Berani Membentak

☆ Halsey ⋮☰

* Without Me *

━━━━━━━⬤──────────

01:25 03:44

⇄ ❘◁◁ ❙❙ ▷▷❘

_____________________________________________

"Uhm.. Itu, dia.." ucap Radit

"Teman, kita teman. Dulu dia kakak kelasku!" sahut Zora

"Oh," jawab Gavin

Gavin pergi dari sana, sedangkan karena tidak ada orang melihat, Radit langsung menarik tangan Zora menuju ke taman belakang rumah.

"Maksud kamu apa kayak gini?" tanya Radit

"Radit, aku nggak maksud gitu. Aku..." ucap Zora

"Apa Ra? Apa? Kita nggak ada apa-apa, tiba-tiba kamu putusin aku tanpa alasan, gak kasih kabar. Dan kita ketemu lagi disini!" ucap Radit yang kesal

"Maaf Radit," ucap Zora sambil menunduk

"Maaf gak jelasin apa-apa Ra, kamu ada hubungan apa sama Gavin?" tanya Radit

"Uh itu, aku.. Akuu...." gugup Zora

"Jelasin Ra!" bentak Radit

"Aku istrinya!" ucap Zora

"Apa!" kaget Radit

"Iya Dit, aku istrinya!" ucap Zora

"Oh jadi kamu ninggalin aku karena dia? Iya kan, dia lebih kaya dari aku makanya kamu tinggalin aku?" tanya Radit

"Dit nggak gitu, aku bisa jelasin!" ucap Zora

"Jelasin apa? Mau jelasin kalo kamu cewe matre?" tanya Radit

Plak...

Zora menampar Radit karena perkataan Radit yang membuat Zora marah. Selama ini Radit tidak pernah sekasar ini, bahkan saat marah ia lebih memilih mendiamkan Zora. Tapi kali ini, ia malah berkata-kata kasar. Seperti bukan Radit.

"Ka kamu tampar aku?" kaget Radit

"Jaga omongan kamu! Aku emang ninggalin kamu, putusin kamu bahkan gak kasih kabar. Tapi bukan berarti aku cewe m*rahan ya Dit!" kesal Zora

"Ra maaf.. Maafin aku, aku salah aku kasar aku lancang. Aku cuma takut kehilanganmu, kamu tiba-tiba putusin aku gitu aja, kamu tau betapa tersiksanya aku selama 2 bulan ini?" tanya Radit dengan mata berkaca-kaca

"Tapi aku juga punya alasan Dit. Nggak mungkin aku ambil keputusan tanpa pertimbangan!" ucap Zora yang sudah menangis

"Maaf Ra, aku jadi kaya gini!" ucap Radit

"Kalau gitu dengar penjelasan ku dulu!" ucap Zora

"Baik," jawab Radit

Mereka berdua duduk di kursi taman sambil menjelaskan semua kesalah pahaman ini.

"Pernikahan kakakku ini tidak didasari cinta, kakakku dinikahi dengan kekuasaan dan ancaman. Jika kakakku menolak, maka bisnis keluargaku akan hancur dan orang tuaku akan celaka. Kamu tau kan kakakku begitu baik selama ini meski aku bukan adik kandungnya, juga bagaimana ibu mencintaiku seperti anak kandungnya sendiri. Juga bagaimana ayahku membesarkan ku tanpa pamrih walau aku ini bukan anak yang diinginkannya!" jelas Zora

"Lalu kenapa malah kamu yang menikahinya Ra?" tanya Radit

"Kakakku memohon padaku agar digantikan, dia bahkan bersujud agar aku mau menggantikannya. Selama ini dia belum pernah meminta apapun dariku, inilah permintaan pertamanya. Akhirnya aku menerimanya," ucap Zora

"Tapi apa kau tak memikirkan bagaimana perasaan ku?" tanya Radit

"Aku menyetujui hal ini karena kakakku berjanji akan segera membuatku berpisah dengan Gavin. Kau tau kan kakakku kan, ia tidak pernah mengingkari janjinya sejak kecil. Kakakku selalu konsisten dengan apa yang dia ucapkan" ucap Zora

"Tapi ini sudah 2 bulan Ra!" ucap Radit

"Benar, aku minta tolong padamu." ucap Zora sambil memegang kedua tangan Radit

"Apa Ra, katakan saja!" ucap Radit

"Kamu cari informasi apapun tentang kakakku, aku lost contact dengannya. Aku ingin mencari taunya sendiri tapi tidak bisa, Gavin selalu membatasi semua kegiatanku. Ingin menelfon kakakku pun tidak bisa, karena hpku di sadap oleh Gavin." ucap Zora

"Kenapa bisa?" tanya Radit

"Gavin selalu overprotektif padaku, ia masih marah karena aku menggantikan Kak Vio." ucap Zora sambil menunduk

"Baiklah, aku akan mencari cara bagaimana menghubungi kakakmu nanti. Dan kita akan menikah setelah kau berpisah dengan Gavin ok!" ucap Radit

"Tentu, tapi untuk sekarang rahasiakan semuanya dulu dari Gavin ya!" ucap Zora

"Tentu," jawab Radit

Radit memeluk erat Zora karena merasa benar-benar rindu setelah 2 bulan tak bertemu dan tanpa kabar.

"Dit jangan kayak gini," ucap Zora

"Kumohon biarkan dulu seperti ini, aku benar-benar merindukanmu!" ucap Radit

"Baiklah, akan juga merindukanmu!" ucap Zora

Zora memang lama berpacaran dengan Radit, sudah 4 tahun mereka menjalin kasih namun hanya sebatas memegang tangan dan berpelukan tak lebih. Bahkan mereka mulai berpelukan ketika kuliah bersama di luar negeri.

Setelah selesai melepas rindu Zora dan Radit masuk kedalam. Radit masuk ke kamar tamu dan Zora dipanggil ke ruang kerja Gavin.

Tumben di panggil, biasanya untuk berdiri di luar pintu saja harus dibelakang garis kuning itu - Batin Zora

*****

Ruang Kerja Gavin

Tok... Tok.. Tok...

"Masuk!" ucap Gavin dari dalam

"Ada apa mencari ku?" tanya Zora

"Apa ini?" tanya Gavin

Gavin menunjukkan rekaman CCTV di taman saat Radit dan Zora berpelukan. Meski remang-remang karena malam, tapi tetap jelas karena mereka duduk di kursi dekat lampu.

"Oh itu anu.." gugup Zora

"Kenapa? Kepergok?" tanya Gavin

"Bukan begitu, aku hanya..." ucap Zora

"Hanya apa? Merayu pria? Dan selingkuh dibelakang ku?" tanya Gavin

"Bukan begitu!" ucap Zora

"Lantas apa? Mau menggoda dia, lalu selingkuh sambil mengambil hartaku hah! Jangan berpikir semudah itu, kau hanyalah pengganti dan akan selalu pengganti. Setelah kakakmu kembali, kita akan berpisah!" ucap Gavin

"......"

"Kenapa diam? Kehilangan harapan? Huh, dasar wanita materialistis!" ucap Gavin

Materialis? Apa itu pandangan semua pria padaku? Dalam sehari 2x aku dikatai seperti itu? Memangnya aku tak punya harga diri? - Batin Zora

Zora mulai meneteskan air matanya karena sakit hati dikatai Gavin seperti itu.

"Asal kau tau! Meski aku hanya pengganti tapi aku punya harga diri! Aku hanya berpelukan karena merasa rindu, dulu kami dekat. Dia sudah seperti kakakku sendiri! Apa salahnya itu? Lagipula, bukan urusanmu untuk mengetahui semua privasi ku! Apa hak mu? Aku berharap kau tidak akan pernah bisa menikahi kakakku!" kesal Zora

Zora keluar dan membanting pintu karena marah, malam ini Zora mengeluarkan semua isi hatinya selama ini. Selama ini Zora hanya dia melihat perilaku Gavin mengaturnya. Tapi Gavin benar-benar keterlaluan malam ini.

"Hah? Dia membentakku? Memarahiku? Siapa dia memangnya hah! Hanya ayahku yang boleh memarahiku! Damn!! Dasar wanita sialan!" kesal Gavin

Gavin membanting semua alat-alat tulis yang ada dimeja kerjanya.

*****

Di Kamar Zora

Zora menangis sejadi-jadinya di atas kasurnya. Ia menangis karena berani berbohong dan membentak Gavin.

"Hiks.. Kenapa aku bodoh sekali! Hiks, kenapa aku membentaknya! Bahkan membohonginya hiks.. Aku tak sopan padanya bahkan meninggalkan dia saat belum selesai berbicara hiks... Bagaimana jika dia besok membunuhku hiks..." ucap Zora

Mama sepertinya aku akan segera menyusulmu - Batin Zora

Zora menangis sampai tertidur malam itu. Ia benar-benar takut kalau akan dibunuh oleh Gavin yang kejam.

*****

Pagi Hari

Baru pukul 05.00 pagi Zora sudah bangun karena tak tenang sejak semalam, ia takut Gavin akan memarahinya habis-habisan. Ia bangun pagi, Zora memasak banyak makanan untuk sarapan. Setelah selesai ia naik ke atas dan membuka sedikit pintu kamar Gavin.

"Huh untung masih tertidur..." ucap Zora

Zora diam-diam masuk perlahan kedalam kamar Gavin agar Gavin tidak terbangun.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc

Happy reading:)

Terpopuler

Comments

Gabrielle

Gabrielle

👍👍🌹🌹🌹

2021-10-28

0

army❤️❤️❤️

army❤️❤️❤️

kalau aq mah udah cari aman 😌😌😌

2021-01-14

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

duh klw aku ogah masuk ke kamar nya.ntar malah kenasemprot.

2020-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!