"Aeleasha, Papa mau kamu menolong papa saat ini." Kata Jiko menyeruput teh yang disajikan Fika padanya, Fika juga ikut duduk disampingnya medengarkan.
"Minta tolong apa Papa?" Tanya Aeleasha tanpa ragu-ragu, tapi dalam hatinya penuh dengan keraguan yang amat besar dengan ucapannya itu.
"Papa mau kamu menikah dengan Keluarga Carnier." Muka Jiko mendadak menjadi serius, Aeleasha menelan salivanya dengan susah payah sebelum menjawab pertanyaan Jiko.
"Tapi Aeleasha masih sekolah Papa." Sarkah Aeleasha mencoba menolak dengan halus, Aeleasha mendapat tatapan tajam dari Fika dan Jiko, mau tidak mau Aeleasha menundukkan kepalanya takut dengan tatapan mereka berdua.
"Beraninya kamu menolak." Bentak Fika, tangannya terangkat ingin memukul Aeleasha, Aeleasha hanya menutup matanya menahan rasa sakit itu.
"Kamu harus menerimanya Aeleasha, kamu harus membalas budi selama tinggal disini selama 12 tahun lamanya." Kata Jiko melepaskan genggaman tangan Fika yang ingin memukul Aeleasha.
Aeleasha ingin sekali menangis tapi apalah dayanya saat ini, statusnya hanya anak adopsi bukan anak kandung keluarga Alister. Jiko melangkah pergi dari sana. Fika mendekati Aeleasha, tangannya sedikit mendorong pundak Aeleasha.
"Kamu itu harus tau diri Aeleasha Alister, putri palsu." Kata Fika dengan nada sinisnya, lalu melangkah pergi dari sana.
Kaki Aeleasha melemas, dia terduduk. Cairan bening mengalir dikelopak matanya, "Momy Fika benar, Aeleasha kamu harus tau diri." Lirih Aeleasha meremas rok sekolahnya.
"Hei.. Kenapa kamu duduk disana, bisa rusak tau, karpet itu mahal." Pekik Bea, dia menarik tangan Aeleasha menjauh dari karpet merah itu. Bea mengibaskan tangan setelah menarik tangan Aeleasha seperti ada debu ditangannya.
Aeleasha menyeka air matanya, "Kamu gak boleh cengeng Aeleasha." Gumam Aeleasha dalam hatinya. Aeleasha melangkah dengan berat menuju ruang kerja Jiko.
Tok.. Tok..
"Papa Jiko... Ini Aeleasha." Kata Aeleasha mengetuk pintu ruang kerja Jiko. Jiko membiarkan Aeleasha masuk kedalam sana.
"Apa yang mau kamu bicarakan Aeleasha?" Tanya Jiko tidak mau bertele-tele. Aeleasha menelan salivanya dengan kasar.
"Aeleasha setuju pa..." Jawab Aeleasha menundukan kepalanya, dia meremas jarinya.
"Bagus sekali Aeleasha." Puji Jiko mengelus kepala Aeleasha, "Kamu akan menikah dengan putra keluarga Carnier." Tambah Jiko, segera menarik tangannya dan memperbaiki sikapnya.
"Kalau tidak ada yang mau dikatakan lagi, kamu bisa keluar sekarang." Kata Jiko dengan dingin.
Aeleasha berjalan keluar, dia bersandar pintu. Muka Aeleasha tampak bahagia, dia menyentuh kepalanya yang tadi dielus Jiko, "Papa Jiko mengelus kepala aku lagi setelah sekian lamanya." Gumam Aeleasha dalam hati tersenyum senang tapi air matanya terus mengalir.
Aeleasha berjalan menuju kamarnya, dia tidak tau kalau ada yang menguping pembicaraan mereka dan orang itu juga menatap Aeleasha sinis. "Ini bukan yang aku harapkan." Katanya dingin mengigit jarinya bingung.
Aeleasha menaruh tasnya diatas meja belajarnya, membaringkan tubuhnya diatas ranjang, dia tengah memikirkan perkataan Jiko.
"Aku rasa disana mungkin aku akan mendapatkan kebahagian dari pada disini." Gumam Aeleasha lalu tertidur, dia lupa menganti baju seragamnya.
...****************...
Aeleasha terbangun dari tidurmya karena ketukan pintu yang tiada hentinya, Aeleasha turun dari kasurnya membuka pintu kamarnya, dia mengosok matanya. Fika menjambak rambut Aeleasha, dia menatap Aeleasha sinis.
"Kamu tau berapa lama aku berdiri disini hah? Cepat ganti bajumu dan temui Jiko diruang kerjanya." Bentak Fika melepaskan jambakannya lalu berjalan pergi.
Aeleasha sedikit meringis kesakitan, dia menganti seragamnya dengan piyama tidurnya. Aeleasha menghembuskan napasnya, mengetuk pintu itu.
"Masuk." Sahut Jiko dengan nada dinginnya. Aeleasha melangkah masuk, kepalanya tertunduk. Jiko berjalan menghampirinya.
"Aeleasha kamu akan menikah besok, jadi kamu harus izin selama 1 atau 2 hari Papa akan mengurusnya. Jadi kamu hanya perlu bersiap untuk besok." Jelas Jiko memegang bahu Aeleasha, Aeleasha mendongakkan kepalanya ingin menjawab tapi Jiko melototkan matanya.
Aeleasha diam membisu seketika, "Tuan Carnier bilang, pernikahan dipercepat karena dia tidak bisa menunda jadwalnya yang padat dan besok jadwalnya tengah kosong jadi mengertilah." Kata Jiko menepuk bahu Aeleasha, dia mendorong Aeleasha keluar dari ruangannya.
"Segitunya Papa Jiko tidak menyukaiku." Gumam Aeleasha menatap pintu itu nanar, tangannya menyentuh pintu itu, meletakan dahinya dipintu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Jamilah milah
Thor itu nm y bea ,,apa ada kepanjangan y
2024-05-16
0
Ariesta 💜
Keseleo lidah gw baca nama nya...
Ribet amat thor cari nama nya...
2024-05-14
6
Denisya putri
namanya agak susah ya
2024-04-25
0