"Apa benar kata sahabat kalau diri sangat bermanfaat bagi bangsa? Dengan sebuah karya."
🪐🪐🪐🪐
Di kamar Adinda,
"Din, bagaimana jika kita berdua ajukan proposal di gunung merah?" Saran Gessa, terdengar antusias.
"Buat?" Mengernyit dong.
“Ih! Itu toh buat perkenalkan karya anak bangsa seperti kamu buat itu. Novelmu dan tas noken. Supaya pihak Gunung Merah kasih biaya kita untuk terbang ke Jakarta.” Ucapnya antusias.
“Biaya yah? Emang buat apa ke sana?” Adinda menyahut sangat santai.
“Jih! Buat kamu ketemu sama Harris J toh, Din!” Gessa berujar sangat kesal.
Sejak terbit dan terkirim hanya didapati rasa perih dalam dada dari Harris J.
Sudah sekitar seminggu bule london itu tidak memberikan kabar mengenai antusiasme seperti sedang di lihat dari wajah sahabatnya.
Tersenyum getir.
Gessa memang tak ingin melewatkan kesempatan emas bagi sahabat sendiri. Dengan usulan diluar kepala Adinda, ada satu ruas ingin ke sana menggunakan karya.
"Bahkan, saya pun tidak memikirkan sampai ke situ. Hanya lihat novel itu sampai ke tangan Harris J. Sudak cukup buat saya senang.”
No! Apa yang sudah kamu bilang, itu juga menjadi keinginanku terbang langsung menyodorkan novel ke Harris J. Gumam Adinda sangat lirih ditutupi dengan senyum paksa.
“Bahkan pemikiran untuk buat proposal pun tidak ada sedikit pun. Karena saya hanya fokus sama novel itu.” Terdengar lirih.
Lalu, dia tampak memikirkan sesuatu, dan melihat ke arah Gessa dengan wajah pengharapan.
“Ketemu yah?” Notasi hambar.
“Iya Din! Ini adalah kesempatan emasmu untuk ketemu dengan Harris J. Saya akan temani kamu ke Jakarta hanya demi sahabatku bertemu dengan Harris J!” Jawabnya antusias.
“Hm, bagaimana mungkin. Sedangkan Harris J saja ke Jakarta tanggal 2 November mendatang.”
Gessa tampak berpikir, “oh iya, tinggal sembilan hari lagi. Ah, tapi kita bisa cari dana proposalmu kok, Din!” Sempat lesu mengetahui beberapa hari saja menunggu kedatangan bule itu ke Jakarta.
“Memang sih... Gunung Merah kadang susah mengeluarkan dana. Tapi, kita berusaha mencoba dululah.” Imbuh Gessa penuh semangat.
Sejak penolakan tegas beberapa tahun lalu, tanpa sadar Gessa orang pertama yang ingin menjadikan mimpi gadis aksara jadi nyata.
Cukup buat dia senang.
"Ini karya anak bangsa, Din! Langkah!" Pernah Gessa mencetuskan hal ini ke dia.
Lamunan itu terputar tanpa aba-aba, buat Adinda senyam-senyum sendiri. Semakin buat sahabatnya mengernyit heran.
"Mamaku izinkan kah tidak eh?" Pikir Adinda.
“Pikirkan lagi, karyamu tuh patut dibanggakan! Novel dan noken itu baru kamu sudah angkat nama Papua dan USTJ!” Ah, Gessa ingin sekali dia bertindak setelah mendengar usulan indahmu itu.
“Entahlah, Ges. Saya pikir noken dan novelku itu sekedar hadiah biasa. Dan tidak sempurna.” Lirih Adinda.
“Sudah! Tidak perlu cemas, nanti saya bantu biar kita bisa terbang ke Jakarta untuk kamu bisa ketemu dengan Harris J!” Sambil menepuk pundak sahabatnya.
Adinda hanya tersenyum miring.
“Kenapa coba kita tidak pikirkan jauh-jauh hari, eh. Baru sekarang saya kepikiran buat proposal, Din.” Lagi, berkicau.
“Haha, benar juga sih. Pengen terbang ke Jakarta.” Jawabnya setengah merengek.
“Itu lagi, Din, yang saya bingungkan. Bagaimana eh, kita dapatkan dana secepatnya. Sebelum Harris J tiba di Jakarta tanggal dua November mendatang.” Pikirnya sambil melihat langit.
“Mana mungkin bisa kita dapatkan dananya secepat itu.” Jawab Adinda malas.
“Yah, benar juga sih.” Nada yang dibungkusi patah akan semangat sebelumnya.
Melihat sahabat pulang, ada ruas sesak dirasakan gadis itu.
To : Rambut Mie London.
Assalamualaikum, klau sdh smpai di Jakarta info eh? Bilang jga klau sdh buka kadonya.
Centang satu. Buat Adinda frustasi.
Hanya rambut mie london yang buat dia percaya dengan mimpi itu tersampaikan dengan ikhlas dan tulus.
Karena Adinda menyadari, lewat prantara tidak membawakan sebuah kebahagiaan kecuali luka tak serta-merta mengikuti dibalik pintu asa diberi.
Somsek! Blgnya tdk mau sy nangis krn brjuang sndri kjar mimpi itu, tpi apa?! Km sndri yg buat sy terluka dgn mimpi jdiin km shbt, Ris!
Setelah mengirim chat ini, Adinda rasa tidak perlu sebuah alasan bertahan untuk mengabari bule itu lagi.
Hanya ingin novel itu sampai ke tangan Harris, sudah itu saja yang diinginkan Adinda. Bukan ngebet fotbar atau kado yang sudah terbiasa tersapa bola mata bule london tersebut.
Kalau hari ini menanyakan kabar paket yang masih belum jelas terdengar di notifikasi HP, bakal mendapati bungkusan nyeri.
Adinda menilai kalau admin sekaligus manager rambut mie itu sedikit sombong dan datar kalau di tanya seramah mungkin.
Pengen sekali menanyakan lewat orang sedang berada di Jepang. Tapi, takut menjadi orang merepotkan, walau tahu itu tidak dipermasalahkan bagi Lefan sendiri sih.
Ah, mendesah sangat gusar. Menahan perih dalam dada.
🪐🪐🪐🪐
Ketika melihat postingan itu, teringat akan hal ini tidak perlu repot bermimpi lihat novel diberi langsung oleh pembuka pintu asa, semakin buat sarapan pagi ini hanya nestapa bagi Adinda.
Benar sekali. Uang..uang dan uang menjadi prioritas mereka. Bukan karya yang sudah diperjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Caption dibaca Adinda saja cukup dalam menebak kalau biaya itu tidak terbilang sedikit.
Tersenyum sangat hambar. Nyeri di dada semakin menghantam mimpi dan pintu asa.
Kalau AVN tidak retak, mungkin sebelum mengirim paket itu, menghubungi sahabat di Padang untuk mengantarkan novel ke Harris J.
Hua..pengen nangis.
"Harris.." Adinda merengek sendiri.
Aisha sepupu rambut mie london.
Kontak ini apakah menjadi alternatif?
Menggeleng sangat kuat. Jangan merepotkan Aisha, apalagi berniat untuk kirim novel itu ke london. Huhu..biaya fanatik pasti.
"Harris kalau sudah jadikan orang itu tujuan, dipastikan perjuangannya tidak disia-siakan begitu saja." Sayup-sayup ucapan Aisha terdengar.
Semakin menghantam lebur penuh membiru pada mimpi Adinda, yang sudah terbang lewat kantor pos.
Apa prestasi harus diperjuangkan lagi lewat rupiah?
Mengikuti keinginan Pak Hafiz untuk datang ke Jakarta? Lalu bersorak ria dibawah panggung konser?
Arg. Mana mungkin ada sebuah prestasi lewat instan!
“Din, pokoknya kakak harus lihat A Dreams versi inggris itu sudah selfie dengan Harris J, trus kirim ke kakak yah?” Kata Renata dengan menggebu luar biasa.
Pernah, kakak translationnya mengatakan hal ini ketika mereka sedang VC lalu Adinda mengatakan kalau bule itu bakal ada konser di indonesia pun ingin kirim A Dreams versi english ke sana.
“Selfie yah?” Pikir Adinda dengan miris.
Tok..tok..tok..,
Ketukan membuyar lamunan Adinda.
"Siapa?" Bentar, dia bingung siapa yang datang sore begini?
"Din..buka pintu!" Gedoran terdengar lagi.
Awal bernestapa kurang bersemangat akan mimpi serta Harris hilang kabar saat tinggal beberapa hari kedatangannya ke indonesia, mendadak pergi begitu saja ketika mendengar sahabatnya yang datang.
"Kenapa?" Kata Gessa penasaran.
"Itu.." Sambil nunjuk brouser online Meet and Greet Harris J.
"Din, buat apa cemburukan hal begini? Unfaedah sekali. Karyamu lebih bagus daripada ini." Tegas Gessa, sambil menekan-nekan gemas campur kesal di layar HP sahabatnya.
Tertohok. Sangat sakit di hati.
Dua hari kemudian..
Pengumumam meet and greet Harris J. Tepat 07 November 2017,
Cie..yang mau dinner bareng JJS, novelku?
Adinda mengirim chat itu, lagi lihat centang satu.
"Harris kenapa tidak aktif?" Eh, kok Gessa datang?
Dia pikir sahabatnya sibuk di rumah.
"Saya payah yah," keluh gadis itu.
"Coba kamu kembali lihat saat Bu Tri panggil buat ngisi acara di sekolah? Sudah begitu dapat amplop coklat yang tebal lagi. Mereka sudah setarakan kamu dengan anak pintar." Ceroros Gessa.
Tapi kan, Adinda hanya ingin novel itu sampai ke tangan rambut mie london. Bukan karena sudah diratakan dengan anak pintar.
"Bahkan anak pintar saja tidak bisa bikin novel seperti apa yang kamu buat."
Eh? Adinda terkejut mendengar penuturan sahabatnya itu.
SELAMAT UNTUK JJS YULIA IRIANI DAN RIZKA AIRIN. UNTUK MEET & GREETNYA SILAHKAN HUBUNGI KONTAK DI BAWAH INI.
Oh, sorot itu lebih tertarik dengan pengumuman telah di upload oleh Pak Hafiz. Foto kedua pemenang, semakin mendesir dalam hati. []
Notes :
Gunmer \= Gunung Merah (Tempat pekerjaan kedinasaan, bisa dijadikan tempat olahraga, salah satunya bultang, lari sore dan senam.)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments