beberapa minggu setelah insiden Maira menabrak Fardhan tadi, kini keduanya sudah semakin dekat bahkan membuat para staf karyawan yang lainnya merasa iri, dan ada juga yang kini malah membenci Maira.
" eh lihat tuh anak baru itu yang sok cantik dan sok dekat dengan si bos, jadi sebel aku lihat dia "
" iya, dia itu sok cantik banget sih ! "
" gedek gue lihat dia !"
" iya, kita aja nih ya yang udah lama kerja disini gak bisa sedeket itu dengan si bos, eh dia yang anak baru malah dengan gampangnya bisa deket sama bos ! "
" pake pelet kali dia ! lihat aja tuh asisten si bos aja gak ada reaksi sama dia, beda kalau sama kita !"
kata kata itu Maira dengar walaupun mereka berbicara dengan pelan, tapi Maira tidak menghiraukan ucapan mereka. Maira sudah terbiasa dengan ucapan seperti itu, jadi ia sudah kebal. Seolah olah telinganya itu sudah tuli dengan ucapan dan fitnah yang selalu ia terima.
Maira bergegas masuk kedalam ruangannya untuk memulai tugasnya, walau tak dipungkiri ia memang kini tengah dekat dengan Fardhan. Maira akan membicarakan masalah ini dengan Fardhan dan ia akan meminta Fardhan untuk menjaga jarak dengannya karena ia sudah mulai tidak nyaman dengan situasi seperti saat ini.
Saat jam istirahat tiba, Maira tidak pergi ke kantin tapi ia pergi ke ruangan Fardhan. Maira masuk kedalam ruangan itu setelah sekertaris mengizinkannya masuk.
" permisi pak !" kata Maira
" ada apa Maira ?" tanya Fardhan
" ada yang ingin saya bicarakan dengan bapak !" jawab Maira
" bicara apa Mai ? sepertinya serius sekali !" tanya Fardhan mulai berjalan menuju sofa dan duduk sambil menyenderkan punggungnya yang terasa pegal
" maaf sebelumnya, saya mau bapak menjaga jarak dengan saya pak !" kata Maira membuat Fardhan kaget
" kenapa ? apa pacar kamu marah ?" tanya Fardhan
" maaf, saya belum pernah punya pacar pak ! saya hanya tidak ingin menjadi bahan omongan orang saja, karena itu membuat saya menjadi tidak nyaman untuk bekerja pak !"
" maksudmu karyawan disini ?" tanya Fardhan
" iya pak ! jujur, saya terganggu dengan ucapan yang mereka lontarkan pada saya dan itu membuat saya tidak nyaman dalam bekerja !" jawab Maira
" apa perlu saya pecat mereka agar tidak berbicara macam macam lagi ?" tanya Fardhan serius
" maaf pak, saya tidak mau itu ! saya hanya ingin bapak menjaga jarak saja dengan saya agar saya bisa bekerja dengan tenang seperti biasa pak ! kalau bapak pecat mereka itu artinya bapak sudah mendzolimi mereka, jadi lebih baik bapak bisa menjaga jarak dengan saya pak !" terang Maira
" kamu masih saja memikirkan mereka, pedahal mereka sudah mendzolimi kamu dan kamy memvela mereka ! aku semakin kagum dengan kamu Mai !" kata Fardhan
" maaf pak waktu istirahat saya sudah hampir habis, saya permisi !" kata Maira lalu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Fardhan.
" jujur saja aku sudah mulai menaruh hati pada pak Fardhan, aku merasa nyaman berada di dekatnya dan aku juga bahagia bisa dekat dan terus berkomunikasi dengannya. tapi ucapan orang orang itu, aku sudah mulai lelah mendengar cacian, hinaan bahkan fitnah yang mereka lontarkan padaku. aku juga manusia biasa, aku pun punya batas kesabaran. Haruskah aku resign dari sini dan mulai masuk ke perusahaan papa ? "
Maira bermonolog dalam hatinya
" Mai, kamu kenapa gak turun ke kantin tadi ?" tanya Miko
" gak apa apa, cuman lagi males aja !" jawab Maira dengan lesu
" Mai, kamu sakit ?" tanya Aisyah saat melihat wajah Maira agak pucat
" aku gak apa apa kok Syah, cuman kurang tidur aja !" jawab Maira
" kalau sakit baiknya kamu izin pulang aja Mai, dari pada kamu kenapa napa !" kata Miko
" aku beneran tidak apa apa, kalian jangan khawatir !" jswab Maira sambil menunjukkan senyum termanisnya
Maira pun mulai kembali mengerjakan beberapa laporan untuk besok. Sebenarnya penyakit lambung Maira sudah kambuh sejak tadi sebelum jam istirahat, tapi tidak dirasa. hingga saat ini waktunya untuk pulang Maira masih menahan sakit dan masih terus mengerjakan beberapa laporan untuk besok.
" Mai, kita pulang yuk !" ajak Aisyah
" iya, ayo pulang Mai ! kita turun bareng !" ajak Miko
" kalian duluan saja, nanti aku nyusul !" jawab Maira
" gak, aku temenin kamu aja disini !" kata Aisyah
" ya sudah, aku pulang duluan ya Aisyah, Mai !" kata Miko dan dibalas dengan anggukan kepala oleh Miko
Setelah Miko pergi, Maira menyandarkan punggungnya di kursi sambil memejamkan mata. Saat ini kepalanya terasa pusing dan perutnya juga makin sakit, ia lupa kalau tadi pagi ia tidak sempat sarapan, dan saat siang pun ia tidak pergi ke kantin untuk makan. Hari ini ia benar benar lupa dengan kesehatannya sendiri.
" Mai, kamu gak apa apa ?" tanya Aisyah mulai panik saat melihat Maira memejamkan mata dengan wajah yang bertambah pucat
" Syah, boleh aku minta tolong ?" tanya Maira
" minta tolong apa Mai ?" tanya Aisyah
" tolong anter aku ke dokter, aku gak bisa nyetir sendiri Syah ! perutku sakit, kepalaku juga pusing !" jawab Maira sambil memijit pelipisnya
" iya, ayo kita pulang sekarang !" ajak Aisyah
Sebelum pulang Aisyah membereskan beberapa dokumen yang ada di meja Maira, dan membawakan tas milik Maira.
" kamu kuat buat jalan gak Mai ?" tanya Aisyah
" aku bisa kok, tapi kamu bantu pegangin aku ya !" kata Maira lalu melangkah keluar dari ruangan menuju lift.
Sesampainya di lobi, Maira merasa sudah tidak punya tenaga lagi untuk berjalan, pandangannya semakin kabur dan kepalanya semakin pusing hingga membuatnya ambruk tak sadarkan diri seketika.
" Mai, bangun Mai, kamu kenapa ?" kata Aisyah sambil menepuk nepuk pipi Maira
" Maira kenapa ?" tanya Sandy yang kebetulan lewat akan pulang juga
" dia sakit, tadi udah di suruh pulang tapi gak mau dan akhirnya seperti ini !" jelas Aisyah
" ya sudah, ayo saya antarkan ke dokter !" kata Sandy
" tidak usah pak, biar saya saja ! lagian Maira juga bawa mobil !" jawab Aisyah
" ya sudah, kamu ambil dulu mobilnya !" perintah Sandy
Tanpa menjawab lagi Aisyah bergegas pergi ke parkiran, dan melajukan mobil milik Maira ke depan lobi. Setelah mobil tiba di depan lobi, Maira di gendong oleh Sandy dan langsung di rebahkan di jok belakang.
" kamu turun dulu, pindah ke belakang biar saya yang nyetir !" perintah Sandy
" tapi pak..." kata Aisyah terpotong
" cepet, jangan banyak komen ini situasinya darurat !" sela Sandy
Aisyah menurut dengan ucapan Sandy dan berpindah ke jok belakang sambil memangku kepala Maira. Sandy melajukan mobil yang di kemudikannya menuju ke klinik terdekat. Setelah sampai Maira langsung di tangani oleh dokter, Aisyah dan Sandy menunggu di luar ruangan. Tak berapa lama kemudian dokter yang memeriksa Maira pun keluar.
" bagaimana keadaan teman saya dok ?" tanya Aisyah khawatir
" teman anda itu terlalu lelah dan penyakit lambungnya juga kambuh, juga dehidrasi tapi tenang saja saat ini teman anda sedang istirahat !" jelas dokter
" apa perlu di rawat dok ?" tanya Sandy
" kita lihat saja nanti, kalau kondisinya tidak memungkinkan maka harus di rawat. tapi jika kondisinya mulai membaik teman anda bisa pulang setelah cairan infusnya habis !" jawab dokter
" terima kasih dok !" kata Aisyah
" sama sama. saya permisi dulu !" pamit dokter
Aisyah merasa sedikit lega saat ini, ia berdoa agar Maira bisa segera membaik.
" sebaiknya bapak pulang saja, maaf telah merepotkan dan terima kasih atas bantuannya !" kata Aisyah dengan tulus
" iya, saya akan pulang dan tidak perlu berterima kasih karena itu sudah jadi kewajiban untuk saling membantu sesama. saya pamit pulang duluan !" kata Sandy
Setelah Sandy pergi, Aisyah masuk kedalam ruangan untuk menemani Maira yang masih belum sadar juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments