Mely dan Elis menuruni tangga rumah itu. Dara terseyum pada Mely ini pertama kalinya wanita itu terseyum pada Mely.
"Cantiknya cucu nenek."ucap Dara sambil mengelus bahu Mely.
Mely hanya terdiam melihat perlakuan lembut neneknya itu, karena baginya itu adalah hal langka dalam hidupnya bahkan saat orang tua Mely masih bersamanya wanita itu tidak pernah bersikap lembut.
"Riko, jam berapa mereka akan datang?"tanya Dara.
"Sore ini ibu."jawab Riko lqlu menatap Mely tajam.
"Kau jangan membuat kesalahan, aku akan mengawasi mu."ucap Riko tajam lalu melangkah pergi.
"Paman mu itu memang seperti itu, hanya di depan orang tua mu saja dia akan bersikap lembut tapi sayang orang tua mu telah tiada tidak ada lagi yang melindungi mu, jadi nanti kau harus menurut pada kami."ucap Dara tajam.
"Kapan aku tidak pernah menuruti kalian?"tanya Mely Dara terseyum miring.
"Jangan menatap ku seperti itu, itu tidak ada pengaruhnya bagi ku."ucap Dara lalu pergi dari hadapan Mely.
Tangan Mely tergenggam erat. "Aku paham sekarang. Kalian berniat menjual ku."gumam Mely mata itu berkaca kenapa nasipnya seperti ini dia menyesali keadaannya yang sekarang.
"Jika saja dulu aku tidak pergi dari mu, mungkin aku masih bersama mu Mas."gumam Mely air matanya mengalir dia merindukan pria itu, pria yang dia cintai selama ini bahkan sampai saat ini.
"Mely..kau baik-baik saja?"Elis mendekati Mely dan mengelus bahunya memberi kekuatan.
"Ya, aku baik-baik saja..kau mengaharapkan apa?aku tertawa?atau aku menyoraki kehidupan ku?, semuanya sudah hancur bahkan nenek sihir itu akan menjual ku, apa lagi yang bisa ku anggap baik dalam hidup ku?..aku lelah kak."jawab Mely lalu pergi begitu saja sambil terus manangisi dirinya.
Elis menatap kepergian Mely dengan tatapan sedih. "Aku tau seharusnya kau tidak seperti ini, tapi mereka tidak suka dengan kebahagian mu Ly."gumam Elis.
.........
"Tuan."panggil Freng sekretaris Dimas
"Apa ada informasi yang kau dapat?"tanya Dimas.
"Ada tuan, neneknya berniat menjual nona Emely pada seorang pengusaha di kota ini dan dia akan datang sore ini."jawab Freng.
Tangan Dimas terkepal. "Beraninya mereka melakukan hal itu pada wanita ku. Kita akan datang sore ini kerumah itu,kita hentikan semua itu. Wanita tua itu perlu diberikan pelajaran."ucap Dimas matanya menyiratkan kebencian.
"Baik tuan muda."balas Freng menunduk hormat lalu pergi dari kamar hotel Dimas.
Pria itu beranjak dari duduknya melangkah mendekati jendela dan menatap hamparan kota.
"Sudah saatnya kau keluar dari neraka itu sayang, bersabarlah aku akan membawa mu pergi."ucap Dimas.
Hari sudah terlihat sore seorang wanita menatap keluar kaca kamarnya dengan gelisah.
"Aku tidak menginginkan ini, aku harus pergi, tapi bagaimana cara ku pergi rumah ini di jaga ketat oleh nenek sihir itu."gumam Mely.
Mely terlihat begitu gusar dan gelisah bagaimana caranya pergi dari tempat neraka ini. Bahkan dulu dia sudah berusaha kabar tapi selalu gagal karena nenenknya itu memiliki mata dimana-mana.
"Aish.....wanita tua itu membuat ku gila saja."Mely hanya bisa terus mengumpat mengeluarkan rasa kesalnya.
"Mely.."Elis mengetuk dan memanggil namanya dari balik pintu kamar.
"Nyonya meminta mu untuk keluar, tuan muda Alex akan datang sebentar lagi."ucap Elis.
"Aku tidak mau keluar, aku tidak mau menemui pria itu. Aku tidak mau di jual oleh nenenk sihir itu."teriak Mely Elis terdiam saat Riko berdiri di sampingnya dan mendengar teriakan Mely.
"Kau yakain tidak ingin keluar?"tanya Riko membuat Mely mematung.
"Paman aku mohon jangan seperti ini....aku tidak mau di jual pada pria kaya itu paman."mohon Mely.
Riko membuka pintu kamar itu tapi sayang Mely telah menguncinya. "Mely jangan memancing amarah ku, kau hanya wanita tidak berguna dalam hidup mu lebih baik kau keluar dan menurutlah sebelum aku masuk dan menarik paksa diri seperti anj*ng peliharaan"acam Riko.
Mely menggigit kuku jarinya, bagaimana ini dia tidak akan bisa lepas.
"Satu"pamanya itu mulai berhitung menandakan bahwa Mely harus keluar sebwlum hidungan itu selesai.
"Dua....jangan memancing ku Mely, KELUAR SEKARANG."teriak Riko di akhir kalimatnya.
"TIDAK... Kenapa kalian begitu membenci ku, salah ku apa pada kalian?"teriak Mely.
"Cih wanita ini, ingin sekali aku mencekiknya."ucap Riko Elis berdigit ngeri mendengar ucapan tuannya.
"Baiklah jika kau tidak keluar, aku akan mendobrak pintu ini."ucap Riko lalu dengan sekali dobrak pintu itu terbuka dan hancur menjadi dua.
Mely gemetar ketakutan, "paman...tidak....Mely tidak ingin di jual."ucap Mely menghindari Riko.
"Sudah ku katakan pada mu menurutlah, tapi kau melanggar ucapan ku, maka ini yang kau dapat."Riko mengakat tubuh Mely seperti karung beras dengan mudahnya
Mely berusaha memberontak tapi gagal kekuatan pria itu lebih besar darinya walau pria itu berumur tua dari ayahnya.
Bruk
"Akh."Riko menjatuhkan Mely begitu saja di lantai membuat Dara terkejud.
"Riko..kenapa kau membantingnya seperti itu, jika dia terluka dan tuan muda Alex melihatnya dia tidak akan mau dengan wanita ini, dan kita akan kehilangan uang itu."ucap Dara Mely menatap neneknya tidak percaya.
Benar dugaannya, ternyata apa yang dikatakan ayahnya benar.
"Keluarga mu ini bukanlah keluarga yang benar, mereka akan melakukan apa pun untuk mendapatkan uang."
"Nenek jahat...Emely tidak punya salah pada nenek tapi kenapa nenenk seperti ini pada Emely?"teriak Mely Dara terseyum miring.
"Kau pernah melakukan kesalahan, tapi ibu mu lah yang salah kenapa dia melahirkan mu dikeluarga seperti ini, wanita bohoh seperti mu tidak pantas memberikan keturunan dikeluarga kami."ucap Dara membuat hati Mely berdenyut.
Jadi selama ini ibunya tidak pernah di terima dikeluarga ini.
"Permisi nyonya, tuan muda Alex sudah datang."ucap anak buah pelayan Elis.
"Bagus. Bersiaplah calon suami mu sudah datang, bersikap manislah."ucap Dara.
"Ayo ibu kita sambut kedatangan mereka."ucap Riko
Dara dan Riko pergi begitu saja meninggalkan Mely yang masih terduduk dilantai menahan rasa sakitnya.
"Mely...yang mana yang sakit?"tanya Elis khawatir menghamperi wanita itu,Mely mentapnya dengan mata berkaca.
"Hati Mely yang sakit kak."ucap Mely air matanya mengalir menbuat Elis juga ikut menangis.
"Maaf kakak tidak bisa menjaga mu."ucap Elis memeluk Mely erat.
"Kenapa kehidupan Mely seperti ini kak?apa Mely tidak pastas untuk bahagia?"ucap Mely menangis dalam pelukan Elis.
"Tidak....jangan mengatakan hal seperti itu Mely, kau pantas bahagia. Kakak yakin kamu akan mendapatkan kebahagia itu..."ucap Elis sambil terus mengelus kepala Mely.
×××××××
Mely hanya bisa duduk diam melihat percakapan antara nenek dan pria yang akan membelinya.
"Dia manis."ucap Alex Dara terseyum.
"Tentu saha cucu ku ini sangat manis dan penyayang."ucap Dara.
"Apa dia bisa? kenapa dia hanya diam saja?"tanya Alex terseyum miring.
"Mely bicara lah, tuan muda Alex ingin mendengar kau bicara."printah Dara.
"I...iya tuan Alex."ucap Mely takut.
"Suaranya merdu."ucap Alex menatap Mely dengan tatapan tidak bisa di jelaskan.
"Hahaha cucu ku ini memiliki suara yang indah saat dia bernyanyi."Dara hanya bersikap baik kalau dalam keadaan seperti ini.
"kau wanita licik, kemarin kau menjual sara agar mendapatkan uang tapi sekarang kau menjual ku lagi."batin Mely menatap neneknya tajam.
"Kurasa aku akan membawanya sekarang, uangnya akan aku transfer setelah dia ikut bersama ku."ucap Alex beranjak dari duduknya mendekati Mely.
Mely menghindari tuan muda itu tapi tangannya lebih dulu ditarik oleh pria itu.
"Kau ikut dengan ku."ucap Alex terseyum evil pada Mely.
"Tidak....aku tidak mau, lepaskan aku tuan."Mely terus memberontak berusaha melepas genggaman tangan Alex yang menariknya perginya.
"Nenek kau jahat, kau tega menjual cucu mu sendiri.."teriak Mely Dara hanya terseyum.
"Lepaskan aku tuan....lepas...LEPASKAN AKU."terikak Mely tapi tidak dihiraukan oleh Alex.
Pria itu terus menarik Mely sampai langkahnya terhenti saat seseorang menghalangi jalannya.
"Siapa kau?"tanya Alex.
Dara dan Riko mendekat. Mely mentap orang itu dengan bingung dia seperti pernah melihat pria itu.
Orang itu terseyum miring lalu mengangkat kepalanya. "Kau tidak mengenaliku?"tanyanya Mely membulatkan matanya
"Dimas..."Mely menatap tidak percaya orang yang berada didepannya
"Lepaskan dia.... Dia milik ku"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments