Hari ini Kinara tahu kalau Raihan dan teman-temannya sudah kembali ke Indonesia, dengan semangat ia pun berkemas, karena ia juga ingin segera kembali ke Indonesia.
Ia masih ingat saat Raihan menggendongnya kemarin, sungguh semalaman ia tidak bisa tidur akibat memikirkan Raihan terus menerus wajahnya itu benar-benar membuatnya gila bahkan tak jarang ia senyum-senyum sendiri.
Tok tok tok...
Kinara menoleh kearah pintu ayahnya yang sudah siap dengan jas rapihnya itu menghampiri Kinara lebih dulu sebelum berangkat ke kantornya.
"Ayah pikir kau akan lama disini sayang." ucapnya sembari menghampiri putrinya itu.
"Niatnya begitu, namun ada suatu hal yang membuat ku harus segera kembali ayah." ucap Kinara.
"Apa itu?" tanyanya bingung, pasalnya baru kemarin ia terlihat tidak semangat namun kemarin malam dan pagi ini putrinya benar-benar berubah drastis, ia terlihat lebih ceria dan bersemangat.
"My prince of Rain" Tuturnya sembari terkekeh, dahi Roland pun berkerut.
"Sudah ayah tidak usah di fikirkan, anggap saja omongan Kinara ini tidak penting." tuturnya sembari mengecup pipi ayahnya itu, dan melenggang keluar sembari bersenandung, meninggalkan ayahnya yang masih mematung menatapnya bingung.
"Apa putri ku itu salah obat? Tidak...tidak putri ku tidak akan mengonsumsi obat-obatan." Roland menggeleng cepat ia pun menyusul putrinya yang sudah stay di meja makan mereka dengan beberapa pelayan yang membantu menyiapkan sarapan pagi mereka.
Di Airports, Roland memeluk putrinya.
"Sebenarnya ayah masih merindukan mu honey, tapi kau malah sudah mau kembali." tutur Roland dengan raut wajah sedih.
"Dad, I will be back, I'm promise,trust me." ucap Kinara.
"Okay, Keep your promise sweet heart, and take care." ucap Roland yang lantas kembali mengecup kening putrinya itu sebelum akhirnya Kinara melambai kepadanya dan melangkah masuk ke dalam lorong menuju pesawatnya.
Ya karena kesibukan ayahnya itu, sangat sulit baginya untuk mengunjungi Kinara yang lebih memilih menetap di Indonesia ketimbang mengikuti orang tuanya yang sudah menetap di Singapura, hal itu pula yang membuat Kinara lebih sering mengunjungi Negara itu ketimbang orang tuanya yang mendatanginya langsung.
Di bandara Soekarno-hatta...
Kinara menghirup udara kota jakarta yang sangat ia rindukan, dengan semangat menggebu-gebu ia ingin segera beraktivitas normal atau lebih tepatnya ingin segera menemui Raihan nya itu.
Hari itu ia baru saja tiba di rumahnya ia segera menelfon Juna dan meminta nomor telfon Raihan padanya.
Walaupun awalnya Juna sedikit ragu dan heran namun akhirnya ia pun menuruti kemauan Kinara itu dan memberikan nomor telfon Raihan padanya.
***
Di rumah Raihan...
Saat itu Raihan tengah menonton siaran pertandingan bola di rumahnya, dengan sesekali berteriak saat tim kesayangannya itu dapat membobol gawang lawan membuatnya berkali-kali mendapat lemparan benda-benda plastik dari ibunya yang terkejut akibat suara Raihan itu.
Sesaat matanya pun beralih pada ponselnya yang berdering.
Unknown numbers is calling...
"Siapa sih, ganggu saja." gumamnya ia pun memilih untuk tidak mengangkatnya, tak lama ponselnya pun berdering lagi, dan saat itu juga ia pun tidak mengangkatnya.
Sampai ke sepuluh kali Raihan pun menyerah, itu juga akibat teriakan ibunya karena suara bising telfon genggam yang terus-terusan berdering itu, membuat Raihan terpaksa menerimanya.
"Hallo?" sapa Raihan.
"Akhirnya kau menerima panggilan ku." ucap seorang wanita dari sebrang.
"Maaf anda siapa?" tanya Raihan dingin.
"Aku Kinara, wanita yang kau gendong waktu di Singapura." ucapnya, Raihan pun terbelalak.
"Ba..bagaimana bisa kau tau nomor ku?" tanya Raihan.
"Itu tidak penting, yang pasti malam ini aku ingin makan mie instan di toserba itu, aku sudah menunggu mu di sini, cepatlah kemari."
"Aku tidak akan datang!" Tutt tuttt tuttt
Panggilan telfon itu mati, namun Kinara tidak menyerah ia terus berusaha menghubungi Raihan.
Hingga satu jam lamanya ia menunggu Raihan di sana, dengan telfon genggam masih berada di telinganya berusaha terus menghubungi Raihan.
"Kau Nona! berisik sekali menghubungi ku terus-terusan? Apa kau tidak ada pekerjaan lain?" Seru seseorang dari belakang yang saat itu juga membuat Kinara melebarkan senyumnya dan menoleh kebelakang.
"Kyaaaaaaaa my prince of Raihan...." Kinara bersemangat, dengan segera ia beranjak dan langsung memeluk tubuh Raihan, yang saat itu juga membuat Raihan membulatkan bola matanya.
"Le...lepaskan aku Nona, ini tempat umum!" Seru Raihan sembari terus berusaha melepaskan tubuh Kinara itu.
"Aku tau kau akan datang, aku tau kau akan datang, aku tau kau pasti akan datang, dan woaaalllaaaa kau pun datang kyaaaahahahaha." gumam Kinara masih terus memeluk erat tubuh Raihan dengan sedikit melompat-lompat.
'Wanita tidak waras macam apa sih dia ini?' runtuk Raihan dalam hati yang merasa tidak nyaman itu.
"Lepas tidak! Aku akan pergi sekarang juga ya!!" Seru Raihan yang saat itu juga membuat Kinara melepaskan pelukannya.
"Jangan pergi Tuan Raihan, maafkan aku, itu semua karena aku sangat bahagia kau datang." Ucap Kinara sembari menempel-nempelkan kedua ujung jari telunjuknya itu di depan dadanya.
Raihan pun mendesah, dan berniat untuk membalik badan.
"Aahhh jangan pergi Raihan ku mohon." Kinara memegangi tangan Raihan.
"Lepas tidak!" Tutur Raihan dengan nada menekan.
"tapi jangan pergi ya, ku mohon." kinara memohon.
"Ya!" Jawab Raihan ketus, dan kembali melangkahkan kakinya.
"Raihan?" Rengek Kinara.
"Apa sih! Kau bilang ingin makan mie instan kan? Ya sudah aku mau masuk dan mengambil mie instan untuk ku." ucap Raihan, mendengar itu Kinara pun kembali melebarkan senyumnya.
"untuk ku juga?" ucapnya.
"Ck," Raihan pun membuka pintu sevel tersebut.
"Mie cup kuah rasa ayam bawang ya my Raihan!" Seru Kinara yang saat itu juga membuat Raihan menoleh kearahnya.
"Berhenti memanggilku dengan sebutan berlebihan seperti itu." Tutur Raihan dingin.
"Tapi kau suka kan?" tanya kinara.
"Tidak!" Jawabnya ketus ia pun langsung melenggang masuk.
"Ohhh aku suka sikap juteknya itu, entah lah aku tiba-tiba jadi gila seperti ini karena mu Tuan Raihan." tutur Kinara sembari terkekeh. Dari luar ia terus mengamati Raihan yang tengah membayar mie cup itu lalu menekan tombol mesin air panas yang ada di dalam toserba itu.
Taaaaaakkkk Raihan meletakan dua mie cup itu di hadapan Kinara dan dirinya.
"Mie untuk mu, dan ini minumannya juga." ucapnya malas.
"Terimakasih my?" Belum selesai Kinara berucap Raihan sudah melirik tajam padanya.
"Terimakasih Raihan maksud ku." lanjutnya, Raihan pun menghela nafas menahan kesal.
"Sudah cepat makan mie instan itu dan pulang." tuturnya.
"Kenapa buru-buru ini kan masih sore." ucap kinara yang tengah mengaduk-aduk mie di hadapannya itu.
"Kau hanya ingin makan mie instan kan? Kenapa harus ke toserba ini sih?"
"Karena aku suka toserba ini?" jawab Kinara.
"Lalu kenapa harus memanggil ku juga?" Tanya Raihan.
"Karena adanya kau di toserba ini membuat ku semakin menyukainya dan betah berlama-lama di sini." ucapnya. Mendengar itu Raihan pun sedikit tersedak.
"Menggelikan, sudah Tidak usah berlebihan, makan saja mie instan mu itu."
"Siap my? Maksud ku Raihan." tutur Kinara.
Di malam itu langit yang cerah tanpa hujan, keduanya makan berhadapan di depan sevel itu, sungguh walau hanya satu cup mie instan tapi kinara benar-benar menyukainya, ya walaupun Raihan sangat dingin padanya namun itu justru memberinya tantangan untuk tetap dekat dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Wati_esha
Rayhan akhirnya datang juga ke sevel. ☺
2024-01-09
0
Wati_esha
Tq update nya.
2024-01-09
0
Wati_esha
Kinara belum mau berterus terang pada Roland?
2024-01-09
0