat kenichi yang akhirnya datang juga, setelah berjam-jam mereka menunggunya.

"Kenichi, kenapa kamu baru datang?" Kamu sudah kelewatan makan malam mu", ucap ibunya.

"Tidak masalah", jawab kenichi sambil berjalan kearah sofa yang masih kosong.

Semua orang yang ada diruangan itu seketika diam, sorot mata mereka tertuju kepada Kenichi.

"Kenichi....

"Ya?"sahutnya kepada bibinya itu. Dia terlihat sangsi, berusaha bersikap tenang karena mudah ditebak olehnya apa yang ingin dibicarakan bibinya itu kepadanya.

"Ada yang ingin bibi bicarakan", ucap bibinya itu dengan begitu tenang, sementara yang lainnya hanya menyimak keduanya.

"Silakan bi", kata Kenichi, memandangnya lurus.

"Apa kamu ingat tuan Yasashi?"tanyanya.

Alis Kenichi terangkat sebelah, memandangi bibinya itu selama beberapa menit. "Tentu saja."

"Tuan yasashi mempunya putri tunggal bernama Kerren. Bibi yakin kamu pasti pernah bertemu dengannya,bukan?"tanya bibinya.

Kenichi hanya menganggukkan kepalanya, dan menyimak kemana sebenarnya inti dari pembicaraan itu.

"Begini putraku", selah ibunya.

Mata Kenichi kini tertujuh kepada ibunya yang duduk di sebelah bibinya.

"Kami berencana menjodohkan mu dengan putri tunggal tuan yasashi", kata ibunya.

"Tidak!" Hanya satu kata yang keluar dari mulut Kenichi saat ibunya mengutarakan keinginan mereka.

"Kenichi....", gumam ibunya.

"Ada apa denganmu Kenichi, kenapa kamu menolak perjodohan mu dengan kerren?"tanya Hayate yang tak lain adalah ayahnya.

"Itu tidak masuk akal ayah, aku tidak ingin menikah karena dijodohkan", sergah Kenichi.

"Tapi kenapa Kenichi? Pernikahan yang dijodohkan bukanlah hal yang buruk. Lihatlah di keluarga kita sendiri, daichi sepupu mu juga menikah dengan istrinya karena perjodohan dan pernikahan mereka juga sampai sekarang baik- baik saja, putraku", ucap ibunya.

Kenichi nyengir, kemarahannya sedikit mereda. Dia terdiam sesaat, semua orang yang ada diruangan itu melihat kearahnya menunggunya mengatakan sesuatu. Kenichi menegakkan bahunya, dan menatap kearah ibunya sambil tersenyum.

"Kalau begitu, carikan aku wanita yang sama seperti sakura bu. Wanita yang memiliki sifat dan karakter seperti dia, jika ibu menemukan wanita seperti itu aku akan menerima perjodohan itu", ucapnya, raut wajahnya begitu serius saat mengatakannya.

"Mencari wanita seperti sakura?" Ibunya meledak. "Apa kamu bercanda kenichi?

"Aku sama sekali tidak sedang bercanda ibu. Aku akan menerima perjodohan yang ibu atur jika ibu menemukan wanita seperti sakura", ucapnya.

Kenichi terdengar sangat tenang saat mengatakannya kembali. Dalam sekejap semua orang yang ada diruangan itu hanya diam membeku, mereka yang dari awal ingin menjodohkan Kenichi justru kini hanya mampu diam saat dia memberikan sebuah syarat yang terdengar tidak masuk akal sama sekali.

Diliriknya jam tangannya, lalu dia beranjak bangkit. "Aku pergi dulu, kasihan arga menungguku diluar dari tadi", ucap Kenichi.

Tidak ada satu orang pun yang menanggapi ucapan Kenichi yang hendak ingin pergi, semuanya berada dalam keheningan yang cukup lama, sampai akhirnya terdengar suara seorang pria yang memecahkan keheningan itu.

"Dengar Kenichi, dua minggu lagi adalah hari ulang tahun ayah. Bawalah pasanganmu kehadapan ayah, jika saat itu kamu tidak membawanya. Ayah tidak peduli dengan apapun yang kamu katakan, setujuh atau tidaknya kamu. Perjodohan mu dengan putri Yasashi akan tetap terjadi. Ingat itu!"Kata Hayate.

"Suamiku", ucapnya kepada suaminya itu.

Kenichi hanya tersenyum mendengarnya. Ingin sekali rasanya dia menjawab perkataan ayahnya itu, tapi dia sadar tidak ada gunanya berdebat saat ini. Tidak ada lagi yang bisa dikatakannya, saat ayahnya telah mengutarakan keinginannya yang sama sekali tidak akan pernah bisa di bantah.

"Baiklah ayah", jawabnya

"Kenichi? Dipandanginya wajah putranya itu dengan sikap yang tak percaya, apa yang dilakukannya saat ini seolah dia sedang menantang ayahnya sendiri.

"Kalau begitu aku pergi dulu. Sampai jumpa, dua minggu lagi kalau begitu", ucapnya yang pergi meninggalkan ruangan itu.

Hellen yang melihat kepergian saudara sepupu nya itu, langsung mengejarnya.

"Kenichi...", panggilnya.

Sontak saja kenichi memberhentikan langkanya dan membalikkan badannya kebelakang. Hellen langsung berlari saat melihat sepupunya itu berhenti. Dipandanginya kenichi, memintanya penjelasan dengan apa yang baru saja dikatakannya.

"Apa kamu sudah gila!" Apa yang sedang kamu lakukan? Aku tahu kamu sama sekali belum memiliki kekasih, bagaimana mungkin kamu bisa menyanggupi permintaan paman?"tanya hellen.

Bibir kenichi terkatup rapat, sama sekali tak ada suara yang keluar dari mulutnya.

"Ayok katakan kepadaku,bagaiman caranya kamu bisa melakukannya?"tuntutnya kepada kenichi.

Dipeganginya kedua pundak sepupunya itu sambil tersenyum. "Jangan khawatir, aku pasti bisa mengatasinya dan membawa seorang wanita dihadapan ayah dan seluruh keluarga besar kita nanti", ucap Kenichi.

Kata- kata Kenichi membuatnya diam, tidak ada satu patah kata pun yang dikatakannya kepada Kenichi.

"Percayalah padaku", kata Kenichi.

"Tentu", jawabnya.

"Baiklah, aku pergi dulu", ucap Kenichi.

"Hmmm. Hati- hati", ucap hellen, dipandanginya Kenichi yang pergi meninggalkannya hingga menghilang di balik pintu.

Sementara diluar, arga masih setia menunggu Kenichi di dalam mobil sambil mendengarkan musik untuk menghilangkan kebosanannya.

Tok...Tok..Tok..

Dari luar, seseorang mengetuk-ngetuk kaca mobil berulang kali dan langsung membuka pintu mobil saat melihat Kenichi. Dibantingnya pintu mobil itu dengan begitu kuat, caranya saat menutup pintu mobil membuat arga tahu bahwa suasana hatinya saat ini tidak baik dan pasti telah terjadi sesuatu didalam tadi.

Arga tertawa. Hey, ada apa sahabatku?"

"Pikiranku saat ini sangat kacau. Bagaimana kalau kita ke club malam ini", ucap Kenichi.

"Baiklah", sahut arga sambil menjalankan mobilnya.

Selama di perjalanan, kenichi terus menutup kedua matanya. Dia sedang bergumul dengan perasaanya, hubungannya yang berakhir begitu saja dengan yukari yang telah bertahun- tahun dijalani dan perjodohan yang ingin keluarganya lakukan kepadanya. Semuanya membuatnya begitu kacau, dia menghembuskan napasnya dan membuka kedua matanya.

"Ini membuatmu gila", gumamnya, dengan satu tangannya yang memukul kaca jendela.

Suara pukulan itu cukup kuat, hingga membuat arga langsung memberhentikan laju mobilnya dan melihat kearah bangku belakang.

"Ada apa?"Tanya arga, ekspresinya bingung menatap Kenichi.

"Tidak ada", jawabnya.

"Dengar Kenichi, semua dapat kita selesaikan. Tenanglah, sebentar lagi kita sampai. Kita akan membahasnya nanti", kata arga dan kembali melajukan mobilnya.

"Baiklah", kata kenichi.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Fan Fani

Fan Fani

Gak sabar menunggu kelanjutannya

2021-01-07

0

Penuliskecil

Penuliskecil

yuhu

2021-01-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penyamaran
2 Bab 2 Pencurian
3 Bab 3 Lamaran dan Penolakan
4 Bab 4 Menyelidiki
5 Bab 5 Paksaan Menikah
6 Bab 6 Sakura Agata
7 Bab 7 Pertemuan Kedua
8 Bab 8 Kesepakatan
9 Bab 9 Penyesalan
10 Bab 10 Penasaran
11 Bab 11 Wajah Asli
12 Bab 12 Hancur
13 Bab 13 Hasutan
14 Bab 14 Cemburu
15 Bab 15 Kekanakan
16 Episode 16 VVIP
17 Episode 17 Kakak Angkat
18 Episode 18 Muncul Tiba-tiba
19 Episode 19 Kantor
20 Episode 20 Keluarga
21 Bab 21 Persiapan Pernikahan
22 Bab 22 Perpisahan
23 Bab 23 Kesedihan
24 Bab 24 Tidak Ada Cinta
25 Bab 25 Sepupu
26 Bab 26 Kemarahan Arga
27 Episode 27 Pengakuan Pertama
28 Episode 28 Hari H
29 Episode 29 Yukari
30 Episode 30 Pernikahan
31 Episode 31 Penyambutan
32 Episode 32 Malam Pertama
33 Episode 33 Keberangkatan
34 Episode 34 Negara Tujuan
35 Episode 35 Berpura-pura
36 Episode 36 Pergi
37 Episode 37 Khawatir
38 Episode 38 Kekecewaan
39 Episode 39 Keheningan
40 Episode 40 Tanggung Jawab
41 Episode 41 Malu
42 Episode 42 Menyadari
43 Episode 43 Memilih
44 Episode 44 Cemburu
45 Episode 45 Terlalu baik
46 Episode 46 Mencaritahu
47 Episode 47 Izin
48 Episode 48 Iri
49 Episode 49 Bersyukur
50 Episode 50 Kamar
51 Episode 51 Larangan
52 Episode 52 Tidur
53 Episode 53 Perintah
54 Episode 54 Ancaman
55 Episode 55 Takut
56 Episode 56 Bahagia
57 Episode 57 Rindu
58 Episode 58 Kembali
59 Episode 59 Posesif
60 Episode 60 Bahagia
61 Episode 61 Bingung
62 Episode 62 Mencoba
63 Episode 63 Tidak suka
64 Episode 64 Lelah
65 Episode 65 Ceroboh
66 Bab 66 Mendekap
67 Bab 67 Jaga Jarak
68 Bab 68 Memulai
69 Bab 69 Hancur
70 Bab70 Kecurigaan
71 Bab 71 Perpisahan
72 Bab 72 Tidak suka
73 Bab 73 Menyadarkan
74 Bab 74 Mencintai
75 Bab 75 Menyetujui
76 Bab 76 Menjaga
77 Bab 77 Bersama
78 Bab 78 Kebohongan
79 Bab 79 Merahasiakan
80 Episode 80 Peringatan
81 Bab 81 Tak Mengenal
82 Bab 82 Diam
83 Bab 83 Angkuh
84 Bab 84 Melindungi
85 Bab 85 Kebenaran
86 Bab 86 Terungkap
87 Bab 87 Sulit
88 Bab 88 Tekad
89 Bab 89 Aneh
90 Bab 90 Pernyataan.
91 Bab 91 Pertama kali
92 Bab 92 Bahagia
93 Bab 93 Dendam
94 Bab 94 Tenang
95 Bab 95 Bahagia
96 Bab 96 Nyaman
97 Bab 97 Rahasia
98 Bab 98 Hancur
99 Bab 99 Mengabaikan
100 Bab 100 Beruntung
101 Bab 101 Tidak Ada Yang Sia-sia
102 Bab 102 Penting
103 Bab 103 Pertemuan
104 Bab 104 Emosi
105 Bab 105 Pemberitahuan
106 Bab 106 Milik
107 Bab 107 Kenangan
108 Bab 108 Maaf
109 Bab 109 Menemui
110 Bab 110 Melupakan
111 Bab 111 Berpura-pura
112 Episode 112 Tegar
113 113 Menggemparkan
114 Episode 114 Terpuruk
115 Bab 115 Kebenaran Yang Menyakitkan
116 Bab 116 Takut
117 Bab 117 Kenyataan
118 Bab 118 Berakhir
119 Bab 119 Awal baru
120 Bab 120 Perubahan
121 Bab 121 Cemburu
122 Bab 122 Pertemuan Kembali
123 Bab 123 Liburan
124 Bab 124 Perubahan
125 Bab 125 Kebenaran
126 Bab 126 Aktivitas Malam
127 Bab 127 Pulang
128 Bab 128 Teman
129 Bab 129 Tidak
130 Bab 130 Syarat
131 Bab 131 Keberuntungan
132 Bab 132 Percikan Api
133 Bab 133 Kecewa
134 Bab 134 Mengetahui
135 Pengumuman
136 Pengumuman
137 Pengumuman
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab 1 Penyamaran
2
Bab 2 Pencurian
3
Bab 3 Lamaran dan Penolakan
4
Bab 4 Menyelidiki
5
Bab 5 Paksaan Menikah
6
Bab 6 Sakura Agata
7
Bab 7 Pertemuan Kedua
8
Bab 8 Kesepakatan
9
Bab 9 Penyesalan
10
Bab 10 Penasaran
11
Bab 11 Wajah Asli
12
Bab 12 Hancur
13
Bab 13 Hasutan
14
Bab 14 Cemburu
15
Bab 15 Kekanakan
16
Episode 16 VVIP
17
Episode 17 Kakak Angkat
18
Episode 18 Muncul Tiba-tiba
19
Episode 19 Kantor
20
Episode 20 Keluarga
21
Bab 21 Persiapan Pernikahan
22
Bab 22 Perpisahan
23
Bab 23 Kesedihan
24
Bab 24 Tidak Ada Cinta
25
Bab 25 Sepupu
26
Bab 26 Kemarahan Arga
27
Episode 27 Pengakuan Pertama
28
Episode 28 Hari H
29
Episode 29 Yukari
30
Episode 30 Pernikahan
31
Episode 31 Penyambutan
32
Episode 32 Malam Pertama
33
Episode 33 Keberangkatan
34
Episode 34 Negara Tujuan
35
Episode 35 Berpura-pura
36
Episode 36 Pergi
37
Episode 37 Khawatir
38
Episode 38 Kekecewaan
39
Episode 39 Keheningan
40
Episode 40 Tanggung Jawab
41
Episode 41 Malu
42
Episode 42 Menyadari
43
Episode 43 Memilih
44
Episode 44 Cemburu
45
Episode 45 Terlalu baik
46
Episode 46 Mencaritahu
47
Episode 47 Izin
48
Episode 48 Iri
49
Episode 49 Bersyukur
50
Episode 50 Kamar
51
Episode 51 Larangan
52
Episode 52 Tidur
53
Episode 53 Perintah
54
Episode 54 Ancaman
55
Episode 55 Takut
56
Episode 56 Bahagia
57
Episode 57 Rindu
58
Episode 58 Kembali
59
Episode 59 Posesif
60
Episode 60 Bahagia
61
Episode 61 Bingung
62
Episode 62 Mencoba
63
Episode 63 Tidak suka
64
Episode 64 Lelah
65
Episode 65 Ceroboh
66
Bab 66 Mendekap
67
Bab 67 Jaga Jarak
68
Bab 68 Memulai
69
Bab 69 Hancur
70
Bab70 Kecurigaan
71
Bab 71 Perpisahan
72
Bab 72 Tidak suka
73
Bab 73 Menyadarkan
74
Bab 74 Mencintai
75
Bab 75 Menyetujui
76
Bab 76 Menjaga
77
Bab 77 Bersama
78
Bab 78 Kebohongan
79
Bab 79 Merahasiakan
80
Episode 80 Peringatan
81
Bab 81 Tak Mengenal
82
Bab 82 Diam
83
Bab 83 Angkuh
84
Bab 84 Melindungi
85
Bab 85 Kebenaran
86
Bab 86 Terungkap
87
Bab 87 Sulit
88
Bab 88 Tekad
89
Bab 89 Aneh
90
Bab 90 Pernyataan.
91
Bab 91 Pertama kali
92
Bab 92 Bahagia
93
Bab 93 Dendam
94
Bab 94 Tenang
95
Bab 95 Bahagia
96
Bab 96 Nyaman
97
Bab 97 Rahasia
98
Bab 98 Hancur
99
Bab 99 Mengabaikan
100
Bab 100 Beruntung
101
Bab 101 Tidak Ada Yang Sia-sia
102
Bab 102 Penting
103
Bab 103 Pertemuan
104
Bab 104 Emosi
105
Bab 105 Pemberitahuan
106
Bab 106 Milik
107
Bab 107 Kenangan
108
Bab 108 Maaf
109
Bab 109 Menemui
110
Bab 110 Melupakan
111
Bab 111 Berpura-pura
112
Episode 112 Tegar
113
113 Menggemparkan
114
Episode 114 Terpuruk
115
Bab 115 Kebenaran Yang Menyakitkan
116
Bab 116 Takut
117
Bab 117 Kenyataan
118
Bab 118 Berakhir
119
Bab 119 Awal baru
120
Bab 120 Perubahan
121
Bab 121 Cemburu
122
Bab 122 Pertemuan Kembali
123
Bab 123 Liburan
124
Bab 124 Perubahan
125
Bab 125 Kebenaran
126
Bab 126 Aktivitas Malam
127
Bab 127 Pulang
128
Bab 128 Teman
129
Bab 129 Tidak
130
Bab 130 Syarat
131
Bab 131 Keberuntungan
132
Bab 132 Percikan Api
133
Bab 133 Kecewa
134
Bab 134 Mengetahui
135
Pengumuman
136
Pengumuman
137
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!