Disebuah restoran mewah, yukari menikmati secangkir teh hangat sembari menunggu kehadiran Kenichi yang tak kunjung tiba. Menunggu kedatangan Kenichi sudah biasa bagi yukari, dia tidak pernah datang tempat waktu setiap mereka ingin ketemu, bahkan meski Kenichi sendirilah yang membuat janji.
"Apa kamu sudah menunggu lama?"terdengar suara datar dan berat bertanya kepadanya.
Yukari hanya senyum sembari meletakan gelasnya di atas meja. "Hampir lima belas menit", jawabnya.
"Maaf telah membuat mu menunggu", balasnya sambil duduk berhadapan dengan yukari.
Keduanya adalah pasangan kekasih, tapi hubungan yang mereka miliki begitu berbeda dengan pasangan pada umumnya. Tidak ada sifat romantis atau pun perhatian yang ditunjukkan Kenichi terhadap kekasihnya, meskipun mereka telah menjalani hubungan bertahun- tahun. Sama seperti Kenichi, yukari pun adalah tipe wanita yang tidak suka memiliki hubungan yang rumit seperti pasangan pada umumnya, kesibukan yang dimilikinya justru membuatnya tidak memiliki banyak waktu untuk pasangannya, baginya Kenichi adalah pria yang tepat untuknya karena memiliki sifat yang hampir sama.
"Aku penasaran, apa yang ingin kamu bicarakan?"tanya yukari, ditatapnya wajah kekasihnya itu.
Dia membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu yang kelihatannya serius, itulah yang dirasakan yukari saat melihat ekspresi wajah Kenichi.
"Menikahlah denganku," ucap Kenichi yang menatap kedua matanya.
Sejenak, yukari terhanyut dalam ucapan pria yang ada dihadapannya itu, mencoba mencerna kembali ucapan yang terdengar di telinganya. Seperti ada sebuah air es yang membasahi tubuhnya hingga membuatnya dia membeku. Dengan enggan dialihkannya tatapan matanya dari Kenichi, diraihnya gelas yang ada di depannya. Rasa gugupnya membuat tangannya bergetar saat memegang gelas tersebut, sementara Kenichi terlihat tenang dan terus mengawasi yukari tanpa mengalihkan tatapannya sedikit pun.
Butuh beberapa menit untuk dia menenangkan dirinya, sebelum kedua matanya kembali menatap Kenichi yang menunggu jawabannya.
"Dengar Kenichi, sepertinya kamu melupakan perjanjian yang pernah kita sepakati", ucap yukari.
"Aku tidak pernah lupa", sergah Kenichi.
"Jika kamu masih mengingatnya, kenapa kamu mengucapkan kalimat yang kamu sendiri sudah tahu jawabannya", gumam yukari.
Detik itu juga, dia menangkap maksud dari perkataan yukari kepadanya. Wajahnya berubah dingin seperti tatapannya memandang yukari.
"Kamu tidak bersedia menikah denganku?"tanyanya, dia terlihat tenang saat mengajukan pertanyaan itu.
"Dari dulu aku sudah mengatakannya kepadamu, aku tidak ingin menikah. Kita sudah sepakat bahkan kita selamanya hanya akan berkencan", ucap yukari.
"Aku tidak bisa melakukan itu. Ibuku menginginkan aku menikah dan memiliki seorang istri, yukari", jelas Kenichi.
"Dan aku tidak bisa menikah denganmu, Kenichi. Aku tidak ingin disibukan dengan urusan rumah tangga, bahkan menghadapi ibu mertua yang akan merepotkan hidupku nantinya", ucap yukari.
Bibir Kenichi nyengir mendengarkan penjelasan yukari. Dia langsung bangkit berdiri, tidak ada kata lagi yang keluar dari mulutnya dan langsung melangkah pergi meninggalkan yukari.
"Kenichi!" teriak yukari, dia sama sekali tidak menyangka dengan tanggapan yang diberikan kepadanya.
Dia terus berjalan,tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun kembali kearah yukari yang memanggil namanya yang terdengar jelas. Langkah kakinya panjang, matanya menyalah- nyala dengan kebencian yang dirasakannya kepada yukari.
"Bagaimana, Kenichi?"tanya Arga, sahabat sekaligus sekertaris pribadi yang menjadi orang kepercayaannya.
"Ayok kita pergi dari sini", kata Kenichi yang masuk kedalam mobil.
"Baiklah", ucap arga masuk kedalam mobil dan meninggalkan restoran tersebut.
Pandangan mata Kenichi terlihat kosong menatap kedepan, wajahnya memerah saat dirinya dipenuhi dengan amarah yang dirasakannya.
"Dia pasti menolaknya", gumam Arga, ditatapnya sahabatnya itu dari spion tengah.
Arga bisa merasakan, perasaan lain yang dirasakan Kenichi selain kemarahannya saat ini. Ada rasa kekecewaan yang teramat dalam tentu dirasakannya, ketika wanita yang bertahun- tahun menjalani hubungan dengannya melakukan penolakan terhadap keinginannya yang ingin menikahi yukari. Kenichi hanya berdiam diri, menyandarkan tubuhnya memandang keluar jendela saat mobil itu berbelok memasuki parkiran.
"Kita sudah sampai", ucap Arga.
Tersentak dalam lamunannya, matanya memperhatikan sekitarnya.
"Dimana ini?"tanyanya bingung.
"Ayolah, hari ini kamu ada janji dengan Yeri ", jelas Arga.
"Benar, aku hampir melupakannya", ucapnya, dia langsung turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam kantor tersebut.
•••••••••
Suasana ruangan itu terlihat tenang, sampai akhirnya seseorang datang membawa pengumuman kepada seluruh karyawan yang ada di divisi perencanaan dan membuat keadaan menjadi berisik.
"Hei, apa kalian sudah tahu. Pengumuman perlombaan desain baju untuk musim semi sudah diumumkan di web kantor kita", gumam pria tersebut.
"Lalu siapa yang menang?"tanya seorang wanita.
"Siapa lagi, kalau bukan yuna", sahut wanita dari belakang.
Semuanya sibuk mengakses web kantor untuk melihat desain gambar milik yuna.
"Tidak mungkin", gumam aya, matanya tercengang.
"Ada apa?"tanya Aiko.
Aya langsung bangkit dari kursinya, berjalan menghampiri meja kerja Gwen yang ada di depan mejanya.
"Gwen", ucap aya, disentuhnya pundak Gwen yang terlihat syok.
"Ada apa ini sebenarnya?"tanya Aiko yang.
"Gambar itu, gambar yang sama dengan milik Gwen", ucap aya.
"Apa!!!!"teriak aiko, suaranya yang kuat membuat semua orang memperhatikan nya.
"Benar, itu adalah gambar milik Gwen. Aku yakin itu", ucap aya.
"Kalau begitu, yuna yang mencurinya", ucap Aiko yang menatap aya dan Gwen secara bergantian.
"Maaf, aku harus pergi dulu. Banyak berkas yang harus aku photo copy", ucapnya dengan terbata-bata, gelagapan mencari alasan untuk menjauh sesaat dari Aiko dan aya.
Gwen pergi meninggalkan keduanya, dadanya terasa sesak saat tahu hasil desainnya menang, tapi justru diakui oleh orang lain. Terlalu sakit dan kecewa membuatnya harus mengeluarkan air mata kesedihannya, dia terus berjalan dengan wajah yang tertunduk menyembunyikan wajah yang terlihat kacau. Hingga akhirnya langkahnya terhenti, saat dia tersadar telah menabrak seseorang yang ada didepannya.
"Maaf", ucapnya, dia masih menundukkan kepalanya tanpa melihat sosok yang ditabrak nya itu.
Kenichi hanya diam, sorot matanya tajam menatap Gwen yang terus tertunduk dan meminta maaf untuknya.
"Nona, lain kali hati-hati", ucap arga.
"Sekali lagi saya minta maaf, tuan", ucap Gwen dan pergi meninggalkan mereka.
Keduanya secara bersamaan menoleh kearah belakang, memperhatikan Gwen yang pergi terburu- buru.
"Ada apa dengan gadis itu?"tanya arga
"Jangan mengurusi hal yang tidak penting", ucap Kenichi yang kembali berjalan menuju ruangan Yeri.
Aiko dan aya terus mencari keberadaan Gwen, mereka sangat khawatir dengan temannya itu.
"Dimana sebenarnya Gwen?"tanya Aiko.
Pintu lift itu terbuka, mereka melihat dua sosok pria yang masuk kedalam. Pria yang terlihat asing untuk mereka dan tidak pernah dilihat sebelumnya di kantor itu. Obrolan kembali berlangsung antara keduanya, membahas apa yang dialami gwen.
"Dia pasti sangat sedih sekarang", ucap aya.
"Tentu saja Gwen pasti sedih, saat gambarnya dicuri", balas Aiko.
"Dasar wanita yang tak tahu malu", gumam aya, penuh kemarahan.
"Wanita itu memang tidak tahu malu. Dia mencuri gambar milik Gwen, dan mengklaim kemenangannya dari hasil mencuri desain gambar milik Gwen saat di toilet", balas Aiko.
Mereka nyaris tidak memperdulikan sekitaran mereka, tidak peduli jika ada dua orang siang diantara mereka saat ini. Rasa kesel yang keduanya rasakan kepada yuna membuat mereka tidak henti- hentinya mencela perbuatan yang dilakukannya.
Pintu lift itu terbuka dilantai 5, Kenichi dan arga langsung keluar dari lift tersebut. Sekilas arga melirik dua wanita yang ada di lift itu, tidak bisa dipungkiri apa yang mereka bicarakan tadi membuatnya sedikit penasaran dengan sosok wanita yang mereka bicarakan.
"Kenichi, apa kamu dengar yang tadi mereka bicarakan? Telah terjadi kecurangan di kantor Yeri", gumam arga.
"Jangan ikut campur. Ini tidak ada hubungannya dengan kita", jawab Kenichi, nadanya ketus saat berbicara kepada arga.
Ketika mereka sampai di depan ruangan Yeri, arga langsung mengetuk pintu tersebut. Keduanya langsung masuk kedalam saat terdengar suara Yeri yang menyuruh mereka untuk masuk. Sambutan yang hangat langsung keduanya dapatkan dari Yeri yang tak lain adalah sahabat lama keduanya.
"Akhirnya kalian datang juga", ucap Yeri yang tersenyum memandang keduanya.
"Jalanan menuju kekantor mu ini sangat macet", ketus Kenichi yang langsung duduk, bahkan sebelum Yeri mempersilahkannya.
"Maafkan aku tuan Kenichi. Aku tidak bisa mendirikan kantor di tengah- tengah kota seperti kantor mu", ucap Yeri.
"Tapi Yeri ada yang ingin aku tanyakan", ucap arga.
"Silakan, tuan arga. Bertanyalah sebanyak yang kamu mau",ucap Yeri kepada sahabatnya itu
"Apa perusahaan mu mengadakan acara seperti desain gambar?"tanya arga, ucapannya dua wanita yang bertemu dengannya di lift tadi terus mengusik pikiran arga.
"Dari mana kamu tahu soal itu, arga?"tanya Yeri.
"Kebetulan aku tadi mendengar pembicaraan dari salah seorang karyawan mu", jawabnya.
"Benar. Kami baru saja mengumumkan pemenangnya", ucap Yeri, di melirik jam tangan yang di pakaian nya.
"Sebentar lagi jam makan siang, bagaimana kalau kita makan siang bersama. Menu makan siang di kantor ku ini sangat lezat, kalian harus mencobanya. Sekalian aku akan mengenalkan kalian pada karyawan yang memenangkan perlombaan desain itu ", ucapnya.
Jika ditanya pada dirinya, tentu saja arga akan menerima ajakan Yeri. Apalagi saat mendengar Yeri ingin memperkenalkan mereka pada karyawan yang memenangkan perlombaan desain itu, tapi dia sangat yakin jika Kenichi pasti tidak menerima ajakan makan siang itu.
"Baiklah, aku jadi penasaran ingin mencicipinya", ucap Kenichi.
Sontak saja, kedua mata arga menatap Kenichi yang duduk disampingnya. Kedua matanya berbinar ceria, entah apa yang merasuki dirinya saat ini , setidaknya dia merasa senang saat kenichi menerima ajakan itu. Sebenarnya sama seperti arga, kenichi pun mulai merasa tertarik dengan sosok yang dibicarakan dua karyawan tadi. Dia penasaran, bagaiman bisa ada manusia selicik itu yang tega melakukan hal - hal kotor dan serendah itu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Hanna Devi
keren KK.. 👍
2021-12-03
0
Dwi Emeriahna Munthe
🤗
2021-01-07
0
Rizal Nainggolan
bagusssa
2021-01-05
0