Aditya duduk di kursi depan meja yang memiliki ukuran lumayan besar, ia tersenyum bahagia melihat anak semata wayang nya yang seperti nya sangat bahagia itu.
Hati Aditya mulai bergemuruh, dada nya sesak. Sungguh kebingungan sedang melanda diri nya saat ini.
"Bu Dirut Keisha, Bagaimana proyek nya?"
"Hmmm.. " Keisha merubah mimik wajah nya dengan serius "Baiklah pak, silahkan tanda tangan disini. Ini berkas kontrak nya" Ucap Keisha sambil mengambil map yang ada di sana.
"Hahahah" Mereka berdua lalu tertawa lepas bersama.
Keisha terus tertawa, sambil memutar kursi yang ia duduki. Sedangkan Aditya semakin bingung, bibir nya tak bisa bicara. Suara tawa renyah Keisha membuat Aditya semakin takut.
Aditya memanglah berjiwa muda, bukan hanya penampilan saja. Pemikiran nya juga masih seperti anak muda. Itu sebab nya ia bisa bersikap layak nya teman bagi Keisha.
Jiwa muda Aditya saat ini, membuat nya merasa sangat takut dengan pergaulan Keisha. Jika dulu Aditya sangat mempercayai pergaulan Keisha, tapi tidak untuk saat ini, ia benar-benar khawatir sekali, sejak kejadian ketangkap polisi, meskipun Keisha sendiri tidak salah.
Aditya sangat tau sekali, bagaimana anak jaman sekarang. Tentu Aditya juga pernah menginjakan kaki di dunia malam, ia tau sekali bagaimana arus pergaulan anak muda.
"Kei" Panggil Aditya, ia meremas ketang nya di atas pangkuan nya. Menatap Keisha dengan seksama, sedangkan Keisha juga ikut menatap bola mata papa nya itu.
"Kamu adalah calon direktur PT. Samudra Word, kamu pengganti papa, nanti kamu akan memiliki dan memimpin perusahaan ini"
Keisha masih diam, memandang laki-laki tua yang masih awet muda itu dengan mata penuh tanda tanya.
Keisha merasa sangat bingung dengan cara bicara Aditya yang kaku dan tak biasa.
"Jadi, walaupun kamu kuliah di kampus terendah atau bahkan kamu gak usah kuliah. Kamu akan tetap menjadi direktur disini"
"Papa ngomong apa sih?"
Aditya menyadari, bahwa dia sudah bicara tak jelas dari tadi. Bodohnya, bagaimana bisa Aditya bicara seperti anak sekolah dasar yang sedang maju membacakan tugas di depan kelas.
"Baiklah, gini nak" Aditya membenarkan posisi duduk nya, ia menatap Keisha dengan serius, dan itu membuat Keisha jadi deg-degan.
"Gini nak, jujur saja papa takut sekali jika kamu kuliah"
Keisha menaikan alis nya, menatap heran pria yang duduk di depan nya sambil memainkan jari-jari nya di atas meja.
"Papa akan memasukan mu kedalam pesantren nak, kamu bisa kuliah juga di sana"
Demi apapun, kini Keisha manatap Aditya dengan tatapan sulit di artikan, beberapa kali ia mengedipkan mata nya, tapi bibirnya keluh, tak bisa walau hanya sekedar berucap.
"Papa becanda kan?" Keisha menatap bola mata Aditya dengan sangat dalam.
"Tidak nak, papa serius. Besok kita ke sana, kamu bisa lihat tempat nya dulu"
...****************...
Kini Keisha menangis di dalam kamar nya, ia merasa sangat tertipu dengan pendekatan yang di lakukan oleh Aditya selama beberapa hari ini.
Tak biasanya Aditya se perhatian itu, se dekat itu dengan Keisha. Kenyataan sebelum nya, Aditya jarang sekali ada bersama Keisha. Bahkan Keisha sering meminta Quality Time, tapi Aditya tak pernah memberikan nya dengan Alasan sibuk bekerja.
tut..
Keisha memencet sebuah remote berukuran kecil, lalu tak lama genteng di atas tempat tidur Keisha terbuka, tersisa kaca tebal yang membatasi nya dengan langit.
Mata Keisha terus berlinang air mata. Seperti malam-malam sebelum nya, hanyalah bintang di atas sana yang membuat Keisha tenang.
"Terima kasih, kau selalu bertabur dengan indah di atas langit, sehingga aku tak lagi kesepian. Dan kau juga slalu bersinar terang menyinari gelap malam ku."
Sejak mama nya meninggal, hanya bintang di langit yang tak pernah meninggalkan nya di malam-malam yang sunyi. Bintang di sana adalah saksi, bagaimana dia dan mama nya yang sama-sama kesepian untuk menuju ke alam mimpi.
Satu, dua, tiga, empat, lima.... Menghitung bintang, adalah cara Keisha menenangkan hati nya dan juga cara membuat nya bisa tidur jika ia sedang susah tidur karena suatu masalah.
Suara pintu kamar terbuka, membuat Keisha langsung memejamkan mata nya dan menutup mulut nya rapat-rapat.
Aditya hanya menghela nafas nya, ia tau bahwa anak semata wayang nya itu menghindari nya. Namun, langkah kaki Aditya terus maju, ia harus menyampaikan beberapa hal untuk bisa membujuk Keisha.
"Papa sayang sama kamu kei," Aditya duduk di tepi ranjang Keisha.
"Sangat sayang sekali, itu sebab nya hanya dengan cara ini papa menjaga mu," Aditya melirik, namun Keisha tetap memejamkan mata nya.
"Di sana adalah tempat mama menimba ilmu, kamu pasti ingat kan setiap dua minggu sekali mama pasti pergi pengajian"
Aditya terus berucap, mengorek kembali kejadian lalu. Membujuk Keisha dengan memanfaatkan nama Almarhumah istri nya mungkin adalah cara terakhir bagi Aditya.
"Dulu kamu juga sering di ajak kan? cuma kamu slalu menolak nya. Papa yakin, kalau kamu masuk ke sana, menimba ilmu di sana, mama akan bahagia"
Walau kenyataan nya mungkin tidak seperti itu, sedikit mengada-ngada dan semakin men dramatis kan keadaan bisa membuat Keisha baper, pikir Aditya. Finally, Keisha benar-benar baper.
"Hanya empat tahun, setelah itu kamu akan kembali ke rumah dan akan memimpin di perusahaan papa. Papa akan pastikan semua nya baik-baik saja. Papa juga akan tetap memenuhi semua kebutuhan mu. Salon, skincare, semua nya akan tetap papa kasih. Papa cuma ingin kamu berada di sana, agar terhindar dari pergaulan yang sudah-sudah"
Aditya terus berucap, meyakinkan Keisha. Dia juga mengusap rambut Keisha dengan lembut, terakhir ia mencium kening Keisha dan menaikan selimut ke dada Keisha. Setelah itu, Aditya pergi dari sana, menutup pintu dengan sangat pelan sekali.
Saat dirasa Aditya sudah pergi, Keisha langsung membuka mata nya. Air mata nya langsung menetes, ia kembali menatap bintang-bintang yang berkelip indah di atas nya.
"Aku ingin menjadi seperti mu, setiap malam berkelip indah, hidup di atas sana dengan bebas, tanpa ada kekangan dari siapapun"
Keisha memencet remote kecil yang sejak tadi berada di genggaman nya, lalu menenggelamkan tubuh nya kedalam selimut, memejamkan erat-erat mata nya sambil terus memikirkan semua kata-kata papa nya.
Air mata itu tak kunjung berhenti menetes, Keisha benar-benar merasa sangat sedih. Dia merasa sudah menjaga diri nya dengan sangat baik, bahkan kedua sahabat nya juga sangat baik dan dari keluarga baik-baik juga.
Hanya karena satu kesalahan Keisha, satu larangan Aditya yang Keisha langgar, yaitu pacaran. Tapi, andai saja malam itu Keisha tidak menghampiri pacar nya itu, oh maksud nya mantan pacar nya itu, pasti semua ini tidak akan terjadi.
Dada, terasa sesak. Tubuh seolah di ikat dengan sangat kuat. Keisha benar-benar merasa terkekang dengan semua ini. Menurut gadis 18 tahunan itu, papa nya itu terlalu berlebihan menyikapi semua ini.
"Aku yakin, seyakin yakin nya. Bahwa ini adalah rencana nenek tua itu agara aku keluar dari rumah ini"
Kini mata Keisha terbuka lebar, mata merah itu hampir saja keluar. Tangan nya tergenggam, rasa sedih itu sekarang hilang, hanya tatapan kebencian yang ada di mata nya.
"Aku sangat membencimu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
bunda syifa
mungkin itu rencana buruk ibu tiri nya keysya, tapi semua itu akan baik untuk mu key
2021-07-07
0