Kedatangan batas Pongah

"Nestapa kembali menjadi teman dalam hening dibalik asa diberi, lalu kedatangan itu batas pongah diatas dukaku."

🪐🪐🪐🪐

Sibuk mengemas sebuah slim bag lalu masuk dalam mobil.

"Apa Dinda sudah tahu kamu ke indonesia?" Kata Yusha.

Hanya tersenyum. Yang jelas sudah mengakui perjuangan itu dan tak ingin buat dia menangis sendiri lagi karena mengejar dirinya sebagai sahabat.

Memang, jarang ada fans serius menjadikannya sahabat justru menganggap sebagai suami halu sampai berebutan dan bertengkar di kolom komentar.

Harris J mengakui perjuangan mimpi gadis itu kok.

"Kalau dia butuh pasti telp atau vc, saya ke indonesia untuk memenuhi undangan tour bukan liburan." Setelah mengucapkan ini sebelum chek in, Yusha cukup mengerti.

Tapi, kenapa tidak mengundang juga ke sana? Batin Yusha berpikir sangat penasaran.

"Bikin novel itu susah, apa tidak ada niat untuk undang Dinda ke Jakarta juga?" Yusha menyarankan.

Karena mengetahui gadis itu domisil di Jayapura jadi tidak bisa dengan mudah bersemuka dengan abangnya itu.

Menggeleng sebelum benar-benar masuk ke dalam pesawat, "kalau begitu saya berangkat, assalamualaikum, jaga abi dan ummi di rumah." Harris J pamit sambil mengekori Mahmood, selaku manager utamanya.

Manggut pelan. Lalu pulang ke rumah.

Di lain tempat,

"Jangan mengulangi kesalahan tahun lalu." Padat dan jelas cukup merobek hati dengan sakit.

Harris hanya menganggukkan kepala.

"Bisa saja kamu jadikan Dinda sahabat, tapi undangan yang abi kasih tidak bisa dibatalkan secara sepihak," Rahim Jung membuang napas, "abi kecewa sekali dengan sikapmu ini, membatalkan penerbangan pesawat tanpa beritahu abi, apa ini bagus?"

Sayup-sayup ingatan kembali teringat lagi dengan ucapan Rahim Jung.

Menjadi tamu spesial dari abi sendiri di acara maulid nabi, memang satu kehormatan menjadi pembicaraan di sana. Tapi, entah hal apa yang merasuki jiwa Harris J saat tahu ada seorang gadis sederhana bermodal aksara mengejar dirinya untuk dijadikan sahabat, lalu membatalkan penerbangan tanpa berpikir malam itu ada acara penting.

"Bodohnya.." Gumam Harris pelan, sambil menatap ke arah jendela pesawat.

Syukur Mahmood mengenakan earphone jadi tidak terdengan decihan rutuk dari bule itu.

Melihat beberapa chat menumpuk sangat sesak di chatroom, semakin menciptakan decihan remuk.

Maaf, Din, kali ini saya gagal jadi sahabat yang baik trus buat kamu menangis lagi. Getir Harris J.

Masuk ke aplikasi musik dan putar lagu Fighting Dreamer! Harris J tersenyum seulas, tidak begitu banyak obrolan tercipta selain sunyi menyergap kedua orang itu diatas pesawat.

Mahmood tahu persis anak itu, periang dan banyak cerita. Tapi kali ini ada yang beda, apa ada kaitannya dengan gadis itu?

"Ris, kalau ada masalah, cerita." Mahmood menegur sangat halus.

Buat Harris menoleh dan tersenyum tipis.

"I'm okay." Hanya dibalas singkat yang dipastikan terjadi sesuatu, masih tak ingin diceritakan dengan lantang.

Mendesah lalu tertidur, Harris melihat itu hanya tertawa hambar.

Sejak mengenal gadis aksara itu, detak dipunya berputar berbeda, ada sesuatu dibungkusi oleh menghargai setiap proses yang ada.

Benar. Adinda tidak bermain dengan waktu yang ada menggunakan foto atau vidionya sebagai pengoleksi pribadi dalam HP.

Harris lagi-lagi tersenyum.

Artis ternama dan gadis sederhana, terpatahkan oleh jarak dan karya. Lewat karya semakin buat bule itu yakin bersahabat dengannya akan memunculkan banyak kebahagiaan juga belajar logat papua.

Assalamualaikum, Dek katanya hari ini kamu datang ke indo? Trus Dinda sudah tahu?

Ah, chat yang baru saja masuk dari Lefan setelah perjalanan terpaut lama diatas pesawat.

Harris mendesah sangat kasar.

Setelah melihat kedatangan dua orang itu, langsung beranjak dari kursi bandara.

"Bang Jey!" Teriak salah satu fans dari luar kedatangan.

Oh, ternyata bukan hanya dua orang yang jemput melainkan fans lain sudah dari tadi menunggu.

Melihat itu, Harris J jadi teringat dia dan berkhayal kalau di salah satu JJS ada Adinda.

Mustahil sekali. Gumam Harris.

Menggunakan kacamata orange dan topi, kalau saja Adinda lihat mungkin bakal menggoda dirinya.

"Setelah fotbar, kita langsung ke kantor." Ucap Pak Hafiz yang diangguki pelan dan senyuman dari rambut mie london.

JJS sangat antusias tak sabaran untuk gantian fotbar, sampai ada yang hasilnya jelek karena Pak Hafiz sudah memaksa masuk dalam mobil.

"Yah..sombong sekali kah!" Teriak salah satu dari mereka.

Pak Hafiz tak memusingkan hal itu.

Prioritas adalah tepat waktu dalam menjemput kedatangan Harris J dan langsung ke kantor.

Sampai di sama ada Novita, manager utama di indonesia sedangkan Pak Hafiz manager kedua, bisa dibilang tangan kanan Novita.

Ikut fotbar dulu dekat pintu masuk kantor, Harris J ada saja kelakuannya kalau mau foto, buat Novita menggelengkan kepala.

🪐🪐🪐🪐

"Novelnya dah nyampe kah belum?" Gumam Adinda, sedikit penasaran.

Jari itu berjelajah di akun instagram.

Sakit. Panas di kelopak mata semakin buat dia hampir menangis.

"Bikin?" Gessa mengernyit.

Semalam sahabatnya nginap di rumah. Sambil perlihatkan apa yang buat dia sakit hati.

“Lebih baik kita langsung ke Gunung Merah saja, Din. Sodorkan proposal kegiatan trus kasih lihat novelmu nih!” Masih dalam megumpulkan nyawa, tetap keputusan yang sama.

“Buat apa?” Kata Adinda dengan lesu.

“Ji! Buat kamu ketemu langsung dengan Harris J toh! Daripada disini kamu sakit sendiri pantauin story milik admin JJS Ina. Ini kesempatan buat kamu bisa diangkat dari permukaan, Din! Karena kamu sudah dijadikan sahabat sama Harris J!” Gessa menggebu.

Tidak. Sudah tahu chatroom centang biru tapi merasakan kalau bule itu bikin jarak, hanya orang tidak terlalu penting apalagi novel dikirimkan ke sana.

Karena penasaran, Adinda search kebaradaan novel itu sekarang di mana.

Tahun lalu, sangat santai dan meluruskan saja kedatangannya ke Jayapura cukup apresiasikan sebagai sahabat selebihnya tidak ada urusan lagi.

Kalau saja Harris tidak singgah makan dulu di warung Varinta, kebutulan disana ada dia, pertemuan pun terjadi kalau Adinda tidak ada, mungkin saja takkan ada namanya bersemuka.

"Coba cek toh di browser, masih ada no resinya toh yang kamu simpan?" Kata Gessa, memecahkan lamunan gadis itu.

Buru-buru melihat apa yang tadi di search.

“Gessa...ini sudah sampai, tapi kenapa Pak Hafiz tidak kasih informasi ke saya?” Rengek Adinda sambil melihatkan bukti itu.

“Iyo eh? Kenapa Pak Hafiz tidak kasih info ke kamu?” Gessa mengernyit.

“Atau bila perlu kamu telepon coba, tapi..tunggu, disana masih jam enam pagi eh.” Imbuh Gessa dengan nada yang terkesan kecewa. Dibalas murung dari Adinda.

Benar kan, kalau dia bukan tujuan dalam hidup Harris sebagai sahabatnya.

Kedatangan Harris batas pongah saja bagi gadis aksara itu.

Tidak banyak hal keindahan kecuali mengulangi story diupload oleh admin JJS Ina.

Sedih, sesak, patah menjadi satu dalam dada.

Apa tidak ada kesempatan lagi?

Adinda hanya ingin melihat karya di apresiasikan bukan hanya diluar negeri lewat acara pernikahan orang melainkan langsung ke JJS.

"Kan, saya buat novel supaya motivasikan JJS dalam artian berjuang." Tiba-tiba Adinda berkata lirih.

Oh, Gessa baru mengerti kenapa sahabat tidak menginginkan banyak pertemuan berdua saja sama bule itu melainkan selipan motivasi ke fans fanatik Harris J.

Sambil menunjukkan perjuangan sahabat sendiri diatas panggung lalu ngobrol sedikit dalam berbagi kisah sebelum bersemuka banyak kantong-kantong luka, nestapa, perih dalam perjalanan mimpi serius Adinda ke JJS.

"Please..jangan larut dengan kesedihanmu, Din. Saya yakin suatu saat nanti kamu bakal memotivasi JJS dengan cara lain, lewat caramu bukan prantara atau diatas panggung."

Adinda hampir saja menangis, terdengar decihan kempas-kempis pun mata sudah memerah, langsung mendapati rangkual hangat dari sahabat.

"Sudah..sudah, kan, sebelum tour ini Harris akui kamu jadi sahabat kok, beh..di depan artis juga loh? Trus banyak orang yang wow saat Harris apresiasikan kamu sebagai sahabat dan nyanyikan lagu sebagai kado persahabatan baru kalian juga kan?" Urai Gessa penuh arti.

Jujur, bukan Adinda saja yang terluka akan kedatangan bule itu sebagai duka melainkan sahabatnya juga merasakan hal sama. []

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!