Fardhan merasa penasaran dengan sosok gadis yang ia temui tadi. Saat bertemu dan bertatap mata dengannya ia merasakan ketenangan, keteduhan. Hal itu mampu membuat Fardhan merasa tenang dari rasa kecewanya pada seorang wanita yang kini telah jadi mantan kekasihnya itu.
Saat jam istirahat pun telah tiba.
Maira dan yang lainnya pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka sambil bercanda untuk melepas penat setelah berkutat dengan setumpuk pekerjaan.
" oh iya Mai, nanti kita pulang bareng ya !" kata Miko teman satu divisi
" maaf aku gak bisa aku udah janji sama Aisyah, lagian aku juga bawa motor kok, terima kasih untuk ajakannya !" jawab Maira
Setelah mengisi perut di kantin, Maira dan yang lainnya segera kembali ke ruangannya masing masing hingga jam kerja usai sekitar pukul 16.00 WIB. Saat ini Maira sudah berada di lobi kantor, ia masih menunggu Aisyah. Oh iya, Aisyah juga diterima kerja di kantor yang sama d3ngan Maira di divisi yang sama pula.
" sorry lama ya Mai ?" tanya Aisyah
" lumayanlah, ayo pulang !" ajak Maira
Saat Maira dan Aisyah akan melangkah ke parkiran, ia tidak sengaja berpapasan dengan Fardhan dan Sandy
" maaf, kamu Fairuz Humaira kan ?" tanya Fardhan
" iya pak ! saya Fairuz Humaira, maaf bapak ada perlu apa ya ?" tanya Maira
" oh iya, perkenalkan saya Fardhan dan ini Sandy ! kamu yang tadi nabrak saya kan ?" tanya Fardhan
" iya pak, maafkan saya pak saya benar benar tidak sengaja !" kata Maira
" tidak apa apa kok, saya maklum ! " kata Fardhan
" maafin teman saya pak, Maira ini memang agak sedikit ceroboh sih ! tapi dia baik kok, tadi dia cuman hampir kesiangan !" kata Aisyah
" Maira ?" tanya Fardhan sambil mengernyitkan keningnya
" iya, dia Maira pak !" jawab Aisyah
" haiiiiiisss, Maira itu nama panggilan saya pak ! " jelas Maira
Fardhan hanya menganggukkan kepalanya tanpa mengucap kata sedikitpun.
" oh iya pak, maaf kita duluan ya !" kata Maira
" oh iya, silahkan !" jawab Fardhan
Kenapa Fardhan yang banyak bicara ? ya tentu saja karena dia itu baik, dan hangat sikapnya. berbeda dengan asistennya yang kaku seperti es (kalau kebanyakan novel yang lain buat si presdirnya itu dingin banget kaya gunung salju, tapi disini yang kaku seperti es itu malah asistennya). Sedangkan Sandy, ia hanya diam di belakang Fardhan sambil mendengarkan percakapan ketiga orang yang ada di hadapannya. Aisyan dan Maira pun kini langsung berjalan menuju motor Maira terparkir. Hari ini rencananya Maira Maira dan Aisyah akan pergi berbelanja ke aalah satu mall yang letaknya tidak jauh dari kantor.
Maira membeli beberapa helai pakaian termasuk untuk mamanya juga Nisa.
" Mai, gak salah kamu beli segitu banyaknya pakaian ?" tanya Aisyah saat melihat Maira membeli banyak baju
" gila aja kalau buat aku semua ! aku itu sekalian beliin buat mama dan kak Nisa kakak iparku !" jawab Maira
" oh, aku kirain buat kamu semua !" kata Aisyah sambil tertawa
" eh, kok kita pilih pakaian cowok sih Mai ?" tanya Aisyah lagi
" beli buat bang Azka sekalian buat papa !" jawab Maira
" ooooohhhh" kata Aisyah sambil membantu memilih pakaian
Selama ini Maira tidak pernah menceritakan siapa dirinya pada siapapun. Maira tidak ingin menunjukkan identitas yang sebenarnya pada orang orang, karena ia ingin dekat dengannya karena tulus bukan karena harta dan kedudukannya.
Jika saja Maira menjadi gadis yang selalu mengumbar kemewahan dan semua orang mengetahui siapa dia sebenarnya, mungkin saat ini ia punya banyak teman. Sekarang ia bisa melihatnya sendiri, diantara banyaknya teman yang ia miliki hanya Aisyah lah yang tulus untuk menjadi teman dan sahabatnya. Selama ini Aisyah lah yang selalu dekat dengan Maira, tidak mempedulikan siapa Maira dan bagaimana latar belakang keluarganya. Aisyah hanya tahu bahwa Maira seorang gadis yang sederhana dari keluarga berkecukupan. Aisyah tidak tahu kalau Maira yang ia kenal adalah putri dari seorang Salman Al Farizi pemilik perusahaan yang kini sedang menjadi topik pembahasan atas sepak terjangnya di dunia berbisnis yang sedang berkembang dengan pesat.
Jika saja Maira mendengarkan saran dari kakaknya, ia kini mungkin sudah menjadi seorang wakil direktur di perusahaan papanya. Tapi
Maira tidak menerima tawaran itu karena ia merasa belum pantas, ia harus masih banyak belajar agar kelak jika ia sudah mampu maka ia akan terjun langsung ke perusahaan papanya untuk menggantikan posisi kakaknya saat ini.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
terima kasih sudah mampir di karyanya Rose, aemoga terhibur...
Jangan lupa dukungannya ya...
selamat membaca😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments