Sayangnya, sifat Zahid tidaklah sama dengan semua peran yang pernah dia mainkan.
"Kita sudah sampai. Cobalah meminta maaf pada kru dan pemain lain karena keterlambatanmu" kata Boni, manajernya.
"Yah" jawabnya singkat lalu keluar dari mobil dan mulai menundukkan tubuhnya. Bersikap seakan dia sangat menyesal telah terlambat datang karena masalah yang tidak penting.
Akhirnya, pengambilan gambar kembali dimulai dan Zahid memakai pakaian lengkap seorang raja berwarna emas. Tampilannya sangat memukau, membuat kru dan pemain wanita terpesona hanya karena melihatnya.
"Zahid, aku belum bisa menemukan asisten rumah tangga untuk rumahmu. Apa asisten rumah tangga di rumah ibumu tidak dapat bekerja di dua tempat?" tanya Boni berbuah tatapan tajam yang mengerikan dari Zahid.
"Baiklah ... baiklah. Aku akan mencarinya lagi. Penggemarmu yang gila membuatku susah mencari asisten rumah tangga yang murni. Tapi ... aku akan kembali mencarinya" lanjut Boni lalu menghela napas panjang.
"Jangan sampai ada kejadian yang sama seperti sebelumnya" kata Zahid dengan nada mengancam pada manajer laki-lakinya yang bertubuh subur itu.
"Ya ... ya" Zahid kemudian beranjak dari duduknya dan menghampiri sutradara drama. Mereka membicarakan sesuatu sebelum Zahid mulai bekerja di depan layar.
Sebelumnya, asisten rumah Zahid ternyata adalah salah satu penggemar beratnya. Asisten perempuan itu tidak menyia-nyiakan waktu bekerjanya dan mulai mencuri pakaian, baju dalam, bahkan air bekas minum Zahid. Ketika akhirnya ketahuan, Boni mengalami kesulitan untuk memecatnya. Jadi, kali ini, Boni mengadakan screening ketat untuk asisten rumah Zahid.
Boni menghubungi beberapa temannya dan memberitahukan bahwa ada lowongan asisten rumah tangga dengan persyaratan yang sangat panjang. Pesan berantai tersebut sampai pada ponsel Raya. Gaji besar yang disebutkan di awal pesan berantai tersebut mengingatkannya pada Layla. Dengan gaiji sebesar ini, temannya itu dapat membiayai biaya hidup serta uang kuliah yang jumlahnya luar biasa hanya dalam satu tahun. Tapi, pekerjaan yang ditawarkan adalah asisten rumah tangga. Mana mungkin Layla dapat menanganinya. Kehidupannya mirip seperti putri kerajaan yang tidak pernah melakukan pekerjaan berat. Tanpa ijin temannya, Raya mengirim CV Layla ke pusat pesan berantai lalu mulai merasa cemas.
"Zahid, aku dapat seseorang yang sepertinya mahasiswa salah satu Kampus terbaik di negeri ini. Katanya, dia membutuhkan uang kuliah setelah pengajuan beasiswanya ditolak" Boni segera menyerahkan ponslnya pada Zahid yang baru saja selesai mengambil gambar. Memang di CV itu tidak ada foto pelamar. Namun, Boni yakin kalau Zahid tertarik dengan latar belakangnya yang kebanyakan berada di bidang akademisi. Kecil kemungkinannya, anak pintar mengenal drama serta aktor seperti Zahid.
"Baik. Kau panggil saja yang ini. Dan pastikan dia berbeda dari yang lain!"
Perkataan Zahid menjai sebuah ancaman yang menyedihkan bagi Boni. Mau apa lagi, karena kesalahan Boni, Zahid merasa terancam oleh penggemarnya sendiri dan harus tinggal di apartemen dalam beberapa hari.
Layla bangun dalam keadaan yang sangat baik pagi ini sebelum sahabatnya yang sangat dipercaya ternyata memberikan kejutan tidak terduga.
"Aku mengirimkan CV-mu ke dalah satu temanku. Mereka ingin bertemu denganmu siang ini secara langsung" Memang kejutan yang menyenangkan sampai Raya mengirimkan pesan lowongan kerja yang diterimanya.
"Seorang asisten rumah Tangga? Apa kamu bercanda?"
"Lihatlah besaran gaji yang ditawarkan mereka. Laipula, semua persyaratan yang mereka ajukan bisa kau penuhi dengan mudah"
Raya memang sahabat yang bisa diandalkan, tapi ini sudah keterlaluan. Layla belum pernah melakukan semua pekerjaan rumah tangga sendirian dalam satu hari. Layla hanya memiliki hobi memasak dan bersih-bersih pada waktu yang diinginkannya. Bukannya harus melakukan semuanya setiap hari.
"Aku tidak bisa melakukan semuanya"
"Layla, kamu pasti bisa. Dengan begini, kamu bisa menyelesaikan permasalahan uang kuliah dan biaya hidup"
Layla tidak bisa menyangkal kebutuhannya pada uang. Setelah berpikir semalaman, Layla memang memutuskan untuk mengambil beberapa kerja paruh waktu untuk memenuhi targetnya. Dan dengan satu pekerjaan yang ditawarkan Raya, Layla dapat memenuhi semuanya. Bahkan mungkin menabung juga.
"Baiklah, aku akan pergi kesana setelah mengurus cuti kuliah" katanya
"Apa ibumu menghubungi?" tanya Raya penasaran.
"Iya, aku memintanya untuk tenang setelah mengatakan kalau aku akan cuti kuliah"
"Apa ayahmu juga menghubungi?" Pertanyaan yang sangat konyol dari sahabatnya, membuat Laila mencibir.
"Tidak. Tapi aku tidak peduli"
"Baiklah, aku akan pergi ke rumahmu malam nanti" kata Raya lalu menutup teleponnya.
Dengan segera, Layla berdiri dan pergi ke kamar mandi serta menyiapkan diri.
Hanya dalam waktu satu jam, Layla telah menyelesaikan urusan cuti kuiahnya. Dosen dan pembimbingnya di kampus menyayangkan keputusan yang diambilnya, tapi Layla tidak bisa mundur lagi. Dia harus membuat ayahnya meletakkan sedikit kepercayaan pada anak perempuannya. Bukan menyuruhnya untuk berkenalan dengan laki-laki dan menikah begitu saja. Apa gunanya Layla belajar mati-matian selama ini kalau bukan untuk meneruskan usaha ayahnya. Dan seandainya ayahnya tidak dapat berubah pikiran, Layla harus siap membuka usaha dengan kedua tangannya sendiri. Sekarang hanyalah sedikit jalan mundur untuk mencapai sesuatu yang lebih besar nantinya.
Pukul sebelas tepat, Layla sampai di depan sebuah gerbang besar dan tinggi. Dia melihat lagi alamat yang dikirimkan Raya padanya. 'Benar, ini. Sepertinya rumahnya besar sekali' pikir Layla lalu membunyikan interkom yang terletak di dinding batu tinggi dan megah itu.
"Saya Layla yang dihubungi oleh Pak Boni" kata Layla lalu mendengar suara gemerisik di interkom kecil itu. Tidak lama, suara gerbang besi yang terbuka ke arah dalam mengejutkannya. Di rumahnya juga ada gerbang tinggi seperti ini, tapi dijaga oleh dua orang penjaga yang ramah.
Layla masuk ke dalam gerbang dan melihat rumah setinggi dua lantai yang berdiri di depannya. Berbeda dengan rumahnya yang bergaya Eropa, rumah ini sedikit lebih mengarah ke gaya modern minimalis. Saat masuk ke daam rumah, Layla terkejut dengan keadaan yang ada di dalamnya.
Ruang tamu besar yang menyambung tanpa batas ke ruang makan. Atap yang tinggi membuat rumah ini tampak besar, tapi ternyata tidak sebesar yang dibayangkan Layla sebelumnya. Untunglah, tapi kenapa tidak ada orang yang menyambutnya? Setelah melihat-lihat sekeliling, akhirnya Layla melihat seorang laki-laki bertubuh agak besar atang kepadanya.
"Hai, aku Boni"
"Ahh" Mulut Layla terbuka agak lebar dan tertegun ketika mendengar gaya perempuan dalam suara laki-laki di depannya. Pantas, jalannya tadi juga tampak agak aneh baginya.
"Ah, maaf. Saya Layla" Layla dengan malu mnyambut uluran tangan laki-laki yang bernama Boni itu.
"Aku tidak peduli dengan usia Layla yang masih dua puluh tahun. Ada satu pertanyaan yang harus Layla jawab untuk mendapatkan pekerjaan ini. Apakah Layla mengenal Zahid Abassy?"
Layla butuh beberapa waktu untuk membiasakan diri mendengar sesuatu yang baginya sungguh asing lalu menjawab tanpa berpikir panjang.
"Tidak. Siapa?"
Laki-laki yang ada di depannya terlihat mengerutkan alis lalu bertanya sekali lagi.
"Apa Layla suka menonton drama Sang Raja?"
Sekali lagi, layla menjawab sengan singkat.
"Tidak"
Mendengar jawaban Layla, Pak Boni berdiri dan pergi ke lantai dua dan masuk ke dalam sebuah kamar. Layla hanya dapat melihatnya tanpa bisa berkomentar apapun. Sekitar lima menit menunggu, Layla melihat pak Boni kembali ke ruang tamu dengan kertas di tangannya.
"Ini kontrak kerja yang harus ditandatangani Layla sebelum bekerja disini. Tapi, apa benar Layla sama sekali tidak pernah mendengar nama Zahid?"
Layla menjadi bingung saat pak Boni kembali menanyakan nama laki-laki yang tidak pernah didengarnya. Layla memang tidak pernah suka melihat televisi selama ini. Karena buku lebih menarik untuknya.
"Tidak. Memangnya siapa itu?"
Pak Boni terlihat tidak bisa bicara lagi setelah mendengar jawaban Layla.
Pak Boni memberi waktu satu hari bagi Layla kembali membaca isi kontrak dan semua syarat yang dicantumkan di dalamnya. Apabila Layla memang setuju, maka dia bisa segera bekerja di rumah itu awal bulan nanti. Setelah memberi salam, Layla pergi dari rumah itu dan mulai mencari makan. Sejak pagi, dia belum makan apapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
like 99
2021-12-04
0
aybij
huhu😋😚
2021-06-03
0
Je Moeljani
Annyeong👋👋👋
✓mampir
✓2 like
Sukses dan selalu semangat ya kakak Author❤️❤️❤️
Jangan lupa dukung karyaku ya..
Gomawo🙏🙏🙏
From 'Hope for Happy Ending'
2021-02-18
0