ketemu

Seorang pria tampan berdiri menghadap kaca diruangannya yang memperlihatkan pemandangan kota dengan postur tubuh yang tinggi tegap,bahu yang lebar dan rambut yang tertata rapi memperlihatkan ketampannya

"Tuan"panggil seseorang membuat pria itu berbalik

"Kau menemukannya?"tanya pria itu

"Ya saya menemukannya,dia tinggal disebuah desa jauh dari kota ini tuan dia tinggal bersama neneknya"jawab orang itu

"Di desa?"pria itu tampak bingung dengan penjelasan orang itu

"Iya tuan,dari informasi yang saya dapat orang tuanya meninggal karena kecelakaan lima tahun lalu dan dia dirawat oleh neneknya disebuah desa,tapi dia tidak dirawat dengan baik oleh neneknya dia hanya dijadikan pembantu"jawab orang itu

"Begitu rupanya,kerja mu bagus,sekarang pergilah atur ulang jadwal ku untuk satu minggu kedepan aku akan pergi menjemputnya"ucap pria itu

"Baik tuan"ucap orang terpercayanya

Pria itu terseyum "aku merindukan mu"gumamnya lalu dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya sebuah foto wanita cantik yang selalu dia cari

"Kita akan bertemu lagi"bibir itu melengkung indah memperlihatkan seyum manisnya dengan lesung pipi di kedua pipinya

Ponselnya tiba-tiba berdering menandakan panggilan masuk, diraihnya ponsel itu dari saku celananya lalu melihat siapa sih penelpon itu.

"Cih, kenapa Leni memberikan nomor ku pada teman gilanya ini."gumam Dimas kesal

Walau dimas tidak menyimpan nomor ponsel wanita itu, tapi poto profil dari nomor itu terpampang di layarnya.

"Dasar aneh."gumam Dimas lalu mematikan telpon itu.

\=\=\=\=\=\=

Didalam kamar Dimas sudah menyiapkan pakaiannya yang akan dia bawa besok, dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan wanitanya.

"Dimas."panggil seorang wanita

"Iya mah."balas Dimas menatap Rose yang menghampirinya.

"Kau sudah menemukannya sayang?"tanya Rose sambil mengelus pundak putranya.

"Sudah mah dan Dimas akan menjemputnya besok."jawab Dimas Rose terseyum lalu bersandari pada bahu putranya.

"Mamah akan mendukung keputusan apa pun yang kau ambil."ucap Rose.

"Terimakasih mah."ucap Dimas memeluk ibunya.

"Mamah akan membantu mu."ucap Rose lalu membantu memberesan keperluan Dimas.

Setelah semuanya selesai Rose keluar dari kamar Dimas.

Helaan nafas terdengar dari Dimas. "Semoga keputusan ku benar."gumamnya.

Di pagi harinya

Dimas sudah bersiap akan berangkat pagi ini semua barangnya sudah di bawa oleh fiko sekretarisnya.

Sepanjang perjalanan Dimas terus terseyum harapan bertemu dengan wanitanya sebentar lagi akan terkabulkan.

"Aku benar-benar sangat merindukan mu."gumam Dimas.

Sesampainya di bandara Dimas langsung masuk kedalam pesawat dan siap berangkat. Setelah 3 jam perjalanan akhirnya Dimas sampai di kota wanitanya berada.

"Bersabarlah aku akan menjemput mu."gumam Dimas terseyum.

_\=_\=_\=_\=_

"Hy kau, berkerjalah dengan baik."ucap wanita tua sambil menunjuk-nunjuk lantai.

"Baik nek."balas cucu dari wanita tua itu.

"Jangan memanggil ku nenek kau bukan cucu ku."ucap nenek itu wanita itu hanya diam dan melanjutkan perkerjaannya yaitu mengepel lantai dengan menggunakan tanganya.

tuk

Wanita itu menoleh saat kulit kacang terlempar kearahnya, lalu melihat kearah wanita tua itu yang asik menikmati acara tv sambil memakan kacang.

"Kerja yang benar,kau hidup tidak gratis disini."ucapnya wanita itu meremas kain pel itu kuat.

Ingin sekali rasanya dia melempar kain pel itu ke wajah neneknya, tapi dia tidak bisa karena bagaimana pun jika bukan neneknya yang merawatnya sekarang dia mungkin tidak akan hidup.

"Hy apa aku menyuruh mu untuk melamun."teriak neneknya membuat wanita itu terkejud.

"Maaf nek."ucap wanita itu.

Neneknya mendekat dan menarik rambutnya "Kerjalah dengan benar atau kau aku lempar dari rumah ini."ucap neneknya tepat disamping wajahnya.

wanita itu hanya bisa memejamkan matanya, merasakan tarikan yang kuat pada rambutnya.

"kau mengerti?"tanya neneknya wanita itu hanya bisa mengangguk.

Dengan kasar neneknya melepas tarikan rambut itu dan melangkah pergi meninggalkan wanita itu sendirian.

"hiks..ayah bunda aku merindukan kalian."gumamnya menangis dilantai itu.

dia merindukan orang tuanya dia merindukan kehidupan yang tenang tanpa siksaan seperti itu.

"Apa salah ku sampai nenek membenci ku."gumamnya lagi disela tangisnya.

air mata itu terus mengalir membasihi lantai tanganya meremas kain pel itu kuat.

******

"Mely"panggil Elis kepala pelayan dirumah itu.

"Iya kak."balas Mely membalikan badannya menghadap Elis.

"Kita akan kedatangan tamu hari ini, dan nyonya meminta mu yang membuat hidangan hari ini."ucap Elis Mely menyerit bingung.

"Kenapa aku kak? Bukan kah kita punya koki rumah ini?"tanya Mely.

"Aku juga tidak tau. Turuti saja dari pada kau dapat marah lagi dari nyonya, akutidak tega melihat mu di perlakukan seperti itu oleh nyonya."ucap Elis sedih.

Mely adalah cucu dari keluarga ini tapi kenapa dia malah di perlakukan seperti itu.

Mely terseyum. "Sudahlah kak aku tidak papa kakak tidak perlu sedih."ucap Mely Elis hanya mengangguk dia tau dibalik kalimat itu Mely sangat terluka.

"Bagus..."ucap seseorang membuat Mely dan Elis terkejud.

"Bukannya berkerja kalian malah mengobrol di sini...Apa kalian ingin aku lempar dari rumah ini?"tanya orang itu Elis menunduk takut berbeda dengan Mely yang menatap orang itu.

"Cih kau seperti orang tua mu, keras kepala dan tidak bisa diatur."ucap orang itu menatap Mely tajam.

Irang itu mendekat pada Mely wanita itu siap menerima pukulan yang akan di berikan oleh pamannya itu.

"Hentikan riko, jangan memukulnya. Kau tau kan siapa yang akan datang nanti, aku tidak mau dia melihat Mely dengan wajah merah karena bekas tamparan mu."ucap wanita tua.Dara.

"Hah....kau benar ibu. Keponakan ku ini akan diambil hari ini."ucap Riko membuat alis Mely mengkerut.

"Elis bawa Mely untuk bersiap, dan setelah itu kau Mely siapkan hidangan lezat untuk tuan muda nanti."ucap Dara Mely yang masih bingung hanya diam.

"Baik nyonya."balas Elis lalu menarik tangan Mely untuk pergi.

"Kak Elis apa maksud nenek bilang tuan muda?"tanya Mely bingung.

"Sudahlah jangan pikirkan itu dulu, kakak pun tidak tau kenapa nyonya seperti itu. Sekarang kau mandi dan bersihkan diri mu dengan benar, aku akan mempersiapkan baju mu."ucap Elis Mely hanya menurut dan pergi ke kamar mandi membersihkan dirinya.

Setelah selesai dari ritual mandinya, Elis membatu Mely untuk bersiap dan merias dirinya. Walau diselimuti rasa bingung Mely hanya bisa menuruti semua yang dikatakan Elis.

"Cah...sudah siap, kau cantik sekali Mely."ucap Elis sambil mencolek dagu Mely membuat wanita itu tersipu malu.

"Kak, kenapa aku merasakan gelisah? Apa yang akan nenek lakukan?"tanya Mely Elis menatap Mely sedih

Dia merasa kasihan pada anak dari paman dan bibinya ini, bagaimana pun Elis sudah menganggap Mely sebagai adiknya.

"Kakak juga tidak tau sayang, tapi sekarang yang terpenting kau menuruti apa pun yang di katakan nyonya."jawab Elis terseyum pada Mely yang di balas dengan seyuman.

Mely menatap dirinya di pantulan cermin itu. Sudah lama dia tidak merias wajahnya seperti itu, tanpa sadar air matanya mengalir. Entah kenapa dia jadi teringat akan seseorang yang dulu pernah diacintai.

"Aku merindukan mu Mas."gumam Mely.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!