☆ Ariana Grande ⋮☰
* One Last Time *
━━━━━━━⬤──────────
01:25 03:44
⇄ ❘◁◁ ❙❙ ▷▷❘
_____________________________________________
"To long..." ucap Zora yang tercekik
Gavin melepaskan Zora hingga Zora terjatuh di atas kasur.
"Uhuk.. Uhuk..." batuk Zora sambil memegangi lehernya
"Jangan berharap kau akan mendapatkan nama Nyonya Adhitama semudah itu!" ancam Gavin
Gavin yang kesal pergi meninggalkan Zora di dalam kamar, ia membasuh tangannya dengan air lalu memakai hand sanitizer. Sementara Zora mulai meneteskan air mata di kamar.
Tuhan apa salahku? Kenapa aku bisa menikahi pria seperti dia? - Batin Zora
Zora lama menangis, setelah lelah menangis ia keluar ke dapur. Ia melihat seorang wanita paruh baya sedang bersih-bersih dapur.
"Nyonya.. Nyonya kenapa disini?" kaget Bi Ijah
"Ibu ini..." ucap Zora menggantung
"Oh saya Bi Ijah, pembantu di Villa Tuan Gavin." ucap Bi Ijah
"Oh begitu," ucap Zora
"Nyonya ada apa kok kesini?" tanya Bi Ijah
"Cuma pengen lihat saja Bi," ucap Zora
"Kok masih pakai baju pengantin. Nyonya Zora masuk kamar ganti dulu biar nggak risih. Saya siapkan alat mandinya dulu ya, gantinya ada di lemari." jelas Bi Ijah
"Oh iya bi, terima kasih!" ucap Zora
Zora masuk ke dalam kamar lalu melepaskan kacamatanya.
"Dunia benar-benar buram saat aku tidak memakai kacamata!" ucap Zora
Zora hendak melepas resleting bajunya, namun tak sengaja menyenggol kacamatanya hingga jatuh.
*****
Di Luar
"Apa sebaiknya aku masuk? Apa yang dilakukan wanita itu? Walau aku keras kepala tapi tidak boleh kasar pada wanita!" ucap Gavin
Tok.. Tok... Tok...
"Masuk," ucap Zora
Gavin masuk dan melihat Zora sedang berusaha menurunkan resleting bajunya namun tangannya tak sampai.
"Bi Ijah, tolong bantu saya melepaskan resleting ini ya. Tanganku tidak sampai," ucap Zora sambil membelakangi pintu
Dia mengira aku Bi Ijah kah? - Batin Gavin
"Bi tunggu apalagi? Kita kan sama-sama perempuan, tidak papa!" ucap Zora
Gavin perlahan mendekat dan membantu membuka resleting baju Zora. Terlihat punggung mulus Zora dihadapan Gavin.
Ada apa ini? Kenapa tubuhku bereaksi saat melihat tubuhnya? - Batin Gavin
"Oh iya bi, tolong ambilkan kacamataku. Tadi jatuh, aku tidak bisa melihat tanpa kacamata." ucap Zora
Gavin menatap lekat mata coklat Zora. Mata Zora begitu indah, berwarna coklat, memiliki bulu mata lentik dan panjang.
Kenapa mata ini terlihat sangat familiar - Batin Gavin
Gavin melihat kacamatanya didepannya, ia mengambilnya dan memberikannya pada Zora.
"Makasih Bi," ucap Zora
Tok.. Tok... Tok...
Bi Ijah mengetok pintu, dengan cepat Gavin keluar sebelum Zora memakai kacamatanya.
Loh kenapa Tuan Muda ada di kamar nyonya? Ada apa antara mereka - Batin Bi Ijah
"Siapa?" tanya Zora
"Saya Nyonya.. Bi Ijah," ucap Bi Ijah
"Loh, Bi Ijah? Bukannya sudah dari tadi di sini?" tanya Zora
"Tidak, saya baru sampai." ucap Bi Ijah
Lantas tadi siapa yang membuka resleting bajuku dan mengambil kacamata ku? - Batin Zora
"Ini nyonya alat mandinya," ucap Bi Ijah
"Bi Ijah, jangan panggil saya nyonya dong. Kelihatan aneh, panggil aja nama." ucap Zora
"Jangan nyonya, itu terlalu lancang." ucap Bi Ijah
"Tidak papa, terserah Bi Ijah mau panggil apa asal jangan nyonya ya." ucap Zora
"Iya non..." ucap Bi Ijah
"Nah lebih baik," ucap Zora
Zora masuk ke kamar mandi lalu membersihkan badannya. Kamar mandinya saja benar-benar mewah. Tersedia semua perlengkapan untuk wanita di sana.
Malam ini Zora tidur di kamar itu sendiri, malam hari ia merasa sedikit terganggu karena tamu bulanannya datang. Karena merasa nyeri ia beranjak ke dapur dan mengambil air hangat untuk mengompres perutnya. Tanpa sadar Gavin melihat dari lantai 2.
Apa yang dilakukan wanita ini malam-malam begini? Mengambil air? Tinggal suruh Bi Ijah kan beres - Batin Gavin
///***///
Pagi Hari
Zora bangun pagi, mandi lalu membantu Bi Ijah masak. Setelah semua siap, Gavin turun dengan jas hitamnya. Gavin mengambil roti dengan selai padahal Bi Ijah dan Zora juga memasak nasi goreng. Zora sejak tadi celingukan mencari sendok dan piring.
"Bi, ini piringnya dimana? Rak piring besar tapi kok nggak ada piringnya?" tanya Zora
"Oh iya non, Tuan Muda itu nggak suka berbagi. Jadi semua alat pribadi yang ada dirumah ini cuma ada satu. Termasuk alat makan," ucap Bi Ijah
"Ya ampun, trus aku makannya gimana?" tanya Zora
"Sebentar ya non," ucap Bi Ijah
Bi Ijah menghampiri Gavin yang sedang sarapan di meja makan.
"Maaf Tuan Muda, non Zora nggak bisa makan. Soalnya belum ada alat makan buat non Zora," ucap Bi Ijah
Gavin tidak bersuara, hanya menyodorkan sebuah black card pada Bi Ijah.
"Ini untuk apa tuan?" tanya Bi Ijah
"Ini milik wanita itu, suruh dia beli alat-alatnya sendiri. Password ada dibelakang kartu" ucap Gavin
"Baik tuan," ucap Bi Ijah
Bi Ijah kembali dan menyampaikan pesan dari Gavin. Zora sedikit kesal, namun jika ia marah tidak akan mengurangi rasa laparnya. Akhirnya ia mengajak Bi Ijah pergi ke mall.
*****
Di Mall
"Wah... Mall itu bagus juga ya," ucap Bi Ijah
"Loh, Bi Ijah bukannya sering ke mall?" tanya Zora
"Tidak non, Tuan Muda selalu menyuruh orang datang jika butuh sesuatu. Jadi tidak ada waktu keluar," ucap Bi Ijah
"Oh gitu, tapi kenapa sih? Kok aku lihat di villa tadi piring cuma 1, sendok 1, garpu 1, mangkuk 1, gelas 1, bahkan pisau makan cuma 1," heran Zora
"Tuan muda itu punya penyakit anti kotor, apa itu namanya..." ucap Bi Ijah
"Mysophobia?" tanya Zora
"Nah itu," ucap Bi Ijah
"Terus?" tanya Zora
"Ya Tuan Muda tidak suka berbagi alat makan. Di dapur hanya boleh ada 1 alat makan saja. Bahkan untuk makan di luar, ia akan sangat pemilih," ucap Bi Ijah
"Sepertinya dia orang yang sangat merepotkan," ucap Zora
"Tidak juga, setiap 3 hari sekali sprei di kamarnya harus di ganti. 2 hari sekali handuk harus ganti, pakaian harus selalu di laundry di tempat langganan, sandal rumah harus diganti 1 minggu sekali, tiap masuk kamar harus keadaan bersih dan rapi. Tuan Muda juga paling benci orang yang kotor dan berantakan," ucap Bi Ijah
"Dia itu pebisnis apa sultan sih?" bingung Zora
Zora memilih beberapa alat pribadi bersama Bi Ijah, pastinya yang berbeda dengan milik Gavin agar tidak tertukar.
Tinggal bersama seseorang sepertinya pasti akan sengat merepotkan. Sabar Zora, tunggu saja pasti Kak Vio akan segera menepati janjinya - Batin Zora
Baru beberapa langkah keluar dari mall, ponsel Zora berbunyi.
Triingg.... Trriinngg... Trriinngg....
Tertera nama 'My Boy' dilayar ponsel Zora.
Aduh kok Radit telfon? Kalo tanya macem-macem aku gimana jawabnya? Apa aku reject aja? - Batin Zora
.
.
.
.
.
.
.
Tbc
Happy reading:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Jupilin Kaitang
itu namanya takut mati,
2022-05-18
1
Gabrielle
Masih lanjut baca.
2021-10-28
0
sisisiscaaaaaaa🌻
toloooong
2021-08-24
0