"Hanya butuh kabar serta tahu novel sudah di tangan. Bukan undangan atau apa ke tour konser."
🪐🪐🪐🪐
Sejak paket datang masih belum terdengar kalau Harris J menerima dengan baik di sana.
Adinda melihat manager itu lagi online, dengan cepat mengirimkan chat.
Pak, ini paketnya sudah datang kan? Coba fotokan dong Pak.
Sambil menyertakan bukti lewat resi itu. Masih belum ada respon cepat.
Seperti biasa, menunggu sekitar sejaman baru dapat balasan.
Lagi di kantor, sudah sampai kok.
"Sombong sekali! Apa susahnya angkat tuh paket trus sodorkan ke Harris J?!" Tiba-tiba saja memicu emosi gadis itu.
Janji diberikan menciptakan kebahagiaan akan terbentang ramah di tangan rambut mie itu di sana.
Adinda bukan fans diluar sana yang tahu paket sudah sampai, melainkan ada kepentingan untuk mendapatkan janji itu.
Terus menagih sebuah kepentingan telah dibuat orang itu sendiri, tanpa dia minta sekalipun, apa itu salah?
Adinda rasa tidak deh.
Ditambah karya yang tidak main-main, apa pantas di berikan sebuah label cuma-cuma dari mereka?
Kok tega sih?
Lihat balasan chat manager Harris J saja, cukup buat dia memahami kalau karya bukan harga mewah.
Hm, mendesah sangat panjang lalu tertunduk lesu.
Hanya ingin tahu kabar bule itu. Apa tidak diperbolehkan?
Harris, sy tahu km sdh di jkrta, tp please..respon chatku, hanya butuh kabar dan kamu ke mana? Saat sy btuh?
Centang dua, buat Adinda mencak tak jelas.
Harris J sebenarnya di mana sih, sampai chat gadis itu diabaikan seperti ini.
Lefan. Apa perlu melapor ke orang menyebalkan ini?
Big no! Kalau saja rambut mie tahu, bisa-bisa hubungan mereka retak-melebur tak tersisa.
Uhuhu..berjuang dapatkan apresiasi langsung sangat susah dan langkah loh dari orang luar negeri, apalagi tahu humble dan hafidz quran, bagaimana tidak serius coba ngejar jadi sahabatnya?
Setelah mendapatkan apa menjadi sebuah kebutuhan mimpi, mendadak Harris J berubah, sangat drastis semakin buat gadis aksara terjeruji nestapa berulang-ulang.
Kenapa isi kepala mereka hanya kertas-kertas terbilang mencekek ekonomi gadis itu?
Lewat karya saja bisa dilakukannya tanpa harus capek mengeluarkan duit lagi.
HANYA INGIN NOVEL SAMPAI DI HARRIS J. Apa sangat-amat keberatan kah di pundak janji telah terlanjur diberikan oleh Pak Hafiz?
Jika tertumpuk dengan kado lain dan bule london sibuk dan terfokus dengan konser tour, dipastikan bukan prioritas lagi.
Fix. Merasakan jeruji-jeruji asa sembari terisak dalam hening melihat JJS hiruk-pikuk dibawah panggung konser sang idola. Tapi, bukan ini tujuan dia meneror Pak Hafiz tentang novel, lalu di kira fans fanatik. Hanya! Hanya butuh janji itu ditepati.
"Kak Lefan!" Rengek Adinda, fix menangis.
"Kenapa, dek?"
"Novelku."
Masih tergugu di sebrang telpon gratisan Line.
Terdengar napas yang sedang banyak pertimbangan.
"Harris J sudah kabari ade belum?"
Menggeleng pun hal percuma. Karena Lefan tidak bakal melihat itu.
Sudah paham kenapa adik manja yang ditemui lewat halte bandara london sedang terdiam, tidak bertemu.
Lefan membiarkan dia untuk bermain bersama nestapa, karena kalau sudah bungkam tanpa diksi lagi, cowok berkemeja kotak-kotak itu bisa apa? Selain membiarkan Adinda tenang dulu dengan pikirannya sendiri.
"Kak, apa menurut kakak novel sekedar sampah?" Keluh Adinda, terdengar getir.
Sontak Lefan terkejut akan penuturan gadis itu.
"Tidak, Dek. Kata siapa? Kamu itu hebat and i proud of you tidak semua orang bisa bertahan dengan mimpi mereka yang terbilang impossible. Yok..mana nih wajah cerianya? Coba..kakak lihat dulu? Pasti mukanya jelek nih karna murung."
"Ah..Kak Lefan! Adenya lagi sedih juga, coba jangan diledekin dong! Gak pake jilbab nih, lagian saya malas sih lihat wajah menyebalkan kakak!" Pekik Adinda sedikit manja.
"Begitu kan bagus, cantik kalau ceria seperti ini. Yaudah kalau gitu, kakak tutup dulu yah telponnya? Ada pekerjaan yang masih belum bisa ditinggal. Assalamualaikum."
Setelah mengucapkan salam balik mereka pun menutup telpon secara sepihak. Walau ngobrol berdurasi pendek, cukup melegakan hati Adinda.
🪐🪐🪐🪐
Jam istirahat konser sudah tiba, Harris J pun menggunakan waktu untuk telpon dia.
"Maaf, kalau saya hilang beberapa hari ini. Tahu sendiri juga kan? Kalau saya ingin fokus tour konser tahun ini? Ada hal apa yang ingin kamu sampekan, Din?"
Ada rasa haru dan senang menyelimuti jiwa, sahabat rambut mie dari london menelponnya hari ini.
Setelah semalam curhat di Lefan, dan merasa kalau mimpi serta novel itu tidak lagi penting, semesta berikan detak kesempatan dalam ngobrol langsung dengan sahabat.
"Apa novelnya sudah kamu pegang, Ris?" Hanya ini ingin ditanyai oleh Adinda.
Cukup lama tak menjawab, seperti sedang mencari alasan dalam menutupi kabut pekat milik Adinda?
"Kalau memang belum ambil di Pak Hafiz yasudah it's okay lagian novelku sudah tidak penting lagi kok buat kamu. Padahal kamu pengen sekali baca kan waktu lihat Kak Renata punya di london?"
Masih belum ada respon mendahagakan dada Adinda.
"Maaf, karna padat jadwal konser disini, saya lupa tanyakan hal itu di Pak Hafiz."
"Cukup, Ris. Saya sudah tidak butuh alasan atau penjelasanmu lagi. Sudah cukup jelas kan, kalau novelku hanya sampah. Maaf mengganggu, assalamualaikum."
Belum sempat Harris J minta maaf dan menyampaikan kesalahannya, gadis aksara itu sudah lebih menutup obrolan mereka.
"Harris J?!" Teriak Mahmood, melambaikan tangan.
Sontak tersadar dari lamunan.
Mengernyit bengong dan menanyakan ada apa sampai melamun seperti ini saat jam makan siang?
Mahmood pun mengajak untuk makan dulu, mengisi tenaga sebelum kembali konser pada lagu berikutnya.
Harris J pun menganggukkan kepala lalu berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah konsumsi di panitia, tak jauh dari posisi semula bule itu duduk.
Kalimat terakhir Adinda, buat konsentrasi Harris J berantakan.
Mereka memang masih sibuk di hari pertama konser tour. Melihat JJS yang seperti semut-semut dari atas panggung, cukup buat wajah Harris J terselimuti senyum senang.
Tunggu, kembali lagi dengan perkataan gadis aksara itu.
Harris J melihat keberadaan Pak Hafiz sedang sibuk berbicang serius dengan salah satu panitia di pintu terbuat dari tenda acara. Sesekali mengambil CD-nya dan menaruhnya lagi dalam kardus.
Ingin menghampiri dalam menanyakan novel Adinda, masih belum ada waktu yang cocok.
CD itu baru saja diambil dari pabrik yang tak jauh dari acara konser. Mungkin bakal diperjual belikan di kota lain.
Karena memang hari ini hanya beberapa lagu saja dan waktu tidak banyak untuk manggung. Masih banyak waktu di kota lain untuk konser selanjutnya.
"Din, novelmu itu bukan sampah! Ah..kalau saja tahun lalu tidak buat kesalahan, mungkin dengan mudah saya undang kamu ke sini." Gumam Harris, terlihat mengepalkan tangan, geram pada kelakuan nafsi tahun lalu.
Yah, kalau saja tidak melakukan tindakan sembrono, mungkin Harris J meminta pada manager utama, Novita ngundang gadis itu ke Jakarta.
"Harris..sudah waktunya naik ke atas panggung." Teriak salah satu panitia dari arah panggung, sambil menunjuk ke arah jam yang dilingkari lewat pergelangan tangannya.
"Oh, okay." Beranjak dari tempat, karena memang sudah sepuluh menit lalu menyelesaikan makan siangnya.
Neo Soho the park and Aeon Mall, sekalian makan ice cream disana dan saat ini Harris J sedang membawakan lagu Jessie J - Price tag feat B.o.B.
Kebiasaan rambut mie itu adalah duduk diatas panggung sambil menganyunkan kaki dan melambai-lambaikan tangan diatas.
JJS bersorak gembira, sesekali mengikuti alunan nada dinyanyikan Harris J dengan antusias.
Tersenyum. Rasa haru dan bahagia konser tour pertama di Neo Soho the Park and Aeon Mall berjalan tanpa hambatan.
Oh, ada yang menjadi berantakan, diksi-diksi terlantang buat hati Harris J berdenyut nyeri.
Syukur lagu terakhir itu sudah di bawakan dengan lancar, setelah itu pamit dan turun segera memperbaiki isi pikiran sedang berantakan karena ulah Adinda.
Ups. Gadis itu tidak bersalah, dirinyalah yang memicu jalar merah itu.
"I'm so..so sorry, Din." Desis Harris J, sedikit terbebani. []
Notes :
Kalau readers bingung dengan jalan cerita ini, sebenarnya cerita ini adalah part dua dari FIGHTING DREAMER! Silahkan baca dulu part pertamanya hehe supaya nggak bingung.
Thank kyu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments