Mobil milik Leon berhenti tepat didepan gedung apartemen dimana Lana tinggal, gadis itu keluar dari mobil tersebut setelah mengucapkan terima kasih pada Leon karena telah mengantarnya pulang. Setelah mobil Leon pergi, Lana masuk kedalam gedung, bertemu dengan resepsionis yang ada diloby untuk mengambil barang yang dititipkannya pagi tadi karena lupa belum membawa masuk.
"thanks".
Lana berjalan menuju lift, sebelum lift tertutup seorang pra terburu-buru masuk dan berdiri disamping Lana. Pria yang Lana tau berada dipodium dan bertemu dengannya di toko milik mrs Jessy.
"kita bertemu kembali nona". Ucap pria tersebut pada Lana
"tuan Aldelardo".
Pria itu mengulurkan tangannya "Aksa, kau bisa memanggilku Aksa".
Lana menjabat tangan Aksa "Lana".
"nama yang indah".
"thank you".
"kau tinggal di apartemen ini?".
"iya".
"sama, tapi sepertinya aku baru melihatmu disini".
"saya jarang keluar".
"jangan terlalu formal, kita bukan atasan dan bawahan".
"baik".
'tingg'
Lana keluar dari lift setelah lift terbuka.
"sampai bertemu lagi Lana".
"Aksa". Pintu lift kembali tertutup.
Entahlah rasanya berbeda saat melihat Aksa, tangan kekar pria itu dan juga bahunya yang tegap membuatnya selalu gugup berada di dekatnya. Aksa adalah salah satu kakak tingkatnya yang berjarak enam tahun, Lana sendiri jarang menonton televise jadi tidak begitu tau pria itu, kalaupun pernah berpapasan maka Lana tidak akan sadar akan hal itu mengingat banyaknya orang-orang penting tinggal diapartemen ini.
Setelah membuka pintu unit apartemennya, Lana masuk melepaskan sepatu dan menggantinya dengan sandal rumahan seperti biasa. Melepaskan sweater yang dipakainya menyisakan kaos warna putih pendek dan juga rok putihnya.
Lana menyalakan mesin pembuat kopi, malam ini dia berniat naik ke lantai paling atas untuk melukis bintang, dia melihat kalau langitnya cerah sehingga bintang terlihat bertebaran. Selesai membuat kopi, Lana membersihkan tubuhnya, memakai baju tidur warna biru navy dengan bintang-bintang warna kuning. Rambutnya yang lumayan panjang di ikat kuda, beralaskan sandal bulu dengan membawa kanvas dan semua alat melukisnya beserta segelas kopi. Lana keluar dari unit apartemennya menuju lift dan menekan tombol angka lima puluh, paling atas, dia juga harus naik lagi menggunakan tangga setelah sampai dilantai paling atas.
Pintu terbuka, tempat yang biasa dia duduki untuk melukis ternyata ada orang lain, dan tepat saat Lana akan pergi, orang tersebut melihat kearahnya.
"Lana". Panggilnya
"eh Aksa".
"mau ngapain? Melukis?".
"iya".
"ya udah sini".
"apa ngga papa?".
"engga lah, kemarilah, lagipula lebih baik ada temannya daripada sendiri kan".
"baiklah".
Lana duduk di samping Aksa, pria itu nampak mengamati bintang sembari meminum minuman beralkohol, dari dulu Lana tidak menyukai minuman beralkohol dan kedua orang tuanya tidak pernah mengajarkan hal itu pada Lana.
"kau tidak minum kan?".
"bagaimana kau bisa tau?".
"hanya menebak saja, apa aku benar?".
Lana mengangguk memang kenyataannya gadis itu belum pernah mencobanya atau berniat meminumnya. Kembali pada lukisannya, Lana menggoreskan kuas pada kanvas hingga membentuk suatu lukisan yang indah.
Selesai menghabiskan waktunya di rooftop, Lana dan Aksa menuruni tangga kembali keapartemen, bahkan Aksa menemani Lana hingga sampai didepan unit apartemen gadis itu sambil membawakan barang-barang Lana yang bahkan sebenarnya Lana bisa mengirimnya sendiri.
"thank you".
"you're welcome Lana, masuklah".
Lana tersenyum kemudian masuk kedalam apartemen, meninggalkan Aksa yang masih didepan menunjukkan smirknya. 'selangkah lebih dekat'
Jam menunjukkan pukul 8 pagi saat seorang gadis terburu-buru sambil mengikat tali sepatu sekaligus menerima telepon dari ibunya, siapa lagi kalau bukan Lana, dia menghabiskan streaming series Netflix hingga larut malam dan bangun kesiangan.
"ya mom".
"dengar mommy honey".
"Lana dengar".
"pesanan mommy-".
"sudah mom, Lana harus kelas sekarang, mommy bisa menuliskannya lewat pesan chat, bye mom, love you muahhh".
Lana mematikan ponselnya berlari kearah halte, tapi dia ketinggalan bus terakhirnya menuju kampus, mau tidak mau harus menaiki taksi atau dia tidak akan bisa masuk kelas jika lewat toleransi keterlambatan. Sebuah mobil berhenti dihadapannya, kaca belakang terbuka.
"butuh tumpangan nona?".
"Aksa".
"sepertinya kau buru-buru, kita satu arah kalau kau ingin pergi ke kampus, aku ada meeting didekat sana".
"apa tidak apa-apa?".
"ya tentu saja".
Aksa keluar dari mobilnya dan menyuruh asistennya untuk pindah kedepan, kemudian mempersilakan Lana masuk kedalam mobil.
"thank you".
"sama-sama nona sweety".
Lana hanya tersenyum terpaksa mendengar balasan Aksa.
"kenapa kau bangun siang?".
"nonton film".
"pantas saja".
Mobil Aksa berhenti didepan gedung fakultas seni yang kebetulan berada dipinggir jalan.
"thanks Aksa".
"okay, wait apa kita bisa makan siang sama-sama?".
"tentu saja, aku tidak ada kelas".
"bagus, aku akan menjemputmu".
"okay".
Lana melambaikan tangannya saat mobil milik Aksa meninggalkan jalanan. Dengan sekuat tenaga gadis itu berlari menuju kelasnya, untung saja masih bisa masuk walaupun sudah penuh dan dia harus duduk di kursi paling belakang.
From : Grace J
Lana, apa yang kau lakukan keluar dari mobil tuan Aldelardo?
Sebuah pesan masuk saat Lana baru saja mengeluarkan kertas sketsanya beserta pensil, gadis itu bahkan lebih tertarik membalas pesan Garce dari pada dosen yang tengah menjelaskan didepan kelas. Hingga kelas berakhir, Lana terus memikirkan apa yang terjadi akhir-kahir ini dengan hatinya yang tiba-tiba berdebar apalagi berada dekat dengan orang yang bahkan tidak dia kenal baik, yaitu Aksa.
Seperti biasanya Lana pergi ke taman belajar sebelum pergi makan siang, disana sudah ada Grace dan juga Leon yang dia temui kemarin saat melukis dan mengantarkannya pulang keapartemen.
"Grace!!!". Teriak Lana pada Grace, dan sedikit terkejut melihat Leon ada disana "hi Leon".
"syukur masih mengingatku".
"hahaha tentu saja".
Hanya sebentar Lana melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya menunjukkan pukul 12 siang, waktunya makan siang, dia telah berjanji pada Aksa untuk makan siang bersama pria itu, dari kejuahan lana sudah melihat mobil milik Aksa berada di jalanan depan fakultasnya.
"Grace, aku ada janji, aku duluan ya".
"yes baby, have fun".
"thank you".
Sedikit berlari Lana menuju mobil milik Aksa.
"hi sorry lama". Ucap Lana
"tidak masalah". Aksa membukakan pintu untuk Lana, hanya ada mereka berdua, tanpa sopirnya.
"kau menyetir sendiri?". Tanya Lana begitu mereka berada di dalam mobil
"ya".
"aku fikir kau tidak melakukan hal itu".
"hanya untuk orang-orang tertentu aku melakukan hal ini".
"hahaha". Lana mencairkan suasana karena baginya ini sangat menegangkan.
Sampai di sebuah restaurant italia, sudah sekian lama Lana tidak menikmati masakan Italia buatan mommy nya bahkan saat berada di sini da nada restaurant makanan Italia pun Lana tidak pernah datangi karena gadis itu terlalu fokus dengan sekolahnya.
"kau tidak pernah datang kemari?". Tanya Aksa sebelum keluar dari mobil, Lana hanya menggeleng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
IG: _anipri
Aksa udah mulai pendekatan aja sama Lana
2022-11-15
1
Anonymous
lanjutkan
2021-02-12
0
Kristina Retna
modus em leh le... le... ketoro banget ah
2021-02-11
0