Alana Del Ray

Alana Del Ray atau semua memanggilnya Lana, gadis 20 tahun keturunan Rusia Italia yang bersekolah di Jerman. Hanya semangat yang membuat Lana sampai di Jerman, kedua orang tuanya pindah ke Rusia setelah mendengar kakeknya sakit-sakitan, walaupun sekarang sudah membaik tapi kedua orang tuanya tidak kembali ke italia setelah hari itu. Gadis cantik berambut hitam memiliki lesung pipi indah itu adalah sosok yang periang dan juga terkenal menjadi mood boster teman-temannya di kelas.

Lana tinggal sendiri disebuah apartemen kalangan atas, semua akan berfikir sebelumnya bahwa Lana berasal dari keluarga sederhana, namun itu semua salah, keluarga Lana mulai dari buyutnya adalah seorang seniman dan pemusik yang terkenal pada zamannya. Keluarga ibunya adalah pemahat patung dan juga pelukis kerajaan, sedangkan keluarga ayahnya seorang pemain music klasik dan pencipta lagu. Lana sendiri lebih menguasai bakat keluarga ibunya walaupun dia juga bisa bermain music dan menciptakan lagunya sendiri, sejak kecil Lana lebih suka melukis, terutama orang-orang yang ada disekitarnya.

"halo mom, why?".

"mommy ci vediamo dopodomani". (mama akan menemuimu besok lusa)

"ha? Memangnya mama ada dimana?".

"itala honey".

"baiklah Lana akan jemput mommy di stasiun".

"tidak perlu, mommy akan naik mobil bersama aunty".

"Aunty di Italy mom?".

"yes, dia pulang minggu lalu untuk menemui kakak nenekmu, makanya mommy juga pulang".

"Where's daddy?".

"masih di Rusia, dia sangat sibuk dengan job nya sendiri".

"baiklah sudah jam 10, aku ada acara di kampus mom, aku akan menghubungimu setelah selesai. Bye... love you mom".

"love you too honey".

Lana mematikan ponselnya, menyambar tasnya di meja kemudian meninggalkan apartemen tersebut.

Untungnya sampai di dalam aula acara belum mulai, Lana duduk di samping Grace sahabatnya yang sama-sama mengambil jurusan seni. Tapi Grace ada di seni music, dia menyukai permainan Cello sejak kecil, jadilah dia berada di jurusannya saat ini.

"kau telat telat 5 menit baby". Ucap Grace sambil menunjukkan jam dipergelangan tangannya.

"ya aku tau, tapi belum mulai kan".

"ya kau benar, hari ini akan ada sambutan dari Aksa Aldelardo".

"siapa? Dosen baru?".

"ish... kau tidak pernah melihat tv apa? dia itu pengusaha muda tampan, CEO A Group".

Lana hanya menggeleng, jujur saja Lana jarang melihat tayangan di televisi, dia menghabiskan waktunya untuk melukis di ruangan khusus lukis yang ada diapartemennya. Pandangan Lana tertuju pada pria tampan yang baru saja masuk dan berdiri dibelakang podium. Lana merasakan bahwa tatapan mereka bertemu, namun menepisnya, walaupun Lana juga merasakan bahwa pria itu sering memperhatikan dkearahnya.

Selesai dari acara tersebut, Lana meninggalkan universitas, hari ini dia tidak ada kelas, mungkin dia akan membeli perlengkapan melukisnya lagi dan melukis diarea taman. Disana Lana akan banyak mendapatkan inspirasi untuk menggoreskan kuas kedalam kanvas putihnya.

Bus yang di tumpangi Lana berhenti di halte pemberhentian dekat dengan toko tempatnya biasa membeli perlengkapan untuk melukis selain membeli secara online.

"morning Mrs Jessy".

"morning honey, Kanvas?".

"ya seperti biasanya, ukuran A3 dua biji, sama kuas rigger 14 dua juga".

"bukannya kau baru membeli kuas itu minggu lalu".

"patah".

"sudah kuduga, sebentar aku akan mengambilkan untukmu".

"thank you".

'tringg'

Pintu masuk terbuka, seorang pria tampan dengan pakaian rapi masuk kedalam toko tersebut, Lana hanya menengok begitu suara pintu terdengar ditelinganya kemudian kembali fokus melihat-lihat cat minyak yang tertata dirak sebelah kanan arah pintu.

"selamat datang, oh astaga, tuan Aldelardo, apa yang bisa saya bantu?". Ucap Mrs Jessy dengan sangat sopan, mengabaikan tugasnya yang harusnya mengambilkan kanvas yang dibeli Lana

"apa saya bisa mendapatkan cat minyak".

"tentu tuan, disebelah sini".

Tatapan Aksa tertuju pada Lana yang satu meter di belakang Mrs Jessy, Lana terlihat kembali sibuk dengan memilih cat untuk melukis lainnya. Karena jam menunjukkan sudah siang, dan gadis itu harus makan siang, dia berbisik pada Mrs Jessy agar dia mengambil kanvas dan kuasnya sendiri jika Mrs Jessy tengah sibuk.

"oke sip". Ucap Mrs Jessy.

Lana keluar dari toko tersebut setelah membawa dua kanvas ukuran A3 beserta dua kuas yang dipilihnya, seperti biasa Lana akan membayarnya melalui transfer.

"apa dia sering membeli disini?". Tanya Aksa yang membuat Mrs Jessy sedikit terkejut saat Aksa membayar dikasir

"Lana?, tuan mengenalnya?".

"tidak, saya hanya melihat sekilas dia salah satu mahasiswa yang ikut acara di Universitas Humboldt".

"oh iya benar, namanya Lana, dia putri pelukis terkenal di Italia, nyonya Hera".

"cantik".

"apa tuan?".

"tidak". Aksa mengambil kantong plastic belanjaannya setelah selesai membayar dan meninggalkan toko tersebut "permisi".

"sampai jumpa kembali tuan Aldelardo".

Aksa kembali masuk kedalam mobilnya, kebetulan pria itu melihat Lana yang duduk di depan supermarket tengah memakan makanan cepat saji yang biasa di jual di supermarket, dulu kalau Aksa kelaparan saat sekolah, dia suka membeli makanan seperti itu.

Dering ponsel Lana kembali berbunyi, nama mom tertera dilayar ponselnya. Dengan sambil mengunyah makanannya, Lana mulai bicara melalui telepon dengan ibunya.

"halo".

"dimana honey?".

"Lana sedang makan siang mom".

"baguslah, kau berjanji menghubungi mommy kalau sudah selesai acara".

"astaga aku lupa".

"kebiasaan".

"hehehehe".

"nak daddymu akan pulang ke italia, mommy tidak jadi mengunjungi, tapi bisakah kau datang kerumah saat weekend nanti".

"memangnya ada apa mom?".

"mommy juga tidak tau, kau bisa tanyakan pada daddy mu".

"baik mom, Lana akan pulang weekend nanti".

"soal tiket kereta biar mommy saja yang pesankan honey".

"serius?".

"iya".

"thanks mommy".

"ya sudah mommy mau beres-beres rumah dahulu, dah honey love you".

"love you too mommy".

Lana mematikan ponselnya dan kembali fokus pada makan siang, selesai menghabiskan makanannya, Lana berjalan di trotoar menuju taman dimana dia akan melukis beberapa orang yang berlalu lalang didepannya. Satu bangku kosong, Lana duduk disana mengeluarkan cat nya dan juga membuka bungkus plasti di kanvasnya. Perlahan tangan lentiknya menggoreskan kuas dengan cat di kanvas.

"lukisan yang indah". Suara berat seorang pria terdengar dari belakangnya, Lana menengok kearah belakang dengan wajah sedikit terkejut.

"siapa?". Tanya Lana

"Leon".

"sorry tapi apa kita saling mengenal sebelumnya?".

"aku dari seni music, aku melihatmu di acara tadi, kau bersama Grace, teman satu klub music ku".

"ah begitu".

"apa aku boleh duduk di situ".

"ya tentu saja".

Lana memindahkan peralatannya di bawah dan Leon duduk disamping gadis itu.

"namamu Alana Del Ray?".

"ya".

"aku Leonardo Halsey, bagaimana aku bisa memanggilmu?".

"Lana".

"nama yang indah, kufikir kau sangat mirip dengan nona Hera".

"itu ibuku".

"pantas saja, kau berada di kelas seni lukis".

"ya kufikir aku lebih cocok di seni lukis daripada musik".

"begitu".

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!