Aeleasha bangun lebih awal hari ini, karena dia harus pergi sekolah dan juga mengurus keperluan Aciel sekarang. Aeleasha membuat sarapan pagi, setelah selesai dengan sarapan Aelesha mulai membersihkan rumah walau waktu baru menunjukan pukul 05.30 subuh.
Aeleasha sudah terbiasa dengan semua pekerjaan ini karena semenjak kepergian Momy Dea, Aeleasha mulai dipaksa membereskan rumah dan membuatkan sarapan, walaupun ada pembantu dirumah.
Aeleasha sudah selesai, dia berjalan kekamarnya mengambil baju, berlari menuju kamar mandi yang ada didapur. Aeleasha memakai seragam putih abu-abu. Waktu baru menunjukan pukul 6 pas, Aeleasha harus berangkat sekarang karena jaraknya kesekolah tidak lagi dekat sekarang.
Aeleasha mengambil sepotong roti tawar dan mengigitnya, tangannya fokus mengikat tali sepatu. Aeleasha membuka pintu apartement, dia dikejutkan dengan kedatangan Bi Rami, begitu pun juga dengan Bi Rami.
"Aeleasha kamu mau pergi kemana pagi-pagi begini?" Tanya Bi Rami memperhatikan pakaian Aeleasha dari atas hingga kebawah.
"Aeleasha mau pergi sekolah dulu Bu, Aeleasha pamit." Kata Aeleasha dengan senyuman cerahnya berlari meninggalkan apertemen.
Bi Rami masih bengong disana, "Ternyata Aeleasha masih sekolah." Gumam Bi Rami lalu melangkah masuk, dia dikejutkan dengan keadaan apertemen yang sudah rapi dan juga bersih, bahkan dimeja sudah ada sarapan.
...****************...
Aeleasha berhenti berlari, mencoba mengatur nafasnya yang berantakan. Aeleasha kini berjalan dengan pelan, memperhatikan lingkungannya.
"Tempat baru, suasana baru." Gumam Aeleasha senyuman menghiasi wajahnya, menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskannya. Udara sangat sejuk sekaligus segar.
Aeleasha melihat ada bus yang datang, secepat kilat Aeleasha berlari menuju terminal bus. Aeleasha menaiki bus itu menuju sekolahnya.
Bus yang ditumpangi Aeleasha berhenti didepan terminal yang tidak jauh dari sekolahnya. Dia melihat jam tanganya dan butuh waktu 30 menit dari apertemen Aciel sampai sekolah.
"Kalau aku mau jalan kaki setiap hari harus keluar rumah pas jam 5.30." Gumam Aeleasha, menghitung jaraknya.
Aeleasha baru ingin melangkah masuk, tapi namanya tiba-tiba dipanggil, mau tidak mau Aeleasha mengalihkan pandangannya kearah suara.
"Aeleasha." Sapa seorang laki-laki dengan memakai seragam yang sama dengan Aeleasha. Dia adalah kakak kelas Aeleasha, Ian Kendrick, ketua basket yang ada disekolah Aeleasha.
[ Bocoran : Ian itu suka sama Aeleasha tapi Aeleashanya gak tau soalnya, Ian pandai banget nyembunyin perasaannya, dari Aeleasha kelas 10 Sma pas waktu Aeleasha baru masuk, nah disitu Ian ketemu sama Aeleasha.]
"Mau apa?" Tanya Aeleasha, memperhatikan Ian yang tengah berlari menghampirinya.
"Jalan bareng." Jawab Ian, memperhatikan Aeleasha. "Dia selalu terlihat cantik." Puji Ian dalam hatinya.
...****************...
"Aku pulang." Aeleasha menutup pintu apartement, dia melepaskan sepatunya, lalu menaruhnya dirak sepatu.
Aeleasha sedikit terkejut dengan Aciel yang tengah duduk diruang tamu menatap dia dengan tatapan dingin dan tajam. Aeleasha baru ingin bicara tapi Aciel menyelahnya lebih dulu.
"Ka..."
"Sangat bagus, kemana kamu saat suamimu tengah tertidur?" kata Aciel sinis, dia bangkit dari duduknya menghampiri Aeleasha yang masih berdiri disana.
"Kamu tidak diizinkan keluar rumah Aeleasha Alister, bisa rusak nama baikku kalau paparazi mendapatkan fotomu." Bentak Aciel.
"Aku cuma.." Perkataan Aeleasha terhenti karena tamparan mendarat dipipi halusnya.
Plak
"Jangan ngebantah Aeleasha." Kata Aciel dengan dingin, dia melototkan matanya.
Aciel menjauhi Aeleasha masuk kedalam kamarnya. Aeleasha mengosok pipinya yang nyerih itu, dia memiringkan kepalanya.
"Hadiah pertama dari suami." Kata Aeleasha dengan pelan.
Bi Rami menghampiri Aeleasha, rasa bersalah menyelimuti Bi Rami. Dia tidak bisa menolong Aeleasha. "Sini tasnya Aelasha, Biar Ibu yang bawakan." Tawar Bi Rami.
"Tidak perlu Bu, Aeleasha bisa bawa sendiri." Menolak Bi Rami secara halus, dia berjalan sedikit sempoyongan, berjalan masuk kedalam kamarnya.
Aeleasha menaruh tasnya, dia membaringkan tubuhnya diatas lantai yang beralas kasur tipis yang diberikan Bi Rami padanya semalam. Aeleasha tengah memikirkan perkataan Aciel, benar-benar egois.
"Tidak boleh keluar rumah? Bagaimana dengan sekolahku?" Pikiran Aeleasha mulai kalut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Muawanah
hmmm...main tampar aja 😔
2024-06-11
0
Nana Niez
kasar amit nih suami,,
2024-05-22
1
Jamilah milah
tanya dlu dri mana,,maen gampar Bae
2024-05-16
4