1 minggu berlalu karin sudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosennya, hari ini dia harus mengumpulkan nya tepat waktu atau jika tidak ia bisa mendapatkan hukuman yang lebih lagi.
“Selamat pagi pak” Sapa karin sopan pada dosen di depannya.
“Kau terlambat 5 detik” Ucap Bayu dosen killer yang di sukai semua mahasiswa kecuali Karin.
“maaf pak saya sudah berusaha” Balas karin menundukkan kepalanya.
Dosen itu membaca setiap bait yang Karin ketik, Karin hampir membuat bibirnya berdarah karena sadari tadi ia gigit. Ia sangat takut jika dosen nya itu menyadari bahwa dia sudah merangkum beberapa bab dari buku referensi akutansi biaya.
“Bab 5 halaman 76 kau merangkumnya 1 paragraf, Bab 8 halaman 75 buku referensi 1 kau merangkumnya 3 paragraf dan bab 2 halaman 34 buku referensi 4 kau merangkum nya 2 paragraf. Kau kira aku tidak akan menyadari itu?" Ucap bayu dengan benar menyebutkan beberapa bab yang ia rangkum dari setiap jilid yang berbeda.
"Hmm...itu pak mmmm a-anu" karin sangat bingung ingin berkata apa sungguh tatapan menusuk dosennya seakan mencekik lehernya saat ini.
"Nilai mu 0" Tanpa persetujuan dan pembicaraan dosen itu mengambil keputusan sepihak.
"Tidak bisa pak" Balas karin tidak terima.
"Kenapa? saya dosen nya jadi saya berhak untuk memutuskan ada atau tidaknya nilai kamu" Tanya dosen itu dengan dingin.
"Memang benar anda dosennya tapi bukankah saya pantas mendapatkan nilai atas tugas yang sudah saya kerjakan" Jawab karin menuntut.
"Tugas yang kamu kerjakan dengan curang?" Sindir dosen bernama bayu itu. " Tidak ada nilai atau penghargaan apapun bagi orang yang telah berbuat curang, tidak peduli sebanyak apa tugas yang ia lakukan jika dikerjakan dengan kecurangan tetap saja bernilai 0" Sambung bayu dengan tegas.
"Pak saya mohon jangan kosongkan nilai saya" Pinta karin menyatukan kedua tangannya.
"Tidak bisa" Balas bayu acuh.
"Saya akan melakukan apapun asal nilai saya jangan 0" Ujar Karin sungguh sungguh.
"Termasuk menjadi kekasih saya?" Tanya nya dengan seringai.
"Kecuali berhubungan dengan masalah pribadi" Jawab mika tegas.
"Kalo begitu nilai kamu 0" Ucap bayu dengan nada membentak.
"Ya, saya tidak peduli lagi dengan nilai. Lebih baik saya nilai 0 dibandingkan harus menjadi kekasih dari dosen seperti anda, dosen yang memanfaatkan kelemahan mahasiswanya" Cibir Karin kemudian keluar dari ruangan sang dosen.
"Seluruh mahasiswa disini mengejar dan mencari perhatianku untuk tertarik pada mereka, tapi gadis ini justru mengacuhkan ku"Gumam bayu memutar bola matanya.
Dengan bersungut-sungut karin keluar dari area kampus, ia memutuskan untuk pergi ke kafe sekedar membeli kopi dingin untuk menyegarkan otaknya yang sempat terbakar tadi.
"Mba es cappucino satu ya" Ucap karin seraya membuka ponsel miliknya.
20 panggilan tak terjawab dari mita dan 11 pesan dari Rahma, Karin mendengus entah apa yang kedua kakaknya inginkan sampai menghubungi dan mengirim pesan sebanyak itu padanya.
Kak mita is calling......
"Karin, kamu mau di usir ya dari rumah? di telepon dari tadi bukan nya di angkat. Pulang sekarang!!!"
"Ya"
Tut
Kari menutup teleponnya sepihak ia sudah sangat muak mendengar suara kakak yang seperti kakak tiri baginya, terkadang ia berpikir untuk kabur dari rumah itu namun ia juga bingung akan kemana ia pergi jika pergi dari rumah.
Karin tidak mempedulikan ucapan kakaknya tadi, ia lebih memilih untuk santai sebentar di kafe, ketika sedang asik duduk tiba tiba seorang datang dan duduk di depan Karin tanpa izin.
"Apa mau anda pak?" Tanya karin dingin pada dosen Bayu.
"Ini nilai kamu" Dosen itu menyodorkan lembaran kertas yang tadi karin kumpulkan padanya.
"Kenapa anda tiba tiba memberi saya nilai?" Tanya karin curiga.
"Bisakah kita minum lebih dulu sebelum membahasnya?"Tawar bayu yang dijawab senyum meremehkan oleh Karin.
"Maaf ya pak,ini sudah di luar kampus jadi saya berhak untuk melawan bapak" Ujar karin.
"Memang kamu mau melawan saya apa?" Tanya bayu memangku wajahnya dengan sebelah tangan.
"Pergi dan cari tempat duduk lain" Usir Karin dengan ketus.
"Saya tidak mau" Tolak bayu bersamaan dengan itu pesanan karin datang.
"Ahhh pas sekali saya sudah haus" Bayu meminum es cappucino milik karin membuat gadis itu semakin berapi api.
"Itu milik saja pak" Desis karin menggebrak meja.
"Kau mau kita di sangka bertengkar?" Tanya bayu pelan melirik sekitar yang beberapa memerhatikan mereka.
"Tidak berguna" Umpat Karin mengambil tas nya kemudian pergi dari kafe.
Karin kembali ke rumahnya, dilihat di parkiran rumah ada sebuah mobil Mercedes Benz C-Class hitam terparkir rapih disana. Karin menarik nafas kemudian membuang nya sebelum akhirnya ia masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum" Salam karin masuk tanpa menoleh kanan dan kiri.
"Waalaikumsalam"
"Karin sayang, kemarilah nyonya rose ingin bicara denganmu" Suara Monic mengentikan langkah karin.
"Mommy" Gumam karin kemudian berlari kecil mendekati rose Winata.
"Karin sayang" Rose memeluk karin erat sambil mengelus rambut nya yang panjang.
"Mommy apa kabar?? sedang apa mommy disini?" Tanya karin seraya melepaskan pelukannya.
"Mommy baik sayang, mommy mau mengajak kamu ke mall" Jawab rose lembut.
"Kamu ganti baju dengan cepat ya, kasihan nyonya Winata sudah menunggu sejak 1 jam lalu" Tutur monic sambil memegang bahu karin dengan lembut semata sandiwara didepan rose.
"Benarkah mommy sudah menungguku selama itu?" Tanya karin tidak enak karena sudah membuat rose menunggu.
"Sudah sana ganti baju, kita akan bertemu Daddy disana" Tutur rose tanpa menjawab pertanyaan Karin.
Karin mengangguk kemudian segera pergi ke kamar nya untuk mengganti baju dan bersiap pergi ke mall bersama rose. 15 menit kemudian karin turun dengan penampilan yang sudah rapih, keduanya pamit dengan Monic barulah mereka benar-benar pergi meninggalkan kediaman adijaya.
"Hari ini mommy mau mengajak kamu membeli cincin pernikahan sayang, ada Jay juga disana" Tutur rose.
Entah mengapa jantung karin berdetak kencang mendengar nama tuan muda yang akan menikah dengannya, ia takut jika Jay akan takut padanya.
"Mommy bagaimana jika jay tidak suka denganku" Ucap karin khawatir.
"Kamu tahu kondisi Jay kan karin? dia memang sulit untuk bercengkerama dengan orang yang baru ia kenal, tapi mommy yakin dia akan suka padamu sayang" Balas rose menenangkan kekhawatiran karin.
"Baiklah mommy" Karin mengangguk mengerti.
Karin dan rose sudah sampai di mall, mall terbesar di kota mereka, tempat yang menyediakan bermacam barang bermerek dengan harga yang fantastis.
Karin diajak masuk ke dalam sebuah restoran yang ada disana dan pergi ke ruang VIP restoran tersebut, mengingat seterkenal apa keluarga Winata dan mereka tidak ingin jika sampai ada media yang meliput.
"Selamat siang dad" Sapa karin pada abra yang sedang bermain ponsel.
"Karin, kamu sudah datang?? duduklah sayang" Tutur abra menyuruh Karin duduk di sebrang mereka sementara rose di sebelahnya.
"Dimana Jay?" Tanya rose.
"Ke tempat bermain bersama Lily dan Oliv" Jawab abra.
"Karin tunggu sebentar ya, mommy mau susulin Jay dulu" Ujar rose diangguki oleh Karin.
Sambil menunggu rose yang menghampiri Jay, abra dan karin berbincang sedikit.
"Bagaimana kuliah kamu karin?" Tanya abra.
"Alhamdulillah lancar dad, sebentar lagi aku akan mengejar S1 ku" Jawab karin.
"Setelah menikah dengan Jay, Daddy mengizinkan mu melanjutkan pendidikan sampai S3 asal kamu tidak melupakan Jay" Ujar abra sungguh sungguh.
"Benarkah dad?" Tanya karin antusias dijawab anggukan oleh abra. "Iya dad aku tidak akan lupa pada kewajibanku" Ucap Karin lagi.
"Daddy??" Panggil seseorang dengan deep voice nya kemudian memeluk abra.
"Jay" Ucap abra mengelus punggung pria di pelukannya.
"Dad, mommy melarang ku membeli boneka" rengek jay dengan manja.
"Jay, kenalkan dia karin" Tutur rose memperkenalkan karin.
Jay menoleh membuat karin hampir kehilangan kesadarannya melihat ketampanan yang Jay miliki.
"Dia adalah tuan muda Winata?? Astaga dia tampan sekali" Batin karin.
Jay dan karin saling menatap sebelum tiba tiba jay mendekatinya membuat jantung karin semakin tak karuan.
"Kau seperti boneka yang tadi ingin ku beli, hahahhaha" Ucap jay tertawa lepas sambil mencubit pipi karin dengan gemas membuat karin sedikit merasa sakit.
"Jay lepaskan nanti Karin menangis" Tutur abra dan dengan cepat jay melepas pipi karin.
"Hikss jangan menangis, kau akan menjadi temanku" Jay memeluk karin bersandar di bahunya.
"Ti-tidak tuan muda, ak-aku tidak akan menangis" Balas karin terbata bata.
"Jangan memanggilku tuan muda, karena kau adalah temanku bukan pengasuhku" Ucap Jay dengan nada kesal.
"Iy-iya baiklah j-j-jay" Dengan ragu dan bibir gemetar Karin memanggilnya jay.
Jantungku terasa ingin melompat keluar, bibir ini terasa kaku untuk memanggil namanya tanpa embel-embel. Astaga karin tenangkan dirimu.
JANGAN LUPA LIKE,KOMEN DAN VOTE YA BIAR AKU MAKIN SEMANGAT BUAT UP 😊😊
BERSAMBUNG.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Leew
first meet aja udah nempel ya mbak itu bocah gede🗿
2024-12-17
0
Agus Suraya
lumayan bagus sih
2024-02-14
1
Berdo'a saja
dosen tuh sebenarnya mengejar cinta Karin
2023-04-04
0