Layla datang tepat pukul delapan malam tepat. Semua ini karena permintaan sang pemilik rumah, karena jadwal syutingnya berubah. Tapi lama sekali Layla menunggu, tak ada tanda-tanda pemilik rumah yang sering disebut dengan panggilan Sang Raja di Boogle itu keluar menemuinya. Seandainya pertemuan ini batal, maka Layla siap untuk keluar sekarang juga.
"Hai, Layla. Maaf ya membuatmu menunggu. Zahid sedang mendiskusikan sesuatu dengan asisten penulis. Dia akan segera menjumpaimu kira-kira lima menit lagi" kata pak Boni tidak membuatku lega. Berarti Layla harus menunggu lebih lama lagi.
Perutnya berbunyi karena belum sempat makan sejak siang tadi. Seharusnya dia makan dulu sebelum kemari tadi. Tak disangka oleh Layla, perjuangan mendapatkan kerja ternyata sangat sulit.
Sebelum Layla tertidur karena bosan, seorang laki-laki dengan penampilan selayaknya artis datang menghampirinya.
Berbeda dengan semua foto yang dilihatnya di internet, laki-laki ini tampak lebih ... biasa. Dia hanya memakai kaos dan celana rumah panjang berwarna hitam yang sangat sederhana. Ternyata, selebriti juga bisa berpakaian seperti orang biasa.
"Apakah benar kamu tidak mengenalku?" tanyanya saat pertama bertemu. Apa dia gila ketenaran? Kenapa pak Boni dan orang ini menanyakan hal yang sama berkali-kali kepada Layla?
"Sebenarnya, saya mencari di internet setelah pak Boni bertanya seperti itu terus menerus. Saya hanya tahu kalau Anda adalah salah satu aktor yang terkenal" jawab Layla tanpa merasakan apapun. Membuat laki-laki yang ada di depannya mengernyitkan dahi.
"Tidak ada perempuan yang tidak mengenalku saat ini. Apa kamu tinggal di dunia yang lain?"
Wah, ternyata laki-laki ini memandang dirinya tinggi sekali. Bagaimana bisa dia menilai bahwa semua orang pasti mengenalnya? Sayang sekali, padahal wajah dan tubuhnya tidak buruk.
"Saya lebih suka membaca buku daripada menonton drama atau berita di televisi. Juga tidak suka surfing internet." jawab Layla tegas. Dia memang tidak suka mengikuti drama apapun. Karena hidupnya hanyalah sebuah drama yang telah digariskan. Dari kecil, Layla harus bersekolah dan mempelajari beberapa alat musik yang sama sekali tidak bisa dimainkannya. Tidak lupa lima macam bahasa yang harus dikuasainya. Hidupnya yang melelahkan itu akhirnya selesai setelah dia kabur.
"Baiklah. Sepertinya kau benar-benar tidak mengenalku sama sekali" Layla merasakan kekecewaan dalam nada suara pemilik rumah. Apa dia salah menjawab? Apa seharusnya dia menjawab mengenalnya lalu menjadi salah satu penggemarnya meskipun palsu. Hiih, rasanya jijik hanya dengan membayangkannya saja.
"Boni sudah memberikanmu surat kontrak kerja. Apa semua syaratnya telah kalian setujui?" tanya pemilik rumah menjadi serius. Kini, Layla bisa berbicara dengan serius juga.
"Saya hanya mempertanyakan beberapa hal yang bagi saya tidak masuk akal. Tapi ternyata semua itu hanya untuk memberi rasa aman pada Anda. Jadi saya dan pak Boni sudah menyetujui semua syaratnya" jawab Layla tegas dan tidak bertele-tele. Dia membutuhkan pekerjaan ini, jadi tidak ada jalan mundur lagi.
"Baiklah. Awal bulan tinggal seminggu lagi. Boni akan mempersiapkan semuanya dan satu lagi. Jangan jatuh cinta padaku"
Tentu saja kata-kata terakhir pemilik rumah ini mengejutkan Layla. Jatuh cinta? Laki-laki ini benar-benar mencintai dirinya sendiri dengan berlebihan. Layla hanya menjawab perkataan pemilik rumah dengan tawa palsu dan dibalas wajah kesal. Apa dia salah menjawab lagi?
Pak Boni datang membuat suasana canggung ini menjadi agak lebih baik. Setelah mereka berdua berdiskusi dengan berbisik, pak Boni melihat ke arah Layla dan tersenyum cerah.
"Layla, selamat datang di rumah Zahid. Semua urusan rumah mulai minggu depan adalah tanggung jawabmu. Dan malam ini, Zahid akan mengantarmu pulang"
"Apa? Maaf, bukannya saya menolak. Tapi lebih baik kalau saya pulang sendiri" kata Layla menolak. Boni tersenyum dan sepertinya setuju dengan keputusannya sebelum ... .
"Kenapa? Kamu pikir, aku ingin lebih lama bersamamu?" Pertanyaan yang konyol sekali keluar dari mulut Sang Raja. Laki-laki itu pasti minum obat penambah narsis sebelum bertemu dengan Layla. Pasti melelahkan sekali berada disampingnya dalam waktu lama.
"Karena Anda adalah orang terkenal, pasti merepotkan sekali kalau saya menumpang untuk pulang"
"Merepotkan untukmu Layla. Zahid tidak akan keberatan karena dia butuh sesuatu di luar rumah" Pak Boni terus saja tertawa lalu meninggalkan aku berhadapan dengan sang narsis sendirian. Akhirnya, sang narsis ini mengantar Layla pulang dengan mobil salah satu asisten penulis yang datang. Rumah yang akan menjadi tempat kerja Layla ternyata tidak terlalu besar. Sebagian besar halamannya dipergunakan untuk menyimpan kendaraan pemilik rumah dan terdapat rumah kecil tempat peralatan olahraga disimpan. Kalau hanya membersihkan rumah utama, sepertinya dia akan sanggup mengerjakannya.
"Kenapa diam? Apa sebelumnya kamu tidak pernah diantar pulang oleh laki-laki?"
Hah??? Lagi-lagi. Memang laki-laki ini lebih pantas disebut Raja Narsis.
"Lapar. Makanya saya diam" jawab Layla lalu mengalihkan pandangan keluar jendela mobil. Layla sebenarnya sibuk dengan pikirannya sendiri saat ini. Bagaimana caranya mendapat kembali uang sewa rumah yang sudah terlanjur dibayarkannya pada Raya. Karena tiap sen sangat penting baginya sekarang, maka uang sewa itu termasuk kerugian besar. Layla akan mencoba untuk menghubungi Raya dan membicarakan tentang hal ini.
Tiba-tiba saja, mobil menepi dan sang raja narsis itu keluar dari mobil dengan memakai masker, jaket dan topi. Tak lama, laki-laki itu kembali dan melemparkan kantung plastik ke pangkuan Layla.
"Makanlah dulu. Dari tadi aku mendengar suara perutmu yang berontak"
Karena terlalu terlena dengan pikirannya, Layla memang sering tidak peduli tentang tubuhnya. Tapi ... tidak mungkin suara perutnya terlalu keras dan mengganggu laki-laki ini kan?
"Terima kasih" jawab Layla lalu melihat isi kantung plastik yang diberikan sang raja narsis. Setelah melihat semuanya, Layla mengambil roti dan memakannya dengan perlahan.
"Apa benar ini jalan menuju ke rumahmu?" tanya raja narsis setelah mereka sampai di depan jalan masuk kecil rumah sewa Layla.
"Iya benar. Terima kasih telah diantar dan juga makanannya. Saya permisi" kata Layla lalu keluar dari mobil dan masuk ke dalam jalan kecil gelap itu.
Zahid melihat perempuan yang akan menjadi asisten rumahnya itu perlahan menjauh dan tidak terlihat lagi. Di usia semuda itu, ternyata asisten rumahnya menjalani hidup yang keras. Tujuannya mengantar Layla sebenarnya untuk melihat bagaimana kehidupan yang dijalani perempuan itu. Di riwayat pendidikan Layla, Zahid melihat nama sekolah-sekolah mahal dan bergengsi. Tanpa bekerja dan sekolah di tempat seperti itu, pasti keluarganya kaya raya. Tapi, apa yang dilihatnya sekarang?
Daerah kumuh dengan jalan kecil dimana-mana. Apa orang tuanya bekerja keras untuk menyekolahkan perempuan itu di sekolah mahal? Sebagai anak, mungkin perempuan itu belajar terus menerus sampai tidak pernah menonton televisi. Dan sekarang orang tuanya sakit sehingga Layla harus bekerja. Pasti hanya itu alasan yang dimiliki oleh perempuan yang akan menjadi asisten rumahnya. Pasti itu!!
Setelah yakin dengan tebakannya, Zahid membawa mobil asistennya pulang.
Tampilan Layla di benak penulis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
"obat penambah narsis"??? 🤣🤣🤣 gagal fokus bro wkwkwk 😂
yang jual di mana ya thor
2021-12-04
1