Frans

Frans terhuyung masuk kedalam kamar lantai dua setelah tubuhnya sedikit baikan. Sepi itu yang dia rasakan kedua orang tuanya berpisah dan tak pernah memperhatikannya. Kalau uang dia tak kekurangan, tapi kasih sayang tak pernah dia dapatkan.

Meletakkan tas sembarangan trus masuk ke kamar mandi dan berendam air hangat. Lelah hati dan pikirannya. Rindu pada kedua orang tuanya.

Kedua orang tuanya bercerai saat dia SMP klas 1, syok sekali rasanya.Dia sebagai anak tunggal yang terbiasa dimanja apapun keinginannya selalu dituruti, tiba-tiba mendengar kenyataan pahit orangtuanya berpisah. Dia tinggal sendiri hanya ditemani para pembantu. Sedangkan papanya menikah lagi dan mamanya pergi entah kemana tempat tinggalnya. Hanya sebulan sekali menjenguk bahkan tidak sama sekali kalau tidak diminta Frans datang.

Mata Frans merah nanar menatap air di bathup. Mau menangis malu rasanya sesak di dada.

Tok tok ...

Pintu kamar terdengar diketuk.

"Masuk!" kata Frans. Seorang pelayan masuk bernama Siti.

"Den makannya dibawa ke kamar atau di bawah saja?"

"Aku sudah makan bereskan saja sudah malam, mang Hasan mana bi? sudah tidur ya? " tanya Frans.

"Sudah Den ini sudah jam 10, apa Aden perlu sesuatu biar bibi buatkan?"

"Tidak bi istirahat saja, mama tidak kesini ya bi ?" tanya Frans

"Tidak Den tadi cuma telpon bibi tanya den Frans apa sudah pulang karena mama telpon gak Aden angkat" ucap bi Siti.

"Oh ya sudah, silahkan istirahat bi terima kasih" kata Frans sambil menutup pintu kamar.

Frans mengambil HP dan membukanya.

"Ternyata mama telpon aku berkali-kali. Mama ... Frans kangen sama mama dan papa." Ucap Frans cengeng dalam hati.

Frans tiba-tiba sesak memegang dadanya. Meringis sebentar menahan sakit. Bernapas pelan dan membaringkan tubuhnya di kasur. Pelan-pelan memejamkan mata kemudian tidur terlelap.

****

Pagi hari

Setelah mandi Frans bersiap ke kampus.

"Den sarapan dulu, bibi masak soto ayam kampung kesukaan Aden" kata bibi dari dapur melihat Frans turun.

"Iya bi, temani aku sarapan ya!" perintah Frans sambil duduk.

Bi Siti melihat Frans iba, tuan mudanya ini sungguh-sungguh kesepian setelah kedua orang tuanya bercerai. Bahkan papanya tidak memperhatikannya sama sekali perkembangan anaknya. Sedikit menitikkan air mata mengingat keluarga ini dulu sangat bahagia. Badai rumah tangga datang ketika seorang wanita yang nasih kerabat menumpang di rumah dan menggoda tuan besarnya. Sayang sekali rumah tangga yang harmonis harus kandas oleh seorang pelakor.

"Den Frans sabar ya, bibi akan selalu menemani Aden. Semoga papa dan mama bisa rukun kembali dan menyadari kesalahannya" ucap bibi menunduk.

"Iya bi, terima kasih bibi selalu ada buat aku. Tolong kalau aku salah diingatkan ya bi!" kata Frans.

Frans menarik nafasnya pelan dan melanjutkan bicaranya dengan bibi.

"Bi, aku mau cerita, aku suka sama cewek bi. Anaknya baik dan gak macem-macem. Saat pertama melihatnya sudah tertarik. Dia tidak seperti cewek -cewek lain yang dekat dengan aku yang cuma suka dompet saja." cerita Frans sedikit tersenyum dan menerawang.

"Pasti cantik ya Den? "ucap bibi.

" Iya Dia cantik,manis, hatinya juga. Baru beberapa hari mengenalnya rasanya sudah lama. Kapan-kapan aku ajak kemari ya bi? "

Oh ya, anak bibi sekarang kerja dimana? "

" Oh itu Den, dia sekarang kerja di toko di kampung sambil jualan online. Saya suruh kuliah gak mau, wis gak bisa mikir pelajaran katanya. Pengen kerja biar dapat duwit banyak" ucap bi Siti tertawa.

"Gak pa-pa bi mungkin itu lebih menyenangkan untuknya. Kalau suami bibi apa masih kerja di toko juga?" tanya Frans.

"Iya den tetap di toko tapi sudah sakit-sakitan mau berhenti sudah gak kuat angkat-angkat lagi. Lagi pula anak bibi juga sudah kerja jadi tidak beban lagi. "cerita bibi.

"Jangan paksain kerja bi, kasihan paman nanti sakit.Gaji bibi kan sudah cukup to buat makan kalian?"

tanya Frans.

"Iya Den sudah cukup."

Frans mengakhiri sarapannya, berjalan ke ruang tengah karena masih pagi. Jarak dari rumah ke kampusnya hanya 15 menit. Dia mendekati mang Hasan yang sedang mencuci mobil.

"Mau berangkat sekarang Den?"

"Enggak Mang, nanti antar gue ya? Takut nabrak 😊 lagi gak enak badan tapi ini ospek terakhir harus masuk" kata Frans sedikit memegang dadanya.

"Astagfirullah Den, jangan ngomong gitu gak baik!  Apa saya antar ke rumah sakit dulu periksa? Wajah den Frans agak pucat begitu" kata mang Hasan cemas.

"Gak usah Mang nanggung tinggal hari ini ospeknya" kata Frans

"Ya sudah Den nanti habis dari kampus saya antar ke rumah sakit periksa ya? mang Hasan takut ada apa-apa nanti dimarahi nyonya. "

"Besuk saja Mang ke rumah sakitnya, nanti sore kan sudah tutup poli nya. Gak pa-pa kog aku masih kuat" kata Frans menghibur diri.

"Ayo Mang berangkat" ajak Frans sambil meraih tasnya yang di meja.

Mang Hasan membuka pintu mobil belakang dan mereka berangkat ke kampus Univ. yang jaraknya dekat dengan rumah. Sepanjang perjalanan Frans memejamkan mata dan merebahkan dirinya.

"Den ...?" tanya mang Hasan melirik kursi belakang dengan spion. "den Frans gak pa-pa? Kita ke Rumah sakit ya Den, mang Hasan khawatir sama Aden"

"Gak pa-pa Mang.. " sambil meringis trus pingsan. Mang Hasan panik segera memacu mobil ke Rumah sakit menuju IGD.

"Den Frans sabar ya den harus kuat." kata mang Hasan setelah Frans didorong di atas brankar menuju ruangan.

Kemudian Hasan menghubungi Siti dan nyonya besar.

"Assalamualaikum Nyonya ..."

"Wa'alaikumsallam, mang Hasan ada apa? Saya mau berangkat kerja" kata Weni mama Frans.

"Maaf nyonya den Frans sekarang di IGD rumah sakit N, tadi dia pingsan sebelum sampai kampus." kata mang Hasan sedikit panik.

"Astaghfirullah saya segera ke sana, suruh bi Siti kesana dulu naik taksi kalau sudah sampai kamu segera ke kampus mintakan ijin buat Frans," kata Weni panik.

Ada apa denganmu nak ? maafkan mama tidak memperhatikanmu sudah lalai menjagamu.

Weni segera mengambil kunci mobil dan keluar dari apartemennya. Dia mengemudikan dengan cepat. Jarak dari apartemen dan rumah sakit cukup jauh ditambah kemacetan yang menjadi rutinitas pagi di kota itu. Sepanjang jalan dia hanya bisa menitikkan air mata merasakan penyesalan yang terlambat.

Mobil Weni sudah masuk parkiran rumah sakit, dan Weni mencari bi Siti di ruang IGD.

"Bagaimana kondisi Frans bi? "kata Weni bergetar.

"Den Frans belum sadar Nyonya," kata Siti menunduk.

"Ya Allah, kuatkan anakku apa yang terjadi denganmu nak? Maafkan mama sayang," ucap Weni menangis sambil memeluk putranya.

Weni meraih HP dan mencoba menghubungi seseorang.Tut.. tut ... tut ... tidak menyambung.

Kemana kamu Mas, kenapa kamu perlakukan kita seperti ini? Tidak adakah lagi rasa sayangmu dulu pada kita. Ataukah kamu sudah benar-benar benar dibutakan oleh wanita tak tahu malu itu?

Tiba-tiba datang suster yang menangani Frans

***

Ditunggu UPDATE berikutnya....

Terpopuler

Comments

Your name

Your name

Untungnya ada Bibi yang dapat Frans keluhkan sebagai teman curhat. Rasanya sakit sih kalau di posisi Frans, apalagi kasih sayang orang tuanya berkurang karena penceraian mereka.

2022-03-13

3

Maheera Indra

Maheera Indra

aku singgah ya kakak... kalau ada waktu jalan ke novel aku ya kakak

2022-02-10

2

@KIA 👀🧑‍🚒

@KIA 👀🧑‍🚒

#ayo kk masuk di kolom interaksi#kasihan juga Frans

2021-10-20

3

lihat semua
Episodes
1 Pesan terakhir
2 Ospek
3 Berharap
4 Frans
5 Kegelisahan Gea
6 Bertemu Frans
7 Menunggu Frans
8 Dia Sahabatku
9 FRANS YANG MANJA
10 KESEDIHAN FRANS
11 CERITA DIO
12 Galau
13 Kuliah
14 MASUK KAMPUS
15 CALON MERTUA
16 TUGAS KULIAH
17 PULANG KAMPUNG
18 MELEPAS RINDU
19 DILEMA
20 KEPUTUSAN
21 PACAR TAMPANKU
22 PENDEKATAN
23 Move on
24 Belajar Sabar
25 Bertunangan
26 Calonku
27 Kabar Baru
28 Ikatan
29 Desi Cantik
30 Resmi
31 Fokus
32 Liburan Semester
33 Menjadi saksi
34 Air Mata
35 Sayang aku
36 Menata hati
37 Story Nisa
38 Sakit
39 Kawatir
40 Cinta itu ada
41 Duka Datang
42 Menanti Harapan
43 Taman Bunga
44 Berdamai
45 Membuka diri
46 Kabar Duka
47 Senyuman itu
48 Lamaran
49 Posesif
50 Pilihan
51 Pertemuan
52 Mendengarkanmu
53 Kecewa
54 Memulai hidup baru
55 Pov Gea
56 Berita Pers
57 Kejujuran
58 Melupakanmu
59 Belajar
60 Kenangan
61 Frans vs Dio
62 Emosi Jiwa
63 Pertengkaran
64 Mengenalmu Istriku
65 Berteman denganmu
66 Sahabat Baru
67 Penuh kehangatan
68 Mencintaimu
69 Aku ingin itu
70 Gosip Menyebar
71 Akhirnya menyerah
72 Keputusan
73 Bersatu kita Resmi
74 Perjanjian
75 Kesepakatan
76 Isyarat
77 Kamar Sempit
78 Love Me Please
79 Perangkap
80 Takdir
81 Luka Lama
82 Demi kebahagiaanmu
83 Sakit
84 Sikapnya Berubah
85 Ikhlas
86 Kakak Datang
87 Penolakan
88 Masa lalu Lani
89 Membuat Perhitungan
90 Curhatan hati
91 Prasangka
92 Indah pada waktunya
93 Belajar lebih baik
94 Waspada
95 Surprise
96 Bram VS Frans
97 Cerita yang tiada akhir
98 Rasanya seperti roti
99 Janji
100 Terluka
101 Riak kecil
102 Cemburu
103 Kata Hati seorang istri
104 Kejujuran yang sakit
105 Kesabaran Yang Tiada Akhir
106 Semangat
107 Maafkan aku
108 Kesibukan Dio
109 Penyesalan
110 Terusik
111 Percayalah padaku
112 Suara aneh
113 Rumah kecil
114 Terlupakan
115 Kehilangan
116 Terpuruk
117 Mencari informasi
118 Kenangan indah
119 Murung
120 Berita Baru dari Bram
121 Melepas Rindu
122 Permusuhan
123 Pertengkaran
124 Mengisi Hati yang Kosong
125 Berbeda rasa
126 Terkuak
127 Kebohongan
128 Rasa Sakit yang berulang
129 Melahirkan jagoan
130 Frans junior
131 Dio Terpuruk
132 Siasat
133 Rasa bersalah Desi
134 Jangan Pendam Sendiri
135 Kritis
136 PENGUMUMAN
137 Menunggu Mukjizat
138 Takdirku
139 Kedatangan Gea
140 Berjumpa Sahabat
141 Cemburu Buta
142 Kebingungan
143 Kedatangan Tidak terduga
144 Tersadar
145 Omset turun
146 Memburuk
147 Buka matamu
148 Aku pulang
149 Berkelana
150 Meredam Emosi
151 Si tampan Farel ,Fino & Festa
152 Deni & Farel 'Cool'
153 Berkunjung
154 Ancaman
155 Pengakuan Dua Kembar
156 Alergi Kupang
157 Dendam masa lalu
158 Menangis Hati
159 Pengobatan
160 Menemukan Kamu
161 Liburan Berakhir
162 Mencari Motorku
163 Merajuk
164 Devan Berangsur Pulih
165 Memory Devan
166 Farel Hilang
167 Gadis Nakal
168 Ternyata Kamu Ana
169 Ana Depresi
170 Ela Anakku?
171 Kecelakaan
172 Devan Kembali
173 Ketegaran Hati Gea
174 Tidak Sadarkan Diri
175 Kabar Tidak Baik
176 Ibu Pingsan
177 Meninggal
178 Devan Kebingungan
179 Gea terpuruk
180 Pingsan
181 Menenangkan Diri
182 Berduka
183 Kecelakaan
184 Desi Koma
185 Kritis
186 Kabar Buat Deni dan Desya
187 Damai
188 Tegar
189 Rencana Devan
190 Ungkapan Perasaan ( End )
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Pesan terakhir
2
Ospek
3
Berharap
4
Frans
5
Kegelisahan Gea
6
Bertemu Frans
7
Menunggu Frans
8
Dia Sahabatku
9
FRANS YANG MANJA
10
KESEDIHAN FRANS
11
CERITA DIO
12
Galau
13
Kuliah
14
MASUK KAMPUS
15
CALON MERTUA
16
TUGAS KULIAH
17
PULANG KAMPUNG
18
MELEPAS RINDU
19
DILEMA
20
KEPUTUSAN
21
PACAR TAMPANKU
22
PENDEKATAN
23
Move on
24
Belajar Sabar
25
Bertunangan
26
Calonku
27
Kabar Baru
28
Ikatan
29
Desi Cantik
30
Resmi
31
Fokus
32
Liburan Semester
33
Menjadi saksi
34
Air Mata
35
Sayang aku
36
Menata hati
37
Story Nisa
38
Sakit
39
Kawatir
40
Cinta itu ada
41
Duka Datang
42
Menanti Harapan
43
Taman Bunga
44
Berdamai
45
Membuka diri
46
Kabar Duka
47
Senyuman itu
48
Lamaran
49
Posesif
50
Pilihan
51
Pertemuan
52
Mendengarkanmu
53
Kecewa
54
Memulai hidup baru
55
Pov Gea
56
Berita Pers
57
Kejujuran
58
Melupakanmu
59
Belajar
60
Kenangan
61
Frans vs Dio
62
Emosi Jiwa
63
Pertengkaran
64
Mengenalmu Istriku
65
Berteman denganmu
66
Sahabat Baru
67
Penuh kehangatan
68
Mencintaimu
69
Aku ingin itu
70
Gosip Menyebar
71
Akhirnya menyerah
72
Keputusan
73
Bersatu kita Resmi
74
Perjanjian
75
Kesepakatan
76
Isyarat
77
Kamar Sempit
78
Love Me Please
79
Perangkap
80
Takdir
81
Luka Lama
82
Demi kebahagiaanmu
83
Sakit
84
Sikapnya Berubah
85
Ikhlas
86
Kakak Datang
87
Penolakan
88
Masa lalu Lani
89
Membuat Perhitungan
90
Curhatan hati
91
Prasangka
92
Indah pada waktunya
93
Belajar lebih baik
94
Waspada
95
Surprise
96
Bram VS Frans
97
Cerita yang tiada akhir
98
Rasanya seperti roti
99
Janji
100
Terluka
101
Riak kecil
102
Cemburu
103
Kata Hati seorang istri
104
Kejujuran yang sakit
105
Kesabaran Yang Tiada Akhir
106
Semangat
107
Maafkan aku
108
Kesibukan Dio
109
Penyesalan
110
Terusik
111
Percayalah padaku
112
Suara aneh
113
Rumah kecil
114
Terlupakan
115
Kehilangan
116
Terpuruk
117
Mencari informasi
118
Kenangan indah
119
Murung
120
Berita Baru dari Bram
121
Melepas Rindu
122
Permusuhan
123
Pertengkaran
124
Mengisi Hati yang Kosong
125
Berbeda rasa
126
Terkuak
127
Kebohongan
128
Rasa Sakit yang berulang
129
Melahirkan jagoan
130
Frans junior
131
Dio Terpuruk
132
Siasat
133
Rasa bersalah Desi
134
Jangan Pendam Sendiri
135
Kritis
136
PENGUMUMAN
137
Menunggu Mukjizat
138
Takdirku
139
Kedatangan Gea
140
Berjumpa Sahabat
141
Cemburu Buta
142
Kebingungan
143
Kedatangan Tidak terduga
144
Tersadar
145
Omset turun
146
Memburuk
147
Buka matamu
148
Aku pulang
149
Berkelana
150
Meredam Emosi
151
Si tampan Farel ,Fino & Festa
152
Deni & Farel 'Cool'
153
Berkunjung
154
Ancaman
155
Pengakuan Dua Kembar
156
Alergi Kupang
157
Dendam masa lalu
158
Menangis Hati
159
Pengobatan
160
Menemukan Kamu
161
Liburan Berakhir
162
Mencari Motorku
163
Merajuk
164
Devan Berangsur Pulih
165
Memory Devan
166
Farel Hilang
167
Gadis Nakal
168
Ternyata Kamu Ana
169
Ana Depresi
170
Ela Anakku?
171
Kecelakaan
172
Devan Kembali
173
Ketegaran Hati Gea
174
Tidak Sadarkan Diri
175
Kabar Tidak Baik
176
Ibu Pingsan
177
Meninggal
178
Devan Kebingungan
179
Gea terpuruk
180
Pingsan
181
Menenangkan Diri
182
Berduka
183
Kecelakaan
184
Desi Koma
185
Kritis
186
Kabar Buat Deni dan Desya
187
Damai
188
Tegar
189
Rencana Devan
190
Ungkapan Perasaan ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!