Vino, nama lelaki itu. Usia nya sama dengan Gladys, 28 tahun. Menjadi seorang mafia, bukan lah keinginan nya. Tepatnya, Vino terjebak situasi dimana dirinya terpaksa menjadi seorang mafia.
Kejadian lima tahun yang lalu membuat Vino terpaksa menjadi anak buah Robert, lelaki tua bangka yang berbadan tambun itu.
Flashback on
Sepuluh tahun yang lalu, awal dimana semua nya terjadi.
"Benar-benar kurang ajar!" Ucap Papa nya Vino saat ia baru saja sampai di rumah.
Vino yang sedang berada di kamar nya terkejut saat mendengar Papa nya mengumpat dan bersumpah serapah di ruang keluarga. Tidak biasanya Papa nya seperti itu. Tetapi, hari ini lain dari pada hari-hari biasanya. Papa Vino yang sabar dan tak pernah marah pulang dalam keadaan yang begitu panik dan emosi.
"Ada apa Pa?" Tanya Mama nya Vino.
"Berani-beraninya Hendra menipuku!"
"Menipu bagaimana Pa?" Tanya Mama nya Vino lagi.
"Diam-diam dia sudah mengambil alih perusahaan! kini kita bangkrut dan tak punya apa-apa lagi." Papa nya Vino tertunduk lesu di atas sofa.
"Pa, bagaimana ini?" Mama nya Vino ikut panik dan terduduk lemas di samping Papa nya Vino.
Vino turun ke lantai bawah dan mencoba menguping pembicaraan Mama dan Papa nya.
Hendra adalah sepupu Papa nya Vino yang di besarkan oleh Kakek nya Vino. Tidak di sangka, Hendra berkhianat dan berniat mengambil semua harta peninggalan Kakek nya Vino. Hendra tidak sadar bahwa dirinya hanyalah anak angkat dan tidak berhak untuk menerima warisan seperak pun dari Kakek nya Vino.
Hendra sudah yatim piatu, lalu dirinya di angkat anak oleh Kakek nya Vino sejak Hendra berusia sebelas tahun. Sebenarnya Hendra sudah mendapat warisan. Tetapi namanya dia manusia yang serakah, ia menjebak Papa nya Vino hingga ia mengambil alih semua harta peninggalan Kakek nya Vino.
Trik yang digunakan Hendra adalah trik yang klasik. Karena Papa nya Vino adalah orang yang baik, ia tidak menaruh curiga sama sekali dengan Hendra.
"Perusahaan kita sedang butuh dana besar, saham turun dan kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Dan kita tidak bisa membayar gaji karyawan." Ucap Hendra beberapa bulan yang lalu kepada Papa nya Vino.
Hendra adalah Direktur keuangan di perusahaan raksasa milik Kakek Vino. Sedangkan Papa nya Vino saat itu sebagai CEO yang memimpin perusahaan tersebut.
"Bagaimana bisa Hen?" Tanya Papa nya Vino.
"Kau tahu sendiri lah, semua perusahaan sedang di ambang kehancuran. Semua sedang sulit, tidak hanya perusahaan kita." Ucap Hendra.
Papa nya Vino memijat kepalanya yang pusing. Saat menatap laporan keuangan yang sedang ia pegang.
"Aku akan berusaha mendapatkan uang secepatnya. Aku mohon bantuan kamu Hen, tenangkan para karyawan. Aku akan mengadaikan semua aset ku demi menyelamatkan perusahaan peninggalan Papa ini." Janji Papa nya Vino.
Sejak saat itu, rumah beserta isi nya di gadaikan oleh Papa nya Vino demi menyelamatkan perusahaan nya yang sedang di ambang kehancuran.
Tidak di sangka, ternyata semua adalah taktik Hendra saja. Hendra sengaja memberikan laporan palsu dan memanfaatkan keadaan yang saat itu memang lagi sulit bagi semua perusahaan.
Setelah semua niat busuk Hendra terlaksana, entah bagaimana Hendra mampu membalikkan hak milik perusahaan menjadi hak milik pribadi nya. Dan mencampakkan Papa nya Vino dari perusahaan tersebut.
Setelah tidak punya pekerjaan lagi dan rumah di sita oleh bank, Vino dan keluarga nya jatuh miskin. Mereka hidup mengontrak di pinggiran kota. Vino yang saat itu baru saja lulus SMA harus berjuang menghidupi kedua orang tua nya dan adik-adiknya dengan bekerja serabutan.
Sedangkan Papa nya Vino menjadi stress dan sakit-sakitan, hingga menutup usia. Mama nya Vino yang tidak terbiasa susah harus mengemis bantuan kepada sanak saudara nya yang tak mau tahu sedikitpun tentang kesusahan mereka. Akhir nya Mama nya Vino merasa putus asa karena semua saudara menjauh dan tak mau tahu.
Lima tahun kemudian, Mama nya vino pun menyusul Papa nya Vino. Sedangkan adik-adik Vino yang masih duduk di bangku SMA dan SMP kala itu, menjadi terguncang. Saat itulah Vino menggantikan tugas sebagai orang tua bagi kedua adik nya.
Pendidikan Vino yang hanya lulusan SMA, tentu saja tidak dapat menjadikan dirinya mendapatkan posisi yang baik dan di anggap rendah. Tetapi, Vino tetap berusaha melakukan pekerjaan apa pun demi dirinya dan adik-adiknya nya.
"Kak, aku akan Ujian Nasional. Aku di minta membayar semua tunggakan sekolah kak." Ucap Clarissa Adik Vino yang duduk di kelas tiga SMA.
Vino menghela napas nya dan menatap kedua bola mata adik nya dengan teduh dan tersenyum.
"Sabar ya, Kakak sedang mencari uang untuk kalian semua. Do'akan saja Kakak ada rezeki besok hari." Ucap Vino.
"Iya Kak." Ucap Clarissa.
Vino memeluk adik perempuan satu-satunya itu. Lalu memeluk Kevin adik bungsu nya yang masih duduk di bangku kelas dua SMP.
Esok hari nya, seperti biasa Vino berangkat kerja. Sudah dua bulan belakangan ini ia menjadi kurir paket di salah satu ekspedisi. Saat Vino sedang mengantarkan Paket, di jalan yang sepi. Ia melihat dua kelompok sedang berseteru dan berakhir dengan baku hantam.
Vino merasa ketakutan saat kelompok satu terpaksa harus mundur ke arah dimana dirinya yang sedang terpana di atas motor yang membawa tumpukan-tumpukan paket di atas nya. Sedangkan kelompok dua terus mengejar kelompok satu dengan senjata tajam.
Tanpa pikir panjang, Vino berniat untuk memutar mencari jalan yang lain. Tetapi terlambat, Vino sudah terjebak di tengah-tengah dua kelompok yang sedang bertikai.
Sebuah benda tumpul menghantam bahu Vino, yang membuat dirinya terjatuh dan meringis kesakitan. Vino sudah benar-benar tidak ada pilihan lain selain ia harus keluar dari kerumunan dua kelompok tersebut.
"Bughhhh..!"
Vino kembali terkapar saat kepalanya terkena pukulan benda tumpul. Vino terinjak-injak dan ia berusaha melindungi dirinya. Satu persatu anggota kelompok satu mulai berguguran karena senjata tumpul dan senjata tajam yang di bawa kelompok dua.
Vino berpikir, apa bila dia mati saat itu, bagaimana nasib kedua adik nya. Sedangkan kelompok dua semakin brutal, tanpa memikirkan mereka salah sasaran atau tidak, Membunuh atau tidak.
Seorang yang memegang senjata tajam ambruk di samping Vino, mulut nya mengeluarkan darah segar karena bagian perut nya terluka. Vino menjadi panik. Saat itu juga ia mengambil senjata tajam yang di pegang oleh orang tersebut lalu ia bangkit dan melawan siapa saja di depan nya.
Vino bagaikan orang yang sedang kesetanan. Dirinya tidak lagi memandang siapa saja, ia hanya ingin keluar dari sana dengan selamat. Ia harus membubarkan dua kelompok yang sudah menjebak diri nya di tengah-tengah pertikaian berdarah tersebut.
"Mundurrrrrr..!" Seru seorang dari kelompok dua.
Napas Vino terengah-engah saat di depan nya tidak ada siapa-siapa lagi. Vino melihat kesekeliling nya. Hingga mata nya menatap kelompok satu yang berdiri di belakangnya, mereka semua sedang terpana menatap Vino yang sedang memegang senjata tajam yang penuh dengan darah manusia.
Vino pun sadar, lalu ia terkejut dan melepaskan senjata tajam tersebut. Dengan panik ia pun langsung mendirikan sepeda motor nya yang terjatuh di aspal dan memungut satu persatu paket yang berserakan dari tas yang berada di sepeda motornya. Lalu, Vino pergi meninggalkan lokasi tersebut.
Tangan Vino gemetar, di tangan dan tubuh nya ada percikan darah. Ia begitu kacau dan panik.
"Apakah aku sudah membunuh seseorang? apakah tadi aku melukai seseorang? aku tidak mau di tangkap polisi, bagaimana adik-adik ku?" Gumam nya.
Vino menepikan sepeda motor nya di jalan yang sepi. Lalu ia mengambil botol air mineral yang berada di dalam jok motor nya. Lalu ia membilas kedua tangan nya. Vino mulai menangis di tepi jalan yang sepi. Ia begitu takut dengan apa yang baru saja terjadi dan yang akan terjadi kedepan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
siti yanti
suka ceritanya yg berbau2 mafia,tapi kasian dan sedih sama nasignya Vino dan keluarganya
2022-05-27
1
Anne Rukpaida
kasian vino
2021-10-09
1
Yani SNA
salut kalo ada cowo spt vino.. 🥳🥳 pokoknya karyamu selalu keren thor
2021-05-23
3