Satmaka melihat Arshinta dengan curiga dan marah, Arshinta melihat dengan santai tanpa merasa bersalah.
“Siapa kau?” tanya Satmaka berjalan hingga berdiri di hadapan Arshinta.
“Aku…
“Turun kan anak ku dulu, apa kau penculik anak?”Satmaka yang langsung menuduh Arshinta tanpa mendengar penjelasan dari nya.
“Tidak. Aku tidak menculik nya, hanya saja tadi dia…..
“Cukup, jangan buat alasan, aku tahu kau itu bersekongkol dengan mereka kan? Cepat ikut aku ke kantor polisi.” Satmaka menarik tangan
Arshinta dengan paksa dan kasar.
“Lepaskan, kau itu tidak bisa lembut sedikit dengan wanita? Asal nuduh lagi.” Arshinta menghempaskan tangan pria itu.
“Lembut dengan penculik? Buat apa? Kau sudah…
“Sssssshhttt…. Di…am.” Gadis itu menempelkan jari telunjuk nya di hadapan mulut Satmaka, sehingga pria itu diam seketika.
“Papa, kakak ini bukan oyang jahat. Papa jangan mayah.”Raka memberikan penjelasan.
“Tuh, dengar kan? Kalau aku menculik nya, harus nya dia nangis dan langsung minta tolong pada mu.” Ucap Arshinta santai.
“Kau bisa saja mengancam nya kan?........... Apa itu dari mu?” Satmaka menunjuk eskrim yang ada di tangan Rakha.
“Iya. Dia bilang suka es krim jadi….
PPLLAAKKK…..
Eskrim itu di buang Satmaka ke tanah.
“Papa, kenapa di buang, Aka suka.” Rakha yang mengeluh dan kecewa dengan ulah papa nya yang main asal lempar.
“Rakha, papa akan memberikan yang baru ya, yang lebih bersih.” Dia berjongkok di depan Rakha, berusaha membujuk nya.
“Kau juga harus membelikan untuk ku juga loh.” Sindir Arshinta.
Satmaka melihat nya dengan marah dan kesal.
“Kau kan sudah dewasa, untuk apa kau makan eskrim seperti anak kecil.” Sindir nya.
“Siapa bilang eskrim itu untuk anak kecil saja? Apa kau belum pernah makan eskrim? Rasa nya enak loh. Coba sekali dan kau akan
ketagihan.” Senyum sinis di berikan Arshinta tanpa ragu.
“Papa hayus ganti es kyim nya untuk kakak yang baik ini.”
“Tuh, dengar gak apa yang di bilang anak ini?” Arshinta menunjuk pada Rakha.
Pria itu menghela kan nafas nya.
“Di mana mba Nova?” Satmaka mencari pengasuh anak yang tidak ada di sekitar Rakha.
“Nnnooovvaaaa…..” teriak Satmaka.
Teriakan nya itu sebenar nya pelampiasan kemarahan nya yang tidak tersampaikan.
“Woy…. Pak, suara mu itu menggema langit loh. Nanti burung-burung dan malaikat akan terkejut.” Sindir Arshinta menutup telinga nya.
Satmaka semakin kesal.
“Sialan, di mana sih si pelayan itu? kenapa tidak pernah becus kalau lagi bekerja?” gumam Satmaka yang masih mencari sosok nya.
“Pak, maafkan saya pak. Tadi saya…..
“Dari mana saja kau Nova??? Apa kau tidak bisa bekerja serius? Apa kau bisa bertanggung jawab dengan………..
Satmaka yang masih marah dan mengomeli Nova yang sudah ketakutan.
“Galak sekali, apa benar dia adalah papa mu?” tanya Arshinta pada Rakha.
“Benayl kak, dia adalah papa ku. Papa memang galak, tapi dia sangat baik hati kok.” Bisik Rakha.
“Baik hati dari mana nya?” sindir Arshinta menggelengkan kepala.
“Mulai sekarang kau tidak usah bekerja lagi pada ku. Pulang kampung saja kau.” Satmaka langsung memecat pengasuh yang sudah bekerja selama 6 bulan mengurus dan menjaga Rakha.
“Pak, tolong maafkan saya pak, saya janji akan bekerja dengan baik. Tolong pak….
“Diam, kau sudah beberapa kali ku beri kesempatan, sekarang batas kesabaran ku sudah habis. Pergi sana!!” Satmaka mengabaikan Nova dan segera menggendong Rakha.
“Papa, Aka tidak mau di gendong, Aka mau jalan saja.” Pinta Rakha.
“Tidak sayang, biarkan papa yang menggendong mu. Biar cepat.” Paksa Satmaka.
“Tidak mau. Aka mau jalan kaki saja.” Rengek Aka dalam gendongan Satmaka.
“Ya sudah. Ini papa turun kan. Kamu jalan nya pelan-pelan saja.” Dia pun pasrah dengan pilihan putera nya.
“Kita beli eskyim kan pa?” tanya Rakha menggenggam tangan papa nya.
“Iya” jawab Satmaka tersenyum pada Rakha.
Rakha berjalan sebaris dengan Arshinta dan Satmaka, anak itu berdiri di tengah dengan memegang kedua tangan orang dewasa itu.
Sesekali anak itu melompat, membuat dua orang dewasa itu memegang erat tangan Rakha agar tidak terlepas dan tidak jatuh.
“Kita seperti keluarga ya.” Ucap Arshinta hanya bercanda saja.
“Oh ya, mana isteri kamu? Mama nya Rakha?” tanya Arshinta.
Tidak ada jawaban dari Satmaka. Dia sengaja tidak ingin mendengar nya.
“Apa dia masih hidup?” tanya Arshinta lagi.
“Diam lah. Apa kau tidak bisa diam? Berisik sekali.” Satmaka merasa gerah dengan pertanyaan gadis yang baru di temui itu.
Nova yang di tinggalkan sendiri dengan meratapi kesedihan karena kesalahan nya, di abaikan begitu saja oleh majikan nya yang galak.
“Kan aku sedang bertanya, kata papa ku, kalau ada orang yang bertanya, harus di jawab, tidak sopan loh mengabaikan orang yang sedang bertanya.” Arshinta yang masih saja membuat Satmaka semakin kesal.
Satmaka berhenti dari langkah nya. Di lihat nya Arshinta yang tanpa rasa takut dan gugup. Justru salah satu alis nya sengaja di naikkan, seakan menunjukkan kalau dia tidak takut pada Satmaka.
“Wanita ini, kenapa aku seperti pernah bertemu dengan nya?” tanya Satmaka di dalam hati.
“Papa, kenapa beyhenti? Apa tidak jadi beli es kyim nya?” Rakha yang sudah tidak sabaran.
“Baik sayang, kita akan pergi. Papa hanya merasa sangat kesal saat ini.” Ucap Satmaka dengan suara pelan.
********
Abraham dan Adley berada di rumah sakit bagian kamar mayat.
Mereka memakai masker dan sarung tangan dari karet. Dengan di dampingi salah satu dokter pria.
“Kenapa di bagian perut nya seperti ada luka dan di jahit?” tanya Abraham.
“Saat mayat di bawa kesini, keadaan nya sudah begini. Menurut kami itu adalah ulah si penjahat yang dengan sengaja melakukan nya.” Jawab si dokter.
“Tapi kenapa? Dan kenapa tidak ada proses otopsi? Apa yang kalian lakukan?” tanya Abraham tegas.
“Siapa sih nih orang? Gak bisa diam aja. Bukan urusan nya juga.” Ucap dokter di dalam hati melihat sinis pada Abraham.
Abraham dan Adley sengaja tidak memakai seragam nya. Mereka lebih suka memakai kemeja atau kaos biasa agar tidak terlalu mencurigakan atau mencolok.
“Kenapa tidak di jawab? Apa kah anda dokter yang pertama kali melihat mayat ini?” tanya Abraham lagi.
“Begini pak…..
“Abraham, panggil saya Abraham.” Ucap nya memotong kalimat si dokter.
“Oh… iya, pak Abraham. Kami tidak bisa melakukan otopsi tanpa perintah dari kepala rumah sakit, keluarga dan kepolisian. Kalau pun dari kepolisian, kami juga harus tahu itu dari polisi mana.” Jawab nya dengan enteng.
“Apa keluarga nya pernah datang dan…
“Sama sekali tidak ada pak Abraham, maka nya untuk apa kami melakukan otopsi kalau tidak ada perintah.” Jawab si dokter dengan santai.
Dia tidak tahu sedang berbicara dengan siapa.
.
.
.
HALLO TEMAN-TEMAN....
NOVEL KITA INI SENGAJA AKU BIKIN MEMBUAT KALIAN PENASARAN.
BANYAK YANG BERTANYA DI MANA INA. SEBENAR NYA AKU BELUM INGIN MENJAWAB NYA, SUPAYA KALIAN LEBIH PENASARAN...MAAF YA...
AKU BERUSAHA MEMBUAT CERITA YANG TIDAK GAMPANG DI TEBAK. TAPI AKU LIHAT ADA BEBERAPA PEMBACA YANG MULAI MENGERTI DENGAN JALAN CERITA KU, DAN AKU SENANG.
UNTUK MAFIA, KENAPA SHINTA HARUS JADI GURU TK... TENANG SAJA SHINTA PUNYA ALASAN SENDIRI.
OH YA... SHINTA DAN ABRAHAM KAN TIDAK TAHU KALAU PAPA NYA MAFIA. DAN APA KALIAN MASIH INGAT TENTANG MUSUH YANG BELUM SELESAI? SEMUA AKAN DI BAHAS DI SEASION INI.
UNTUK CRAZY UP, PASTI. TAPI BERHUBUNG MAU AKHIR TAHUN JADI SATU SATU DULU YA...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 282 Episodes
Comments
On fire
💛🤍🤍💓
2024-11-03
0
On fire
Werttds
2024-11-03
0
evdpus
inanya amana Thor?
2022-06-07
0