Raihan menghela nafas lega saat berhasil mendapatkan coklatnya kembali ia berdiri di dekat lift sembari mengelus dada.
Ya hampir saja coklat pemberian Kinara ini raib di makan oleh dua orang lucknut itu, perlahan kedua tangannya terangkat sedikit menatap ke arah coklat itu, sekilas sebuah senyum tersungging di bibirnya.
Walaupun ia tidak menyukai sikap Kinara yang agresif itu, namun sikap ceria dan baik hatinya itu mengingatkan dirinya pada Nayaka, jujur saja walaupun bibirnya sudah berucap berkali-kali pada dirinya sendiri bahwa ia telah mengikhlaskan Naya namun tetap saja, hatinya masih belum bisa untuk tidak terluka saat melihat kemesraan Arjuna dan Naya.
Itu juga yang selalu berusaha menghindar dari pemandangan yang menyesakan baginya itu.
Tiiiiiiiing pintu lift di belakangnya terbuka.
"Kau sudah menerima coklat dari ku?" ucap seorang wanita di belakang Raihan yang saat itu juga membuat coklat ditangannya itu terlempar keatas lalu meraihnya lagi akibat terkejut, ia pun menoleh cepat.
"No..Nona Kinara? Apa yang Anda lakukan di sini?" tanya Raihan salah tingkah, saat melihat Kinara dan seorang sekertaris nya sudah berdiri di belakangnya.
Mata Kinara tertuju pada coklat di tantang Raihan sembari tersenyum jail.
"Wah... Wah... Sepertinya kau menyukai coklat dari ku ya Tuan Raihan?" tutur Kinara tanpa menjawab pertanyaan Raihan tadi.
"Kata siapa? Aku itu, tidak suka makanan manis seperti ini!" Tutur Raihan.
"Oh ya...? Kalau begitu sini kembalikan coklat itu biar ku tukar dengan yang lain yang kau sukai, maaf ya aku tidak tahu kalau kau tidak suka yang manis-manis." ucap Kinara yang tengah mengulurkan tangannya ingin meraih coklat itu namun langsung di jauhkan oleh Raihan.
"Ja.. Jangan, ini bisa ku berikan ke keponakan ku." Tutur Raihan yang lantas melenggang pergi.
"Pfffffftt... Pria munafik." gumam Kinara lirih. Setelahnya ia pun berjalan menemui Rian dan Arjuna dan melakukan meeting perencanaan kerja sama antara Delisa dan Dirgantara.
Sungguh sejak ia memutuskan untuk mencintai Raihan kini dia sudah merasa biasa berada di dekat Arjuna, tidak ada rasa gugup ataupun getaran dihatinya, semuanya sudah hilang begitu saja, memang benar obatnya hati yang terluka yaitu hati yang baru dan kinara merasakan itu sekarang semenjak dirinya mengenal Raihan. Begitu pun Arjuna yang kini hatinya sudah terisi penuh dengan Nayaka, itu pula yang membuat mereka bisa profesional menjalankan kerja samanya.
Setelah satu jam lebih melakukan meeting, Kinara dan sekertaris nya itu keluar dari ruangan Arjuna.
"Terimakasih Kinara, setelah tanda tangan kontrak ini semoga kita bisa sukses menjalankan proyeknya." ucap Arjuna.
"Iya Juna sama-sama, saya permisi dulu." jawab Kinara yang sesaat menoleh kearah Raihan yang tengah menoleh kearahnya lalu kembali menatap ke depan menatap ke komputernya, menyadari itu Kinara pun tersenyum dan melenggang pergi.
Drrrrrrrrrrrrttt.... Drrrrrrrrrrrtttt..... Arjuna meraih ponsel di sakunya. Senyumnya melebar saat mendapati panggilan telfon dari Nayaka terlebih saat nomor yang ia pakai adalah telfon area Indonesia, yang menandakan kalau Naya sudah sampai di Indonesia.
"Hallo sayang, Kau sudah sampai? " Jawab Arjuna sembari membuka pintu ruangan kantornya dan masuk ke dalam ruangannya itu.
"Iya Juna, saat ini aku sudah berada di rumah ku." ucap Naya.
"Rumah mu? Maksudnya, rumah mu yang dulu? Kenapa tidak ke rumah kita saja sayang?" tanya Juna.
"Ibu ku menginginkan dirinya untuk tinggal di rumahnya saja, dia tidak mau tinggal di rumah kita Juna." ucap Naya.
"Kenapa? Bukannya ibu Claudia sudah menyiapkan kamar untuk ibu, di sana dia pasti lebih terawat lagi kan." ucap Juna.
"Maaf sayang, tapi ibu ku tetap bersikukuh ingin tinggal di rumahnya sendiri." Jawab Naya.
"Begitu ya? Ya sudah kalau begitu saat pulang nanti, aku langsung ke sana, namun mungkin agak malam sayang, aku harus ke Bogor siang nanti." ucap Juna.
"Iya Juna, tidak apa." Jawab Naya.
"Emmm Naya?"
"Ya?"
"Aku merindukan mu." ucap Juna, Naya pun tersenyum.
"Aku juga sayang." Jawab Naya.
"Nanti malam persiapkan dirimu ya." Tutur Arjuna.
"Persiapkan untuk apa, memang kita mau kemana?" tanya Naya polos.
"Kemana lagi? Sudah jelas menjelajah surga ku dong sayang," ucap Arjuna sembari terkekeh, "dan malam ini aku akan ******* habis tubuh mu itu, melepas dahaga ku karena seminggu lamanya tidak bertemu." Lanjut Arjuna. yang saat itu membuat Naya membulatkan bola matanya karena paham maksud suaminya itu,
"Ju...Juna kau ini bicara apa sih." ucap Naya yang merasa pembicaraan itu memalukan.
"Kau pasti juga sudah rindu sentuhan ku kan Naya, pokoknya malam ini produksi anak kita harus berhasil hehehe." ucap Arjuna.
"Sudah hentikan pembicaraan ini, aku tutup dulu daaaaaaaahhh." Tuuuttt tuuuuttt tuuutttt Naya mematikan panggilan telfonnya itu, merasa gemas Juna pun menciumi ponselnya itu berkali-kali.
"Bos! Saatnya berangkat..." Seru Rian yang tiba-tiba masuk.
"Okay, ayo kita selesaikan cepat, dan pulang, agar malam ini aku bisa langsung melakukan maraton." tutur Arjuna sembari menepuk bahu Rian.
"Maraton? Malam-malam?" Rian bertanya-tanya.
"Sudah jangan di pikiran, karena kau tidak akan paham, jadi ayo kita berangkat." Ucap Juna sembari terkekeh dan melenggang pergi.
"Ada apa ini, kenapa tiga orang di dekat ku aneh semua?" Rian geleng-geleng kepala dan ia pun berlari kecil menyusul bosnya itu.
______________________________________________
(Visual Tuan dan Nyonya Dirgantara, Versi halu saya)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Wati_esha
Rian, kamu tidak mengerti karena kamu belum nikah seperti Juna. 😉
2024-01-09
0
Wati_esha
Tq update nya.
2024-01-09
0
Wati_esha
Raihan ---> Nayaka & Arjuna <---- Kinara. Lalu, jadilah Raihan & Kinara.
2024-01-09
0