"Kakak pulang!" Seru Kevin saat melihat Vino pulang ke rumah kontrakan mereka.
"Kak, Kakak tidak apa-apa kan?" Tanya Clarissa dengan wajah yang sangat khawatir. Clarissa merasa khawatir karena telah mendengar cerita dari Kevin saat dirinya pulang sekolah.
"Kakak tidak apa-apa. Sekarang kalian bereskan semua baju-baju kalian, kita pindah rumah. Kakak sudah mendapatkan pekerjaan baru." Ucap Vino kepada adik-adik nya.
"Kak, tapi rumah kontrakan ini masih ada tunggakan." Ucap Clarissa.
"Kakak, sudah membayarnya. Kalian tenang saja." Ucap Vino sambil tersenyum ragu.
"Kak, Kakak dapat pekerjaan apa? Kok Kakak tiba-tiba ada uang?" Tanya Clarissa dengan wajah yang menyelidik.
Vino tersenyum. Lalu, ia memeluk kedua adik nya.
"Kakak mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Kalian tenang saja, yang penting kalian bisa bersekolah dan lulus dengan baik. Tugas kalian saat ini hanya belajar. Tidak usah pusingkan Kakak dapat uang dari mana." Ucap Vino.
Adik-adik Vino terdiam, mereka tidak berani lagi bertanya kepada Vino. Mereka mulai membereskan Barang-barang mereka dan mengikuti Vino keluar dari rumah kontrakan kumuh itu.
"Kak, ini mobil siapa?" Tanya Kevin saat mereka berada di depan mobil mewah milik kelompok mafia The Strongest.
"Ini mobil Boss Kakak. Sudah, ayo masuk dan jangan banyak tanya lagi." Ucap Vino.
"Kami sudah siap." Ucap Vino kepada anggota mafia The Strongest yang siap untuk mengemudikan mobil itu.
"Baik." Sahut anggota mafia tersebut.
Mereka pun berangkat meninggalkan rumah kontrakan kecil di lingkungan yang kumuh tersebut. Vino pun berjanji tidak akan pernah mau kembali lagi ke lingkungan kumuh itu. Ia hanya ingin hidup mereka bangkit dan menjadi jauh lebih baik kedepannya. Walaupun, kini Vino bekerja sebagai anggota mafia.
**
Vino dan adik-adiknya tiba di rumah mewah. Di sana dirinya sudah di sambut oleh Robert dan para pengawalnya.
"Selamat datang di rumah kalian." Ucap Robert saat menyambut kedatangan Vino dan adik-adiknya.
"Terima kasih Boss." Sahut Vino sambil membungkukkan tubuhnya.
"Ayo ayo silahkan masuk." Ucap Robert mempersilahkan Vino dan adik-adiknya masuk kedalam rumah mewah tersebut.
"Sekarang kalian tinggal di sini. Dan masalah sekolah adik-adik mu, akan saya urus secepatnya. Yang penting, kamu bekerja dengan saya dan melakukan yang terbaik untuk saya." Ucap Robert.
"Baik Boss, saya akan melakukan yang terbaik untuk Boss." Ucap Vino.
"Bagus! bagus! saya salut dengan semangat dan keberanian mu anak muda." Ucap Robert. Lalu, ia tertawa hingga suara tawa nya menggema di rumah itu.
Sejak saat itu lah, kehidupan Vino dan adik-adiknya menjadi lebih baik. Walaupun, pekerjaan Vino sangat beresiko. Vino bisa saja kehilangan nyawa dengan sekejap atau tertangkap oleh petugas dan di penjara.
Adik-adik Vino tidak pernah tahu apa pekerjaan Vino. Mereka hanya mengetahui bila Vino kini menjadi seorang bodyguard seorang pengusaha. Begitulah yang Vino ceritakan kepada adik-adiknya.
Flashback off
Vino kembali ke kamar di mana Gladys di sekap. Ia membawa dua bungkus makanan untuk dirinya dan Gladys. Vino membuka pintu dengan perlahan. Lalu, ia masuk dan menatap Gladys yang masih terbaring di atas ranjang.
"Hei! kemana saja kamu? mengapa begitu lama sekali?" Tanya Gladys saat Vino baru saja menaruh bungkusan nasi di atas meja.
"Tidak kah kamu dengar tadi? aku membeli makanan untuk kamu makan." Ucap Vino.
"Kamu sadar tidak? aku belum mandi dari kemarin. Belum buang air dari kemarin. Apa kau pikir aku ini sebuah boneka yang tidak harus pergi ke kamar kecil?" Tanya Gladys dengan tatapan tajam nya.
Tanpa basa basi, Vino membopong tubuh Gladys dan membawa nya kedalam kamar kecil. Vino menaruh tubuh Gladys kedalam bathtub dengan sangat hati-hati. Lalu, ia membuka ikatan di tangan dan kaki Gladys.
"Mandi lah, bersihkan dirimu. Setelah itu makan lah bersama ku." Ucap Vino.
Gladys terpana dengan sikap Vino. Sikap Vino begitu lembut kepadanya. Bayangan Gladys tentang penculikan sangat lah menyeramkan. Tetapi, mengapa penculik nya ini begitu lembut memperlakukan dirinya.
"Hmmm, siapa nama mu?" Tanya Gladys.
"Terserah kamu mau memanggilku apa. Dan jangan melakukan hal yang aneh atau berusaha lari dari sini. Sikap ku tergantung dengan dirimu, mengerti?" Ucap Vino.
Gladys mengangguk dengan ragu.
Vino mengambilkan handuk bersih dari dalam bufet di dalam kamar mandi. Lalu, ia menaruh nya di samping wastafel.
"Jangan lama-lama." Ucap Vino. Lalu, ia menutup pintu kamar mandi itu.
Gladys beranjak dari dalam bathtub. Lalu, ia mencoba untuk mengunci pintu kamar mandi. Tetapi pintu tersebut tidak dapat di kunci dari dalam. Seperti nya ruangan itu memang di design untuk penyekapan.
"Arghhh.. sialan!" Umpat Gladys saat ia tidak bisa mengunci pintu kamar mandi itu.
Tetapi, Gladys tidak punya pilihan selain membiarkan pintu tersebut tertutup tanpa terkunci. Gladys mulai melucuti pakaiannya dan ia pun mulai membilas tubuh nya.
Gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi. Vino mencoba mendengarkan aktivitas Gladys hanya dari suara gemericik air dan suara-suara dari dalam kamar mandi. Ia duduk dengan tenang di atas sofa menunggu gadis itu selesai membersihkan tubuh nya.
Beberapa saat kemudian, Gladys keluar dari dalam kamar mandi dengan selembar handuk yang menutupi tubuhnya. Vino menatap Gladys dengan canggung. Sebagai lelaki normal, ia terpana melihat Gladys yang tampak begitu menggoda.
"Apa lihat-lihat!" Ucap Gladys sambil melotot kepada Vino.
Vino beranjak dari duduk nya dan menuju ke arah pintu. Lalu, ia berdiri di depan pintu sambil memunggungi Gladys.
"Tidak bisakah kamu keluar saja? aku mau memakai pakaian ku." Ucap Gladys.
"Tidak." Ucap Vino tanpa menoleh sedikitpun kepada Gladys.
"Tadi, saat membeli makanan kamu bisa meninggalkan aku begitu saja tanpa khawatir aku akan melarikan diri. Mengapa sekarang kamu tidak mau meninggalkan aku! dasar lelaki mesum!" Ucap Gladys.
"Tadi aku meninggalkan kamu dengan tangan dan kaki yang terikat. Sekarang kamu tidak terikat." Ucap Vino.
"Alasan kamu saja, pokok nya sekarang keluar!" Teriak Gladys.
Vino menoleh ke arah Gladys. Lalu ia menatap gadis itu dengan tatapan nya yang dingin. Lalu, ia kembali duduk di sofa.
"Mengapa kamu malah duduk di sofa? aku kan menyuruh mu keluar!"
"Karena kamu terlalu cerewet." Ucap Vino sambil melihat tubuh Gladys dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Tatapan Vino membuat Gladys menjadi serba salah dan merasa takut bila Vino melakukan hal-hal yang tidak ia ingin kan.
Gladys tidak berani berkata apa-apa lagi. Ia pergi menuju koper nya dan mengambil pakaian yang akan ia kenakan. Lalu, Gladys mengenakan nya di dalam kamar mandi.
"Dasar perempuan cerewet." Ucap Vino.
"Aku bisa mendengar ucapan mu!" Ucap Gladys dari dalam kamar mandi.
Vino tersenyum tipis, mendengar ucapan Gladys.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Azkayra
boom like,semua karya kak othor baguuusssss
2021-03-05
3
lia
klo mau di tebak sih, kykx Mama Veronica yg jdi dalangnya
2021-01-23
2
Eka Yuliana
bom like untukmu thorr
2020-12-31
2