Bab 3 Lamaran dan Penolakan

Disebuah restoran mewah, yukari menikmati secangkir teh hangat sembari menunggu kehadiran Kenichi yang tak kunjung tiba. Menunggu kedatangan Kenichi sudah biasa bagi yukari, dia tidak pernah datang tempat waktu setiap mereka ingin ketemu, bahkan meski Kenichi sendirilah yang membuat janji.

"Apa kamu sudah menunggu lama?"terdengar suara datar dan berat bertanya kepadanya.

Yukari hanya senyum sembari meletakan gelasnya di atas meja. "Hampir lima belas menit", jawabnya.

"Maaf telah membuat mu menunggu", balasnya sambil duduk berhadapan dengan yukari.

Keduanya adalah pasangan kekasih, tapi hubungan yang mereka miliki begitu berbeda dengan pasangan pada umumnya. Tidak ada sifat romantis atau pun perhatian yang ditunjukkan Kenichi terhadap kekasihnya, meskipun mereka telah menjalani hubungan bertahun- tahun. Sama seperti Kenichi, yukari pun adalah tipe wanita yang tidak suka memiliki hubungan yang rumit seperti pasangan pada umumnya, kesibukan yang dimilikinya justru membuatnya tidak memiliki banyak waktu untuk pasangannya, baginya Kenichi adalah pria yang tepat untuknya karena memiliki sifat yang hampir sama.

"Aku penasaran, apa yang ingin kamu bicarakan?"tanya yukari, ditatapnya wajah kekasihnya itu.

Dia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu yang kelihatannya serius, itulah yang dirasakan yukari saat melihat ekspresi wajah Kenichi.

"Menikahlah denganku," ucap Kenichi yang menatap kedua matanya.

Sejenak, yukari terhanyut dalam ucapan pria yang ada dihadapannya itu, mencoba mencerna kembali ucapan yang terdengar di telinganya. Seperti ada sebuah air es yang membasahi tubuhnya hingga membuatnya dia membeku. Dengan enggan dialihkannya tatapan matanya dari Kenichi, diraihnya gelas yang ada di depannya. Rasa gugupnya membuat tangannya bergetar saat memegang gelas tersebut, sementara Kenichi terlihat tenang dan terus mengawasi yukari tanpa mengalihkan tatapannya sedikit pun.

Butuh beberapa menit untuk dia menenangkan dirinya, sebelum kedua matanya kembali menatap Kenichi yang menunggu jawabannya.

"Dengar Kenichi, sepertinya kamu melupakan perjanjian yang pernah kita sepakati", ucap yukari.

"Aku tidak pernah lupa", sergah Kenichi.

"Jika kamu masih mengingatnya, kenapa kamu mengucapkan kalimat yang kamu sendiri sudah tahu jawabannya", gumam yukari.

Detik itu juga, dia menangkap maksud dari perkataan yukari kepadanya. Wajahnya berubah dingin seperti tatapannya memandang yukari.

"Kamu tidak bersedia menikah denganku?"tanyanya, dia terlihat tenang saat mengajukan pertanyaan itu.

"Dari dulu aku sudah mengatakannya kepadamu, aku tidak ingin menikah. Kita sudah sepakat bahkan kita selamanya hanya akan berkencan", ucap yukari.

"Aku tidak bisa melakukan itu. Ibuku menginginkan aku menikah dan memiliki seorang istri, yukari", jelas Kenichi.

"Dan aku tidak bisa menikah denganmu, Kenichi. Aku tidak ingin disibukan dengan urusan rumah tangga, bahkan menghadapi ibu mertua yang akan merepotkan hidupku nantinya", ucap yukari.

Bibir Kenichi nyengir mendengarkan penjelasan yukari. Dia langsung bangkit berdiri, tidak ada kata lagi yang keluar dari mulutnya dan langsung melangkah pergi meninggalkan yukari.

"Kenichi!" teriak yukari, dia sama sekali tidak menyangka dengan tanggapan yang diberikan kepadanya.

Dia terus berjalan,tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun kembali kearah yukari yang memanggil namanya yang terdengar jelas. Langkah kakinya panjang, matanya menyalah- nyala dengan kebencian yang dirasakannya kepada yukari.

"Bagaimana, Kenichi?"tanya Arga, sahabat sekaligus sekertaris pribadi yang menjadi orang kepercayaannya.

"Ayok kita pergi dari sini", kata Kenichi yang masuk kedalam mobil.

"Baiklah", ucap arga masuk kedalam mobil dan meninggalkan restoran tersebut.

Pandangan mata Kenichi terlihat kosong menatap kedepan, wajahnya memerah saat dirinya dipenuhi dengan amarah yang dirasakannya.

"Dia pasti menolaknya", gumam Arga, ditatapnya sahabatnya itu dari spion tengah.

Arga bisa merasakan, perasaan lain yang dirasakan Kenichi selain kemarahannya saat ini. Ada rasa kekecewaan yang teramat dalam tentu dirasakannya, ketika wanita yang bertahun- tahun menjalani hubungan dengannya melakukan penolakan terhadap keinginannya yang ingin menikahi yukari. Kenichi hanya berdiam diri, menyandarkan tubuhnya memandang keluar jendela saat mobil itu berbelok memasuki parkiran.

"Kita sudah sampai", ucap Arga.

Tersentak dalam lamunannya, matanya memperhatikan sekitarnya.

"Dimana ini?"tanyanya bingung.

"Ayolah, hari ini kamu ada janji dengan Yeri ", jelas Arga.

"Benar, aku hampir melupakannya", ucapnya, dia langsung turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam kantor tersebut.

•••••••••

Suasana ruangan itu terlihat tenang, sampai akhirnya seseorang datang membawa pengumuman kepada seluruh karyawan yang ada di divisi perencanaan dan membuat keadaan menjadi berisik.

"Hei, apa kalian sudah tahu. Pengumuman perlombaan desain baju untuk musim semi sudah diumumkan di web kantor kita", gumam pria tersebut.

"Lalu siapa yang menang?"tanya seorang wanita.

"Siapa lagi, kalau bukan yuna", sahut wanita dari belakang.

Semuanya sibuk mengakses web kantor untuk melihat desain gambar milik yuna.

"Tidak mungkin", gumam aya, matanya tercengang.

"Ada apa?"tanya Aiko.

Aya langsung bangkit dari kursinya, berjalan menghampiri meja kerja Gwen yang ada di depan mejanya.

"Gwen", ucap aya, disentuhnya pundak Gwen yang terlihat syok.

"Ada apa ini sebenarnya?"tanya Aiko yang.

"Gambar itu, gambar yang sama dengan milik Gwen", ucap aya.

"Apa!!!!"teriak aiko, suaranya yang kuat membuat semua orang memperhatikan nya.

"Benar, itu adalah gambar milik Gwen. Aku yakin itu", ucap aya.

"Kalau begitu, yuna yang mencurinya", ucap Aiko yang menatap aya dan Gwen secara bergantian.

"Maaf, aku harus pergi dulu. Banyak berkas yang harus aku photo copy", ucapnya dengan terbata-bata, gelagapan mencari alasan untuk menjauh sesaat dari Aiko dan aya.

Gwen pergi meninggalkan keduanya, dadanya terasa sesak saat tahu hasil desainnya menang, tapi justru diakui oleh orang lain. Terlalu sakit dan kecewa membuatnya harus mengeluarkan air mata kesedihannya, dia terus berjalan dengan wajah yang tertunduk menyembunyikan wajah yang terlihat kacau. Hingga akhirnya langkahnya terhenti, saat dia tersadar telah menabrak seseorang yang ada didepannya.

"Maaf", ucapnya, dia masih menundukkan kepalanya tanpa melihat sosok yang ditabrak nya itu.

Kenichi hanya diam, sorot matanya tajam menatap Gwen yang terus tertunduk dan meminta maaf untuknya.

"Nona, lain kali hati-hati", ucap arga.

"Sekali lagi saya minta maaf, tuan", ucap Gwen dan pergi meninggalkan mereka.

Keduanya secara bersamaan menoleh kearah belakang, memperhatikan Gwen yang pergi terburu- buru.

"Ada apa dengan gadis itu?"tanya arga

"Jangan mengurusi hal yang tidak penting", ucap Kenichi yang kembali berjalan menuju ruangan Yeri.

Aiko dan aya terus mencari keberadaan Gwen, mereka sangat khawatir dengan temannya itu.

"Dimana sebenarnya Gwen?"tanya Aiko.

Pintu lift itu terbuka, mereka melihat dua sosok pria yang masuk kedalam. Pria yang terlihat asing untuk mereka dan tidak pernah dilihat sebelumnya di kantor itu. Obrolan kembali berlangsung antara keduanya, membahas apa yang dialami gwen.

"Dia pasti sangat sedih sekarang", ucap aya.

"Tentu saja Gwen pasti sedih, saat gambarnya dicuri", balas Aiko.

"Dasar wanita yang tak tahu malu", gumam aya, penuh kemarahan.

"Wanita itu memang tidak tahu malu. Dia mencuri gambar milik Gwen, dan mengklaim kemenangannya dari hasil mencuri desain gambar milik Gwen saat di toilet", balas Aiko.

Mereka nyaris tidak memperdulikan sekitaran mereka, tidak peduli jika ada dua orang siang diantara mereka saat ini. Rasa kesel yang keduanya rasakan kepada yuna membuat mereka tidak henti- hentinya mencela perbuatan yang dilakukannya.

Pintu lift itu terbuka dilantai 5, Kenichi dan arga langsung keluar dari lift tersebut. Sekilas arga melirik dua wanita yang ada di lift itu, tidak bisa dipungkiri apa yang mereka bicarakan tadi membuatnya sedikit penasaran dengan sosok wanita yang mereka bicarakan.

"Kenichi, apa kamu dengar yang tadi mereka bicarakan? Telah terjadi kecurangan di kantor Yeri", gumam arga.

"Jangan ikut campur. Ini tidak ada hubungannya dengan kita", jawab Kenichi, nadanya ketus saat berbicara kepada arga.

Ketika mereka sampai di depan ruangan Yeri, arga langsung mengetuk pintu tersebut. Keduanya langsung masuk kedalam saat terdengar suara Yeri yang menyuruh mereka untuk masuk. Sambutan yang hangat langsung keduanya dapatkan dari Yeri yang tak lain adalah sahabat lama keduanya.

"Akhirnya kalian datang juga", ucap Yeri yang tersenyum memandang keduanya.

"Jalanan menuju kekantor mu ini sangat macet", ketus Kenichi yang langsung duduk, bahkan sebelum Yeri mempersilahkannya.

"Maafkan aku tuan Kenichi. Aku tidak bisa mendirikan kantor di tengah- tengah kota seperti kantor mu", ucap Yeri.

"Tapi Yeri ada yang ingin aku tanyakan", ucap arga.

"Silakan, tuan arga. Bertanyalah sebanyak yang kamu mau",ucap Yeri kepada sahabatnya itu

"Apa perusahaan mu mengadakan acara seperti desain gambar?"tanya arga, ucapannya dua wanita yang bertemu dengannya di lift tadi terus mengusik pikiran arga.

"Dari mana kamu tahu soal itu, arga?"tanya Yeri.

"Kebetulan aku tadi mendengar pembicaraan dari salah seorang karyawan mu", jawabnya.

"Benar. Kami baru saja mengumumkan pemenangnya", ucap Yeri, di melirik jam tangan yang di pakaian nya.

"Sebentar lagi jam makan siang, bagaimana kalau kita makan siang bersama. Menu makan siang di kantor ku ini sangat lezat, kalian harus mencobanya. Sekalian aku akan mengenalkan kalian pada karyawan yang memenangkan perlombaan desain itu ", ucapnya.

Jika ditanya pada dirinya, tentu saja arga akan menerima ajakan Yeri. Apalagi saat mendengar Yeri ingin memperkenalkan mereka pada karyawan yang memenangkan perlombaan desain itu, tapi dia sangat yakin jika Kenichi pasti tidak menerima ajakan makan siang itu.

"Baiklah, aku jadi penasaran ingin mencicipinya", ucap Kenichi.

Sontak saja, kedua mata arga menatap Kenichi yang duduk disampingnya. Kedua matanya berbinar ceria, entah apa yang merasuki dirinya saat ini , setidaknya dia merasa senang saat kenichi menerima ajakan itu. Sebenarnya sama seperti arga, kenichi pun mulai merasa tertarik dengan sosok yang dibicarakan dua karyawan tadi. Dia penasaran, bagaiman bisa ada manusia selicik itu yang tega melakukan hal - hal kotor dan serendah itu.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Hanna Devi

Hanna Devi

keren KK.. 👍

2021-12-03

0

Dwi Emeriahna Munthe

Dwi Emeriahna Munthe

🤗

2021-01-07

0

Rizal Nainggolan

Rizal Nainggolan

bagusssa

2021-01-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penyamaran
2 Bab 2 Pencurian
3 Bab 3 Lamaran dan Penolakan
4 Bab 4 Menyelidiki
5 Bab 5 Paksaan Menikah
6 Bab 6 Sakura Agata
7 Bab 7 Pertemuan Kedua
8 Bab 8 Kesepakatan
9 Bab 9 Penyesalan
10 Bab 10 Penasaran
11 Bab 11 Wajah Asli
12 Bab 12 Hancur
13 Bab 13 Hasutan
14 Bab 14 Cemburu
15 Bab 15 Kekanakan
16 Episode 16 VVIP
17 Episode 17 Kakak Angkat
18 Episode 18 Muncul Tiba-tiba
19 Episode 19 Kantor
20 Episode 20 Keluarga
21 Bab 21 Persiapan Pernikahan
22 Bab 22 Perpisahan
23 Bab 23 Kesedihan
24 Bab 24 Tidak Ada Cinta
25 Bab 25 Sepupu
26 Bab 26 Kemarahan Arga
27 Episode 27 Pengakuan Pertama
28 Episode 28 Hari H
29 Episode 29 Yukari
30 Episode 30 Pernikahan
31 Episode 31 Penyambutan
32 Episode 32 Malam Pertama
33 Episode 33 Keberangkatan
34 Episode 34 Negara Tujuan
35 Episode 35 Berpura-pura
36 Episode 36 Pergi
37 Episode 37 Khawatir
38 Episode 38 Kekecewaan
39 Episode 39 Keheningan
40 Episode 40 Tanggung Jawab
41 Episode 41 Malu
42 Episode 42 Menyadari
43 Episode 43 Memilih
44 Episode 44 Cemburu
45 Episode 45 Terlalu baik
46 Episode 46 Mencaritahu
47 Episode 47 Izin
48 Episode 48 Iri
49 Episode 49 Bersyukur
50 Episode 50 Kamar
51 Episode 51 Larangan
52 Episode 52 Tidur
53 Episode 53 Perintah
54 Episode 54 Ancaman
55 Episode 55 Takut
56 Episode 56 Bahagia
57 Episode 57 Rindu
58 Episode 58 Kembali
59 Episode 59 Posesif
60 Episode 60 Bahagia
61 Episode 61 Bingung
62 Episode 62 Mencoba
63 Episode 63 Tidak suka
64 Episode 64 Lelah
65 Episode 65 Ceroboh
66 Bab 66 Mendekap
67 Bab 67 Jaga Jarak
68 Bab 68 Memulai
69 Bab 69 Hancur
70 Bab70 Kecurigaan
71 Bab 71 Perpisahan
72 Bab 72 Tidak suka
73 Bab 73 Menyadarkan
74 Bab 74 Mencintai
75 Bab 75 Menyetujui
76 Bab 76 Menjaga
77 Bab 77 Bersama
78 Bab 78 Kebohongan
79 Bab 79 Merahasiakan
80 Episode 80 Peringatan
81 Bab 81 Tak Mengenal
82 Bab 82 Diam
83 Bab 83 Angkuh
84 Bab 84 Melindungi
85 Bab 85 Kebenaran
86 Bab 86 Terungkap
87 Bab 87 Sulit
88 Bab 88 Tekad
89 Bab 89 Aneh
90 Bab 90 Pernyataan.
91 Bab 91 Pertama kali
92 Bab 92 Bahagia
93 Bab 93 Dendam
94 Bab 94 Tenang
95 Bab 95 Bahagia
96 Bab 96 Nyaman
97 Bab 97 Rahasia
98 Bab 98 Hancur
99 Bab 99 Mengabaikan
100 Bab 100 Beruntung
101 Bab 101 Tidak Ada Yang Sia-sia
102 Bab 102 Penting
103 Bab 103 Pertemuan
104 Bab 104 Emosi
105 Bab 105 Pemberitahuan
106 Bab 106 Milik
107 Bab 107 Kenangan
108 Bab 108 Maaf
109 Bab 109 Menemui
110 Bab 110 Melupakan
111 Bab 111 Berpura-pura
112 Episode 112 Tegar
113 113 Menggemparkan
114 Episode 114 Terpuruk
115 Bab 115 Kebenaran Yang Menyakitkan
116 Bab 116 Takut
117 Bab 117 Kenyataan
118 Bab 118 Berakhir
119 Bab 119 Awal baru
120 Bab 120 Perubahan
121 Bab 121 Cemburu
122 Bab 122 Pertemuan Kembali
123 Bab 123 Liburan
124 Bab 124 Perubahan
125 Bab 125 Kebenaran
126 Bab 126 Aktivitas Malam
127 Bab 127 Pulang
128 Bab 128 Teman
129 Bab 129 Tidak
130 Bab 130 Syarat
131 Bab 131 Keberuntungan
132 Bab 132 Percikan Api
133 Bab 133 Kecewa
134 Bab 134 Mengetahui
135 Pengumuman
136 Pengumuman
137 Pengumuman
Episodes

Updated 137 Episodes

1
Bab 1 Penyamaran
2
Bab 2 Pencurian
3
Bab 3 Lamaran dan Penolakan
4
Bab 4 Menyelidiki
5
Bab 5 Paksaan Menikah
6
Bab 6 Sakura Agata
7
Bab 7 Pertemuan Kedua
8
Bab 8 Kesepakatan
9
Bab 9 Penyesalan
10
Bab 10 Penasaran
11
Bab 11 Wajah Asli
12
Bab 12 Hancur
13
Bab 13 Hasutan
14
Bab 14 Cemburu
15
Bab 15 Kekanakan
16
Episode 16 VVIP
17
Episode 17 Kakak Angkat
18
Episode 18 Muncul Tiba-tiba
19
Episode 19 Kantor
20
Episode 20 Keluarga
21
Bab 21 Persiapan Pernikahan
22
Bab 22 Perpisahan
23
Bab 23 Kesedihan
24
Bab 24 Tidak Ada Cinta
25
Bab 25 Sepupu
26
Bab 26 Kemarahan Arga
27
Episode 27 Pengakuan Pertama
28
Episode 28 Hari H
29
Episode 29 Yukari
30
Episode 30 Pernikahan
31
Episode 31 Penyambutan
32
Episode 32 Malam Pertama
33
Episode 33 Keberangkatan
34
Episode 34 Negara Tujuan
35
Episode 35 Berpura-pura
36
Episode 36 Pergi
37
Episode 37 Khawatir
38
Episode 38 Kekecewaan
39
Episode 39 Keheningan
40
Episode 40 Tanggung Jawab
41
Episode 41 Malu
42
Episode 42 Menyadari
43
Episode 43 Memilih
44
Episode 44 Cemburu
45
Episode 45 Terlalu baik
46
Episode 46 Mencaritahu
47
Episode 47 Izin
48
Episode 48 Iri
49
Episode 49 Bersyukur
50
Episode 50 Kamar
51
Episode 51 Larangan
52
Episode 52 Tidur
53
Episode 53 Perintah
54
Episode 54 Ancaman
55
Episode 55 Takut
56
Episode 56 Bahagia
57
Episode 57 Rindu
58
Episode 58 Kembali
59
Episode 59 Posesif
60
Episode 60 Bahagia
61
Episode 61 Bingung
62
Episode 62 Mencoba
63
Episode 63 Tidak suka
64
Episode 64 Lelah
65
Episode 65 Ceroboh
66
Bab 66 Mendekap
67
Bab 67 Jaga Jarak
68
Bab 68 Memulai
69
Bab 69 Hancur
70
Bab70 Kecurigaan
71
Bab 71 Perpisahan
72
Bab 72 Tidak suka
73
Bab 73 Menyadarkan
74
Bab 74 Mencintai
75
Bab 75 Menyetujui
76
Bab 76 Menjaga
77
Bab 77 Bersama
78
Bab 78 Kebohongan
79
Bab 79 Merahasiakan
80
Episode 80 Peringatan
81
Bab 81 Tak Mengenal
82
Bab 82 Diam
83
Bab 83 Angkuh
84
Bab 84 Melindungi
85
Bab 85 Kebenaran
86
Bab 86 Terungkap
87
Bab 87 Sulit
88
Bab 88 Tekad
89
Bab 89 Aneh
90
Bab 90 Pernyataan.
91
Bab 91 Pertama kali
92
Bab 92 Bahagia
93
Bab 93 Dendam
94
Bab 94 Tenang
95
Bab 95 Bahagia
96
Bab 96 Nyaman
97
Bab 97 Rahasia
98
Bab 98 Hancur
99
Bab 99 Mengabaikan
100
Bab 100 Beruntung
101
Bab 101 Tidak Ada Yang Sia-sia
102
Bab 102 Penting
103
Bab 103 Pertemuan
104
Bab 104 Emosi
105
Bab 105 Pemberitahuan
106
Bab 106 Milik
107
Bab 107 Kenangan
108
Bab 108 Maaf
109
Bab 109 Menemui
110
Bab 110 Melupakan
111
Bab 111 Berpura-pura
112
Episode 112 Tegar
113
113 Menggemparkan
114
Episode 114 Terpuruk
115
Bab 115 Kebenaran Yang Menyakitkan
116
Bab 116 Takut
117
Bab 117 Kenyataan
118
Bab 118 Berakhir
119
Bab 119 Awal baru
120
Bab 120 Perubahan
121
Bab 121 Cemburu
122
Bab 122 Pertemuan Kembali
123
Bab 123 Liburan
124
Bab 124 Perubahan
125
Bab 125 Kebenaran
126
Bab 126 Aktivitas Malam
127
Bab 127 Pulang
128
Bab 128 Teman
129
Bab 129 Tidak
130
Bab 130 Syarat
131
Bab 131 Keberuntungan
132
Bab 132 Percikan Api
133
Bab 133 Kecewa
134
Bab 134 Mengetahui
135
Pengumuman
136
Pengumuman
137
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!