Setelah mengirim pesan ke sahabat tercintaku aliye dan menyuruhnya menunggu beberapa menit lagi. Aku memasukkan hpku ke dalam tas sampingku. sekilas aku melihat dokter yang sedang fokus pada pekerjaannya. mengapa aku kira dokter. gampang. bajunya putih dan seorang pria.
Aku mengangkat kakiku untuk berjinjit melihat ke dalam gigi nana yang sedang dalam proses pencabutan. ugh... banyak keluar darah.
ting...
Suara pesan masuk di hpku dan dengan sigap aku meraihnya.
See...dari perusahaan.
Aku melihat jam tanganku dan aku masih memiliki waktu 1 jam lagi dari waktu istirahat. enak aja kalau di suruh balik sekarang. waktu istirahatku kapan kalau aku sudah mulai kerja. peduli apa.
Ah...aku haus.
Aku mengangkat kepalaku melihat air di sekitar. sekilas tadi aku sempat dengar tawaran air minum saat pertama masuk dan benar saja. ada 3 air aqua gelas di sana.
"biar saya lihat". suara dokter bicara dengan asistennya dan setelahnya ia bangkit melangkah ke satu lemari yang sepertinya berisi obat obatan di sana.
Ayla tidak melihat karna sibuk merangkai kata untuk nana supaya bisa beranjak mengambil air minun.
"nana sebentar ya? kakak ambil minum lu, haus banget kakak".
Ayla melihat anggukan nana lalu ia berbalik.
tak tak tak..
Suara higs heels ayla saat ia menuruni sedikit tangga di ruangan dokter tersebut.
Ayla meraih aqua gelas yang berada di atas meja dokter tersebut beserta sedotannya dan ia berbalik mau ke tempat nana tadi.
Tanpa ayla lihat ada seseorang di belakangnya yang juga sedang melangkah ke arah meja tersebut.
Brukh...
"ah...". rintih ayla saat tubuhnya bertabrakan dengan seseorang.
Phak...
"ah...". suara ayla sedikit tercekat saat matanya melihat ke bawah dan...
Satu handphone yang bermerek iphone X. iphone yang sangat ingin ia miliki. dan sudah 3 tiga bulan ini ia menabung untuk mendapatkan hp tersebut dan jangan katakan kalau dia rusak karna jatuh dan itu karna aku.
Dengan panik ayla berjongkok untuk meraih benda tipis tersebut.
"maa...dugh...ah...". rintih ayla saat dahinya terbentur dengan dahi seseorang di depannya tanpa ayla dengar orang tersebut juga merintih sakit sembari mengusap dahinya.
"maaf maaf banget, ini...". ayla meraih iphone tersebut sembari mengusap dahinya dengan tangan kirinya. sedangkan hatinya berteriak memohon supaya iphone tersebut baik baik saja.
Tangan seseorang terjulur meraih iphone yang berada di tangan ayla.
Ayla mengangkat kepalanya melihat orang di depannya. ia tersentak kaget di tambah matanya sontan mengerjap.
'jadi...yang ia tabrak tadi...dokter di sini? '. ayla membantin berteriak.
"itu...tadi...maaf, saya tidak lihat dan menabrak dokter lalu...setelahnya saya panik, iphone anda...saya akan membayarnya, maaf". ayla menunduk sembari memejamkan matanya berharap bahwa dokter di depannya tidak akan meminta ganti rugi.
Dokter tersebut mengelus elus layar iphonenya. ia juga berharap iphonenya baik baik saja. karna benda ini hadiah dari istri tercintanya.
Ayla memberanikan diri untuk melihat iphone di depannya.
Entah kesialan atau ia kurang beruntung hari ini. layar iphone di depannya. sepertinya rusak. tapi bukankah iphone itu tahan banting. kecuali jatuhnya sangat keras. dan sepertinya lantai ini sangat keras seperti aspal. ugh...
Ayla mengangkat kepalanya memberanikan diri untuk melihat wajah dokter tersebut.
Ayla menarik nafasnya saat melihat wajah sang dokter yang hanya diam dan ada raut dingin.
'sepertinya ini sedang tidak baik baik saja'. batin ayla menjerit.
'haruskah aku menawari perbaikan atau mengganti yang baru?😭😭😭'.
"itu..."
"jangan sentuh". suara dingin sang dokter saat ayla mau meraih iphone tersebut berniat mau ganti rugi.
"eh?! ". tangan ayla menggantung di udara sembari melihat wajah dokter tersebut yang tidak jelas karna menunduk.
Semburat ayla merinding. 'sepertinya itu benda yang sangat penting baginya'.
Ayla menelan ludahnya dengan susah payah. mereka bahkan sudah melupakan seorang pasien yang sedang menunggu kehadiran mereka di sana.
Sang dokter yang sepertinya sudah hilang setengah jiwanya sedangkan ayla berteriak sedih karna uangnya akan hilang.
"saya...akan...ganti rugi, jadi...".
"diam". suara dingin sang dokter lagi lagi membuat ayla terdiam yang padahal dengan susah payah ia bersuara.
Deg...
Suara jantung ayla, saat sang dokter mengangkat wajahnya melihat ayla. namun tidak lagi menampilkan raut dingin melainkan lembut layaknya seorang dokter.
Mata ayla melebar dan mematung melihat wajah sang dokter.
'tampan, sangat tampan'. batin ayla.
Dokter tersebut berbicara ke ayla namun ayla tidak mendengar karna fokus memperhatikan wajah sang dokter sampai dokter berbalik melangkah ke kursi di mana nana duduk setelah meletakkan iphonenya di atas meja.
" kak...?". panggil asisten dokter tersebut yang melihat ayla mematung.
"ya?! ". jawab ayla setelah sadar.
"nana memanggil kakak ke sana". ujar asisten tersebut dengan senyum ramah.
Ayla tersenyum canggung. "ya baik, terimakasih". jawabnya.
Ayla melangkah ke sana dengan suara degupan jantungnya yang tidak mau berhenti meski ia sudah mengelus elusnya.
'apa yang terjadi padanya? apa ia sudah terkena penyakit jantung? haruskah ia memeriksa dirinya? '
Deg...deg...deg...
Semakin ayla dekat dengan kursi nana maka semakin cepat pula jantungnya berdegup.
Matanya tidak beralih dari menatap sang dokter yang sedang melakukan pekerjaannya pada gigi nana.
'aneh, dari tadi aku di sini kenapa tidak melihat dokter ini? kemana diriku tadi? ' . ayla membanti kesal. seharusnya aku bisa melihat dari tadi dan menikmati pemandangan ini.
'ini adalah pemandangan terindah yang pernah aku lihat, wajahnya, bajunya, rambutnya, hidungnya, kerjanya...ahh...apa yang terjadi padaku? '.
Ayla dengan cepat menyedot air minun yang ada di tangannya, berharap jantungnya berhenti. namun bukannya berhenti tapi malah bertambah saat dokter tersebut tertawa dengan mama nana.
'apa yang mereka bicarakan tadi? kenapa aku melewatkannya lagi?! tidak bisa di terima'.
"sudah selesai, enggak sakitkan? ". tanya dokter ke nana setelah mencabut gigi nana dan sekarang tinggal bersihkan beri obat.
Nana mengangguk sembari tersenyum.
"sudah, selesai, enggak sakit gigi lagi". ujar sang dokter sembari tersenyum ke nana setelah kursi nana yang tertidur tadi sudah menegak.
Dokter melangkah ke arah mejanya di ikuti mata ayla juga.
"sudah kak ayo?! ". ajak nana ke ayla yang berdiri mematung melihat dokter kemanapun arah gerak geriknya.
"oh... ayo". ayla menggenggam tangan nana dan melangkah ke arah meja dokter yang di sana sudah ada mama nana. grandma nana sudah duluan pulang dengan papanya tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Nurul Lailiyah
ikut nyimak
2021-05-03
0
Nurul Lailiyah
ikut nyimak
2021-05-03
1
Vivianvellanie
masih nyimak
2020-12-12
1