Gemericik air shower dari arah kamar mandi membuat Skala terbangun dari tidur panjangnya. Jam masih menunjukkan pukul enam pagi, akan tetapi sang istri sudah tidak berada di ranjang seperti biasanya.
Padahal, seperti biasa hari Minggu pagi adalah momen di mana Skala dan Bianca selalu bercengkrama. Bermain adegan romantis atau melakukan atraksi menunggang kuda di atas ranjang demi kesejahteraan bersama.
"Tumben sekali hari Minggu Bianca sudah mandi," decak Skala kesal.
Hidung mancungnya mendengkus sambil mulutnya menguap lebar. Skala bimbang, antara ingin menyusul ke kamar mandi atau tetap diam di ranjang markasnya menunggu Bianca keluar.
Sebagai pria tidak tahu malu, Skala juga masih memiliki sedikit rasa gengsi. Ia tidak mau menyusul Bianca ketika tidak diajak, tapi dalam hati Ia berharap mendapatkan pagi yang romantis. Berendam di dalam bath tub dengan Bianca pasti menyenangkan begitu pikirnya.
Namun, pada akhirnya Skala kembali menarik selimut. Ia kesal karena Bianca tidak membangunkannya seperti biasa. Harusnya, mereka berdua sedang melakukan kegiatan asik-asik dengan jantung berdisko ria. Bukan malah ditinggal mandi sendirian. Bahkan tak ada adegan mengelus anaconda dibalik selimut pagi ini. Anaconda Skala seolah dibiarkan si piranha menganggur dari kemarin.
Apakah kehamilan dapat mempengaruhi kepekaan seseorang wanita? Kalau iya, biarkan Skala yang mengandung. Asal istrinya jangan berubah tidak peka. Setelah ritual pelepasan kecebongnya terganggu dengan demo ibu-ibu blok kenanga, mereka belum pernah melakukannya lagi.
"Ca!" Skala memanggil dari dalam selimut. Berharap istrinya keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan polos. Lalu mengajak Skala melakukan hiya hiya dengan gaya nakal yang sering Bianca praktikkan kepadanya. Namun, lagi-lagi nihil, Bianca sibuk sendiri di dalam kamar mandi. Seolah lupa pada anaconda yang seharunya dimanja setiap Minggu pagi.
"Cacamarica!" Skala berteriak memanggil untuk kedua kalinya. Demi apapun ia kesal saat momen berharga itu tidak ia dapatkan. Pria itu mengguyar rambutnya ke belakang karena Bianca tak kunjung datang. Entah sibuk atau pura-pura tidak mendengarnya.
Sekitar sepuluh menit kemudian, Bianca keluar dari kamar mandi dengan lilitan handuk yang membungkus tubuhnya.
Semerbak aroma sabun itu membuat anaconda milik Skala meronta-ronta karena belum diberi jatah oleh pemilik lembah surga yang berharga, Cacamarica si piranha.
"Tumben mandi pagi." Skala memulai obrolan. Kepalanya menyembul di balik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya.
"Hem ... pagi ini aku ada janji dengan Aiden Linch. Wakil presiden majalah The Beauty Magazine London, kami ingin membahas produk Niel Fashion," ujar Bianca tanpa mengalihkan pandangannya dari lemari baju. Sibuk mencari sesuatu yang pas untuk dikenakan menemui koleganya itu.
"Jangan bercanda. Apa kamu lupa ini hari apa?" Skala merengut murka. Matanya membola lebar dan segera bringsut dari balik selimut.
"Anacondaku belum diberi jatah," gerutu Skala.
Bianca menghela napas kasar. "Aku juga tidak ingin pergi di saat hari libur seperti ini Ska, tapi jadwal Aiden begitu padat, Bayu tidak bisa mencocokkan jadwal kami di hari kerja jadi mau tidak mau aku harus menemuinya hari ini."
"Apakah bertemu dengannya lebih penting dari aku?" Skala mulai menunjukkan sisi posesifnya.
"Tolonglah Ska, untuk hari ini saja, kamu bisa ngertiin aku kan?" Bianca menoleh. Melemparkan tatapan memelas agar hati suaminya luluh.
"Big No, Ca! Aku tidak akan melewatkan momen yang hanya kudapatkan satu minggu sekali." Skala menggeleng, genderang perang di hatinya sudah bertalu. Membiarkan ia egois demi keharmonisan rumah tangganya.
"Ini penting, Ska! Wakil direktur majalah itu sangat susah diajak bertemu, jadwalnya padat. Jadi, biarkan aku pergi pagi ini. Masalah jatah akan kuganti nanti malam, Oke!" ucap Bianca sambil mengambil dress kasual yang modelnya paling sederhana. Ia sengaja agar Skala tidak cemburu buta seperti orang gila.
"Apa little peanut kita juga tidak penting? Selain jatah untukku, aku juga mengkhawatirkan kondisi kamu yang sedang hamil muda. Aku tidak bisa melihat istriku kerja lembur bagai kuda di saat ada janin yang harus ia jaga di dalam sana."
Bianca menoleh dengan muka sedikit sebal. Ia sudah selesai mengenakan dress merah muda bermotif bunga-bunga. Mendekat ke arah skala, Bianca berkata dengan nada penuh keyakinan,
"Kamu terlalu berlebihan, Ska! Aku hanya keluar sebentar untuk melakukan perbincangan soal produk baruku. Tidak ada hal-hal berat yang mengganggu kesehatan little peanut kita," ujar Bianca.
"Apa harus di saat hari libur? Jujur, aku tidak suka momen istirahat kita terganggu. Apalagi kamu sedang hamil."
Skala bersikeras tidak mengizinkan. Membuat Bianca merasa kesal dengan respon khawatir berlebihan dari badak Afrikanya.
Entah Bianca harus menganggap Skala khawatir atau sedang cemburu gara-gara tidak mendapat jahat hiya hiya di hari Minggu. Dua-duanya terlihat sama. Tidak ada perbedaan antara cemburu ataupun khawatir di raut wajah cucu kesayangan Prawira itu.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Reader : siapa Aiden tor? kenapa dia membuat duo Amazon sampai berantem
Otor : Mas ganteng wakil presdir 😘 mampir ya ke novel sohib Na judulnya I LOVE MY UNCLE
...Terima kasih dukungan kalian buat Na, Love you...
...LIKE...
...KOMEN...
...VOTE...
...ADD FAVORITE...
...RATE BINTANG LIMA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Abie Mas
hrs izin suami lo ca keluar rmh
2023-01-18
1
Just Rara
wah ada aiden juga disini😁😁👍
2022-05-09
1
trueNetizen
kasihan anaconda
2022-02-10
0