Karin sudah rapih dengan gaun biru langit pemberian monic semalam dan juga wajahnya di makeup natural oleh Mita dan Rahma. Adijaya dan Karin akan segera berangkat namun bukan keluarga adijaya namanya jika tidak ada drama.
“Karin mamah benar benar minta maaf jika memaksa kamu, tapi ini semua demi kebaikan keluarga kita sayang” Ucap Monic sambil memeluk putrinya.
“Kami juga minta maaf ya Karin, kami tidak bisa menggantikan posisi kamu saat ini karena kami harus membantu papah mengurus perusahaan” Sahut mita bergantian memeluk Karin.
Karin tidak membalas ucapan keduanya, ia hanya diam tak berekspresi. Baginya percuma mereka meminta maaf karena pada akhirnya ia benar-benar harus berkorban demi keluarga yang sepertinya tidak sayang padanya dengan tulus.
“Ya sudah mah kami berangkat dulu ya, doakan semoga anak kita benar-benar bisa menikah dengan keluarga Winata” Ucap adijaya.
“Pasti pah, lagipula putri kita cantik pasti keluarga itu akan menyukai karin” Puji Monic pura pura.
“Ayo Karin” Ajak adijaya dan Karin mengikuti papahnya tanpa protes sama sekali.
Selama perjalanan karin memasang wajah datar dan tak bersemangat membuat adijaya sedikit geram dengan putri angkatnya itu.
“Jangan coba coba menunjukan wajah itu di depan keluarga winata Karin” Suara adijaya seperti ancaman.
“Lalu aku harus apa pah? Tertawa? Hahaha. Begitu pah?” Balas karin berani.
“Karin, kamu melawan papah?” Tanya adijaya terkejut karena selama ini Karin adalah anak yang penurut, ia bisa melakukan apapun demi keluarganya.
“Aku tahu pah, kalian semua hanya bersandiwara. Berpura pura menyayangiku demi sebuah tujuan licik. Ya pah aku tahu semuanya, aku tahu tujuan papah bukanlah demi perusahaan saja tapi agar papah bisa memperdayaku untuk menguras harta keluarga itu kan” Ucap karin berani karena semalam ia mendengar dengan jelas apa yang mamah dan papahnya bicarakan.
“Bagus jika kamu sudah tahu jadi kami tidak perlu merayumu lagi untuk melakukan hal yang kamu dengar semalam” Balas adijaya acuh.
“Kenapa papah tega sekali menikahkan aku dengan pria keterbelakangan mental? Demi uang? Demi harta dan kekuasaan pah?” Tanya karin teriak.
“Ya, semuanya benar. Uang, harta dan kekuasaan adalah segalanya bagi keluarga kita dan kamu harus mengikuti kemauan mamah dan papah ketika kamu nanti sudah benar benar menjadi bagian keluarga itu” Jawab adijaya tak kalah teriak.
“Aku gak mau pah!!!” Tolak karin menggeleng. “ Aku gak mau menghabiskan hidupku dengan seorang pria yang mungkin tidak akan bisa melindungi ku nantinya. Aku akan katakan pada keluarga itu tujuan papah yang sebenarnya” Ucap Karin yakin membaut adijaya sontak terkejut.
“Jangan coba coba karin atau papah akan menyakitimu sekarang” Ancam adijaya. Bersamaan dengan itu mereka sudah sampai di mansion keluarga Winata. Beberapa penjaga membukakan gerbang tinggi berwarna hitam yang dimana didalamnya terdapat bangunan mewah nan megah.
“Awas saja kamu karin” Ucap adijaya sebelum keluar dari mobil.
Karin hanya menatap punggung papahnya yang sudah keluar lebih dulu disusul olehnya, sepasang suami istri menyambut kedatangan mereka, terlihat dari wajah nya kedua orang tua itu sudah berumur sekitar 50an tapi terlihat masih sangat muda.
“Selamat datang adijaya” Ucap Abra Winata.
“Terimakasih banyak tuan Abra dan nyonya Rose” Balas adijaya sopan pada kedua winata itu.
“Apa ini putrimu adijaya?”Tanya rose yang sedikit kesulitan berbahasa Indonesia mengingat dia adalah blasteran Indonesia-Belanda.
“Iya nyonya di putriku” Jawab adijaya mengangguk. “ Sayang ayo perkenalan dirimu” Tutur adijaya.
“Selamat siang, perkenalkan nama saya Karin” Ucap karin menyalami tangan rose yang dibalas pelukan oleh wanita cantik itu.
“Kau cantik sekali sayang”Puji rose seraya melepas pelukannya.
“Terimakasih banyak Nyonya”Balas karin tersenyum.
“No, panggil aku mommy ya” Tutur rose diangguki oleh karin.
“Ya sudah ayo masuk, di luar sangat panas” Ajak abra dan mereka semua masuk ke dalam mansion megah keluarga Winata.
Karin tak henti memandangi setiap sudut dan lukisan ratusan juta yang tergantung di dinding berdesain klasik kuno itu, belum lagi perabotan yang ada disana kebanyakan dari perak dan juga emas murni.
“Karin, ayo kesini sayang” Tutur rose meminta Karin duduk di sebelahnya.
Karin menurut dan duduk di sebelah rose dengan canggung, ia mencari-cari dimana tuan muda Winata yang akan dijodohkan dengannya. Entah mengapa setelah melihat ketulusan rose hati karin tersentuh ia membayangkan bagaimana perasaannya jika Karin sampai menolak putranya yang keterbelakangan mental dan sudah di tolak puluhan bahkan ratusan kali oleh gadis manapun. Mulai dari kalangan atas sampai bawah.
Sekitar 10 pelayan datang menyajikan makanan dan minuman untuk karin dan adijaya, karin benar benar merasa sedikit risih jika di rumah ada pelayan sebanyak itu dan mayoritas adalah laki laki. Rose memberikan jus pada Karin yang tentu langsung diterima oleh karin.
“Baiklah sambil minum kita berbincang mengenai perjodohan ini ya” Tutur abra.
“Silahkan tuan abra”Tutur adijaya.
“Sebelumnya maaf karin, kamu sudah tahu kan seperti apa pria yang akan menikah denganmu?” Tanya abra dibalas anggukan canggung oleh karin.
“Apa kamu menerima perjodohan ini meski sudah mengetahui kekurangan pasangan kamu?” Tanya Abra memastikan.
Karin diam, tampak ia sedang berpikir. Ingatannya kembali lagi ketika rose dengan hangat menyambutnya seakan ia sudah menantikan semua itu sejak lama, ia bisa merasakan bagaimana ketulusan rose padanya. Karin menghela nafas kemudian menganggukan kepalanya dengan yakin, bukan harta atau kekuasan yang karin mau hanya saja ia sudah pasrah dengan takdirnya saat ini.
“Maaf sayang jika mommy boleh tahu, apa yang membuat kamu mau menikah dengan anak mommy?” Tanya rose ragu.
“Mungkin karena mommy, entah mengapa aku merasa nyaman dekat dengan mommy meski baru bertemu, aku bisa melihat ketulusan mommy padaku dan aku sudah menyerahkan kehidupanku pada takdir. Jika memang takdirku seperti ini maka aku akan terima dan mommy percayalah aku tidak mengincar harta atau semacamnya disini, aku tulus mommy” Jawab karin menjelaskan.
“Mommy percaya denganmu sayang” Balas rose mencium kening karin.
“Adijaya, tolong kau atur pernikahan mereka ya” Ucap abra, ia begitu sibuk dengan pekerjaan nya yang harus ia urus di masa tua karena anaknya tidak bisa mengerjakan tugas tugasnya.
“Saya mengerti tuan abra, anda adalah pekerja keras. Di umur anda yang sudah tua tapi anda tetap semangat bekerja, sayang sekali tuan muda harus mengalami semua itu” Ucap adijaya berpura pura simpati bahkan Karin sendiri malu dengan kelakuan sang papah.
“Mommy boleh aku tanya sesuatu?” Tanya Karin tiba tiba.
“Ya sayang”
“Apa yang terjadi pada tuan muda sampai membuatnya menjadi seperti sekarang?” Tanya Karin takut takut.
Rose tersenyum kemudian menggenggam tangan Karin, ia menarik nafas dalam-dalam baru ia menatap karin dengan lembut.
“Anak mommy mengalami kecelakaan 2 tahun yang lalu di Belanda, saat itu ia sedang mabuk berat sehingga tidak sadar jika ada pembatas jalan di depannya, anak mommy menabraknya dan terpental dari dalam mobil. Kepalanya membentur trotoar jalan sehingga membuat salah satu bagian otaknya retak dan dokter mengatakan bahwa anak mommy mengalami keterbelakangan mental karena itu. Kekasihnya dan juga teman-teman nya menjauhi dia sampai akhirnya mommy memutuskan untuk membawa dia kesini dan mencari gadis yang cocok untuknya”Jelas rose berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis.
“Dan gadis itu adalah kamu Karin” Sambung abra mengelus rambut panjang karin.
“Mommy dan Daddy jangan sedih lagi ya, Aku janji akan terus bersama tuan muda meski apapun yang terjadi. Aku akan ada bersamanya dalam suka maupun duka. Itu adalah janjiku mommy” Ucap karin menggenggam tangan rose dan abra.
“Terimakasih banyak sayang” Ucap tuan dan nyonya winata.
Karin menatap jalanan yang dilaluinya, adijaya Sangat bahagia karena akhirnya karin menuruti kemauannya. Sejak pergi dari rumah keluarga Winata adijaya seperti orang yang tidak waras membuat karin sedikit muak oleh pria berkedok papahnya itu.
“Papah tahu kamu juga menginginkan harta keluarga mereka bukan? Karena itu kamu menerima perjodohan itu” Ucap adijaya dengan senyum iblisnya.
“Aku bukan gadis berpikiran licik seperti anak anak emasmu pah, aku menerima perjodohan ini karena aku melihat bagaimana ketulusan tuan dan nyonya Winata. Aku tidak habis pikir bagaimana bisa papah berkhianat pada keluarga sebaik mereka” Balas karin heran.
“Dengan setia papah tidak mendapatkan apapun karin” Ujar adijaya.
“Setelah aku berhasil masuk ke dalam keluarga itu tidak akan aku biarkan pandangan serta rencana buruk papah berhasil” Ucap karin penuh penekanan.
Rasanya karin sudah lelah menjadi anak penurut, ia tidak menyesal mematuhi perintah orang tuanya namun ia juga butuh kasih sayang tulus, bukan drama yang selalu berhasil merebut ketulusan nya. Selama ini gadis itu tahu jika keluarganya selalu memanfaatkan nya dalam hal apapun, ia selalu diam dengan niat menjadi anak berbakti, namun bertahun tahun berlalu karin tak juga menemukan kasih sayang tulus orang tuanya.
“Tidak, kau tidak boleh melakukan itu” Ujar adijaya melotot yang dibalas acuh oleh karin.
JANGAN LUPA LIKE, KOMEN DAN VOTE YA BIAR AKU MAKIN SEMANGAT BUAT UP 😊😊
BERSAMBUNG........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Siti Sri Wahyuni
mampir thor 😊
2022-08-16
2
Kezie fitri
suka kalau Karin nya tegas gtuh, cuma aku baca Diandra dan Aryan aku agak Gedeg Thor ,.
2022-07-18
0
Eva Nietha✌🏻
Lanjutkan Karin
2022-01-29
0