...Assalaamu 'alaikum Kanca...
...Selamat Membaca...
...Borahae...
...💜💜💜...
Azura terbangun dari tidur lelapnya, sudah menjadi kebiasaannya ia terbangun pada waktu dini hari. Jam menunjukkan pukul 03.04 dini hari, waktunya Nafisah mendirikan sholat malam yang tidak pernah bolong kecuali saat tamu bulanannya datang.
Azura hendak beranjak menuju kamar mandi usai ia mengumpulkan seluruh kesadarannya, sebelum itu tak lupa ia membaca doa setelah bangun tidur sebagai bentuk ucapan syukur karena masih diberikan kesempatan untuk terus menjalankan ibadah kepadaNya sebagai tabungan di akhirat kelak.
Kedua kaki Azura mulai menyentuh lantai kamarnya yang terasa dingin. Lalu ia menoleh ke arah nakas ranjangnya, ia mendapati gelas air yang kosong tak berpenghuni.
"Airnya sudah habis, aku harus ke dapur dulu untuk minum," ucapnya seraya meraih gelas kosong itu sekaligus melangkah keluar dari kamarnya menuju dapur.
Saat hendak menuju dapur, Azura tak sengaja mendengar samar-sama suara tangisan dari balik pintu kamar sang adik, Tasya.
Kedua kaki Azura refleks terhenti. Lalu ia melangkah mendekati kamar Tasya untuk memastikan bahwa apa yang ia dengar itu adalah benar suara tangisan.
"Kok seperti ada suara tangisan ya?, dan suaranya di kamar Tasya, apa Tasya sedang menangis?," tanya Nafisah di dalam hati, kepada dirinya sendiri.
Kreggg
Azura membuka pintu kamar sang adik yang kebetulan tidak tertutup rapat. Ia pun melihat ada seorang perempuan dengan mengenakan mukenah putih bersihnya sedang duduk bersimpuh di atas sajadah.
Azura tersenyum haru melihat sang adik begitu khusyu' sekali memanjatkan doa kepada sang ilahi Robbi bahkan sampai bercucuran air mata.
"Ya Allah maafkan aku, maafkan aku karena telah mencintai mas Fayyad, calon Kakak iparku sendiri."
Kedua mata Azura langsung terbelalak. Ia terkejut, amat terkejut akan pengakuan sang adik yang secara terang-terangan mengatakan bahwa dia telah mencintai Fayyad, yang tak lain akan menjadi suami dari kakaknya sendiri.
"Aku tidak bermaksud untuk mencintai calon Kakak iparku sendiri ya Allah, tapi rasa cinta ini hadir begitu saja, tanpa aku minta dan tanpa disengaja," ucap Tasya dengan deraian air mata.
"Aku tahu ini salah, tidak seharusnya aku mencintai laki-laki yang akan menjadi suami dari kakakku sendiri, maka dari itu, aku meminta pertolonganMu ya Allah, tolong hilangkan rasa cinta ini, jangan biarkan aku mencintai laki-laki yang bukan jodohku, aku tidak ingin menyakiti hati Kakakku, kak Azura, aku tidak ingin dia kecewa karena aku mencintai calon suaminya,"
"Kabulkan doaku ini ya Allah, aamiin, aamiin Allahumma aamiin," Tasya mengusap deraian air mata yang sudah bersimbah di wajahnya.
Sementara Azura juga sudah berderai air mata, bahkan ia menutupi mulutnya agar isak tangisannya tidak sampai terdengar di telinga Tasya. Hatinya hancur lebur setelah mengetahui bahwa adiknya sendiri telah menaruh hati kepada calon suaminya.
Azura sudah tidak kuat lagi, ia langsung berlari menuju kamarnya, sebisa mungkin ia mengelus dadanya yang terasa sakit sekali.
Sesampai di kamarnya, isak tangis Azura langsung pecah, ia sudah tidak bisa menahan kesedihannya setelah kedua telinganya mendengar langsung pengakuan Tasya atas perasaan cintanya kepada Fayyad, laki-laki yang akan menjadi suaminya.
"Ya Allah, aku benar-benar nggak menyangka, ternyata, ternyata Adikku menyimpan rasa cinta sama mas Fayyad, calon suamiku, hiks hiks hiks," air matanya mengalir tak tertahankan lagi.
Azura menggeleng-gelengkan kepalanya, ia sudah tidak dapat berkata-kata lagi, pengakuan cinta sang adik kepada calon suaminya berhasil membuat dirinya shock sampai perkepanjangan.
"Jadi kemarin Tasya hanya berpura-pura bahagia saat aku dilamar oleh mas Fayyad, dia pura-pura menangis terharu karena aku akan segera menikah dengan Mas Fayyad, ternyata dia menyimpan perasaan cinta kepada Mas Fayyad, dia menutupi lukanya dengan senyuman kebahagiaannya."
Azura menghela napas berat, "Ya Allah, Tasya, kenapa kamu menutupi itu semua dari Kakak, kenapa kamu nggak bilang sama Kakak kalau kamu mencintai mas Fayyad, kenapa kamu pura-pura bahagia, kenapa???"
Azura tidak habis pikir bahwa sang adik telah menyimpan rahasia besar darinya, bahkan Tasya menyakiti hatinya sendiri dengan berpura-pura bahagia saat laki-laki yang dicintainya ternyata melamar Kakak kandungnya sendiri.
"Ya Allah sekarang aku harus bagaimana?, apa yang harus aku lakukan?, aku memang mencintai mas Fayyad dan aku ingin menikah dengannya, tapi aku tidak mungkin menyakiti perasaan Adikku sendiri, Tasya pasti sangat terluka saat melihat aku menikah dengan laki-laki yang dicintainya, dan aku nggak mungkin setega itu kepada Adikku sendiri, aku menyayanginya dan aku ingin dia bahagia, bukan sebaliknya."
Saat ini Azura benar-benar dilema, ia tidak tahu harus berbuat apa, baginya ini seperti mimpi yang tidak seharusnya menjadi nyata, tetapi kenyataannya ia dan adiknya mencintai laki-laki yang sama, yaitu Fayyad.
...💜💜💜...
Azura melangkahkan kakinya menuju dapur, langkahnya pun terhenti ketika melihat seorang perempuan muda sedang asyik menyiapkan sarapan pagi di meja makan, dialah Tasya yang dari rona wajahnya begitu bahagia, seakan-akan suasana hatinya ikut bahagia padahal kenyataanya tidak, hatinya hancur dan rapuh.
Azura heran melihat adiknya begitu pandai menutupi kesedihannya, padahal semalam ia menyaksikan langsung betapa hancurnya Tasya ketika mengadu kepada Allah tentang perasaannya yang sebenarnya.
"Eh Kak Azura, tumben datang nggak mengucap salam," sapa Tasya ketika melihat sang Kakak sudah berada satu ruangan dengannya.
Azura tersadar, ia pun langsung memposisikan dirinya dalam keadaan yang baik-baik saja, padahal semalaman setelah sholat tahajjud ia tidak tertidur karena terus memangis, memikirkan perasaannya dan perasaan adiknya yang bercampur menjadi satu kesedihan.
"Maaf Kakak lupa, assalaamu 'alaikum," ucap salam Azura dengan tersenyum tulus.
"Wa 'alaikumus salaam," Tasya menjawab salamnya dengan senyuman yang lebar, padahal Azura sudah bisa menebak bahwa hati sang adik pasti bertolak belakang dengan apa yang sedang ditampakkannya.
"Assaamu 'alaikum," salam Alghi dan Naima secara bersamaan, mencairkan suasana yang sempat hening diantara Azura dan Tasya.
"Wa 'alaikumus salaam," jawab Azura dan Tasya dengan bersamaan.
"Wah Adik rajin ya pagi-pagi sudah menyiapkan sarapan, tumben Kakak keduluan Adik, biasanya Kakak selalu duluan yang menyiapkan sarapannya," ucap Naima dengan nada bercanda.
"Iya nih, padahal kan yang mau menikah Azura, kok malah Tasya yang rajin," sambung Alghi heran.
Azura hanya meresponnya dengan tersenyum, sementara Tasya ia malah terkekeh. Azura terus saja memperhatikan gerak-gerik sang adik, namun tidak sedikitpun Tasya menampakkan kesedihannya, Azura semakin merasa tidak enak hati, adiknya memang benar-benar luar biasa, di balik keceriaannya ia menyembunyikan keterpurukannya.
"Ya sudah kalau begitu ayo kita sarapan, Umi sudah lapar nih," ajak Naima sembari memegangi perutnya yang sudah keroncongan.
"Umi kalau soal makan nomor satu ya, pantas saja pipinya makin embem nih," ujar Alghi sembari mencubit mesra kedua pipi sang istri.
Naima langsung cemberut, bahkan kini giliran ia yang mencubit pinggang sang suami. Alghi merengek kesakitan dan Naima malah tersenyum puas.
"Hmm," Azura dan Tasya dengan kompaknya berdehem, menyadarkan kedua orang tuanya yang sedang bermesra ria di hadapan putri-putrinya.
Baik Alghi dan Naima sama-sama tersadar dan langsung menghentikan kemesraan mereka karena kedua putrinya sudah memberikan kode kepada mereka.
"Kita lanjutkan nanti saja ya Umi sayang, kasihan putri-putri kita yang masih jomblo ini kalau melihat kemesraan kita," goda Alghi sembari melirik kedua putrinya.
Naima terkekeh, sementara Azura hanya geleng-geleng kepala saja, sedangkan Tasya memutar bola matanya jengah.
"Oh iya Umi lupa Abi, tapi sebentar lagi putri sulung kita ini sudah nggak akan jomblo lagi," Naima mengelus lembut pipi Azura.
"Dan nanti tinggal putri bungsu kita yang jomblo," goda Alghi kepada Tasya seraya mengelus lembut pipi sang putri bungsu.
"Abiiii," rengek Tasya seraya cemberut, justru hal ini membuat sang Alghi gemas kepadanya dan langsung mencubit lembut kedua pipinya.
"Abiiiii," untuk yang kedua kalinya Tasya merengek dengan memanggil Abinya.
"Abi nih, habis cubit pipi Umi, pipi Tasya kena juga, nggak sekalian Bi pipi kak Azura juga," gerutu Tasya dengan wajah masih cemberut.
Azura yang diikutsertakan lantas dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Nggak Abi, aku nggak mau dicubit, aku mau makan saja." Azura langsung menuju meja makan dan menduduki kursi yang kosong serta bersiap-siap untuk sarapan.
"Kak Azura curang," omel Tasya sembari ikut mendudukkan dirinya di kursi yang biasa ia duduki.
Alghi dan Naima pun ikut duduk bergabung bersama kedua putrinya untuk sarapan bersama di pagi hari seperti hari-hari biasanya.
"Oh iya Kakak, nanti rencananya habis sarapan Umi mau ke tempat catering untuk memesan makanan saat acara pernikahan Kakak nanti, kira-kira Kakak mau ikut juga nggak?"
Azura hendak menjawab ajakan dari sang Umi, namun tiba-tiba suara lain telah mendahuluinya.
"Pasti ikut dong Umi, ini kan acara pernikahannya kak Azura, jadi Azura harus ikut menyiapkan semuanya, dan Tasya mau ikut juga ya Umi," ujar Tasya dengan raut wajah yang sangat antusias.
Azura memperhatikan sang adik sedetail mungkin, namun ia tidak menemukan siratan kesedihan sedikitpun, bahkan rona wajahnya begitu ceria antusias.
"Pandai sekali kamu menggunakan topengmu Tasya," ucap Azura dalam hati.
"Adik kalau mau ikut, izinnya sama Kakak ya, soalnya yang mau menikah kan Kakak," saran Naima kepada sang putri bungsu.
"Kak Azura, aku boleh ikut kan?!, aku ingin menemani kak Azura, boleh ya Kak," Tasya bermohon dengan sangat agar diizinkan untuk ikut ke tempat catering.
Azura terdiam, ia heran dengan tingkah sang Adik, mengapa ia sangat antusias untuk ikut andil dalam menyiapkan acara pernikahannya, padahal sudah jelas-jelas ini adalah pernikahan Kakaknya dengan laki-laki yang dicintainya.
Kemudian Azura menggeleng, pertanda ia tidak mengizinkan sang adik untuk ikut bersamanya.
"Lho kenapa aku nggak boleh ikut Kak?, aku kan ingin menemani kak Azura dalam menyiapkan acara pernikahan Kakak."
"Tasya, apa kamu bahagia dengan pernikahan Kakak ini?"
Tasya sempat terkejut, ia merasa aneh dengan pertanyaan yang dilontarkan sang Kakak kepadanya. Bukan hanya Tasya yang merasa heran namun Alghi dan Naima juga merasakan hal yang sama.
"Kak Azura bicara apa sih, adik mana coba yang nggak bahagia kalau Kakaknya akan menikah, aku bahagia karena Kak Azura akan segera menikah, bahkan sangat bahagia." Tasya menampilkan senyuman terbaiknya, mengekspresikan kebahagiaannya di hadapan Azura.
Azura pun membalas senyumannya, ia tidak dapat berkata apa-apa lagi, ia takut nantinya akan semakin menyakiti hati adiknya yang terus saja berpura-pura bahagia, padahal kenyataannya pasti tidak.
"Ya Allah aku bingung harus bagaimana, aku jadi serba salah, aku mencintai mas Fayyad, begitupun sebaliknya, mas Fayyad pasti juga mencintai aku makanya dia melamarku, tapi kenapa harus ada Tasya di tengah-tengah kami, kalau aku tetap menikah dengan mas Fayyad, perasaan Tasya pasti akan hancur, tapi kalau aku membatalkan pernikahan ini, mas Fayyad pasti kecewa dan keluargaku juga pasti akan kecewa sama aku, terlebih lagi aku dan mas Fayyad saling mencintai, maka sudah seharusnya kami berhak untuk bersatu," ungkap Azura di dalam lubuk hatinya yang terdalam.
Azura menghela napas sedalam-dalamnya, "Ya Allah aku serahkan semuanya kepadaMu, apapun keputusannya aku akan menerimanya dengan lapang dada, tapi yang jelas aku tidak ingin bahagia di atas penderitaan Adikku sendiri, tapi di sisi lain aku mencintai mas Fayyad, dan aku menginginkan dia menjadi imamku, imam dunia akhiratku," sambung Azura dalam hatinya yang semakin dirundung kegelisahan.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
...~Teruntuk Kanca yang sedang membaca, jadilah pembaca yang aktif ya, aktif beri like dan beri komentar, Percayalah jempol like Kanca adalah suntikan semangat bagi Ukhfira dan komentar Kanca adalah surat cinta sekaligus moodbooster untuk Ukhfira bisa terus menulis cerita ini sampai TAMAT~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
sarifull_bian
azuraaaa... andai engkau tauuuu
2022-12-30
0
Dinda Kirana agustina
xixixixixi
2021-06-21
1
Beby Ainun
kasihan azura,,,
2021-06-10
1