The King

The King

Episode 1

"Layla!!! Apa yang kau lakukan?"

Kristy Graham mencoba untuk menghalangi putri tunggalnya berkemas.

"Jangan halangi Layla, Bu. Ibu sudah dengar sendiri kalau ayah tidak ingin memiliki anak perempuan tapi anak laki-laki. Lalu, untuk apa aku disini?" jawab Layla ketus dan tetap mengemasi baju, buku tabungan dan barang-barang kesayangannya.

"Ayahmu hanya marah sementara, tidak akan lama. Layla tahu seniri kalau ayahmu memang seperti ini"

Layla berhenti lalu melihat ke arah ibunya yang mulai menangis.

"Ibu, Layla masih berumur dua puluh tahun. Layla memiliki mimpi untuk dicapai, bukan menikah dengan anak teman ayah"

Lima belas menit lalu, saat Layla baru saja datang dari kampus. Ayahnya memberitahu kabar yang sangat mengejutkan. Akhir pekan nanti, Layla dan putra teman ayahnya akan dipertemukan untuk membicarakan pernikahan. Tentu saja hal itu membuat Layla meradang. Keluarga mereka termasuk dalam daftar konglomerat negeri ini. Lalu, untuk apa Layla masih harus menjalani perjodohan di jaman yang sudah maju ini. Dan yang lebih membuat Layla marah, ayahnya selalu mengungkit-ungkit tentang seorang putri yang tidak berguna untuk keluarganya.

"Layla, ibu akan membuat ayahmu mengerti dan menyerah. Jangan pergi dari sini. Ibu mohon"

Layla memeluk ibunya yang masih meneteskan air mata.

"Ibu bisa datang ke rumah yang sudah kusewa untuk satu tahun ini. Layla sudah menabung untuk biaya kuliah dan hidup sehari-hari. Ibu tidak perlu khawatir" kata Layla lalu mengunci kopernya dan keluar kamar. Ayah yang membuatnya mengambil keputusan pergi ternyata tidak ada lagi di ruang keluarga besar mereka.

"Layla pergi dulu, Bu. Aku akan menghubungi ibu setelah sampai di rumah sewaku"

Dengan mengangkat koper besar miliknya, Layla segera menaiki taksi yang sudah dipesannya lalu pergi dari rumah yang selama ini menjadi tempatnya lahir dan tumbuh. Sayang sekali ... ayahnya tidak pernah bersyukur telah memiliki putri yang tidak pernah menuntut apapun sepertinya.

Perjalanan yang lama dan membosankan membawnya ke pinggir kota. Tempat yang sangat jauh dari rumah dan keluarganya. Layla keluar dari taksi dan melihat ke rumah yang disewanya secara mendadak. Selama ini, dia memang memiliki rencana untuk hidup sendiri. Tidak dikiranya, impiannya itu terjadi tepat seminggu sebelum ulang tahunnya yang ke tujuh belas.

"Layla. Aku disini"

Layla bergegas menghampiri teman sekampusnya, Raya yang sudah mengurus penyewaan rumah untuknya.

"Terima kasih Raya, aku tidak tahu kalau tidak ada kamu"

Raya membuka pintu dan memperlihatkan isi rumah sewa yang akan ditinggali Layla, setidaknya satu tahun kemudian.

"Aku tidak butuh rumah besar, jai ini sempurna untukku"

Raya mencibir pendapat Layla yang tampak seperti kebohongan.

"Kau pasti bercanda. Luas rumah ini tidak lebih besar dari kamarmu. Apakah kamu benar-benar bisa hidup disini?"

"Tentu saja. Aku harus bisa. Daripada harus menikah dengan laki-laki yang tidak pernah kutemui sama sekali"

Keduanya lalu tertawa bersama.

"Tidak kukira, ayahmu akan menikahkanmu"

"Aku juga tidak tahu jalan pikiran ayah"

Layla meletakkan koperny dan mulai menyusuri isi rumah sewanya yang baru.

"Lalu, bagaimana kalau tabunganmu habis begitu saja? Sebentar lagi semester baru dimulai dan uang kuliah sangat besar"

Sebenarnya, Layla juga bingung dengan hal itu. Tabungannya memang cukup untuk membayar rumah dan uang kuliah. Tapi tidak dengan biaya hidup. Sepertinya, hanya ada satu jalan yang harus dilakukannya.

"Aku akan cuti kuliah dan bekerja. Setelah uangku cukup, mungkin aku bisa berkuliah lagi tahun depan"

Keputusan yang sangat beresiko, tapi tidak ada jalan lain. Layla harus menjalani hidup baru karena keluar dari sarangnya.

"Apa kamu yakin?"

"Tentu saja. Aku pernah membantu ibu bekerja di panti jompo. Juga memasak di dapur perusahaan ayah. Aku pasti bisa bekerja dengan baik ... iya kan?"

Layla hanya bisa melihat wajah ragu Raya yang tidak bisa disembunyikan. Sebenarnya, Layla sering sekali berusaha bekerja paruh waktu. Tentu saja hal itu sulit diwujudkan karena ibunya tidak pernah mengijinkan. Tapi kini ... mau tidak mau Layla harus mempelajari semuanya dengan cepat.

Setelah dibantu Raya membereskan barang-barangnya. Layla pergi membeli kebutuhan sehari-hari yang akan digunakannya. Ibunya menelepon ketika dia berjalan pulang ke arah rumah.

"Pulanglah, ayahmu sudah tenang. Semua telah kembali seperti semula Layla"

"Tidak, Bu. Layla tidak bisa kembali lagi"

"Layla ... putra teman ayah yang akan dikenalkan ternyata sangat tampan. Kamu bisa menemuinya sebentar dan melihat kalau ada ... "

Layla benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran ibunya. Ternyata ... ibunya memang tidak dapat merubah keinginan ayahnya.

"Ibu ... aku tidak mau menemui siapapun. Seandainya ibu ingin menghubungiku, jangan pernah mengatakan apapun tentang semua itu. Aku harus mencari makan"

Dengan kesal, Layla menutup telepon dari ibunya dan berjalan ke rumah drngan sedikit menghentak-hentakkan kakinya.

Berbeda dengan keadaan Layla. Seorang laki-laki sedang menerima kabar bahwa perempuan yang seharusnya akan ditemuinya malam ini kabur dari rumahnya.

"Aku akan pergi" katanya kepada ibunya. Satu-satunya orang tua yang masih dimilikinya. Kedatangannya ke rumah hanya untuk menghormati permintaan teman ayahnya yang ingin mempertemukannya dengan putri mereka. Sayangnya, semua tidak akan terjadi malam ini karena ada sesuatu yang terjadi di rumah mereka.

"Aku akan kembali ke lokasi untuk menyelesaikan pengambilan gambar. Kalau ada sesuatu yang mendesak, ibu harus menghubungiku" kata laki-laki itu dengan sabar.

"Baiklah. Kembalilah ke lokasi dan sampaikan permintaan maaf ibu karena menghambat pekerjaan kalian" Laki-laki itu hanya dapat tersenyum dan meninggalkan rumahnya dengan lega. Tapi, siapa sebenarnya putri dari teman ayahnya yang kabur karena akan dipertemukan dengannya? Pasti, perempuan itu tidak pernah melihat televisi sama sekali.

"Kita akan segera kembali ke lokasi dan kuharap, berita ini tidak akan pernah tersebar kemanapun" kata manajer laki-laki itu lalu membukakan pintu mobil.

"Tenanglah, aku tidak akan memakai kabar ini untuk menggoda siapapun. Tapi, siapa perempuan yang menolak bertemu denganku itu?"

"Putri dari keluarga Graham. Tapi aku sama sekali tidak pernah mendapatkan informasi tentangnya. Fotonya juga tidak pernah ada di internet atau halaman berita internet manapun. Yang aneh adalah Direktur Utama dan ibumu yang memerintahkan kita kemari"

"Yah, pastinya" Laki-laki itu memilih untuk menutup matanya yang berwarna hitam kelam dan tidur. Perjalanan ini akan berlangsung lama, penting baginya untuk tetap menjaga tubuh serta konsentrasinya di lokasi nanti.

Zahid Amizan Abassy adalah aktor terkenal yang memulai karirnya sebagai seorang penyanyi. Berbekal tubuh tinggi tegap dan wajah barat sempurna yang merupakan keturunan dari ayahnya. Zahid dapat melebarkan sayap ke dunia akting setelah kelompoknya menghilang begitu saja.

Sang Raja, itulah julukan penggemar Zahid padanya. Semua itu karena dia sering memerankan tokoh raja yang karismatik di setiap film dan dramanya.

Terpopuler

Comments

Anti Veryanty S

Anti Veryanty S

Semangat thor. Aku nyicil like. mari saling mendukung.
jangan lupa mapir di novelku jga yah.

2021-12-21

0

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ

nyimak ☺️

2021-12-04

0

Sarita

Sarita

sepertinya menarik thor..

2021-10-13

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!