Cerita Kita

Cerita Kita

Sidang

Pagi ini seperti biasa Dina akan pergi ke kampus. Hari ini adalah hari penentuan karena hari ini adalah hari dimana dirinya sidang skripsi. Dina ijin tidak masuk kerja dimini market tempatnya bekerja paruh waktu.

Dina bersemangat untuk sidang hari ini. Hari inilah hari yang selalu dia tunggu. Karena setelah ini dia nisa membantu ibunya untuk menyekolahkan Adinda adik semata wayangnya yang sekarang duduk di bangku SMA.

Semua peserta sidang sudah berada di ruang tunggu. Dina terus berdo'a agar semuanya berjalan lancar. Sarah sahabatnya selalu menemaninya. Sarah telah sidang lebih dulu. Oleh karena itu, dirinya bisa menemani Dina sidang.

"Kamu pasti bisa Din."

"Makasih ya Sar."

"Tidak perlu berterima kasih Din. Aku yakin kita bisa sama-sama lulus."

Namanya pun dipanggil untuk memasuki ruang sidang. Dina begitu gugup. Namun senyum para dosen penguji mampu membuyarkan kegugupannya. Dina dengan lancar melewati persidangannya.

Sekarang tiba pengumuman siapa saja yang lulus disidang kali ini. Dan syukurlah semua lulus sidang dan Dina memperoleh nilai terbaik.

Sarah begitu bangga kepada Sahabatnya itu. Sarah memberikan sekuntum bungan tanda selamat untuk Dina. Dan sebuket coklat kesukaan Dina.

"Makasih ya Sar. Malu deh aku."

"Kenapa malu? Bangga dong kan bisa dapet nilai terbaik."

"Bukan itu."

"Lantas?"

"Saat kamu sidang kemarin. Tak ada buah tangan apapun yang aku kasih ke kamu. Tapi ini kamu kasih semua ini buat aku." Jawab Dina sambil matanya berkaca-kaca.

"Pradina Hartono. Sahabatku yang paling cantik dan baik hati. Ngga apa-apa. Aku yakin suatu hari kamu bisa beliin apa aja yang aku mau."

"Amin." Jawab Dina dan mereka pun berpelukan.

Keduanya meninggalkan kampus menuju kafe tempat biasa Sarah mengajak Dina makan. "Aku yang traktir ya Din. Sebagai ucapan selamat karena kamu udah dapet nilai terbaik."

"Ya Tuhan Sarah. Kamu sahabat terbaik Ku."

"Iiih,,, lebay deh. Awas aja kalo kamu sukses lupa sama aku."

"Duuuh,,, mana mungkin bisa lupain kamu."

Keduanya masuk dan duduk di tempat biasa. Memesan makanan seperti biasa. Sambil menunggu makanan Dina melihat keluar. Dina melihat seorang ibu sedang di palak preman. Dan Sarah pun melihatnya. Dina berdiri dari duduknya untuk membantu Ibu tersebut.

"Din, ga usah deh kayanya. Mending kita lapor aja deh ya." Cegah Sarah walaupun Sarah yakin Dina bisa mengatasi dua preman itu. Karena Dina punya ilmu beladiri.

"Kamu aja yang lapor. Aku kesana dulu." Dina menghampiri ibu tersebut tanpa mempedulikan kedua preman tersebut.

"Mama,,, Mama kemana aja sih. Dari tadi aku tungguin ko lama banget sih." Ucap Dina sambil memeluk Ibu tersebut dan berbisik "jangan takut Bu. Ikuti saya aja."

"Siapa kamu?" Tanya salah satu preman.

"Loh, kamu yang siapa? Ko kamu bisa sama Mama saya."

"Owh! Jadi ini ibu kamu?" Gertak preman kedua. Kedua preman tersebut tertawa terbahak.

Dina menggeser badan si ibu kebelakang badannya. Sementara Sarah hanya diam terpaku melihat aksi Dina dan melupakan perintah Dina untuk melapor ke polisi.

Si preman mulai melancarkan aksinya dan Dina sedikit kewalahan karena badan keduanya yang begitu besar. Namun akhirnya Dina mampu meringkus dua preman tersebut. Dan menyerahkan ke satpam yang tengah bertugas di salah satu gedung di dekat situ.

"Ibu tidak apa-apa?" Tanya Dina pada Ibu tersebut.

"Ti..tidak Nak. Terima kasih nak. Siapa nama kamu?"

"Dina Bu. Ibu mau kemana?"

"Ibu mau pulang Nak. Mobil ibu disana." Jawab ibu tersebut sambil menunjuk ke arah mobil yang tengah di parkir.

"Owh! Silahkan Bu. Lain kali lebih berhati-hati lagi Bu."

"Iya Nak. Permisi. Eh, ini buat kamu."

"Tidak usah Bu. Saya ikhlas Ko." Dina menolak secara halus pemberian Ibu tersebut.

Sampai disini dulu ya..

Jangan lupa like dan komentnya ya.

Terima Kasih 🙏🙏🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

susi 2020

susi 2020

😘😘😍🥰

2023-07-05

0

susi 2020

susi 2020

😍🥰🤔🥰

2023-07-05

0

Fiah

Fiah

😊

2021-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 Sidang
2 Kesandung hukum
3 Bertemu lagi
4 Takjub
5 Makan siang
6 Di jemput
7 Wisuda
8 Masa Lalu
9 Trauma
10 Rutinitas
11 Kecelakaan
12 Tanpa Rasa Trauma
13 Pulang
14 Cabut perkara
15 Bucin
16 Kepulangan Mami dan Papi
17 Cemburu
18 Kangen
19 Dua Cucu
20 Siapa orangnya?
21 Panik
22 Teman SMA
23 Kangen
24 Hari pernikahan
25 Mendidik dengan Baik
26 Resepsi
27 Malam pertama
28 Telfon dari Ibu
29 Bidadari
30 Kakak Ipar yang keren
31 Aldo Vs Rian
32 Dina dan Anggun
33 Rumah Baru
34 Ga Ada Jatah
35 Olah Raga Pagi
36 Perlengkapan Berkebun
37 Tertidur
38 Kangen
39 Kamu Jauh lebih berharga
40 Kangen Banget
41 Istriku Sayang
42 Oke Bos
43 Nisan Sarah
44 Semua Akan Baik-Baik Saja
45 Kambuh
46 Tidurlah
47 Sedang berjuang
48 Kebanggaan
49 CEO Baru
50 Perkenalan
51 Telfon Rindi
52 Indah Pada Waktunya
53 Heran
54 Menunggu
55 Calon Istri
56 Rindi dan Geri
57 Kegugupan Geri
58 Lembur
59 Perintah Aldo
60 Berkebun
61 Gelagat Dina
62 Sop Ayam Bangjo
63 Siaga
64 Pemeriksaan Lebih Lanjut
65 Kecolongan
66 Pecel
67 Merealisasikan
68 Penjelasan Aldo
69 Pamit
70 Menginap
71 Manusia Dingin
72 Panik
73 Baby Twin
74 Persiapan
75 Pertunangan Rehan dan Adinda
76 Kembar
77 Oleh-Oleh
78 Oleh-oleh 2
79 Apartemen Ferdinand
80 Terima kasih
81 Pernikahan
82 Waktu Berdua
83 Pecah ketuban
84 Bayi Perempuan
85 Ryuka Putri Wijaya
86 Mainan Arka Arsya
87 Mirip Ayahnya
88 Ryu Jadi Rebutan
89 Motivasiku
90 Sebuah Tanggung Jawab
91 Kelahiran Anak Rehan dan Dinda
92 Jyoti Wijaya
93 Kejutan Untuk Aldo
94 Pelakor
95 Tangisan Ryu
96 Kenangan Masa Lalu
97 Berpelukan
98 Sweet Seventeen
99 Ponsel
100 Perpisahan
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Sidang
2
Kesandung hukum
3
Bertemu lagi
4
Takjub
5
Makan siang
6
Di jemput
7
Wisuda
8
Masa Lalu
9
Trauma
10
Rutinitas
11
Kecelakaan
12
Tanpa Rasa Trauma
13
Pulang
14
Cabut perkara
15
Bucin
16
Kepulangan Mami dan Papi
17
Cemburu
18
Kangen
19
Dua Cucu
20
Siapa orangnya?
21
Panik
22
Teman SMA
23
Kangen
24
Hari pernikahan
25
Mendidik dengan Baik
26
Resepsi
27
Malam pertama
28
Telfon dari Ibu
29
Bidadari
30
Kakak Ipar yang keren
31
Aldo Vs Rian
32
Dina dan Anggun
33
Rumah Baru
34
Ga Ada Jatah
35
Olah Raga Pagi
36
Perlengkapan Berkebun
37
Tertidur
38
Kangen
39
Kamu Jauh lebih berharga
40
Kangen Banget
41
Istriku Sayang
42
Oke Bos
43
Nisan Sarah
44
Semua Akan Baik-Baik Saja
45
Kambuh
46
Tidurlah
47
Sedang berjuang
48
Kebanggaan
49
CEO Baru
50
Perkenalan
51
Telfon Rindi
52
Indah Pada Waktunya
53
Heran
54
Menunggu
55
Calon Istri
56
Rindi dan Geri
57
Kegugupan Geri
58
Lembur
59
Perintah Aldo
60
Berkebun
61
Gelagat Dina
62
Sop Ayam Bangjo
63
Siaga
64
Pemeriksaan Lebih Lanjut
65
Kecolongan
66
Pecel
67
Merealisasikan
68
Penjelasan Aldo
69
Pamit
70
Menginap
71
Manusia Dingin
72
Panik
73
Baby Twin
74
Persiapan
75
Pertunangan Rehan dan Adinda
76
Kembar
77
Oleh-Oleh
78
Oleh-oleh 2
79
Apartemen Ferdinand
80
Terima kasih
81
Pernikahan
82
Waktu Berdua
83
Pecah ketuban
84
Bayi Perempuan
85
Ryuka Putri Wijaya
86
Mainan Arka Arsya
87
Mirip Ayahnya
88
Ryu Jadi Rebutan
89
Motivasiku
90
Sebuah Tanggung Jawab
91
Kelahiran Anak Rehan dan Dinda
92
Jyoti Wijaya
93
Kejutan Untuk Aldo
94
Pelakor
95
Tangisan Ryu
96
Kenangan Masa Lalu
97
Berpelukan
98
Sweet Seventeen
99
Ponsel
100
Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!