BUAIAN CINTA
"Apa maksudmu, sekarang terlambat untuk menuntut penyerahan bayi itu?, " tanya Richard.
Dengan wajah penuh ketakutan , David William melirik si klien yang berwajah muram itu.
Ketika baru bergabung dengan biro konsultan hukum Rainbow Enterprises yang sangat bergengsi ini , dia di beritahu tentang beberapa klien mereka yang benar-benar suka menuntut, memiliki keinginan aneh-aneh dan suka ngotot, padahal mereka sering kali keliru memahami hak-hak mereka dalam aturan hukum Inggris.
"Sayangnya ...beberapa klien mereka tampaknya tidak sadar kalau ada hal tertentu, yang memang tidak bisa di beli dengan uang", begitu kata partner seniornya.
Partner senior itu juga ayah David William, oleh karena itulah ia bisa diterima berpraktek di tempat ini.
Namun dengan was-was ia menduga, hubungan itu tidak bakalan berarti apa-apa bila lelaki yang berdiri di hadapannya sekarang ini mengamuk habis-habisan.
Aku kan sudah mengambil tindakan yang terbaik, pikirnya dengan perasaan merana.
Soal kecil, begitu kata partner seniornya sewaktu menggambarkan persoalan ini.
Klien mereka yang bergengsi itu tidak perlu direcoki masalah sepele seperti ini, apalagi karena yang bersangkutan waktu itu sedang berbisnis di luar negeri.
Lagi pula wanita itu sudah menyatakan dengan jelas dia akan merawat bayi itu, bagaimana ia bisa tahu kalau Richard juga menginginkan sang bayi?
Padahal, si klien tidak punya hubungan apa-apa dengan bayi itu, kecuali hubungan darah yang jauh karena bayi itu anak almarhum sepupu misannya.
"Apa maksudmu mengatakan sekarang sudah terlambat? ", desak Richard, mengulangi pertanyaannya tadi yang belum di jawab dia mengubah suara yang di rendahkan terdengar tambah menakutkan bagi David William.
Richard Kenzie bertubuh tinggi, seratus sembilan puluh sentimeter, dengan perawakan hampir dua meter membuat David William teringat pada masa-masa sekolah dan siksaan yang di alaminya di lapangan bisbol.
Ia sendiri bertubuh ramping, dan dalam hatinya bergidik ngeri melihat keperkasaan laki-laki di hadapannya ini.
Richard Kenzie berusia sekitar tiga puluhan, tetapi tubuhnya masih nampak bugar, itu berarti ia tidak menghabiskan seluruh waktu nya untuk meneliti neraca keuntungan saham, property dan menegoisasikan perjanjian .
Tetapi kalau melihat laporan keuangan perusahaannya, orang pasti akan berfikir begitu karena perusahaannya merupakan nomor satu di negeri ini.
"Salah seorang power broker terpenting saat ini", tulis Financial Times , mengenai Richard Kenzie dan istilah baru pun tercipta.
Richard Kenzie memang benar-benar seorang power broker sejati, seorang pria yang keahliannya dalam menilai titik lemah sebuah lembaga dan kemudian mengubahnya menjadi keuntungan bagi dirinya sendiri atau kliennya menjadi buah bibir di mana-mana.
Kata orang, dewan pengurus mana pun akan merasa gentar bila mendengar nama Richard di sebut-sebut.
Ia sudah menjadi miliuner sebelum menapak usia tiga puluh tahun, dan sekarang Ia sudah tidak lagi menghabiskan waktunya untuk membeli dan menjual perusahaan - perusahaan besar.
Melainkan memanfaatkan keahliannya dengan menjadi konsultan, yang biasanya bekerja untuk lembaga- lembaga pemerintahan maupun perusahaan-perusahaan raksasa.
Ia juga menyisihkan sebagian waktunya untuk memastikan , agar beberapa badan amal besar dapat dikelola dengan baik dan menghasilkan keuntungan.
Untuk itu Ia sama sekali tidak mengenakan biaya apa-apa, walaupun hanya sedikit sekali orang yang tahu mengenainya.
Sejak dahulu sekali Richard Kenzie meyakini bahwa dengan menunjukkan kelemahan di hadapan orang lain, itu berarti mengundang mereka memanfaatkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments