Aeleasha bangun dari tidurnya, meregangkan sendinya yang sedikit kaku. Aeleasha tidak tau sekarang jam berapa, disana tidak ada jam hanya ada kegelapan didalam sana.
Aeleasha keluar dari kamarnya menuju kamar mandi, Selesai mandi. Aeleasha membuat sarapan pagi, lalu menyajikannya dimeja makan. Bi Rami mau menghentikan Aeleasha tapi Aeleasha melarangnya, dia harus membuatkan sarapan untuk suaminya.
Bi Rami hanya bisa menghela napas berat, Aeleasha ingin mengetuk pintu kamar Aciel. Dia menarik kembali tangannya mengingat perkataan Aciel padanya semalam, membuat kakinya sedikit gemetar.
Aeleasha mengurungkan niat, dia duduk manis dimeja makan melahap sarapannya dulu baru mulai beres-beres. Selesai sarapan Aeleasha menaruh piringnya diwastafel, mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.
Aeleasha mulai dari menyapu, mengepel, dan mengelap jendela. Pekerjaannya selesai lebih cepat karena kemarin dia baru melakulannya. Aeleasha berjongkok didepan rak, rak yang berisi semua foto, disana ada sebuah foto dua remaja laki-laki dan satu perempuan berhimpit ditengah mereka berdua.
Aeleasha kenal siapa laki-laki yang ada disebelah kiri perempuan itu, dia adalah Aciel suami Aeleasha. Wajah Aciel penuh dengan senyuman kebahagian tidak seperti sekarang.
Tangan Aeleasha terulur ingin menyentuhnya, tapi ada sebuah tangan kekar yang menahan tangannya menyentuh foto itu. Aeleasha melirik orang yang memegang tangannya, dia menelan salivanya dengan kasar.
"Sakit." Keluh Aeleasha, tangannya yang dicengkram Aciel sangat erat, bahkan tanganya yang putih itu memerah karena cengkram Aciel.
Aeleasha mengigit bibir bawahnya, dia mencoba menahan air matanya. Sebulir air mengalir dipipi Aeleasha, bukan melepaskan Aciel malah makin mengeratkannya.
"Sakit Kakak." Lirih Aeleasha, Aciel mendorong tangan Aeleasha menjauh dari sana. Tubuh Aeleasha terbentur dengan meja kayu yang ada disampingnya. Aciel segera berjalan kewastafel mencuci tanganya.
Aeleasha hanya bisa meringis kesakitan. Aciel sudah selesai mencuci tangannya, dia menatap Aeleasha tajam. Aciel mencengkram dagu Aeleasha dengan keras.
"Jauhkan tanganmu itu dari barang-barangku." Aciel melepaskan dagu Aeleasha. Aciel duduk dikursi meja makan, keningnya sedikit berkerut. Aciel mengangkat piringnya dan membuang makanan yang ada diatas meja ditong sampah.
"Kamu bisa masak gak sih." Bentak Aciel, dia melemparkan piringnya kelantai yang tidak jauh dari tempat Aeleasha terduduk. Serpihan piring yang pecah mengores tangan dan pipi Aeleasha.
Darah segar mengalir tangan Aeleasha, Aciel berdecak kesal masuk kedalam kamarnya. Aeleasha menangis dalam diam, dia menutup mulutnya dengan tangannya agar Aciel tidak mendengarnya.
Aeleasha membereskan serpihan kaca, tapi malah jarinya yang tidak sengaja kegores pecahan itu. Dia menekan jarinya yang keluar darah itu. Aeleasha tetap membersihkannya, dia tidak bisa meminta Bi Rami yang membereskannya.
Aeleasha membuang pecahan piring itu kedalam tong sampah, tubuh Aeleasha menjadi sedikit sempoyongan. Aeleasha menumpu tubuhnya dengan berpegangan pada meja. Pandangan Aeleasha menjadi sedikit kabur, Aeleasha mengerjapkan matanya.
Bruk
Tubuh Aeleasha terjatuh karena tidak seimbang, Aeleasha bisa melihat Bi Rami yang baru pulang dari berbelanja segera berlari menghampirinya. Aeleasha tidak tau apa yang terjadi selanjutnya kerena kegelapan mengambil ahlih tubuhnya.
Bi Rami yang syok melihat keadaan Aeleasha, dimana darah berceceran dimana-mana. Bi Rami terus berteriak memanggil nama Aeleasha tapi yang dipanggil hanya menutup matanya rapat-rapat. Wajah Aeleasha tampak semakin pucat.
Aciel keluar dari kamarnya, kesal dengan teriakkan Bi Rami, "Apa Bibi tidak bisa diam." Bentak Aciel, dia terkejut dengan keadaan Aeleasha.
Aciel merogoh ponselnya disaku celananya, dia menelepon temannya yang berprofesi sebagai dokter.
"Datang keapaertemenku sekarang." Perintah Aciel, lalu menutup teleponnya secara sepihak.
Aciel mengendong Aeleasha dan membaringkannya disofa, matanya tertuju pada tangan kanan Aeleasha yang terus mengeluarkan darah.
"Bibi ambilkan aku sapu tangan dan bersihkan darah itu." Titah Aciel, Bi Rami mengeluarkan sapu tangannya, lalu memberikannya pada Aciel.
Aciel mengikatkan sapu tangan itu pada tangan Aeleasha. Sekarang dia hanya bisa berharap temannya itu segera datang kesini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
GuGuGaGa_90
sakit banget nih😭
2024-05-28
3
Jamilah milah
lanjut
2024-05-16
0
Alinta Natasha
parah banget njiir
2024-05-10
0