Bab 2 Pencurian

Perasaannya sedikit lega hari ini, setidaknya dia bisa mencari alasan yang tepat untuk menolak ajakan Aiko yang ingin mengantarnya pulang. Hari ini penyamaran yang dilakukannya juga berjalan lancar dan tidak ada yang mengenali dirinya untuk saat ini.

Tok..Tok...Tok..

"Gwen, bisa aku masuk?" tanya kakak tirinya itu.

"Masuklah", teriaknya dari dalam kamarnya.

Yukari perlahan membuka pintu kamar itu, melangkah berjalan mendekat kearah Gwen yang sedang sibuk di meja kerjanya.

"Bagaimana hari pertama kerja mu?"tanya yukari.

"Lancar", jawabnya, setidaknya itu yang dirasakannya saat ini, tanpa harus berbohong kepada kakak tiri nya itu.

"Apa tidak ada yang mengenali mu?"tanyanya kembali.

"Sepertinya tidak ada kak", ucap Gwen yang menatap mata yukari sesaat, kemudian melanjutkan gambarannya.

"Baguslah", gumam yukari, di terus memperhatikan Gwen yang sibuk dengan pensil warnah yang terletak di atas meja dengan tangannya terus bergerak.

"Apa yang sedang kamu lakukan, Gwen?"tanya yukari.

"Ah, aku sedang membuat desain baju untuk musim semi nanti kak. Perusahaan kami mengadakan kompetisi dan aku berniat ikut serta dalam perlombaan itu", jelasnya.

"Hmmmm.Baiklah kalau begitu,lebih baik aku keluar karena tidak ingin mengganggu mu", ucap yukari yang pergi meninggalkan kamar Gwen.

Dreg...Dreg...Dreg...

Ponsel yang berada di dalam saku celananya terus bergetar, dikeluarkannya ponsel itu dan wajahnya langsung tersenyum saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya "Mine 🖤".

📱"Hallo", ucapnya , suaranya terdengar lembut saat menjawab panggilan tersebut.

📱"Apa yang sedang kamu lakukan?"tanya Kenichi dibalik sambungan telpon.

Kenichi Kenzo Nakagawa adalah putra tunggal dari pasangan Hayate Nakagawa dan Mina Nakagawa, seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang perhotelan. Hampir enam tahun keduanya menjalani hubungan, sejak keduanya berkuliah di universitas yang sama di luar Negeri. Hubungan yang mereka miliki begitu tertutup, keduanya saling sepakat untuk tidak mengekspos hubungan yang mereka jalani, bahkan kedua orang tua mereka sama sekali tidak mengetahui mengenai hubungan tersebut.

📱"Baru saja ingin beristirahat", ucap yukari.

📱"Apa kamu besok sibuk? Aku ingin kita bertemu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan", ucap kenichi.

📱" Aku belum tahu, aku harus melihat jadwal dulu besok", jawabnya.

📱"Baiklah, kabari jika kamu sudah mengetahui jadwal mu", ucap kenichi.

📱"Oke," jawabnya.

Tanpa mengatakan salam perpisahan ataupun mengucapkan selamat malam, pria itu langsung mengakhiri sambungan telepon nya. Yukari hanya tertawa simpul saat dia hendak mengucapkan selamat malam untuk kekasihnya itu, tapi kenichi langsung menutup teleponnya.

"Kamu sama sekali tidak pernah berubah", gumamnya.

Keesokan paginya, dia membuka matanya lebih awal bahkan lebih pagi lagi dari hari pertamanya untuk berangkat kerja. Sejak tadi malam, sulit untuknya menutup kedua matanya agar terlelap tidur. Dia begitu tak sabar menunggu fajar muncul agar bisa cepat tiba kekantor untuk menyerahkan desain gambar yang telah selesai dikerjakannya sejak tadi malam.

Dia memeriksa kembali isi dalam tasnya berulang - ulang kali, memastikan bahwa map biru berisi desain gambarnya tidak tertinggal.

"Baiklah, semuanya telah masuk", ucapnya.

Dia menuruni anak tangga satu persatu dengan suasana hati yang begitu semangat menuju ruang makan, dimana kedua orang tuanya dan kakak tirinya telah menunggu kehadirannya dari tadi.

"Selamat pagi semua", sapa Gwen.

"Pagi sayang, cepat duduklah.Kenapa lama sekali turun, kamu nanti bisa terlambat kekantor", ucap imori.

"Berangkatlah dengan kakakmu, Gwen. Bukankah tempat mu bekerja sejalan dengan kantor kita ", ucap ayahnya.

"Ah, tidak usah ayah", ucap Gwen.

"Ikutlah dengan ku, Gwen. Aku akan menurunkan mu di ujung jalan di dekat kantor mu, sehingga tidak akan ada yang melihat kita", ucap yukari.

"Pergilah bersama kakak mu sayang, ibu juga tidak tega melihatmu naik bus", kata minori

"Baiklah kalau begitu ",ucap Gwen yang tak bisa menolak permintaan kedua orang tuanya.

Disepanjang perjalanan, Gwen terus melihat hasil desainnya itu. Dia terus memeriksanya berulang kali, yukari yang sedang mengemudikan mobil sesekali melihat adiknya itu.

"Ada apa, Gwen? Kenapa kamu terus saja melihat gambar desain mu?"tanyanya.

"Aku hanya takut, jika ada yang kurang dalam gambar ku kak", jawabnya.

"Kamu sudah berulang kali memeriksanya,jangan sampai kereta itu sobek", ucap yukari.

Gwen hanya tertawa, menutup map biru itu dan memasukannya kembali kedalam tasnya. Keheningan kembali terjadi diantara keduanya, tidak ada obrolan yang terjadi selama dalam perjalanan, bahkan hingga mobil itu berhenti melaju dan berhenti diujung jalan menuju kantor gwen.

"Terima kasih kak sudah mengantarku", ucap Gwen yang membuka pintu mobil dengan satu kakinya yang melangkah keluar.

"Gwen, semoga desain gambar mu terpilih", gumam yukari, dia mencoba memberikan dukungan untuk saudara tirinya itu yang hanya berjarak dua tahun dengannya.

Gwen hanya tersenyum dan turun dari mobil sedan itu, sementara yukari melakukan mobilnya melewati Gwen yang berjalan kaki menuju ke kantor nya.

Tepat didepan pintu masuk kantor, dia menarik napasnya dalam - dalam sebelum melangkahkan kakinya masuk dan memulai pekerjaannya di hari keduanya.

"Gwen!!!"seru Aiko dan aya yang juga baru datang.

"Selamat pagi", sapa Gwen kepada kedua teman barunya itu.

"Kebetulan sekali kita bertemu di loby", kata Aiko

"Ayok kita menuju ruangan kita", sergah aya.

"Tapi kita ke toilet dulu ya", gumam Aiko.

"Baiklah", jawab keduanya.

Mereka bertiga berjalan menuju ke toilet yang berada di lantai satu.

"Tunggu sebentar ya", ucap Aiko yang pergi meninggalkan keduanya masuk kedalam toilet.

Sembari menunggu Aiko, pandangan aya terfokus ke sebuah map biru yang ada didalam tas Gwen.

"Gwen apa yang ada di map itu?"gumam aya.

"Ahhh, ini", ucap Gwen, dia mengeluarkan map itu dari dalam tasnya.

"Benar, aku penasaran ", kata aya.

"Ini adalah gambar desain baju yang aku buat untuk musim semi. Aku berencana ikut mendaftar dalam lomba yang diadakan perusahaan kita", ucapnya.

"Sungguh? Bisakah aku melihat hasil desain mu?"tanya aya, dia terlihat antusias untuk melihat hasil gambar teman barunya itu.

"Tentu", jawabnya dan menunjukkannya kepada aya.

"Gwen, ini desain mu? Ini sangat bagus, aku yakin kamu akan menang. Bahkan desain gambar yuna akan kalah dengan desain mu ini", ucap aya sambil mengembalikan map biru itu kepada Gwen.

"Terima kasih aya, semoga saja aku bisa menang", ucap Gwen.

"Aku yakin kamu pasti akan menang", ucap aya.

"Aya, sepertinya aku juga ingin kekamar mandi. Aku titip tasku ya", ucapnya.

"Baiklah, letakan saja di sini. Aku akan menjaga tas mu", ucap aya.

"Terima kasih, aya", ucap Gwen.

Dreg....Dreg...Dreg...

"Hallo", ucap aya.

"Hallo, apa kamu tidak mendengar suaraku. Sepertinya sinyalnya tidak baik, aku akan keluar

Hallo, apa kamu sudah bisa mendengar suaraku dengan jelas?"tanya aya.

Toilet itu sangat sunyi saat Aiko keluar, dia tidak menemukan siapapun disana. Hanya ada tas milik Gwen yang tertinggal, sementara gwen dan aya tak terlihat keberadaannya.

"Kemana mereka pergi, kenapa Gwen ceroboh sekali meninggalkan tasnya begitu saja", gumam Aiko.

"Aiko", panggil Gwen yang baru keluar dari kamar mandi.

"Gwen, kenapa kamu meninggalkan tas mu", ucap aiko.

"Tadi aku menitip tas ku kepada aya. Dimana dia?"tanya Gwen yang memperhatikan sekitarnya.

"Kalian sudah siap?"tanya aya yang datang dari luar.

"Aya, kamu dari mana saja?"ketus Aiko.

"Maafkan aku, tadi temanku menelepon. Aku keluar karena sepertinya sinyal disini tadi tidak bagus", jelas Aya.

"Sudahlah Aiko, tidak apa- apa", ucap Gwen.

"Ah, gwen. Lebih baik sekarang kita serahkan desain gambar mu, aku baru tahu bahwa hari ini pendaftarannya", ucap aya.

Aiko langsung memutar badannya, ditatapnya Gwen dengan ekspresi kaget." Kamu ikut dalam acara itu ?"tanyanya.

"Hmmm. Aku hanya ingin mencobanya", kata gwen.

"Aiko, gambar gwen sangat bagus. Aku yakin di pasti menang dan mengalahkan yuna", sergah aya.

"Benarkah? Kalau begitu, tunggu apalagi. Ayok kita pergi dan menyerahkannya", ucap Aiko, dia menarik tangan Gwen dengan penuh semangat.

Mereka pergi menuju lantai lima, saat mereka tiba di tempat itu.Tidak terlihat keramaian yang terjadi, suasana begitu sunyi hanya ada dua orang yang berada disana.

"Sepertinya karyawan yang lain juga tidak antusias seperti kita", ucap Aiko yang tersenyum dengan sudut bibirnya terangkat setengah.

Seorang wanita langsung menyambut kehadiran mereka saat melihat ketiganya berjalan kearahnya.

"Apa kalian juga ingin menyerahkan desain gambar yang kalian miliki?"tanya wanita itu.

"Benar.Gwen keluarkan gambar mu", perintah Aiko.

"Baiklah", ucap gwen, dia mengeluarkan map biru yang berada di dlm tasnya, namum matanya tercengang saat membuka isi map itu. Wajahnya memucat seketika, dia mulai membongkar isi didalam tasnya.

"Ada apa Gwen?"tanya Aiko.

"Apa yang kamu cari, Gwen?"tanya aya.

"Desain gambar ku, dia tidak ada", ucap Gwen, nada suaranya terdengar panik dan terus memeriksa tasnya.

"Bukankah tadi kamu memasukannya di dalam map biru itu?"Tanya aya.

"Aku juga berpikir begitu, tapi isi map ini telah kosong aya", ucap Gwen , dia membentangkan map itu dihadapan Aiko dan aya.

Aya terlihat kaget, satu tangannya menutup mulutnya. Dia menggelengkan kepalanya seolah tak percaya. "Tidak...tidak..., jelas - jelas aku melihatmu memasukannya di dalam setelah memperlihatkannya kepadaku."

"Tunggu dulu!" Kalau begitu ada yang mencurinya saat kita di toilet tadi", sergah Aiko.

"Mencuri?"ucap Gwen.

"Tapi siapa?"tanya aya.

"Apa ada orang selain kita tadi disana?"tanya Aiko, dia mulai mengingat suasana di dalam toilet tersebut.

"Sepertinya ada. Kalau diingat- ingat ada empat ruang toilet disana, hanya dua pintu yang terbuka setelah kamu masuk. Apakah toilet itu rusak, karena sejak kita datang hingga keluar dari sana pintu itu masih tertutup", ucap aya.

"Kita harus memeriksanya", ucap Aiko, yang melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu diikuti aya dan Gwen.

Mereka berjalan dengan tergesa- gesah menuju toilet tersebut, orang - orang memperhatikan mereka yang terlihat panik masuk kedalam toilet.

"Tidak rusak!"ucap aiko saat melihat pintu itu terbuka lebar.

"Gwen, maafkan aku", ucap aya, dia memegangi tangan Gwen. Wajahnya terlihat bersalah, jika saja dia tidak meninggalkan tas miliknya begitu saja, semua ini tidak akan terjadi.

"Sudahlah aya, jangan menyalahkan dirimu. Aku tidak apa- apa", balas Gwen yang memegang tangan aya yang terasa begitu dingin saat tersentuh olehnya.

"Sekali lagi aku minta maaf", ucapnya berulang kali kepada temannya itu.

"Tapi siapa yang melakukannya, siapa yang telah mencuri hasil karya mu, Gwen?"tanya Aiko.

"Entahlah, aku juga penasaran", ucap Gwen dengan senyum simpul di wajahnya.

Kecewa dan marah itu yang tengah dirasakannya saat ini, berjam - jam dia menyelesaikan gambarnya itu, tapi dengan mudah seseorang mencuri hasil karyanya begitu saja. Bibirnya tersenyum, tapi tidak dengan hatinya yang begitu marah dengan apa yang terjadi dengannya saat ini.

"Aku akan menemukan mu", batinnya dengan kedua tangan yang mengepal kuat menahan emosinya dihadapan kedua temannya itu.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Randy Giawa Giawa

Randy Giawa Giawa

Suka kak semangat

2021-01-20

0

dewi

dewi

yuna kah pelakunya?

2021-01-18

0

Fan Fani

Fan Fani

Semangat author

2021-01-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penyamaran
2 Bab 2 Pencurian
3 Bab 3 Lamaran dan Penolakan
4 Bab 4 Menyelidiki
5 Bab 5 Paksaan Menikah
6 Bab 6 Sakura Agata
7 Bab 7 Pertemuan Kedua
8 Bab 8 Kesepakatan
9 Bab 9 Penyesalan
10 Bab 10 Penasaran
11 Bab 11 Wajah Asli
12 Bab 12 Hancur
13 Bab 13 Hasutan
14 Bab 14 Cemburu
15 Bab 15 Kekanakan
16 Episode 16 VVIP
17 Episode 17 Kakak Angkat
18 Episode 18 Muncul Tiba-tiba
19 Episode 19 Kantor
20 Episode 20 Keluarga
21 Bab 21 Persiapan Pernikahan
22 Bab 22 Perpisahan
23 Bab 23 Kesedihan
24 Bab 24 Tidak Ada Cinta
25 Bab 25 Sepupu
26 Bab 26 Kemarahan Arga
27 Episode 27 Pengakuan Pertama
28 Episode 28 Hari H
29 Episode 29 Yukari
30 Episode 30 Pernikahan
31 Episode 31 Penyambutan
32 Episode 32 Malam Pertama
33 Episode 33 Keberangkatan
34 Episode 34 Negara Tujuan
35 Episode 35 Berpura-pura
36 Episode 36 Pergi
37 Episode 37 Khawatir
38 Episode 38 Kekecewaan
39 Episode 39 Keheningan
40 Episode 40 Tanggung Jawab
41 Episode 41 Malu
42 Episode 42 Menyadari
43 Episode 43 Memilih
44 Episode 44 Cemburu
45 Episode 45 Terlalu baik
46 Episode 46 Mencaritahu
47 Episode 47 Izin
48 Episode 48 Iri
49 Episode 49 Bersyukur
50 Episode 50 Kamar
51 Episode 51 Larangan
52 Episode 52 Tidur
53 Episode 53 Perintah
54 Episode 54 Ancaman
55 Episode 55 Takut
56 Episode 56 Bahagia
57 Episode 57 Rindu
58 Episode 58 Kembali
59 Episode 59 Posesif
60 Episode 60 Bahagia
61 Episode 61 Bingung
62 Episode 62 Mencoba
63 Episode 63 Tidak suka
64 Episode 64 Lelah
65 Episode 65 Ceroboh
66 Bab 66 Mendekap
67 Bab 67 Jaga Jarak
68 Bab 68 Memulai
69 Bab 69 Hancur
70 Bab70 Kecurigaan
71 Bab 71 Perpisahan
72 Bab 72 Tidak suka
73 Bab 73 Menyadarkan
74 Bab 74 Mencintai
75 Bab 75 Menyetujui
76 Bab 76 Menjaga
77 Bab 77 Bersama
78 Bab 78 Kebohongan
79 Bab 79 Merahasiakan
80 Episode 80 Peringatan
81 Bab 81 Tak Mengenal
82 Bab 82 Diam
83 Bab 83 Angkuh
84 Bab 84 Melindungi
85 Bab 85 Kebenaran
86 Bab 86 Terungkap
87 Bab 87 Sulit
88 Bab 88 Tekad
89 Bab 89 Aneh
90 Bab 90 Pernyataan.
91 Bab 91 Pertama kali
92 Bab 92 Bahagia
93 Bab 93 Dendam
94 Bab 94 Tenang
95 Bab 95 Bahagia
96 Bab 96 Nyaman
97 Bab 97 Rahasia
98 Bab 98 Hancur
99 Bab 99 Mengabaikan
100 Bab 100 Beruntung
101 Bab 101 Tidak Ada Yang Sia-sia
102 Bab 102 Penting
103 Bab 103 Pertemuan
104 Bab 104 Emosi
105 Bab 105 Pemberitahuan
106 Bab 106 Milik
107 Bab 107 Kenangan
108 Bab 108 Maaf
109 Bab 109 Menemui
110 Bab 110 Melupakan
111 Bab 111 Berpura-pura
112 Episode 112 Tegar
113 113 Menggemparkan
114 Episode 114 Terpuruk
115 Bab 115 Kebenaran Yang Menyakitkan
116 Bab 116 Takut
117 Bab 117 Kenyataan
118 Bab 118 Berakhir
119 Bab 119 Awal baru
120 Bab 120 Perubahan
121 Bab 121 Cemburu
122 Bab 122 Pertemuan Kembali
123 Bab 123 Liburan
124 Bab 124 Perubahan
125 Bab 125 Kebenaran
126 Bab 126 Aktivitas Malam
127 Bab 127 Pulang
128 Bab 128 Teman
129 Bab 129 Tidak
130 Bab 130 Syarat
131 Bab 131 Keberuntungan
132 Bab 132 Percikan Api
133 Bab 133 Kecewa
134 Bab 134 Mengetahui
135 Pengumuman
136 Pengumuman
137 Pengumuman
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab 1 Penyamaran
2
Bab 2 Pencurian
3
Bab 3 Lamaran dan Penolakan
4
Bab 4 Menyelidiki
5
Bab 5 Paksaan Menikah
6
Bab 6 Sakura Agata
7
Bab 7 Pertemuan Kedua
8
Bab 8 Kesepakatan
9
Bab 9 Penyesalan
10
Bab 10 Penasaran
11
Bab 11 Wajah Asli
12
Bab 12 Hancur
13
Bab 13 Hasutan
14
Bab 14 Cemburu
15
Bab 15 Kekanakan
16
Episode 16 VVIP
17
Episode 17 Kakak Angkat
18
Episode 18 Muncul Tiba-tiba
19
Episode 19 Kantor
20
Episode 20 Keluarga
21
Bab 21 Persiapan Pernikahan
22
Bab 22 Perpisahan
23
Bab 23 Kesedihan
24
Bab 24 Tidak Ada Cinta
25
Bab 25 Sepupu
26
Bab 26 Kemarahan Arga
27
Episode 27 Pengakuan Pertama
28
Episode 28 Hari H
29
Episode 29 Yukari
30
Episode 30 Pernikahan
31
Episode 31 Penyambutan
32
Episode 32 Malam Pertama
33
Episode 33 Keberangkatan
34
Episode 34 Negara Tujuan
35
Episode 35 Berpura-pura
36
Episode 36 Pergi
37
Episode 37 Khawatir
38
Episode 38 Kekecewaan
39
Episode 39 Keheningan
40
Episode 40 Tanggung Jawab
41
Episode 41 Malu
42
Episode 42 Menyadari
43
Episode 43 Memilih
44
Episode 44 Cemburu
45
Episode 45 Terlalu baik
46
Episode 46 Mencaritahu
47
Episode 47 Izin
48
Episode 48 Iri
49
Episode 49 Bersyukur
50
Episode 50 Kamar
51
Episode 51 Larangan
52
Episode 52 Tidur
53
Episode 53 Perintah
54
Episode 54 Ancaman
55
Episode 55 Takut
56
Episode 56 Bahagia
57
Episode 57 Rindu
58
Episode 58 Kembali
59
Episode 59 Posesif
60
Episode 60 Bahagia
61
Episode 61 Bingung
62
Episode 62 Mencoba
63
Episode 63 Tidak suka
64
Episode 64 Lelah
65
Episode 65 Ceroboh
66
Bab 66 Mendekap
67
Bab 67 Jaga Jarak
68
Bab 68 Memulai
69
Bab 69 Hancur
70
Bab70 Kecurigaan
71
Bab 71 Perpisahan
72
Bab 72 Tidak suka
73
Bab 73 Menyadarkan
74
Bab 74 Mencintai
75
Bab 75 Menyetujui
76
Bab 76 Menjaga
77
Bab 77 Bersama
78
Bab 78 Kebohongan
79
Bab 79 Merahasiakan
80
Episode 80 Peringatan
81
Bab 81 Tak Mengenal
82
Bab 82 Diam
83
Bab 83 Angkuh
84
Bab 84 Melindungi
85
Bab 85 Kebenaran
86
Bab 86 Terungkap
87
Bab 87 Sulit
88
Bab 88 Tekad
89
Bab 89 Aneh
90
Bab 90 Pernyataan.
91
Bab 91 Pertama kali
92
Bab 92 Bahagia
93
Bab 93 Dendam
94
Bab 94 Tenang
95
Bab 95 Bahagia
96
Bab 96 Nyaman
97
Bab 97 Rahasia
98
Bab 98 Hancur
99
Bab 99 Mengabaikan
100
Bab 100 Beruntung
101
Bab 101 Tidak Ada Yang Sia-sia
102
Bab 102 Penting
103
Bab 103 Pertemuan
104
Bab 104 Emosi
105
Bab 105 Pemberitahuan
106
Bab 106 Milik
107
Bab 107 Kenangan
108
Bab 108 Maaf
109
Bab 109 Menemui
110
Bab 110 Melupakan
111
Bab 111 Berpura-pura
112
Episode 112 Tegar
113
113 Menggemparkan
114
Episode 114 Terpuruk
115
Bab 115 Kebenaran Yang Menyakitkan
116
Bab 116 Takut
117
Bab 117 Kenyataan
118
Bab 118 Berakhir
119
Bab 119 Awal baru
120
Bab 120 Perubahan
121
Bab 121 Cemburu
122
Bab 122 Pertemuan Kembali
123
Bab 123 Liburan
124
Bab 124 Perubahan
125
Bab 125 Kebenaran
126
Bab 126 Aktivitas Malam
127
Bab 127 Pulang
128
Bab 128 Teman
129
Bab 129 Tidak
130
Bab 130 Syarat
131
Bab 131 Keberuntungan
132
Bab 132 Percikan Api
133
Bab 133 Kecewa
134
Bab 134 Mengetahui
135
Pengumuman
136
Pengumuman
137
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!