Di Jemput Pulang.

Satu minggu sudah Ningsih tinggal di rumah kontrakan ayahnya belum ada kabar yang ia dapat dari suaminya, atau suaminya yang belum mencarinya, Ningsih pasrah kalo emang hubungannya berakhir sampai di sini, kalo tidak jodoh mau di apain lagi!

Hari demi hari Ningsih tinggal di rumah orang tuanya dia mencari uang dengan mengasuh salah seorang bayi tetangga yang baru lahir, karena sudah memiliki pengalaman kerja menjadi baby sister sebelumnya, hal seperti ini sangat mudah buat Ningsih.

Ningsih mendapat upah seratus ribu sehari dari jerih payah kerjanya menjadi pengasuh bayi, uang ini Ningsih pakai buat biaya makan bersama ayahnya dan juga untuk bayar kontrakan, sisanya di tabung untuk masa depan Ningsih nanti.

*****

Sebulan telah berlalu saat Ningsih pergi dari rumah sedangkan waktu menuju perayaan tinggal satu bulan lagi tapi belum ada kabar dari suaminya Ningsih, apa mungkin suaminya sudah tidak ingin lagi hidup bersama Ningsih.

Pikiran buruk tentang suaminya Ningsih buang jauh-jauh, Ningsih berpikir mungkin emang masih banyak kerjaan sehingga suaminya tidak bisa datang menjemputnya.

"Ning, kamu baik-baik saja kan, dengan suamimu? ga sedang bertengkar, kan?" tanya ayah.

"Engga kok, Yah, Ning sama Mas, baik- baik saja, cuma mungkin bossnya, Mas emang belum mengijinkan untuk pulang," jawab Ningsih menutupi kebenarannya.

"Oh ya bagus deh, kalo emang kamu baik-baik saja, Ayah cuma khawatir sama rumah tanggamu, Ning." Kata ayah cemas.

"Udah Ayah, ga perlu cemas dan berpikir yang engga-engga, nanti juga, Mas jemput, Ning pulang kok!" ujar Ning menyakinkan ayahnya.

Setelah merasa puas dengan jawaban yamg di lontarkan Ning ayah tersenyum puas dan berhenti bertanya, merasa lega karena mengetahui bahwa mereka baik-baik saja.

Ningsih tersenyum puas karena ayahnya percaya dengan apa yang dia bicarakan, sehingga tidak lagi banyak bertanya.

*****

Dua bulan sudah Ningsih pergi meninggalkan rumah mertuanya, hari ini Ningsih sedang tidak berangkat kerja, dia hanya memasak di rumah untuk makan siang, setelah masakan matang Ningsih duduk sambil menonton tivi di rumah.

Ningsih yang sedang asyik menikmati film faforitnya yaitu True Beauty, tiba- tiba terdengar suara ketukan pintu membuat Ningsih kaget sontak saja melompat dari tempat duduknya.

Tokk! tok! tok!

"Iya sebentar." Kata Ningsih segera membuka pintu.

Saat sampai depan pintu, dan membukannya Ningsih terkejut melihat yang datang adalah suaminya. Mau menangis tapi ia tahan hanya bisa tersenyum saja.

"Ehh ... Mas," sapa Ningsih.

"Assalamualaikum, Dek." Salam Herman.

"Waalaikumsalam, mari masuk, Mas." Ajak Ningsih sambil mencium tangan suaminya.

Herman segera masuk ke dalam, dan Ningsih pun langsung membuatkan teh manis untuk Herman, biar bagaimana pun Herman tetep suaminya yang sah.

Ningsih pun duduk di samping suaminya, ada perasaan senang bercampur kecewa kenapa baru datang mencarinya setelah dua bulan kepergiaan Ningsih.

"Kabar mu sehat, Dek?" tanya Herman membuyarkan lamunan Ningsih.

"Eh ... alhamdulilah sehat kok, Mas." Jawab Ningsih kaget.

"Oh syukur deh kalo sehat mah, oh iya ayah kemana kok ga ada?" tanya Herman.

"Anu, ayah lagi keluar jalan- jalan biasa lemesin kakinya biar sembuh," jawab Ningsih lagi.

Herman mencium kening Ningsih karena sudah tiga bulan lebih tidak saling bertemu.

"Mas, sudah makan belum? kalo belum biar saya ambilin?" tanya Ningsih menawarkan.

"Mas, belum makan tapi tar aja masih cape!" seru Herman merebahkan kepalanya di kaki Ningsih.

Sambil memandangi Ningsih dengan penuh kerinduan, Ningsih hanya tersenyum malu melihatnya. Ada perasaan bahagia karena bisa melihat suaminya datang menemuinya itu berarti hubungan mereka masih berstatus suami-istri.

Sore hari ayahnya Ningsih baru kembali dari luar habis olahraga, ayah Ningsih menderita sakit struk sudah lama sekali jadi untuk melemaskan otot-otot sering melakukan gerakan, walau jalannya pake tongkat.

"Eh ... ada Herman, kapan dateng?" tanya ayah.

"Ayah, sudah pulang? saya baru sampai belum lama kok," jawab Herman mencium tangan ayah mertuanya.

"Oh, baru sampai gimana kabarnya? kerjaannya sudah selesai emang?" tanya ayah lagi.

"Sudah kok, Yah, makanya ini saya baru bisa pulang mau jemput Ningsih, mau di ajak pulang ke kampung soalnya mau di rayain pernikahannya." Kata Herman menjelaskan.

"Ya sudah yang penting kalian, baik- baik saja Ayah, pikir kalian bertengkar," Ayah khawatir dengan hubungan rumah tangga putri semata wayangnya.

"Oh enggak kok, Yah, kami baik-baik saja cuma kemarin Ningsih kangen banget katanya sama Ayah jadi Ningsih pulang duluan, sedangkan saya kerja." Kata Herman menjelaskan.

Ayah Ningsih hanya menganguk tanda mengerti dan tidak banyak bertanya lagi, lega hatinya mengetahui bahwa hubungan rumah tangga putrinya baik-baik saja.

Hari sudah mulai malam Herman dan Ningsih segera istirahat tidur di kamar Ningsih, mereka saling melepas rindu setelah tiga bulan tidak bertemu karena Herman sibuk bekerja.

Malam itu begitu indah sepasang suami-istri sedang saling memadu kasih, melepas kerinduan yang lama terpendam akhirnya tercurahkan semua di malam pertemuan.

*****

Keesokan harinya Ningsih bangun pagi ia segera mandi dan langsung melakukan solat subuh masih ada waktu belum terlambat.

Habis solat Ningsih segera membuat sarapan untuk keluarganya, di tambah sekarang ada suaminya jadi harus cepet masak sebelum semua bangun.

Sekitar pukul tujuh semua penghuni rumah sudah pada bangun, setelah mandi semua langsung sarapan bersama di depan tivi, Ningsih menyiapkan nasi buat suaminya dulu baru untuk ayahnya, dan kemudian untuknya. Mereka makan dengan lahapnya sarapan hari ini yaitu telor dadar dan goreng tempe, juga sambel terasi kesukaan Herman.

Setelah sarapan Ningsih merapikan semua piring kotor, dan mencucinya lalu meletakannya kembali di rak piring, setelah itu Ningsih beberes rumah belum nyapu dan ngepel setelah semua rapi, Ningsih pergi ke rumah bu Helen tempat ia mengasuh bayi. Ningsih ingin berpamitan dan minta maaf karena tidak bisa mengasuh bayinya lagi, Ningsih harus pulang kampung ikut suaminya.

Bu Helen mengerti keadaan Ningsih dan mengijininya, dan memberikan sedikit uang untuk di perjalanan pulang sebagai tanda terima kasihnya. Ningsih lalu kembali kerumahnya untuk berkemas karena nanti sore ia dan suaminya berangkat.

Waktu berlalu cepat sekali sudah jam dua belas siang Ningsih menyiapkan makan siang, semua keluarga makan bersama.

Saat sore hari jam 15.30. Wib, Ningsih dan Herman berpamitan untuk segera berangkat, Ningsih sempat membujuk ayahnya untuk ikut bersamanya tapi ayahnya selalu menolak dengan alasan tidak ingin merepotkan mereka, Ningsih tidak ingin memaksa lagi akhirnya mereka hanya pulang kampung berdua.

Ningsih dan Herman pergi ke terminal bus dan langsung memesan tiket tujuan jawa, dan sekitar pukul 19.00 Wib, bis berangkat.

Sampai jawa sekitar pukul 05.00 Wib, masih pagi Ningsih segera masuk kamar bersama Herman, sekali lagi Ningsih ingin mencoba keberuntungannya di rumah ini.

*****

Hari-hari Ningsih sibuk di rumah membantu mertuanya untuk menyiapkan pesta perkawinannya yang sudah lewat lima bulan yang lalu. Tapi baru ingin di rayakan karena modalnya baru terkumpul, semua sibuk tak ada orang yang nganggur.

Saat hari H, Ningsih dan Herman di rias seperti pengantin lagi suruh jajar di bangku pengantin, banyak tamu undangan yang datang memberikan selamat pada mereka berdua, pesta berlangsung selama tiga hari tiga malam sungguh hari yang sangat melelahkan, dan pesta berjalan dengan lancar.

Herman tidak lagi pergi merantau dia hanya dirumah saja ingin usaha sendiri, takut istrinya pergi lagi katanya, setelah kejadian itu Herman tidak ingin meninggalkan Ningsih di rumah sendirian tidak percaya pada orang rumah, untung Ningsih punya simpenan setelah uang yang di dapat Herman saat merantau buat perayaan habis, Ningsih memberikan uang simpanannya buat modal usaha.

Herman memutuskan ingin berjualan bakso ayam, sedikit ilmu yang dia dapat dari bekerja di ibu kota dulu.

Hari demi hari berlalu usaha Herman lancar walau terkadang masih pasang surut, karena masih baru tapi Herman tidak putus asa, terus berusaha demi hidup yang lebih baik lagi bersama istrinya.

Dua bulan telah berlalu usaha Herman masih pasang surut, sedang Ningsih harus menghadapi omongan saat suaminya ga ada di rumah, satu omongan yang membuat Ningsih menanggis sakit, perih bagai di sayat sembilu dan lukanya di siram air garam, bayangkan betapa perihnya sakit yang di rasakan.

"Ningsih kok sudah tujuh bulan kamu menikah, belum hamil juga ya! apa jangan- jangan kamu mandul lagi?" tanya mertuanya.

Ningsih tidak menjawab pertanyaan mertuanya tapi dia pergi ambil air wudhu dan malakukan solat sunah dia berdoa pada Allah. Memohon di berikan petujuk dan kesabaran atas uncapan mertuanya yang sangat menyayat hati itu.

Hari demi hari Ningsih terus berdoa memohon tanpa henti kepada Allah, hingga pada suatu hari mamasuki bulan Ramadhan .

Yang Maha Kuasa pun seperti berpihak pada Ningsih tak tega melihat gadis malang ini dalam penderitaan terus, tepat di bulan Ramadhan di hari pertama Ningsih bermimpi bahwa dia hamil, Ningsih terbangun kaget tak percaya dengan mimpinya kebetulan hari ini harus membuat hidangan buat sahur Ningsih langsung bangun dan mencoba untuk melakukan test kehamilan.

Ningsih pergi ke kamar mandi dan melakukan test dari air pi**s pertama di pagi hari, karena hasilnya akan sangat akurat, setelah itu selama lima menit Ningsih menunggu dengan penuh harapan dan kekhawatiran dengan hasilnya.

lima menit kemudian Ningsih membuka hasil testnya dan hasilnya membuat Ningsih loncat kegirangan hasilnya positif Ningsih hamil, tanpa henti dia menguncap sukur pada Allah karena telah mengabulkan doanya dan membuktikan bahwa ia sehat dan subur.

Setelah kabar kehamilan Ningsih terdengar di keluarganya, bukannya kebahagiaan yang Ningsih dapat tapi malah penderitaan dari omongan Kakak iparnya yang selalu menyakitkan di belakang, sampai Ningsih jatuh sakit kakinya tidak bisa buat jalan hampir dua bulan lamanya ia hanya di kamar saja, wajah lusuh rambut berantakan, sudah jadi pemandangan setiap hari.

Saat usia kandungan Ningsih masuk bulan ke empat dan Ningsih sudah sehat, punya tenaga untuk berjalan, lagi! Ningsih pergi dari rumah suaminya kali ini karena kecewa dengan omongan Kakak iparnya. seminggu Ningsih di ibu kota Herman datang lagi menjemput Ningsih, kembali kerumah itu lagi.

Saat persalinan, Ningsih melahirkan bayi pertamanya yang di beri nama Nadia Sabila, usaha yang di rintis Herman mengalamin kurang modal akhirnya terpaksa Herman merantau saat usia bayinya dua bulan, saat kepergian Herman kembali Ningsih sendirian dan harus mengalami penderitaan lagi, terus menerus tanpa henti kali ini omongan fitnah dari Kakak iparnya yang bilang kalo dirinya ingin merebut harta keluarga.

Tak terima dengan tuduhan itu, untuk yang ketiga kalinya Ningsih pergi dari rumah kembali ke ibu kota, saat usia putrinya 3 bulan, saat sampai di ibu kota Ningsih kaget, terkejut, dan kecewa dia mendengar kabar duka tentang meninggalnya ayah tercintanya, lemas tubuh Ningsih marah dia pada dirinya sendiri di saat terakhir ayahnya dia tidak di sampingnya.

Sifat Herman saat itu masih belum berubah, dia masih sering seperti anak kecil egois tidak bisa membantu istrinya di rumah, saat kepergian Ningsih yang ke tiga kalinya, Herman baru sebulan kerja, dengan bantuan Uwanya Ningsih, dia mengubah watak suaminya dari yang cuek jadi peduli.

Setelah di jemput suami untuk ketiga kalinya. Ningsih kembali ke rumah itu lagi, Herman dapet uang upah gaji selama satu bulan dia pakai buat modal dagang lagi

Singkat cerita jualan Herman menemui jalan terang usahanya lancar, dan sifat Herman juga berubah dia lebih perhatian dengan istri dan anaknya.

4 tahun kemudian Ningsih telah hamil anak keduanya, kini usia Ningsih sudah 24 tahun. dan sedang menunggu kelahiran bayi keduanya.

BERSAMBUNG ...

*****

Bab ini sampai ini dulu yach kita lanjut bab berikunya. tapi sebelumnya tolong berikan

like👍 dan komennya buat kelanjutan cerita

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Cyrus Red🥀Bryan Kennedy🔱🎻

Cyrus Red🥀Bryan Kennedy🔱🎻

menyentuh

2022-03-07

0

Nyai💔

Nyai💔

next

2021-10-12

2

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

hadir opa

2021-10-12

2

lihat semua
Episodes
1 Pengantin Baru.
2 Topeng yang terbongkar.
3 Di Jemput Pulang.
4 Kelahiran Bayi ...
5 Nadia Kakak Yang baik!
6 JUMAT BERKAH...
7 HARAPAN IBU...!
8 DAFTAR SEKOLAH (Part 1)
9 DAFTAR SEKOLAH (part 2)
10 MASUK SEKOLAH HARI PERTAMA (Part 1)
11 MASUK SEKOLAH HARI PERTAMA(part2)
12 MENDAPAT TEMAN BARU.
13 HATI YANG TERLUKA!
14 PELAMPIASAN(part satu)
15 PELAMPIASAN (PART 2)
16 JANJI AYAH ...
17 IBU SAKIT ...
18 SEKOLAH DI ANTAR AYAH.
19 HARI YANG DI RINDUKAN.
20 JALAN-JALAN...
21 SARAN DARI TEMAN.
22 PINJAMAN UANG(MASALAH 1)
23 MENEPATI JANJI (MASALAH 2).
24 BERBOHONG (MASALAH 3).
25 Surat Undangan(Masalah 4).
26 MASALAH 5.
27 MASALAH 6
28 MASALAH 7
29 Masalah 8
30 Tamu ...
31 Jumat Berkah Indah ...
32 Bakso Gratis Di Sekolah.
33 Senyum Si Kecil.
34 Mira Gadis Tegar.
35 Semua Demi Anakku.
36 Ora ilok.
37 Tetep Bersyukur.
38 Kerjaan Baru.
39 Di Sayang Allah.
40 Keberangkatan Ayah.
41 Malam yang panjang.
42 Suara Ayah.
43 Rindu Yang Terbayar.
44 Hari tanpa Ayah...
45 Senam Sehat.
46 Hasutan...
47 Permintaan...
48 Rapat lagi!
49 Keputusan Rapat.
50 Kewajiban Ibu.
51 Nadia Demam.
52 Nadia Demam.
53 Nadia Klayu ayah.
54 Di Salahkan.
55 Bekas Luka
56 Perintah atau Permintaan?
57 Pengalaman Pahit.
58 Malam yang sulit.
59 Permintaan Maaf.
60 Berubahan Sikap.
61 Keinginan Nadia
62 Bingkisan.
63 Kembali Kesekolah.
64 Rindu Ayah bab 1
65 Rindu Ayah bab 2.
66 Kasih Harus Berani!
67 Nasihat Ibu.
68 Bikin Rekening.
69 Kiriman Pertama.
70 Membayar tunggakkan
71 Terima Kasih Ayah.
72 Diskusi.
73 Pilihan Ibu.
74 Kebohongan Yang Terbongkar.
75 Emosi Sesaat.
76 Penjelasan Ayah.
77 Sayang Ayah.
78 Waktu Yang Berlalu.
79 Ayah pulang.
80 Tamu Istimewah.
81 Melepas rindu.
82 Bagai Pengantin Baru.
83 Jalan Jalan.
84 Kejutan.
85 Bersenang-senang!
86 Makan Di Luar.
87 Trauma Ibu.
88 Silahtuhrahmi.
89 Makan Bersama.
90 Piknik Bab 1.
91 Piknik bab 2.
92 Piknik Bab 3.
93 Di Jemput.
94 Ambil Raport
95 Permintaan Nadia.
96 Hadiah Untuk Bang Supri.
97 Hadiah Untuk Nadia.
98 Tahun Baru.
99 Awal Yang Baru.
100 Penglaris (pembeli pertama)
101 Rejeki Nomplok.
102 Ayah pahlawanku.
103 Semanggat Ayah.
104 Kesalahan Ayah
105 Pulang Terlambat.
106 Bantuan Kecil Nadia
107 Sindiran Tetangga.
108 Luapan Emosi Ibu.
109 Kesibukan Ibu.
110 Motor Buat Ibu Bab 1
111 Motor Buat Ibu Bab 2
112 Motor untuk ibu bab 3
113 Rejeki Yang Halal.
114 Rapat akhir sekolah.
115 Proses akhir.
116 Proses Final// Bawa Pulang Motor.
117 Bersantai Bersama
118 Nasi Kuning.
119 Berbagi
120 Ngegosip
121 Di Introgasi Ibu.
122 Nasihat ayah.
123 Mimpi Nadia.
124 Penutupan.
125 Teringgat Mira.
126 Ujian akhir semester.
127 Rumahku Keluargaku.
128 Hadiah Kecil Ayah.
129 Persiapan Wisuda.
130 Wisuda
131 NADIA JUARA DUA.
132 Acara telah selesai.(END)
133 Pengumuman.
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Pengantin Baru.
2
Topeng yang terbongkar.
3
Di Jemput Pulang.
4
Kelahiran Bayi ...
5
Nadia Kakak Yang baik!
6
JUMAT BERKAH...
7
HARAPAN IBU...!
8
DAFTAR SEKOLAH (Part 1)
9
DAFTAR SEKOLAH (part 2)
10
MASUK SEKOLAH HARI PERTAMA (Part 1)
11
MASUK SEKOLAH HARI PERTAMA(part2)
12
MENDAPAT TEMAN BARU.
13
HATI YANG TERLUKA!
14
PELAMPIASAN(part satu)
15
PELAMPIASAN (PART 2)
16
JANJI AYAH ...
17
IBU SAKIT ...
18
SEKOLAH DI ANTAR AYAH.
19
HARI YANG DI RINDUKAN.
20
JALAN-JALAN...
21
SARAN DARI TEMAN.
22
PINJAMAN UANG(MASALAH 1)
23
MENEPATI JANJI (MASALAH 2).
24
BERBOHONG (MASALAH 3).
25
Surat Undangan(Masalah 4).
26
MASALAH 5.
27
MASALAH 6
28
MASALAH 7
29
Masalah 8
30
Tamu ...
31
Jumat Berkah Indah ...
32
Bakso Gratis Di Sekolah.
33
Senyum Si Kecil.
34
Mira Gadis Tegar.
35
Semua Demi Anakku.
36
Ora ilok.
37
Tetep Bersyukur.
38
Kerjaan Baru.
39
Di Sayang Allah.
40
Keberangkatan Ayah.
41
Malam yang panjang.
42
Suara Ayah.
43
Rindu Yang Terbayar.
44
Hari tanpa Ayah...
45
Senam Sehat.
46
Hasutan...
47
Permintaan...
48
Rapat lagi!
49
Keputusan Rapat.
50
Kewajiban Ibu.
51
Nadia Demam.
52
Nadia Demam.
53
Nadia Klayu ayah.
54
Di Salahkan.
55
Bekas Luka
56
Perintah atau Permintaan?
57
Pengalaman Pahit.
58
Malam yang sulit.
59
Permintaan Maaf.
60
Berubahan Sikap.
61
Keinginan Nadia
62
Bingkisan.
63
Kembali Kesekolah.
64
Rindu Ayah bab 1
65
Rindu Ayah bab 2.
66
Kasih Harus Berani!
67
Nasihat Ibu.
68
Bikin Rekening.
69
Kiriman Pertama.
70
Membayar tunggakkan
71
Terima Kasih Ayah.
72
Diskusi.
73
Pilihan Ibu.
74
Kebohongan Yang Terbongkar.
75
Emosi Sesaat.
76
Penjelasan Ayah.
77
Sayang Ayah.
78
Waktu Yang Berlalu.
79
Ayah pulang.
80
Tamu Istimewah.
81
Melepas rindu.
82
Bagai Pengantin Baru.
83
Jalan Jalan.
84
Kejutan.
85
Bersenang-senang!
86
Makan Di Luar.
87
Trauma Ibu.
88
Silahtuhrahmi.
89
Makan Bersama.
90
Piknik Bab 1.
91
Piknik bab 2.
92
Piknik Bab 3.
93
Di Jemput.
94
Ambil Raport
95
Permintaan Nadia.
96
Hadiah Untuk Bang Supri.
97
Hadiah Untuk Nadia.
98
Tahun Baru.
99
Awal Yang Baru.
100
Penglaris (pembeli pertama)
101
Rejeki Nomplok.
102
Ayah pahlawanku.
103
Semanggat Ayah.
104
Kesalahan Ayah
105
Pulang Terlambat.
106
Bantuan Kecil Nadia
107
Sindiran Tetangga.
108
Luapan Emosi Ibu.
109
Kesibukan Ibu.
110
Motor Buat Ibu Bab 1
111
Motor Buat Ibu Bab 2
112
Motor untuk ibu bab 3
113
Rejeki Yang Halal.
114
Rapat akhir sekolah.
115
Proses akhir.
116
Proses Final// Bawa Pulang Motor.
117
Bersantai Bersama
118
Nasi Kuning.
119
Berbagi
120
Ngegosip
121
Di Introgasi Ibu.
122
Nasihat ayah.
123
Mimpi Nadia.
124
Penutupan.
125
Teringgat Mira.
126
Ujian akhir semester.
127
Rumahku Keluargaku.
128
Hadiah Kecil Ayah.
129
Persiapan Wisuda.
130
Wisuda
131
NADIA JUARA DUA.
132
Acara telah selesai.(END)
133
Pengumuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!