Satu tahun sudah berlalu, saat ibu melahirkan anak keduanya, yang di beri nama Kasih. Kini usia Kasih sudah satu tahun sedang Nadia kakaknya Kasih berusia lima tahun jarak umur mereka empat tahun.
Ayah telah kembali berdagang lagi seperti dulu, setelah meminjam uang dari kakaknya dulu untuk membayar puskesmas dan ada sedikit sisa buat namu, ayah dapet sumbangan dari teman-teman seperjuangannya sesama pedagang yang datang menjenguk waktu itu dan uangnya bisa buat usaha jualan bakso sampai saat ini.
Ibu tidak lupa menabung, menyisihkan sedikit uang hasil jualan ayah setiap hari, karena usia Nadia sudah lima tahun, tahun depan sudah mulai bersekolah.
*****
Di pagi hari saat ayah sudah berpamitan berangkat jualan, tinggal ibu merawat kedua putrinya, Nadia sedang belajar di depan tivi sambil menyaksikan acara kesukaannya.
Nadia belum sekolah TK pagi tapi Nadia sudah bersekolah TK sore(mengaji). Berangkatnya setiap hari sabtu sampai kamis, karena ini hari jumat sekolahnya libur.
"Nadia, Ibu minta tolong boleh?" tanya Ibu.
"Boleh, Bu! Nadia bisa bantu apa!" jawab Nadia
"Ibu mau ke kamar kecil sebentar, kamu bisa kan ajak main adik, di perhatiin aja jangan sampai jatuh!" ujar ibu.
"Iya, Bu Nadia akan jaga Kasih dengan baik, Ibu ke kamar kecil aja dulu," kata Nadia yakin.
Setelah dapat izin dari Nadia ibu pergi ke toilet karena sudah sedari tadi ibu menahannya, memang agak sulit menyambi Kasih yang masih Kecil belum bisa berjalan, dengan cepat ibu menyelesaikan tugasnya, karena khawatir dengan kedua anaknya yang masih kecil.
saat kembali dari toilet ibu terkejut ternyata Kasih dan Nadia tertidur karena memang tadi pagi-pagi sekali mereka bangun. Ibu tersenyum melihat tingkah lucu anaknya yang tidur saling pelukan.
Karena merasa aman ibu pun segera menyelesaikan pekerjaan rumah, mumpung Kasih lagi tidur, ibu buru-buru masak dan beberes tugas sehari-hari ibu.
*****
"Huwaaa ... huwaaa!" suara tangis Kasih.
Ibu segera berlari menghampiri suara Kasih, takut jatuh saat ibu lihat ternyata Kasih bangun tertindih oleh kaki Nadia, ibu segera menyingkirkan kaki Nadia dari Kasih dan segera menyusui Kasih agar tenang.
Untung pekerjaan ibu sudah selesai saat Kasih bangun jadi ibu bisa lebih tenang menyusui Kasih lama tanpa kepikiran pekerjaannya hingga ibu terlelap.
Lama Kasih nyusu sampai ibu tertidur. Terkadang seberapa pun rasa lelah yang ibu rasakan tidak pernah ia hiraukan demi melihat anaknya tersenyum, hingga ia abaikan rasa penat yang sebenarnya menumpuk.
Dari pagi hingga ketemu malam pekerjaan seorang ibu tak ada henti sebelum waktu tidur malah kadang terjaga hingga esuk hari demi menjaga anaknya tetap aman dan nyaman.
"Bu, Nadia lapar." Suara Nadia membangunkan ibunya yang baru saja terlelap.
"Oh, Nadia mau maem ya, Nak! sebentar ya Kasihnya belum tidur masih nyusu," kata ibu membelai rambut Nadia.
"Iya, Bu Nadia tunggu." Jawab Nadia masih posisi tiduran dan kembali terlelap.
Saat ibu bangun hendak mengambil Nasi ibu lihat Nadia ketiduran lagi, perlahan ibu bangunkan Nadia karena kasihan takut kelaperan.
"Nadia sayang ... bangun, Nak ini katanya mau maem," suara ibu lembut sambil membelai rambut Nadia.
"Hmmm ... iya, Bu Nadia, bangun!" suara Nadia masih setengah tidur duduk dengan males.
"Cuci muka dulu yuk, biar seger," ajak ibu.
Nadia menuruti perintah ibu, Nadia segera kekamar mandi untuk cuci muka dan tangannya, lalu Nadia kembali ke dalam, Nadia sudah bisa makan sendiri tanpa di suapi karena ibu sudah mengajari sedari Nadia kecil, agar ia tidak manja.
Nadia sudah terbiasa dengan ini, melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa bantuan ibu kecuali itu sulit untuk Nadia pasti ibu membantunya, ibu pandangi Nadia yang makan dengan lahap.
"kok, Ibu tidak makan malah liatin Aku," tanya Nadia.
"Nanti Ibu makan, setelah lihat Nadia makan," jawab ibu tersenyum.
Nadia makan dengan lahapnya, sehabis makan Nadia cuci tangan dan duduk kembali nonton tivi, saat ibu hendak makan siang Kasih terbangun tapi dengan dewasanya Nadia berkata.
"Ibu kalau mau makan, makan aja biar Nadia yang jaga De, Kasih," katanya.
"Yang bener sayang! emang Nadia, bisa!" tanya ibu meledek, karena ibu percaya Nadia bisa.
"Bisalah, kan Nadia kakak yang baik," jawabnya yakin.
Mendengar jawaban Nadia ibu tersenyum, dan pergi mengambil makan untuknya, ibu pun makan di samping anak-anaknya Kasih di beri kue oleh ibu untuk cemilan.
Sesekali Kasih berdiri menarik baju ibu tapi dengan sigap Nadia menjaga di belakang supaya Kasih tidak terjatuh, ibu tersenyum bangga melihat tingkah Nadia.
"Nadia sedang apa?" tanya ibu pura-pura tidak lihat.
"Menjaga Kasih Bu, lihat dia berdiri tarik baju Ibu takut jatuh Nadia jaga di belakang!" jawab Nadia tegas.
"Ga apa-apa sayang, ada Ibu Nadia lanjut nonton tivi saja!" kata ibu lembut.
"Tapi kan Ibu lagi makan, nanti terganggu lagi," ujar Nadia masih memegang Kasih.
"Terima kasih sayang, sudah bantu Ibu, Ibu bangga punya anak seperti, Nadia. " Kata ibu mencium kening Nadia.
Setelah selesai makan ibu langsung cuci tangan dan menjaga Kasih lagi, hari ini Ibu ada jadwal pengajian mingguan jadi ibu siap-siap memandikan dan menganti baju Kasih, karena Kasih selalu di ajak sedangkan Nadia biasa di tinggal di tempat neneknya.
Tapi saat ibu sedang berganti pakaian Kasih tertidur lagi, setelah di mandiin mungkin karena sejuk kali yach! bagaimana mau di ajak.
"Aduh, Kasih tidur lagi, gimana ini Ibu sudah hampir telat," kata ibu.
"Ibu ga usah khawatir, Ibu berangkat saja kan ada Nadia di rumah, biar Aku yang jagain Kasih," uncap Nadia menawarkan bantuan.
"Sungguh, Nak! kamu tidak keberatan takutnya ... Ibu merepotkanmu," kata ibu ragu.
"Engga repot kok! Nadia bisa jaga Adik kan Nadia sudah besar!" jawabnya semanggat.
"Ya sudah Ibu titip Kasih ya, jaga Adik jangan di ganggu lagi tidur, nanti kalo Kasih bangun Nadia panggil nenek saja ya," pesan ibu.
"Baik, Bu Nadia mengerti," uncap Nadia mencium tangan ibu.
*****
Setelah berpesan kepada Nadia, ibu pun segera berangkat ke penggajian, sampainya di sana ibu terus memikirkan Nadia apakah bisa, atau Kasih rewel atau tidak, selalu pertanyaan itu yang ada di pikiran ibu.
Saat acara di mulai ibu tidak mengikuti sampai selesai hanya mengikuti acara utamanya, saat tahlil sudah selesai ibu pamit ijin pulang duluan, dan jamaah yang lain mengerti dan memberi ijin pada ibu.
"Ibu-Ibu maaf saya permisi pulang duluan, tidak bisa sampai selesai saya meninggalkan anak-anak sendiri di rumah!" katanya pamit.
"Oh iya, silakan tidak apa-apa tadi harusnya anaknya di ajak," kata bu Rt.
"Tadi mau di ajak, tapi sedang tidur jadi ga tega," jawab ibu sambil salaman.
Setelah dapat izin ibu pun pulang ke rumah dengan langkah yang di percepat karena semakin khawatir.
*****
Sampainya di rumah ibu terkejut mendengar suara tawa anak-anak dari luar, ibu pun segera masuk dan terkejut. Ibu masuk diam-diam melihat adegan lucu itu.
"Ini Ade, maem dulu kuenya ya!" kata Nadia menyerahkan kue.
"Mamam ... mam ...," suara ocehan Kasih menerima kue dari Nadia.
"Nah gitu dong, makan yang banyak biar cepet gede kaya, kakak." Ujar Nadia
"Wa ... wa ... wa ...," suara Kasih seakan mengerti maksud uncapan kakaknya.
Ibu yang memperhatikan di pojok deket pintu hanya tersenyum, melihat tingkah lucu anaknya yang sedang duduk di depan tivi.
Hanya berdua tanpa orang dewasa, lega hati ibu melihat sikap Nadia yang dewasa menjaga adiknya betapa bangganya ibu.
BERSAMBUNG ...
*****
Bab ini sudah selesai sampai sini dulu, kita lanjut ke cerita selanjutnya, jangan lupa like👍 dan komennya juga suport kalian berguna bagi kelanjutan cerita ini.
Note: Bagi kalian yang baca episode ini mungkin merasa mustahil anak kecil umur Lima tahun bisa menjaga adiknya yang berumur satu tahun.
Memang secara logika tidak mungkin dan jarang terjadi tapi pada kasus yang tertulis dalam bab ini, saya menulis pengalaman pribadi saya, Anak pertama saya yang berusia tiga tahun menjaga adiknya yang berusia sembilan bulan.
Di gendong, di ajak bermain, dan memang dia bisa saya sendiri yang menyaksikannya, karena saat saya hamil Adiknya saya selalu libatkan anak saya berbicara dengan Adiknya.
Hingga saat adiknya lahir tidak ada rasa iri takut kasih sayangnya di rebut, melainkan hanya ada rasa sayang dan tanggung jawab seorang kakak menjaga Adiknya.
❤TERIMAKASIH SUDAH BACA❤
❤Jangan lupa vote yach❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Reori Enespere
Anak berumur 3 tahun menjaga bayi berusia 9 bulan. hebat
2021-08-19
1
Reori Enespere
Anak yang luar biasa
2021-08-19
1
IG : @ohayou_2d
itu foto si kecilnya bunda ya??
2021-07-12
5