ANNA

ANNA

THE CHARACTER- ANNA

...Aku seorang gadis berusia 20 tahun, yang di besarkan oleh kedua orang tua angkat ku, Fred dan Maria....

...Jika kebanyakan para wanita akan memimpikan hal-hal yang hebat dalam hidupnya, seperti pangeran berkuda putih, mahkota, bahkan istana, maka berbeda dengan ku....

...Sejujurnya keinginanku hanyalah satu, yaitu memiliki sebuah kehidupan biasa dengan keluarga yang biasa-biasa saja. Aku tak ingin berharap sesuatu yang sulit untuk di yakini sebagai sebuah realita....

...Tapi apa yang ku dapatkan? hah, sungguh jauh dari apa yang ku pikirkan....

...Dan ini adalah cerita hidupku. Hidup yang tak pernah ku bayangkan akan ku lalui.....

...Dan kau tau, sejujurnya aku sungguh bingung harus memulai cerita ini dari mana. Namun sebagai awal yang baik, bagaimana jika aku memulai dari apa yang bisa ku ingat belasan tahun silam.......

...🍁🍁🍁...

Bisa di bilang, saat ini aku adalah seorang wanita yatim piatu, tapi penyebabnya bukan karena orang tua ku meninggal dunia, hanya saja kami terpisah saat aku berusia lima tahun, dan sejak hari itu, aku tidak pernah melihat mereka lagi.

Awalnya, dimulai pada saat hari festival. Dimana biasanya akan begitu banyak orang-orang yang datang dan berkumpul memadati satu tempat untuk menikmati kemeriahan kembang api dan juga bermacam-macam keramaian yang di suguhkan dalam perayaan tahunan itu.

Hari yang indah dan sangat menyenangkan, bukan? seharusnya memang seperti itu. Tapi ternyata, memori indah itu bukan untuk ku. Bagian ku ternyata adalah cerita kelam di balik indah dan meriahnya lampu-lampu festival.

Hanya samar-samar dalam ingatan tentang bagaimana rupa kedua orang tua ku saat itu. Mom, adalah seorang wanita yang selalu memperlihatkan wajah tersenyum serta berkata manis setiap kali ia menegur ataupun bicara kepadaku.

Walaupun tak jarang aku selalu mendapati mom menangis, namun mom selalu mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Lalu mom akan memeluk ku dan setelahnya mom juga membelikan ku permen kapas yang sangat ku sukai. Seperti itulah dirinya.

Dan Saat itu hidupku benar-benar bahagia. Hanya dengan mom yang selalu memelukku, maka tidak ada hal yang perlu ku takuti di dunia ini.

Dan, jika aku harus menceritakan tentang Dad.

Maka yang bisa ku katakan adalah, Dad hanya seperti seorang uncle yang sesekali dapat ku lihat, itupun hanya sesekali jika tanpa sengaja aku terbangun begitu pagi. Lalu setelahnya, aku seperti tak pernah melihat Dad lagi untuk waktu yang cukup lama.

Namun mom tidak pernah mengatakan apapun padaku jika aku bertanya. Katanya, aku masih terlalu kecil untuk memahami urusan orang dewasa. Dan anehnya, Bagiku sungguh tak apa jika tidak ada dad, asalkan mom selalu bersama ku, itu pun sudah lebih dari cukup.

Hingga suatu hari, aku sangat senang ketika menyambut kedatangan mom yang entah pulang dari mana.

Mom menghampiriku dan memelukku seperti biasanya. Mom juga membelikan aku setangkai permen kapas berwarna-warni dengan rasa yang meletup-letup di dalam mulutku.

Dan saat itu, untuk pertama kalinya juga dalam ingatanku, aku bisa melihat wajah Daddy untuk waktu yang cukup lama. Bisa di katakan mereka datang bersama.

Yang aku ingat, saat aku menatap Daddy, tangannya yang besar menyentuh wajah ku dan terasa hangat. Aku merasa nyaman dan terlindungi di bawah telapak tangannya yang besar. Meskipun terasa asing.

Daddy juga tersenyum begitu ramah, kemudian berkata kepadaku, "Anna sayang, kita akan pergi melihat kembang api yang begitu besar dan cantik. Apakah Anna mau pergi bersama Dadd dan mommy?" Suaranya yang begitu lembut membuat aku lupa, bahwa orang itu untuk pertama kalinya bicara seperti ini padaku. Aku menyukai suara Daddy. Suara yang meneduhkan.

Saat itu, otak kecil ku tak bisa memikirkan apapun. Aku hanya melonjak bahagia karena melihat Daddy dan Mommy diwaktu yang bersamaan. Tapi tidak hanya itu, aku juga melihat sorot yang lain dalam mata mom, semacam kesedihan, tapi aku tidak yakin apakah benar begitu. Aku masih terlalu kecil untuk mengerti semua yang terjadi. Seperti kata mommy.

Yang aku tau, Aku bahagia.

Untuk pertama kalinya, mom dan Dad mengajak ku menghabiskan musim festival bersama. Tidak ada alasan yang membuatku harus merasa takut ataupun sedih saat bersama dengan mereka. Jadi, ya, saat itu aku benar-benar bahagia.

Bahagia karena ada mom dan Dad. Bahagia karena mereka menggandeng tangan ku. Bahagia karena kami bersama-sama.

Bahkan setelah kami tiba di tempat tujuan, mom dan Dad terus menggandeng tanganku dengan begitu erat seakan-akan aku adalah benda berharga yang harus di jaga dengan sangat baik dan yang berpotensi hilang di tengah-tengah kerumunan. Manis sekali bukan?

...🍁🍁🍁...

Aku ingat, saat itu Kami turut memainkan beberapa wahana bersama. Memakan bermacam-macam jajanan dan juga candy yang menjadi favorit ku..

Begitulah kenangan yang mereka ciptakan untuk ku, lalu BOOM, kami terpisah.

Terpisah begitu saja.

Entah di sengaja atau tidak, aku tidak tahu, yang aku tahu hanyalah:

Aku menangis di tempatku berdiri sambil memegang setangkai gulali. Aku tidak mengenal siapapun, dan untuk pertama kalinya aku merasa takut di dunia yang besar dan asing.

Aku memanggil mom dan Dad, namun salah satu dari mereka bahkan tidak kunjung menghampiriku. Aku menangis dengan keras berharap mommy akan segera memeluk ku. Namun ternyata, hal itu tidak pernah terjadi.

Hingga akhirnya, mungkin karena merasa iba atau memang peduli, salah satu dari pengunjung berbaik hati mengantarkan aku ke post penjagaan yang tidak jauh dari tempat aku kehilangan orang-orang yang aku cintai.

Dan setelahnya, kehidupan ku benar-benar berubah.

Festival musim itu merubah semuanya, merenggut semua yang kumiliki dan kucintai. Festival itu sungguh perampas yang kejam.

Selanjutnya, karena tidak ada satupun yang mencari ku selama beberapa hari, pak polisi yang sudah berbaik hati menjaga ku terpaksa menitipkan aku di panti sosial milik pemerintah setempat.

"Anak manis, kau harus tinggal disini. Mereka semua akan merawat mu dan menjadi keluargamu." kata polisi itu.

Aku mengangguk begitu saja.

Saat itulah aku sudah di cap sebagai seorang anak yatim piatu. Dan perlahan tapi pasti, aku terbiasa dengan panggilan si-yatim piatu.

Dan sungguh, saat itu aku benar-benar merasa sedih jika mengingat wajah Daddy dan mommy yang tersenyum dengan begitu manis tapi nyatanya melukai hatiku dengan teramat sangat.

Mungkin itulah yang di maksud dengan rasa manis yang datang begitu cepat, juga akan di ikuti kesedihan yang datang lebih cepat-setelahnya.

...🍁🍁...

Tahun demi tahun pun berlalu. Hanya saja, selama beberapa tahun aku hidup di panti sosial, aku benar-benar merasa sangat buruk. Aku di paksa melakukan pekerjaan kasar dan kerap mendapatkan kekerasan fisik dari ibu pengasuh atau pun kakak-kakak senior ku di sana.

Meskipun mendapatkan sebuah pendidikan dari program pemerintah. Namun itu tidak menjadikan aku merasa lebih baik. Bukan karena aku bodoh, tapi karena aku sering di jadikan bahan rundungan dari para seniorku, padahal saat itu aku masih berusia sepuluh tahun.

Dari sanalah aku benar-benar belajar, bahwa kehidupan itu sangat keras. Hingga akhirnya, saat berusia empat belas tahun, aku memutuskan untuk kabur dari panti yang sudah membesarkan aku selama beberapa tahun.

Sebenarnya bukan sekali, aku sudah mencobanya berkali-kali, hanya saja aku selalu gagal untuk kabur. Alhasil dari kegagalan itu, aku kembali menjadi bahan amukan dari ibu asuh karena menjadi contoh buruk bagi anak-anak lainnya. Mereka mengatakan aku seorang remaja pemberontak.

Tapi hal itu tidak membuatku jera. Jika ada kesempatan, aku akan mencobanya terus dan terus, dan jika gagal maka aku hanya akan kembali menerima hukuman yang sama.

Hingga percobaan yang kesekian kalinya, kemujuran pun berpihak padaku, aku berhasil kabur dari panti yang terasa seperti neraka.

Saat itu aku merasa hidupku sangatlah terberkati. Aku tidak lagi harus menerima semua perlakuan buruk yang sebelumnya ku alami. Dan aku bersumpah, bahwa aku tidak akan pernah lagi kembali ke sana.

Tapi lagi-lagi, aku salah memperhitungkan situasi. Hidupku justru semakin sulit dari sebelumnya, dan saat itulah aku benar-benar mengerti bagaimana kerasnya realita suatu kehidupan.

Gadis remaja yang kabur dengan membawa pakaian seadanya dan juga sedikit koin dari tabungan yang di simpan selama berbulan-bulan, tak bisa menjadikan hidupku lebih baik.

Entah jadi seperti apakah diri ku saat itu. Aku benar-benar tidak tau. Aku hanya berjalan sejauh yang aku bisa.

Saat gelap aku akan tidur di depan-depan toko, ataupun tidur di depan rumah warga setempat. Berharap ada dari mereka yang akan merasa iba dan memberiku yang seorang bocah ini sebuah pekerjaan, ataupun tempat menumpang walau hanya semalam, namun ternyata aku salah.

Tidak ada yang namanya belas kasih ataupun keramah-tamahan dari orang asing. Yang ada hanyalah penolakan.

Tak perlu di ragukan, saat itu aku bahkan sempat merasakan kelaparan selama beberapa hari karena tidak memiliki uang sepeser pun. Dan selama itu juga, aku hanya mengisi perutku dengan air yang berasal dari keran-keran yang ada di tempat umum.

Hidup terlunta-lunta di jalanan tanpa uang dan juga makanan, benar-benar kehidupan yang tidak aku harapkan.

Hingga pada suatu hari, tepatnya di akhir pekan, dimana orang-orang lebih ramai memenuhi jalanan, aku terpikirkan untuk menjadi seorang pengemis. Ah, mungkin bahasa halusnya seorang pengamen jalanan.

Saat itu, aku menjadi pengamen dengan hanya berbekal sebuah botol yang ku isi dengan batu-batuan kecil hingga menimbulkan suara gemericik.

Aku bernyanyi sebisa ku, dengan lagu-lagu yang di ajarkan di sekolah ataupun lagu-lagu yang sering ku nyanyikan saat harus melakukan misa.

Dari sanalah, untuk pertama kali setelah beberapa hari kelaparan, akhirnya aku bisa mendapatkan beberapa keping koin dari hasil suara ku yang sangat-sangat tidak merdu.

"Ini ambil lah!" Pria paruh baya memberikan tiga keping koin dengan wajah kesal. Tapi aku tidak peduli.

"Terima kasih tuan, terima kasih." Aku membungkuk senang,

Dan untuk bertama kali juga dalam beberapa hari, aku bisa membeli makanan dari hasil jerih lelahku. Meskipun saat itu koin-koin ku hanya mampu membeli sepotong roti tawar dengan saos kacang seadanya- tapi aku bahagia.

Sejak saat itu, aku benar-benar bertekad untuk sungguh-sungguh menekuni profesi baruku, yaitu sebagai seorang pengamen jalanan.

...🍁🍁🍁...

Usia empat belas tahun, tidak ada yang bisa aku lakukan. Sedangkan Aku perlu makan. Aku perlu mandi, dan juga berganti pakaian sedangkan tidak ada yang gratis di dunia ini.

Meskipun aku seorang pengemis, tapi aku tetaplah seorang pengemis yang memiliki wajah rupawan, atau yang lebih dikenal dengan pengamen dengan pesona seorang remaja.

Aku mengurus diriku dengan baik, meskipun harus hidup di jalan.

Singkat cerita lagi, hampir satu tahun lamanya aku menjadi seorang pengamen dan hidup di jalanan. Aku tidur dimana saja dan melakukan apa saja.

Aku juga berteman dengan para preman untuk menjaga diriku tetap aman. Aku tidak bisa menjadi sasaran, sehingga akhirnya aku memilih untuk menjadi sekutu.

Saat itu jugalah aku bertemu dengan Luck, seorang pemuda berusia sekitar dua puluhan, yang di kenal juga sebagai ketua preman di wilayah itu. Entahlah, aku tidak terlalu mengenalnya.

Beberapa hari berteman dengan Luck, aku merasa kami cocok. Dan Luck juga merasakan hal yang sama dengan ku. Hanya dalam hitungan hari, kami pun menjalin hubungan.

Saat itu, Aku seorang remaja puber berusia lima belas.

Gadis naif yang harus menjalani kerasnya hidup di jalanan.

Luck menjaga ku di tengah kawanannya. Aku mendapatkan tempat tinggal di rumah kecil miliknya yang juga sering dijadikan tempat berkumpul para preman.

Bisa di bilang, Luck adalah penyelamat hidup ku. Cinta pertama ku. Dan juga pria yang mendapatkan ciuman pertama ku. Luck bagaikan guardian Angel-ku.

Bodohnya, aku sangat menikmati apa yang dilakukan luck padaku. Kami mencari uang bersama, tinggal bersama, tertawa bahkan bercerita tentang banyak hal. Aku seperti mendapatkan hidupku kembali.

Aku kira aku sudah benar-benar mendapatkan kebahagiaan ku. Namun kembali lagi, tidak ada yang gratis di dunia ini.

Untuk tempat tinggal dan juga rasa aman yang di berikan luck padaku, aku harus membayar mahal karenanya.

...🍁🍁🍁...

Sampai matipun, sepertinya aku tidak akan melupakan malam itu. Hari dimana aku harus menerima kemalangan lain dalam hidupku. Malam yang benar-benar menghancurkan hidupku sekali lagi. Bahkan rasanya lebih hancur dari sebelumnya. Aku sudah tak bersisa sedikitpun. Tidak ada harapan lagi..

Saat itu, Luck pulang dari bekerja (memalak para pejalan kaki, mencuri, bahkan merampok), Luck terlihat sangat marah. Aku yang sedang duduk di atas kursi reot yang ada di pojokan ranjang menatap Luck sambil bertanya-tanya.

Aku ingat sebelum kejadian itu, kami sempat bicara. Aku bertanya padanya, "Luck, ada apa? wajah mu tidak terlihat baik-baik saja. Apa terjadi sesuatu?" Aku khawatir, dan juga gila. Karena bergelayut manja pada seorang preman yang aku tahu pasti dalam keadaan yang buruk..

Namun bukannya kata-kata lembut seperti biasanya yang ku dengar, Luck malah menarik tangan ku, lalu menampar wajah ku dengan keras beberapa kali hingga aku terhuyung dan terperosok jatuh ke lantai. Sebelum itu, aku sempat mencium bau alkohol dari mulutnya. Luck mabuk.

Kepala ku berdengung, dan mulut ku tidak bisa berkata-kata. Belum lagi aku sadar dari rasa sakitku, tangan Luck sudah kembali menarik tubuhku dengan begitu keras hingga aku tersentak.

Aku kembali menerima beberapa kali tamparan, hingga benar-benar tidak sadarkan diri. Tidak tahu berapa Lama aku pingsan, tapi di saat aku mulai tersadar, yang aku rasakan pertama kali adalah rasa pening dan rasa sakit di wajahku akibat perbuatan Luck.

Namun tidak hanya itu, aku merasa sesuatu yang asing memasuki tubuh ku dengan begitu kuat hingga menimbulkan rasa sakit yang teramat sangat.

Dingin dan sakit. Itulah yang ku rasakan.

Saat itulah aku sadar, bahwa aku tengah di perkosa. Bukan oleh orang lain, tapi oleh kekasih ku sendiri. "Luck, lepaskan aku! Ku mohon, lepaskan aku." Sekali lagi tamparan melayang di wajahku.

Aku berontak dan menangis sejadi-jadinya memohon kepada Luck untuk menghentikan perbuatan kejinya.

Aku memohon belas kasihannya padaku, tapi ternyata hal itu malah menjadikan dirinya semakin buas.

Aku benar-benar hancur, sehancur-hancurnya. Setelah di perkosa aku bahkan di tinggalkan begitu saja.

Tanpa ada permintaan maaf dan rasa bersalah sedikitpun.

Luck benar-benar bajingan.

Setelah Luck pergi, aku hanya bisa menangis, aku mengasihani diriku, dan juga menyalahkan keadaan.

Aku menyalahkan mom dan Dad yang meninggalkan diriku. Aku menyalahkan kebodohan dan kenaifan diriku hingga aku juga menyalahkan Tuhan yang membuatku hadir di dunia ini.

Tidak ada yang bisa ku lakukan lagi pada hidup ku. Aku begitu kotor dan juga menjijikkan. Bagaimana pun aku berusaha, kebahagiaan bukanlah milik ku. Bagian ku hanyalah kemalangan dan penderitaan.

Jika memang demikian, lalu untuk apa aku hidup?

Saat itu lah, aku hanya memikirkan satu hal, yaitu mati.

Tanpa pikir panjang, dengan sekuat tenaga aku berlari keluar dari rumah Luck dengan hanya mengenakan pakaian seadanya di tengah hujan deras. Bahkan langit sepertinya merestui niatku untuk mengakhiri semuanya.

Aku tidak perduli bagaimana penampilan ku saat itu. Yang aku tau, aku sangat kotor dan menjijikkan. Aku harus segera membersihkan tubuh dan jiwa ku sepenuhnya.

Aku berlari secepat mungkin, berniat untuk melompat dari jembatan gantung yang tidak jauh dari rumah Luck.

Dengan aku mati, aku berharap agar penyesalan menghantui Luck seumur hidupnya karena telah memperlakukan diriku dengan buruk.

Namun belum lagi aku melompati jembatan yang setidaknya akan bisa membuat bagian tubuh ku patah ataupun kepalaku yang pecah, sebuah mobil justru sudah melaju ke arahku layaknya cahaya bahkan aku tak bisa menghindarinya.

Aku tersenyum saat tubuhku melayang entah kemana, mentertawakan bagaimana kematian akan menjemput ku.

Aku benar-benar gadis yang diberkati dengan sebuah kemalangan. Ya, hanya kemalangan, begitulah hidupku.

Aku akan mati. Aku akan bebas. Aku akan melepaskan semua kesakitan ini.. itulah yang ku pikirkan. Tapi ternyata semuanya belum cukup..

Beberapa bulan kemudian, aku terbangun dari tidur panjang yang ku kira adalah kematian abadi. Ku kira aku berada di surga, tapi surga tak mungkin berbau obat bukan?

Ternyata kisah hidupku belum berakhir. Aku justru terbangun di sebuah rumah sakit dengan fasilitas kamar yang begitu lengkap.

Dan di sanalah aku selama beberapa waktu. Bersama dengan Fred dan juga Maria, yang tidak lain adalah orang tua dari pengemudi yang membuatku mengalami kejadian naas itu.

Dari yang mereka ceritakan kepadaku, putri mereka yang bernama Carmella lah yang tidak bisa di selamatkan, bahkan aku pun hampir tak bisa tertolong jika bukan karena donor organ yang ku terima dari pelaku yang tidak lain adalah Carmella, putri mereka.

Kenapa mereka menyelamatkan aku? bukankah putri mereka mati karena ku? apa yang mereka harapkan dengan membuatku tetap hidup? untuk balas dendam?

Anehnya, Fred dan Maria justru bersikap sangat baik padaku. Mereka merawatku dengan begitu sabar, bahkan mereka tidak menyalahkan aku sedikitpun atas apa yang terjadi pada putri mereka.

Jika di pikir lagi, aku adalah penjahat yang sebenarnya. Jika aku tidak berada di sana, maka hal buruk tak akan terjadi pada putri mereka.

Dan yang mencengangkan, Mereka justru berkata, agar aku berusaha lebih keras untuk memulihkan kondisi tubuhku, dan mereka juga berkata, bahwa mereka akan mendampingiku selama yang bisa mereka lakukan.

Hah, ternyata Tuhan masih belum mengijinkan aku untuk mati dengan begitu mudah.

Kali ini, kemalangan apa lagi yang harus ku terima? anehnya, aku justru menantikannya. Ini seperti permainan yang tak berkesudahan..

.......

.......

.......

Terpopuler

Comments

Muawanah

Muawanah

aku baru mampir nieh kak 😊

2022-11-03

0

Nana effendy

Nana effendy

sedih thor💔

2021-07-06

0

🔥🍷💸🦁AkuMultifandom🦁🐧

🔥🍷💸🦁AkuMultifandom🦁🐧

Awal yg menyedihkan🥲

2021-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!