Bab 3

"baiklah, terima kasih dok". ucap mama nana sembari bangkit dari tempat duduk.

"iya sama sama, kalau sakit di minum obatnya ya? kalau tidak, enggak usah di minum". ujar dokter tampan tersebut ke nana dan mama nana.

"baik dok! ayo nana? bilang terima kasih sama pak dokternya". rayu mama nana ke nana yang berdiri di samping ayla sembari menggenggam tangan ayla.

Nana tersenyum manis. "terima kasih pak dokter". ujar nana sumrigah.

Dokter tampan tersebut tersenyum manis yang membuatnya semakin tampan dan membuat jantung ayla semakin menggila.

Ayla menarik nafasnya. ini pertama kali bagi dirinya. apa yang terjadi dengannya? kenapa melihat pria ini ia seperti ini? padahal, banyak lelaki tampan di luar sana tapi jantungnya baik baik saja.

'apa aku sudah benar benar terkena sakit jantung? tapi aku masih muda, di tambah, aku belum menikah, oh ya allah, jangan biarkan hal itu terjadi padaku, aku rasa aku harus memeriksa jantungku setelah ini'.

'iya, itu baru benar'.

"...kak? ".

Tarikan di ujung baju serta suara nana menyentak pikiran ayla.

"ya?! ...oh". ayla melihat dokter tersebut sebentar lalu kembali melihat nana.

"keluar ya? ayo? ". ajak ayla namun nana menahan langkah ayla yang membuat ayla kebingungan.

"ada apa? mama nana sudah keluar tuh? ayo?! ". ajak ayla lagi.

Nana menggeleng.

Ayla mengernyit tidak mengerti.

Nana mendesah lelah. "kakak di panggil dokter ini tadi, kakak enggak nyahut". ujarnya

Ayla mengerjap sedikit lama karna mencerna.'di panggil dokter ini? '. ayla beralih melihat sang dokter dengan wajahnya yang kebingungan. 'untuk apa? '. ia bertanya tanya.

Ayla kembali melihat nana. "kamu salah dengar mungkin, ayo kita keluar! kakak harus ke suatu tempat".

"tidak tadi...".

"benar katanya, aku panggil kamu karna urusan kita tadi belum selesai, aku yakin kamu masih ingat". suara dokter tersebut memotong ucapan nana.

Ayla lagi lagi mengerjap ngerjap dengan degupan jantungnya yang tidak bisa di ajak kerja sama yaitu untuk diam.

Ayla tersentak saat teringat iphone pria ini yang ia jatuhkan. seketika membuat tubuhnya lemah. 😩😩😩

"euhm...nana, kakak enggak bisa nemenin nana sampai keluar ya? kakak ada urusan dengan dokter ini, nana susul mamanya ya? ". bujuk ayla ke nana.

Nana sedikit cemberut sebelum ayla berjongkok lalu mencium kedua pipi nana dengan gemas lalu mencubit kecil hidung nana.

Nana terkekeh geli, mereka tertawa kecil berdua.

Mama nana memperhatikan hal itu dari pintu dan ia sangat heran. biasanya anaknya tersebut sangat pemalu dan sulit akrab dengan orang asing tapi dengan gadis ini...apa karna terlihat cantik dan perlakuannya yang lembut?.

"baiklah, mama nana menunggu, nanti insya allah kita akan ketemu lagi". ujar ayla ke nana.

"benarkah?! ". tanya nana berharap.

"tentu saja, percayalah, ayo pulang, makan lalu istirahat ya? biar cepat ketemu". rayu ayla yang melihat nana enggan berpisah darinya. padahal baru kenal beberapa jam yang lalu tapi bagi dirinya mengatasi anak anak yang lengket dengannya sudah hal biasa.

"ayo nana? papa sudah menunggu di luar, kita makan siang di tempat kesukaan nana". rayu mama nana yang berdiri di ambang pintu.

"ayo? jangan biarkan mama nana menunggu". ucap ayla lembut.

Nana tersenyum sumrigah. seperti tersihir dengan suara dan senyum ayla. nana berbalik berlari ke arah mamanya namun sebelum itu ia sempat menyuruh ayla menunduk lalu dengan cepat nana mengecup pipi ayla dan ia berbalik berlari.

Ayla tertawa kecil sembari memegang pipinya yang di cium nana.

cklek...

Pintu tertutup dan tinggallah hanya ayla dan dokter tampan tersebut di dalam.

Dengan pelan ayla berbalik ke arah meja dokter karna tadi melihat nana.

Ayla menelan ludahnya dengan susah payah. melihat wajahnya saja ia sudah tidak bisa berkata kata, di tambah sekarang mendengar suaranya dan...berbicara dengannya.

"jadi...".

Deg...

Suara jantung ayla begitu dokter tersebut membuka suara.

Tak...

Ayla melihat ke atas meja di mana iphone yang ia jatuhkan tadi terjatuh lagi di sana.

"bagaimana dengan ini? apa yang akan kamu lakukan? ". Suara dokter tersebut yang lagi lagi membuat ayla tersentak.

Ayla memberanikan diri terutama jantungnya untuk menatap wajah sang dokter. ia tidak akan bisa berbicara dengan seseorang tanpa melihat wajah orang tersebut.

'dia bahkan tidak menawarinya untuk duduk'.

"akan saya ganti rugi, jika anda mau". jawab ayla berani namun hatinya menangis karna sebentar lagi uangnya...😭😭😭

"itu hal yang sangat mudah, bukan untuk menyombongkan diri tapi...". dokter tersebut bangkit dari duduknya dan melangkah ke depan ayla, berdiri tepat di depan ayla.

Ayla sontak menahan nafasnya dengan tubuhnya yang langsung mati rasa.

"aku bisa memiliki yang baru bukan hanya satu bahkan bisa melebihi dari umurmu sekarang, di sini...aku tidak meminta ganti rugi tapi...".

Ayla menelan ludahnya sembari mengerjap.

"benda ini sangat penting untukku! di sana banyak hal yang tidak bisa untuk di hilangkan, di tambah benda tersebut, aku dapat dari seseorang yang sangat aku cintai seumur hidupku dan sekarang....".

Dokter tersebut menatap tajam ke arah ayla dengan menggertak giginya.

Mata ayla melebar sempurna. 'apa tadi katanya? seumur hidup? cintanya? seseorang? di sana dan iphone itu...'.

Ayla mengerjap. entah kenapa ia mau menangis dan kenapa hatinya sakit, di tambah kenapa ia tiba tiba lemas.

"sekarang katakan padaku? apa yang akan kamu lakukan? ".

Suara dokter tersebut menyentak lamunan ayla.

Ayla mengangkat kepalanya menatap wajah sang dokter yang jarak mereka hanya ada beberapa senti. aneh, tadi hatinya sakit banget dan sekarang, ada rasa senang dan bahagia. entah karna apa hanya karna jarak mereka sekarang dekat.

Ayla tersenyum dalam hati. 'aku bisa melihat wajahnya dengan jarak yang sangat dekat begini sungguh, sangat membuatku senang dan bahagia, rasanya...dia milikku selamanya'.

'ah'. batin ayla berteriak setelah ia sadar dengan apa yang ia pikirkan.

"aku tidak memintamu untuk melihat wajahku melainkan untuk hal yang telah kamu perbuat dan kamu harus bertanggung jawab". geram dokter tersebut sembari menggertakkan giginya.

'ya allah, aku benar benar sudah gila, dia sudah marah bukannya aku takut tapi...kenapa dia malah terlihat cool dan sangat tampan? dia benar benar....sangat tampan'.

Brakh....

Dokter tersebut memukul meja kerjanya karna marah. bukannya menjawab tapi malah menikmati melihatnya. ia sadar bahwa dirinya tampan dan banyak wanita yang mengangguminya bukan hanya gadis ini tapi....wajahnya hanya bisa di lihat dan di nikmati hanya oleh satu orang yaitu istrinya.

Ayla memejamkan matanya karna terkejut.

"jawab aku, apa yang akan kamu lakukan? aku tidak mau yang baru ingat itu baik baik! ". teriaknya marah tepat di depan wajah ayla.

"aku akan memperbaikinya jika kamu tidak butuh yang baru". jawab ayla cepat.

Terdengar suara dokter tersebut mendengus sinis.

"apa kamu bisa pastikan semua seperti sediakala dan tidak ada yang hilang apapun bahkan...tidak akan pernah rusak? ".

Ayla mengerjap. 'untuk hal hilang ia bisa pastikan tidak akan ada yang hilang, karna ia punya kenalan yang bisa dalam bidang tersebut namun untuk rusak, bagaimana ia bisa tahu? namanya aja elektronik bukankah bisa sewaktu waktu rusak? '.

"jadi...anda maunya apa? aku bingung". jawab ayla dengan suara pelan.

Dokter tampan tersebut menggeram marah. ia meraih iphone di atas meja. meletakkan tepat di depan ayla.

"aku tidak mau tahu, buat hal tersebut seperti sediakala tidak ada yang cacat atau kurang dan lebih". ucapnya lalu kembali ke tempat duduknya.

Ayla melihat dokter tersebut. 'apa maksudnya..dia melepaskanku? '.

"apa yang kamu tunggu? bawa hpku dan kembali setelah kamu membuatnya seperti sedia kala, keluarlah! pasienku masih banyak". ujarnya dingin lalu menekan satu tombol di atas meja yang membuat seorang gadis. gadis tadi yaitu asistennya.

"ada apa dok? ". tanyanya.

"panggil pasien selanjutnya". ujarnya dingin tanpa melihat asistennya.

Asisten tersebut mengerjap bingung. ia beralih melihat ke arah ayla. Aneh, tidak biasanya dokter deniz terlihat marah dan bersuara dingin.

Ayla masih mengerjap ngerjap. dimananya ia salah? perbaiki ya perbaiki, beli baru ya beli baru lalu kenapa dia marah marah? sudah seperti iphone ini nyawanya saja.

"tapi dok, dokter belum makan siang, ini waktunya dokter makan siang".

Dokter deniz memutar kursi duduknya dan menatap sang asistennya dengan dingin.

"aku tidak suka mengulang ucapanku dua kali". geramnya marah.

Ayla tersentak dan mengerjap.

Asisten tersebut dengan terkejut yang sangat hebat melangkah ke arah pintu dan keluar. ia sudah bekerja menjadi asisten sang dokter selama 5 tahun dan baru hari ini ia melihat wajah dan suara sang dokter yang beda.

"dan apa yang kamu tunggu? apa ucapanku tadi belum jelas?!".

Ayla mengerjap berdiri layaknya orang bodoh sekarang sembari melihat wajah dokter di depannya.

trett....trettt...

Suara getaran hp di dalam saku bajunya mengejutkan ayla.

Ayla meraih hpnya dan panggilan masuk yang tertera di layar hpnya sukses membuat matanya membulat dan hal tersebut tidak lepas dari tatapan deniz.

'mampus, jam berapa sekarang? '. dengan cepat ayla melihat jam tangannya.

"hikkkkk...". ayla terhenyak dengan mulutnya yang melebar.

Tanpa menjawab panggilan di hpnya. ayla langsung memasukkan hp tersebut ke dalam saku bajunya. ia berbalik melangkah cepat ke arah pintu namun terhenti tepat di depan pintu.

Ayla berbalik lagi dengan langkah cepat ia melangkah ke meja sang dokter lalu meraih iphone rusak dokter tanpa melihat sang empunya langsung keluar dari ruangan tersebut.

Deniz bersikap biasa tanpa peduli. baginya yang penting. iphonenya baik baik saja.

Terpopuler

Comments

LianhyCeye

LianhyCeye

awas ajha klo udah bucin gu dokter🏹💔🙄🙄🙄

2021-03-11

0

Vivianvellanie

Vivianvellanie

kebanyakan melamun

2020-12-12

1

cella_cuteee

cella_cuteee

dokter sombong n galak 🤣🤣🤣🤣

2020-11-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!