Perasaannya sedikit lega hari ini, setidaknya dia bisa mencari alasan yang tepat untuk menolak ajakan Aiko yang ingin mengantarnya pulang. Hari ini penyamaran yang dilakukannya juga berjalan lancar dan tidak ada yang mengenali dirinya untuk saat ini.
Tok..Tok...Tok..
"Gwen, bisa aku masuk?" tanya kakak tirinya itu.
"Masuklah", teriaknya dari dalam kamarnya.
Yukari perlahan membuka pintu kamar itu, melangkah berjalan mendekat kearah Gwen yang sedang sibuk di meja kerjanya.
"Bagaimana hari pertama kerja mu?"tanya yukari.
"Lancar", jawabnya, setidaknya itu yang dirasakannya saat ini, tanpa harus berbohong kepada kakak tiri nya itu.
"Apa tidak ada yang mengenali mu?"tanyanya kembali.
"Sepertinya tidak ada kak", ucap Gwen yang menatap mata yukari sesaat, kemudian melanjutkan gambarannya.
"Baguslah", gumam yukari, di terus memperhatikan Gwen yang sibuk dengan pensil warnah yang terletak di atas meja dengan tangannya terus bergerak.
"Apa yang sedang kamu lakukan, Gwen?"tanya yukari.
"Ah, aku sedang membuat desain baju untuk musim semi nanti kak. Perusahaan kami mengadakan kompetisi dan aku berniat ikut serta dalam perlombaan itu", jelasnya.
"Hmmmm.Baiklah kalau begitu,lebih baik aku keluar karena tidak ingin mengganggu mu", ucap yukari yang pergi meninggalkan kamar Gwen.
Dreg...Dreg...Dreg...
Ponsel yang berada di dalam saku celananya terus bergetar, dikeluarkannya ponsel itu dan wajahnya langsung tersenyum saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya "Mine 🖤".
📱"Hallo", ucapnya , suaranya terdengar lembut saat menjawab panggilan tersebut.
📱"Apa yang sedang kamu lakukan?"tanya Kenichi dibalik sambungan telpon.
Kenichi Kenzo Nakagawa adalah putra tunggal dari pasangan Hayate Nakagawa dan Mina Nakagawa, seorang pengusaha sukses yang bergerak di bidang perhotelan. Hampir enam tahun keduanya menjalani hubungan, sejak keduanya berkuliah di universitas yang sama di luar Negeri. Hubungan yang mereka miliki begitu tertutup, keduanya saling sepakat untuk tidak mengekspos hubungan yang mereka jalani, bahkan kedua orang tua mereka sama sekali tidak mengetahui mengenai hubungan tersebut.
📱"Baru saja ingin beristirahat", ucap yukari.
📱"Apa kamu besok sibuk? Aku ingin kita bertemu, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan", ucap kenichi.
📱" Aku belum tahu, aku harus melihat jadwal dulu besok", jawabnya.
📱"Baiklah, kabari jika kamu sudah mengetahui jadwal mu", ucap kenichi.
📱"Oke," jawabnya.
Tanpa mengatakan salam perpisahan ataupun mengucapkan selamat malam, pria itu langsung mengakhiri sambungan telepon nya. Yukari hanya tertawa simpul saat dia hendak mengucapkan selamat malam untuk kekasihnya itu, tapi kenichi langsung menutup teleponnya.
"Kamu sama sekali tidak pernah berubah", gumamnya.
Keesokan paginya, dia membuka matanya lebih awal bahkan lebih pagi lagi dari hari pertamanya untuk berangkat kerja. Sejak tadi malam, sulit untuknya menutup kedua matanya agar terlelap tidur. Dia begitu tak sabar menunggu fajar muncul agar bisa cepat tiba kekantor untuk menyerahkan desain gambar yang telah selesai dikerjakannya sejak tadi malam.
Dia memeriksa kembali isi dalam tasnya berulang - ulang kali, memastikan bahwa map biru berisi desain gambarnya tidak tertinggal.
"Baiklah, semuanya telah masuk", ucapnya.
Dia menuruni anak tangga satu persatu dengan suasana hati yang begitu semangat menuju ruang makan, dimana kedua orang tuanya dan kakak tirinya telah menunggu kehadirannya dari tadi.
"Selamat pagi semua", sapa Gwen.
"Pagi sayang, cepat duduklah.Kenapa lama sekali turun, kamu nanti bisa terlambat kekantor", ucap imori.
"Berangkatlah dengan kakakmu, Gwen. Bukankah tempat mu bekerja sejalan dengan kantor kita ", ucap ayahnya.
"Ah, tidak usah ayah", ucap Gwen.
"Ikutlah dengan ku, Gwen. Aku akan menurunkan mu di ujung jalan di dekat kantor mu, sehingga tidak akan ada yang melihat kita", ucap yukari.
"Pergilah bersama kakak mu sayang, ibu juga tidak tega melihatmu naik bus", kata minori
"Baiklah kalau begitu ",ucap Gwen yang tak bisa menolak permintaan kedua orang tuanya.
Disepanjang perjalanan, Gwen terus melihat hasil desainnya itu. Dia terus memeriksanya berulang kali, yukari yang sedang mengemudikan mobil sesekali melihat adiknya itu.
"Ada apa, Gwen? Kenapa kamu terus saja melihat gambar desain mu?"tanyanya.
"Aku hanya takut, jika ada yang kurang dalam gambar ku kak", jawabnya.
"Kamu sudah berulang kali memeriksanya,jangan sampai kereta itu sobek", ucap yukari.
Gwen hanya tertawa, menutup map biru itu dan memasukannya kembali kedalam tasnya. Keheningan kembali terjadi diantara keduanya, tidak ada obrolan yang terjadi selama dalam perjalanan, bahkan hingga mobil itu berhenti melaju dan berhenti diujung jalan menuju kantor gwen.
"Terima kasih kak sudah mengantarku", ucap Gwen yang membuka pintu mobil dengan satu kakinya yang melangkah keluar.
"Gwen, semoga desain gambar mu terpilih", gumam yukari, dia mencoba memberikan dukungan untuk saudara tirinya itu yang hanya berjarak dua tahun dengannya.
Gwen hanya tersenyum dan turun dari mobil sedan itu, sementara yukari melakukan mobilnya melewati Gwen yang berjalan kaki menuju ke kantor nya.
Tepat didepan pintu masuk kantor, dia menarik napasnya dalam - dalam sebelum melangkahkan kakinya masuk dan memulai pekerjaannya di hari keduanya.
"Gwen!!!"seru Aiko dan aya yang juga baru datang.
"Selamat pagi", sapa Gwen kepada kedua teman barunya itu.
"Kebetulan sekali kita bertemu di loby", kata Aiko
"Ayok kita menuju ruangan kita", sergah aya.
"Tapi kita ke toilet dulu ya", gumam Aiko.
"Baiklah", jawab keduanya.
Mereka bertiga berjalan menuju ke toilet yang berada di lantai satu.
"Tunggu sebentar ya", ucap Aiko yang pergi meninggalkan keduanya masuk kedalam toilet.
Sembari menunggu Aiko, pandangan aya terfokus ke sebuah map biru yang ada didalam tas Gwen.
"Gwen apa yang ada di map itu?"gumam aya.
"Ahhh, ini", ucap Gwen, dia mengeluarkan map itu dari dalam tasnya.
"Benar, aku penasaran ", kata aya.
"Ini adalah gambar desain baju yang aku buat untuk musim semi. Aku berencana ikut mendaftar dalam lomba yang diadakan perusahaan kita", ucapnya.
"Sungguh? Bisakah aku melihat hasil desain mu?"tanya aya, dia terlihat antusias untuk melihat hasil gambar teman barunya itu.
"Tentu", jawabnya dan menunjukkannya kepada aya.
"Gwen, ini desain mu? Ini sangat bagus, aku yakin kamu akan menang. Bahkan desain gambar yuna akan kalah dengan desain mu ini", ucap aya sambil mengembalikan map biru itu kepada Gwen.
"Terima kasih aya, semoga saja aku bisa menang", ucap Gwen.
"Aku yakin kamu pasti akan menang", ucap aya.
"Aya, sepertinya aku juga ingin kekamar mandi. Aku titip tasku ya", ucapnya.
"Baiklah, letakan saja di sini. Aku akan menjaga tas mu", ucap aya.
"Terima kasih, aya", ucap Gwen.
Dreg....Dreg...Dreg...
"Hallo", ucap aya.
"Hallo, apa kamu tidak mendengar suaraku. Sepertinya sinyalnya tidak baik, aku akan keluar
Hallo, apa kamu sudah bisa mendengar suaraku dengan jelas?"tanya aya.
Toilet itu sangat sunyi saat Aiko keluar, dia tidak menemukan siapapun disana. Hanya ada tas milik Gwen yang tertinggal, sementara gwen dan aya tak terlihat keberadaannya.
"Kemana mereka pergi, kenapa Gwen ceroboh sekali meninggalkan tasnya begitu saja", gumam Aiko.
"Aiko", panggil Gwen yang baru keluar dari kamar mandi.
"Gwen, kenapa kamu meninggalkan tas mu", ucap aiko.
"Tadi aku menitip tas ku kepada aya. Dimana dia?"tanya Gwen yang memperhatikan sekitarnya.
"Kalian sudah siap?"tanya aya yang datang dari luar.
"Aya, kamu dari mana saja?"ketus Aiko.
"Maafkan aku, tadi temanku menelepon. Aku keluar karena sepertinya sinyal disini tadi tidak bagus", jelas Aya.
"Sudahlah Aiko, tidak apa- apa", ucap Gwen.
"Ah, gwen. Lebih baik sekarang kita serahkan desain gambar mu, aku baru tahu bahwa hari ini pendaftarannya", ucap aya.
Aiko langsung memutar badannya, ditatapnya Gwen dengan ekspresi kaget." Kamu ikut dalam acara itu ?"tanyanya.
"Hmmm. Aku hanya ingin mencobanya", kata gwen.
"Aiko, gambar gwen sangat bagus. Aku yakin di pasti menang dan mengalahkan yuna", sergah aya.
"Benarkah? Kalau begitu, tunggu apalagi. Ayok kita pergi dan menyerahkannya", ucap Aiko, dia menarik tangan Gwen dengan penuh semangat.
Mereka pergi menuju lantai lima, saat mereka tiba di tempat itu.Tidak terlihat keramaian yang terjadi, suasana begitu sunyi hanya ada dua orang yang berada disana.
"Sepertinya karyawan yang lain juga tidak antusias seperti kita", ucap Aiko yang tersenyum dengan sudut bibirnya terangkat setengah.
Seorang wanita langsung menyambut kehadiran mereka saat melihat ketiganya berjalan kearahnya.
"Apa kalian juga ingin menyerahkan desain gambar yang kalian miliki?"tanya wanita itu.
"Benar.Gwen keluarkan gambar mu", perintah Aiko.
"Baiklah", ucap gwen, dia mengeluarkan map biru yang berada di dlm tasnya, namum matanya tercengang saat membuka isi map itu. Wajahnya memucat seketika, dia mulai membongkar isi didalam tasnya.
"Ada apa Gwen?"tanya Aiko.
"Apa yang kamu cari, Gwen?"tanya aya.
"Desain gambar ku, dia tidak ada", ucap Gwen, nada suaranya terdengar panik dan terus memeriksa tasnya.
"Bukankah tadi kamu memasukannya di dalam map biru itu?"Tanya aya.
"Aku juga berpikir begitu, tapi isi map ini telah kosong aya", ucap Gwen , dia membentangkan map itu dihadapan Aiko dan aya.
Aya terlihat kaget, satu tangannya menutup mulutnya. Dia menggelengkan kepalanya seolah tak percaya. "Tidak...tidak..., jelas - jelas aku melihatmu memasukannya di dalam setelah memperlihatkannya kepadaku."
"Tunggu dulu!" Kalau begitu ada yang mencurinya saat kita di toilet tadi", sergah Aiko.
"Mencuri?"ucap Gwen.
"Tapi siapa?"tanya aya.
"Apa ada orang selain kita tadi disana?"tanya Aiko, dia mulai mengingat suasana di dalam toilet tersebut.
"Sepertinya ada. Kalau diingat- ingat ada empat ruang toilet disana, hanya dua pintu yang terbuka setelah kamu masuk. Apakah toilet itu rusak, karena sejak kita datang hingga keluar dari sana pintu itu masih tertutup", ucap aya.
"Kita harus memeriksanya", ucap Aiko, yang melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu diikuti aya dan Gwen.
Mereka berjalan dengan tergesa- gesah menuju toilet tersebut, orang - orang memperhatikan mereka yang terlihat panik masuk kedalam toilet.
"Tidak rusak!"ucap aiko saat melihat pintu itu terbuka lebar.
"Gwen, maafkan aku", ucap aya, dia memegangi tangan Gwen. Wajahnya terlihat bersalah, jika saja dia tidak meninggalkan tas miliknya begitu saja, semua ini tidak akan terjadi.
"Sudahlah aya, jangan menyalahkan dirimu. Aku tidak apa- apa", balas Gwen yang memegang tangan aya yang terasa begitu dingin saat tersentuh olehnya.
"Sekali lagi aku minta maaf", ucapnya berulang kali kepada temannya itu.
"Tapi siapa yang melakukannya, siapa yang telah mencuri hasil karya mu, Gwen?"tanya Aiko.
"Entahlah, aku juga penasaran", ucap Gwen dengan senyum simpul di wajahnya.
Kecewa dan marah itu yang tengah dirasakannya saat ini, berjam - jam dia menyelesaikan gambarnya itu, tapi dengan mudah seseorang mencuri hasil karyanya begitu saja. Bibirnya tersenyum, tapi tidak dengan hatinya yang begitu marah dengan apa yang terjadi dengannya saat ini.
"Aku akan menemukan mu", batinnya dengan kedua tangan yang mengepal kuat menahan emosinya dihadapan kedua temannya itu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Randy Giawa Giawa
Suka kak semangat
2021-01-20
0
dewi
yuna kah pelakunya?
2021-01-18
0
Fan Fani
Semangat author
2021-01-07
0