Samuel McAdam. Pria Berusia 27 tahun, bekerja sebagai Manager di SkyLand, yang tidak lain adalah perusahaan milik keluarga besar McAdam.
Anak dari seorang wanita simpanan yang akhirnya menjadi istri sah. Lucu bukan?
...Lupakan! Motto hidup Samuel adalah; ...
...Jangan mendekatiku. Karena aku tidak suka di dekati. Dan jangan mengusik ku, jika kau ingin hidup mu baik-baik saja....
...🍁🍁...
Samuel McAdam. Pria yang bisa mencintai sekaligus membenci dalam satu wajah. Jika dilihat dari namanya, maka siapapun akan tau jika Sam bukanlah orang biasa.
McAdam, adalah label yang diberikan kepadanya karena sebuah garis keturunan. Samuel adalah salah satu anggota dari keluarga besar McAdam.
Keluarga terkaya di asia, sekaligus pemilik perusahaan raksasa SKYLAND.
Samuel adalah putra kedua setelah Darco McAdam, sang pewaris tahta. Namun ini bukanlah kisah tentang putra mahkota, Karena memang tidak akan seperti itu.
Meskipun para executive lebih banyak memberikan suara kepada Sam sebagai kandidat yang paling cocok untuk memimpin Skyland, namun tetap saja, itu bukanlah takdir seseorang seperti Sam.
Sam hanyalah putra kedua. Itupun bukan dari rahim yang sama dengan Darco. Melainkan dari rahim wanita lain. Wanita yang di sebut-sebut sebagai pembunuh ibu Darco.
Itulah fakta yang banyak orang percayai. -Sam adalah anak haram. -Sam dan ibunya adalah kutukan bagi keluarga McAdam Karena kehadiran merekalah, ibu Darco lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Itulah yang orang-orang gunjingkan tentang Sam dan Ivanka, wanita satu-satunya yang masih Sam miliki, ibunya.
Meskipun ia sangat mampu untuk menempati posisi Darco saat ini, namun Sam tidak akan memiliki kesempatan itu. Jelasnya, ia tak akan bersaing hanya untuk memperebutkan tahta.
Tidak untuk Skyland. Tidak juga untuk cinta.
... Lima tahun sebelumnya......
"Sayang, tersenyumlah. Jangan memasang tampang seperti itu." Ivanka menyentuhkan tangannya ke tangan Sam. "Tunjukan wajah bahagia mu, kakak mu sedang berbahagia saat ini." ujar Ivanka membujuk Sam.
Saat ini mereka sedang berada di tengah-tengah acara pertunangan Darco dan juga Carmella. Sam sungguh tidak memiliki masalah apapun terhadap Darco. Darco adalah kakaknya. Selain itu, sejak dulu keduanya bahkan selalu akur, meskipun mereka tidak lahir dari rahim yang sama.
Tapi tidak dengan Carmella. Wanita yang saat ini tengah tersenyum dengan mata berbinar bahagia saat menatap Darco.
Damn!
Bagaimana Sam bisa tersenyum bahagia, jika wanita yang saat ini berdiri di samping saudara laki-lakinya adalah wanita yang ia cintai juga.
"Mom, aku sudah tersenyum sejak tadi. Lagi pula aku bukan boneka yang dibuat dengan wajah tersenyum. Wajah ku bisa kaku jika terus begitu." Sahut Sam masa bodoh. Padahal di dalam hati ia tengah meradang.
Ia merasa terluka, dan juga kecewa. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Carmella tidak pernah menganggap serius semua perhatian yang Sam tunjukan padanya. Meskipun Sam tau jika Darco dan Carmella di jodohkan oleh keluarga besar mereka, namun tetap saja; baik Darco maupun Carmella terlihat bahagia dengan perjodohan tersebut.
Seakan-seakan keduanya memang telah jatuh hati jauh sebelum keduanya di jodohkan. Sial. Sejak kapan Sam harus tertinggal seperti ini.
"Mom tau sayang." Ivanka bersuara lembut, "Hanya saja, wajah mu terlihat tidak tampan jika cemberut seperti itu. Sungguh." Ivanka tersenyum lagi sambil sesekali bertepuk tangan mengikuti keramaian. "Hanya mom yang selalu memperhatikan wajahku. Orang lain tidak akan." Bantah Sam menolak.
Ivanka mengerutkan kening sambil menatap singkat putranya, "Ingatlah siapa kita sayang. Daddy tidak akan suka jika di berita besok justru wajah menekuk mu ini yang ramai di perbincangkan.- Temuilah kakak mu, dan beri selamat padanya." pinta Ivanka sedikit memaksa. Sam ingin membantah, namun Ivanka sudah memasang wajah peringatan pada Samuel. Dan itu artinya, ia harus menuruti permintaan mommynya.
Jujur saja, Sam akan memilih langsung pergi di bandingkan harus memberikan selamat atas pertunangan Darco dengan cinta tak terbalasnya.
"Kak,- Selamat untuk mu." Sam mengulurkan tangan kepada Darco. Namun Darco menepis tangan Sam. "Bukan tangan bung!" ujar Darco nampak kesal. Sam hanya membatu di tempatnya. Ia sudah sangat kesal dengan kenyataan tentang Carmella, sekarang apa lagi yang akan Darco lakukan untuk menambahkan luka dihatinya.
"Seharusnya kau memberikan kakak mu ini sebuah pelukan!" ujar Darco yang dengan cepat sudah merubah raut wajah kesalnya menjadi wajah penuh tawa bahagia. "Kau benar. Bodohnya aku." Sahut Sam dengan nada bicara menyesal yang dibuat-buat.
"Selamat untuk mu kak." ujarnya lagi, lalu keduanya pun berpelukan. "Semoga kau benar-benar bahagia untuk ku.-" Sahut Darco, membuat tubuh Sam menegang.
Darco menahan pelukannya lebih Lama, "Jangan pikir aku tidak tau kalau kau menyukai Mella." Bisik Darco. "Kali ini, kau harus menyerah bung." Darco menepuk punggung Samuel prihatin sambil tertawa kecil, lalu melepaskan pelukannya.
"Kau sungguh tega.- Bagaimana kau menerimanya jika kau tau perasaan ku." kesal Sam, dengan wajah menekuk.
Darco dan Carmella sama-sama tertawa, melihat Sam. Bagi keduanya, Sam benar-benar seperti seorang adik. Carmella memang lebih tua dari Sam, karena itulah, Carmella tak pernah menaruh hati pada Sam. Dan Darco tau itu..
Bagi Carmella yang seorang anak tunggal, Sam sudah seperti adik laki-lakinya sendiri. "Dasar bocah. Kau pikir dirimu cocok untuku? aku ini kakak mu tahu." Sela Carmella, dengan nada memarahi Sam.
Sam menggeleng. "Kalian berdua benar-benar." ujarnya lagi tidak percaya dengan apa yang Darco dan Carmella lakukan padanya.
Meskipun Sam merasa terluka, namun ia tidak akan membiarkan perasaannya merusak hari bahagia Darco dan Carmella. Mereka adalah orang-orang yang sangat Sam pedulikan selain ibunya.
Orang-orang yang selama ini selalu mendukung Sam untuk melewati hari-harinya yang buruk.
"Kau harus menemukan sendiri wanita yang lebih cocok untuk mu. Aku yakin kau juga akan bahagia,- adik kecilku." kata Carmella, membuat hati Sam semakin terluka.
Bagaimana bisa ia bahagia, jika wanita yang ia cintai adalah Carmella. Wanita yang sama yang memintanya untuk menemukan wanita lain. yang artinya, Carmella sudah dengan jelas meminta Sam untuk melupakan perasaannya kepada wanita itu.
"Yah! Aku akan menemukan wanita lain. Kau bahagia?" sahut Sam, enggan.
Carmella hanya tertawa kecil melihat Samuel.
"Lihatlah, bocah ini pasti akan terus menempel padamu seperti sebelumnya." Sela Darco, yang memeluk Carmella dengan mesra.
"Tidak akan! Aku akan mencari wanita lain!" Sahut Samuel dengan nada sinis, lalu ketiganya kembali tergelak.
Ketiganya terlihat begitu akrab jika sedang berada di lingkaran yang sama seperti saat ini. Sam, Carmella dan Darco, mereka adalah keluarga sekaligus sahabat.
...🍁🍁🍁...
Samuel menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Ia menghembuskan nafas lelah. Ia benar-benar harus menyerah pada cinta pertamanya.
"Mella.. Mella.. Mella.. Huh!" Lagi-lagi Samuel melepaskan semua kepenatan dan juga rasa kecewanya.
Akhir yang tidak pernah ia harapkan. Tapi pada kenyataannya harus Sam jalani.
"Mencari wanita lain?" Apa kau pikir perasaan ku bisa berganti dengan begitu cepat? wanita tak berperasaan." gumam Samuel menyesalkan.
Samuel bangun dari tempat duduk sebelumnya, kemudian berpindah ke kamar. Ia berdiri di depan cermin, lalu memandangi pantulan dirinya dari dalam kaca.
"Lihatlah dirimu Sam! Kau benar-benar tidak memiliki apapun." Samuel mengulas sedikit senyuman kecewa. Ia benar-benar harus selalu di bawah Darco. Tapi kenapa harus Darco? seandainya saja itu pria lain. Tapi ini Darco, kakaknya. Samuel jadi tidak bisa marah ataupun melampiaskan kekesalannya pada pria itu. Sial.
"Dasar pecundang!"
Samuel kembali berjalan gontai menuju ke kasurnya. Lalu, bruuuk. Ia kembali menghempaskan tubuhnya.
Ranjangnya benar-benar terasa kembut, namun begitu dingin. Sama seperti hatinya yang sedang terluka dan hampa.
Samuel mengumpat pelan, saat mendapati ponselnya yang tiba-tiba bergetar. Ia sedang tidak ingin bicara pada siapapun, terutama pada jam-jam seperti ini. Samuel hanya ingin merenung, dan sendirian.
Tapi sayangnya, ponsel Samuel tak kunjung berhenti bergetar. "Sial!" Siapa yang menghubunginya pada jam seperti ini?
Samuel mengernyit; "Mella..?"
Cepat-cepat ia mengubah posisinya, lalu menempelkan benda pipih itu di telinga.
"Hallo Mell, ada apa?" Tanya Sam, cepat. Namun ternyata bukanlah suara Carmella yang Samuel dengar.
Melainkan suara bising, seperti suara hujan, dan juga sirene. Apa diluar tadi sedang hujan? "Mell, kau disana?"
"Apa ini dengan kerabat nona yang memiliki ponsel ini?" kata seseorang yang saat ini bicara pada Samuel. "Ya, dimana pemilik ponsel ini. Kenapa anda yang bicara pada ku?" Samuel menegang. Perasaannya tiba-tiba menjadi tidak nyaman.
"Nona ini sedang mengalami kecelakaan. Sekarang sedang di evakuasi dan akan di bawa kerumah sakit." kata orang itu samar-samar. Samuel segera melompat turun dari ranjang lalu mengambil kunci mobil kemudian bergegas pergi.
"Katakan pada ku dirumah sakit mana orang-orang akan membawanya?" kata Samuel yang terburu-buru.
"Tuhan, ku mohon jagalah Mella.- Tunggu aku Mell, aku akan datang secepatnya untuk mu, kau harus baik-baik saja. Ku mohon. ku mohon."
Sesampainya dirumah sakit, Samuel berusaha menelpon Darco kakaknya, ia ingin menyampaikan apa yang menimpa tunangannya itu, tapi Darco tak pernah menjawab panggilannya.
"Suster, dimana pasien atas nama Carmella?" Tanya Sam dengan nafas memburu. "Pasien berada di ruang penanganan tuan, di ruangan ketiga dari lorong." jelas perawat tersebut, dan Sam pun bergegas kesana.
Setibanya disana, Samuel tak mendapati keberadaan Carmella, akhirnya ia kembali bertanya kepada perawat, "Pasien atas nama Carmella, dimana saya bisa menemuinya?" kata Sam mulai merasa panik, "Anda keluarga korban?" Sam mengangguk cepat, "Mari ikut saya."
Sam mengikuti dengan perasaan kacau. Ia takut dan juga gelisah. Kepala Sam di penuhi dengan berbagai macam kecemasan.
"Disana, korban atas nama Carmella Stompson." tunjuk perawat itu mengarah ke ruang jenazah.
Bagaikan tersambar gledek, hati Sam benar-benar hancur. Dunianya benar-benar kiamat. Cintanya berakhir, begitu juga dengan...
Malam itu menjadi satu-satunya malam terburuk dalam hidup Sam, malam yang membuatnya benar-benar kehilangan cintanya untuk selama-lamanya,
"Kami tidak bisa menyelamatkan korban, silahkan anda mengurus administrasinya." kata perawat, dan Sam di buat membisu sepenuhnya.
Dadanya terasa sesak, kepalanya seperti di hantam berton-ton besi, dan darahnya.. darahnya seperti habis terhisap.
Sam ambruk begitu saja di depan tubuh dingin wanita yang di cintainya..
"Carmella.."
.......
.......
.......
.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Lina aza
terlalu bnyak berargumen🤔
2021-04-06
1
Angelliana
kok aku berfikir lebih baik mella jalannya seperti itu daripada hidup dan menikah dengan kakaknya setiap hari bisa dilihat dan menyebabkan sakit hati.. gue jahat ngga sih ?
2021-04-03
0
Senja Cewen
Intro yang bagus...
Suami Pusaka
The Brides of Alves
2021-03-30
0