Episode 3

Zahid berada di rumah saat seorang perempuan datang ke rumahnya menemui Boni. Tak lama setelah perempuan itu datang, Boni bertanya padanya apakah mereka dapat menerimanya. Meskipun baru saja datang dari lokasi pengambilan gambar di pinggir kota. Zahid melihat perempuan yang duduk diam di ruang tamunya. Rambut panjang, kulit putih dan pakaian rapi menunjukkan kalau perempuan ini tidak pernah menjadi asisten rumah tangga sebelumn ya. Tapi karena perempuan itu sepertinya tidak mengenal siapa Zahid, Boni seakan menemukan yang telah dicarinya selama ini.

"Dia pernah bekerja di rumah jompo dan panti asuhan" terang Boni, berusaha membuat perempuan itu bekerja di rumah ini.

"Itu hanya kunjungan singkat dan tidak dihitung sebagai bekerja"

"Dia juga menguasai berbagai macam keahlian memasak"

"Pasti palsu"

"Dia tidak mengenalmu. Itulah yang terpenting"

"Bila ada orang ... perempuan yang tidak mengenalku, maka dia berasal dari planet yang lain" jawab Zahid kesal. Boni tersenyum lalu mencoba menggodanya.

"Ternyata Zahid Amizan Abassy tidak dikenal oleh semuuuaaa perempuan"

Tentu saja Zahid merasa kesal dengan kenyataan yang baru saja diketahuinya. bagaimana bisa perempuan muda, berumur 20 tahun tidak mengenal siapa dirinya?

Hanya dalam lima menit, Boni berhasil mendapatkan persetujuaan Zahid untuk mempekerjakan perempuan itu.

"Dengan satu catatan. Seandainya perempuan itu ternyata penggemarku, aku akan mengurangi gajimu setengah"

Boni melotot mendengarnya lau mengambil langkah berani dengan merebut surat kontrak kerja dari tangan Zahid.

"Perempuan itu bukanlah penggemarmu"

Setelah Boni keluar dari kamarnya, Zahid kembali melihat perempuan yang akan menjadi asisten rumahnya. Meskipun penamilannya sederhana, perempuan itu terlihat cantik. Dengan kulit putih, wajah cantik dan rambut panjang, perempuan itu bisa menjadi pemain film, drama ataupun iklan. Apa alasan perempuan berumur dua puluh tahun cantik itu menjadi asisten rumah tangga? Pasti karena perempuan itu sebenarnya adalah penggemar fanatiknya. Hanya itu alasan yang bisa dipikirkan Zahid saat ini.

Baru kali ini Layla harus makan di pinggir jalan lalu pulang dengan berjalan kaki. Memang memerlukan waktu lebih dari tiga puluh menit, tapi Layla menikmati acara jalan pertamanya. Ternyata, ini dunia yang tidak pernah dia liat sebelumnya. Menarik sekali. Biasanya, Layla hanya dapat melihat pinggir jalan sekilas karena selalu bepergian dengan mobil dan sopir keluarga. Layla dapat melihat toko kopi, es krim, aksesoris serta pakaian di pinggir jalan yang ramai dikunjungi orang. Kenapa selama ini dia tidak mengetahui tempat-tempat yang terlihat asyik ini?

Layla benar-benar senang dapat melihat-lihat jalanan meskipun di siang hari menjelang sore yang panas ini. Tinggal seratus meter jarak ke rumah sewanya, Layla melihat mobil hitam yang sering dilihatnya. Mobil itu terparkir di dekat rumah sewanya. 'Pasti ibu datang' kata Layla dalam hati.

Dan benar saja. Wanita berumur lima puluh lima tahun itu berdiri di depan rumah sewa sederhana Layla. Pemandangan yang sama sekali tidak sesuai.

"Kenapa ibu kemari?" tanya layla lalu disambut dengan pelukan lembut ibunya.

"Dosen pembimbingmu mengubungi ibu. Katanya kamu mengambil cuti kuliah tahun ini"

"Ibu, lebih baik kita masuk dulu"

Layla membuka pintu lalu mengajak ibunya masuk ke dalam rumah sewa berkamar satunya.

"Layla, ibu tidak bisa melihatmu seperti ini. Kenapa kamu keras kepala sekali melawan ayahmu"

Lagi-lagi masalah ini dimunculkan oleh ibunya.

"Ibu, aku tidak ingin terus dianggap tidak berguna hanya karena aku adalah perempuan"

"Layla, ayahmu tidak benar-benar mengatakan hal itu. Kamu tahu sendiri kalau ayahmu sedang kesulitan dengan perusahaannya"

Layla ingin sekali mencoba mengerti tentang keadaan orang tuanya. Tapi, selalu dianggap tidak berharga karena menjadi seorang perempuan adalah hal yang sangat menyakiti hatinya.

"Bisakah ibu pulang saja?" kata Layla lalu tidak berani melihat wajah ibunya yang sekarang semakin berumur.

"Baiklah, ibu akan pulang. Tapi, katakan pada ibu. Apa rencanamu selanjutnya?"

"Layla sedang mencari kerja untuk membayar biaya kuliah tahun depan"

Ibunya menarik napas panjang seakan hatinya penuh dengn kekhawatiran, tapi tidak dapat berbuat apapun.

"Sifat keras kepalamu itu mirip sekali dengan ayahmu. Ibu akan menghubungimu nanti lagi. Jangan melakukan sesuatu yang dapat mempermalukan dirimu sendiri" kata ibunya sebelum akhirnya meninggalkan Layla dalam kesendirian.

'Maafkan Layla, Bu. Aku hanya ingin membuktikan kepada ayah bahwa seorang perempuan juga bisa melakukan apapun saat dia bertekad dan berusaha keras' pikir Layla lalu duduk di kasur dan melihat surat kontrak yang siang tadi didapatkannya. Kata demi kata dibaca Layla dengan hati-hati. Kenapa banyak sekali syarat aneh yang ada dalam perjanjian kerja ini? Tinggal di dalam rumah adalah satu-satunya syarat yang bisa dimaklumi oleh Layla. Tapi, tidak boleh menyukai pemilik rumah dan tidak boleh menunjukkan sikap seperti penggemar adalah syarat teraneh untuk layla. Memangnya, siapa yang ingin menyukai pak Boni? Atau pak Boni sebenarnya adalah orang kaya baru yang banyak digemari perempuan? Karena lelah setelah berjalan jauh, Layla tertidur dengan memegang erat surat perjanjian kerjanya.

Besok paginya, Layla menghubungi pak Boni dan menannyakan detail perjanjian kerja yang menurutnya agak aneh. Ternyata, pemilik rumah sebenarnya bukanlah pak Boni. Pemilik rumah yang sebenarnya adalah seorang aktor yang sangat terkenal. Untuk itu, semua syarat itu menjadi sangat penting dalam penerimaan asisten rumah tangga.

"Tapi, Layla. Benarkah kamu sama sekali tidak pernah tahu tentang Zahid Abassy?"

Lagi-lagi nama laki-laki ini muncul saat Layla berbicara dengan pap Boni.

"Tidak, Pak. Memangnya siapa itu?"

"Dia adalah pemilik rumah yang sebenarnya. Kalau Layla memang berminat menerima pekerjaan ini, kamu akan sering bertemu dengannya. Tapi, apa benar layla sama sekali tidak pernah mendengar tentang nama itu?" tanya pak Boni lagi seperti ingin memastikan.

Layla memang tidak pernah suka menonton televisi ataupun mengikuti trend penggemar seperti perempuan berusia dua puluh tahun lainnya. Semua itu karena hidupnya penuh dengan pelajaran bisnis, ekonomi, tata krama, memasak dan hobi membacanya. Jadi, Layla sama sekali tidak tahu seorang laki-laki yang memiliki nama Zahid Abassy itu.

"Tidak pernah, Pak" kata Layla yakin.

Pak Boni kemudian menyuruhnya datang siang ini untuk diwawancarai oleh pemilik rumah. Semua itu agar pemilik rumah benar-benar yakin bahwa Layla benar-benar bukan salah satu penggemarnya yang gila.

Layla segera mencari nama laki-laki itu di boogle dan menemukan banyak sekali foto seorang laki-laki yang tinggi, berbadan tegap, tapi terlihat lebih tua dari umur yang sebenarnya. Laki-laki ini adalah pemilik rumah yang selalu dibicarakan pak Boni. Bagaimana bisa mereka berpikir kalau dia adalah penggemarnya? Aneh sekali.

Setelah makan dan menghubungi Raya untuk mencari informasi tentang pekerjaan ini, Layla segera berganti pakaian dan pergi ke rumah kemarin lagi. Layla harus segera mendapatkan pekerjaan ini agar dia bisa segera mewujudkan keinginannya untuk mandiri dan membuktikan diri.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!