Matahari bersinar semakin terik, kini Ardina tengah berada di lapangan basket bersama dengan anak club basket lainnya. Mereka tengah berlatih bertanding antara tim putra melawan tim putri untuk persiapan esok.
"Ren, oper sini ren" ucap Ardina saat melihat temannya tengah dikepung oleh lawan.
Rena langsung mengoper bola basket kearah Ardina, Ardina pun menangkap bola itu.
Dengan lincah Ardina mendrible bola hingga kedepan ring lawan. Tanpa berlama lama ia pun memasukkan bola itu kedalam ring.
"Goalllllll" sorak mahasiswa yang tengah menonton pertandingan itu.
"Yeyyy" Ardina pun berlari kegirangan.
Suara peluit menggema di tengah lapangan.
"Istirahat 5 menit" ucap pelatih.
"Baik" jawab anak basket.
"Nih minum" ucap Claudia yang sedang berada di pinggir lapangan karena ia kebagian menjadi tim cadangan.
"Thanks" ucap Ardina.
"Lu ada lap ngga, keringetan nih gue" ucap Rena.
"Nih" ucap Claudia sembari memberikan handuk kepada Rena.
"Minta minum" ucap william yang tiba tiba datang dan mengambil minuman yang ada di genggaman Rena.
"Ck, nih anak kebiasaan banget" gerutu Rena.
"Bukannya lu kebagian minuman di grup lu ya, kok lu ambil punya kita?" tanya Claudia.
"Males kesana, jauh, cari yang deket" ucap William.
Memang benar posisi William saat pertandingan dekat dengan tempat Ardina dkk istirahat, jadi ia memutuskan untuk bergabung dengan mereka.
"Mana Keano?" tanya Ardina.
"Iya mana dia, biasanya ngikut lu Will" ucap Rena.
William pun mengedarkan pandangannya.
"Tuh dia" ucap William sembari menunjuk kearah Keano yang sedang bersama dengan Agnez.
"Lagi diganggu ma kucing garong" ucap William.
Ardina, Claudia dan Rena pun melihat kearah yang ditunjuk William.
Terlihat Agnez sedang bergelayut manja di lengan Keano, tetapi Keano mencoba untuk mencari jalan keluar agar Agnez berhenti mengikutinya.
"Nez, lepasin" ucap Keano yang sangat risih dengan kelakuan Agnez.
"Aku ngga mau lepasin kamu, pasti kamu mau kesana kan?" ucap Agnez sembari menunjuk kearah Ardina dan yang lainnya berada.
"Aku ngga mau kamu deket deket sama upik abu itu, aku ngga rela" ucap Agnez.
Mendengar ucapan Agnez, Keano hanya memutar bola matanya malas.
Dan tanpa diduga Dewi keberuntungan berpihak kepada Keano. Tak lama seorang mahasiswi menghampiri mereka.
"Nez, dipanggil sama Bu Dian, suruh ruangannya" ucap Cia.
''Akhirnya dewi keberuntungan berpihak padaku" batin Keano kegirangan.
"Nanti aja, aku mau berduaan ama yayang bebeb" ucap Agnez.
"Nez, kamu tuh dipanggil Bu Dian, cepetan kesana" ucap Keano yang sudah merasa sangat jengkel dengan kelakuan Agnez.
"Ih yaudah, demi kamu aku temuin Bu Dian" ucap Agnez.
"Yaudah sana" ucap Keano dengan wajah datarnya.
Agnez pun pergi meninggalkan Keano dengan ikuti oleh Cia. Keano pun berjalan menuju Ardina dan yang lainnya berada.
Keano langsung merebut minuman yang ada di tangan Ardian. Ia pun meminumnya hingga habis tak tersisa.
"Napa sih lu ngga terima aja dia jadi pacar lu" tanya William.
"Dih ogah gue pacaran ma mak lampir, yang ada idup gue suram" ucap Keano.
"Kalo lu mau ambil aja, gue ikhlas lahir batin" ucap Keano kembali.
"Dih ogah, mending gue ama yayang Rena" ucap William.
"Dih apaan lu, ogah gue ama tukang playboy, najis" ucap Rena.
"Tapi kan sayang" ucap William sambil menaikkan kedua alisnya.
"Dih mending gue sama dadang, orangnya diem, pinter, baik lagi, kagak kayak lu yang gebetannya udah kayak padi disawah" ucap Rena.
Dadang adalah salah satu teman kelas mereka yang berpenampilan culun.
"Hahaha, sukurin" ejek Keano.
William pun hanya bisa menekuk wajahnya.
"Eh ayo kesana, udah mau dimulai lagi pertandingannya" ucap Ardina.
Claudia dan yang lainnya mengikuti Ardina menuju tengah lapangan. Dan langsung mengambil posisi masing masing.
Pertandingan pun dimulai.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=♡♡♡♡\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Seorang pria muda yang mengenakan setelan casual yang dipadukan dengan jas abu abu tengah menuruni anak tangga sembari membawa sebuah tas kulit di tangan kirinya.
"Mom, dad, Davian berangkat dulu" pamit Davian.
"Lho kok baru berangkat, mommy pikir kamu udah berangkat dari tadi" ucap Viona.
"Belum mom, buktinya Davian masih di rumah" ucap Davian.
"Yaudah mom, dad, Davian berangkat ke universitas kalo gitu" ucap Davian sembari mencium kedua tangan orang tuanya.
"Hati hati dijalan" ucap Darka.
"Iya dad, bye mom dad" ucap Davian sembari berjalan meninggalkan kedua orang tuanya.
Davian pun masuk kedalam mobilnya, kemudian melajukannya menuju jalanan.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=♡♡♡♡\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Di tengah lapangan suasana semakin memanas, bukan karena cuaca hari ini yang memanas tetapi karena kedua belah tim yang tengah melakukan pertandingan belum juga berhasil mencetak poin.
"Cin, oper ke gue, Cin" teriak Ardina pada Cintya.
Karena sudah terkepung lawan Cintya pun mengoper bola ke arah Ardina dan Ardina pun menangkapnya.
Dengan lincah Ardina pun menggiring bola mendekati ring lawan. Tetapi tanpa diduga, Keano muncul dan mencoba menghalangi Ardina.
"Duh, pakek acara muncul segala nih tuyul" batin Ardina.
Ardina mencoba mencari celah, agar bisa memasukkan bola yang sedang ia drible ke ring lawan, tetapi ia masih belum menemukan celah.
"Mau kemana lu, enak ae mau kabur" batin Keano.
"Ar, lempar bola ke gue" teriak Rena.
Tanpa aba aba Ardina pun melempar kearah Rena. Dan tiba tiba...
Duk...
"Aduh" pekik seorang pria.
Flash back on...
Sebuah mobil mewah terparkir rapih di parkiran sebuah univetsitas swasta. Setelah memarkirkan mobilnya, Davian langsung keluar dari dalam mobil itu. Ia berjalan sembari melihat lihat keadaan universitanya dulu.
"Banyak sekali yang berubah" ucap Davian.
Saat melewati lapangan basket, tiba tiba ia dikejutkan dengan bola basket yang terbang ke arahnya, karena kaget bola itu pun mengenai kepalanya.
Flash back off...
Semua orang langsung mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara, begitu juga Ardina.
"Aduh, pakek kena kepala orang lagi" batin Ardina.
Rena langsung menatap kearah Ardina dan memberikan kode kepadanya untuk menghampiri pria itu.
Ardina pun hanya bisa meringis ke arah Rena.
Dengan pasrah Ardina pun menghampiri pria itu.
"Aduh maaf Mas, saya ngga sengaja, pasti sakit ya" ucap Ardina.
"Ya jelas sakit lah, lu ini gimana sih Ar" batin Ardina.
Mendengar ucapan Ardina, Davian langsung menatap kearah Ardina.
"Cantik" batin Davian.
"Ih apaan sih, aneh banget tau ngga" batin Davian saat menyadari bahwa ia tengah memuji wanita didepannya.
"Mas, mas, MAS!" ucap Ardina sembari memegang bahu Davian.
"Eh" ucap Davian yang sadar dari lamunannya.
"Hmm, lain kali hati hati" ucap Davian datar.
Davian pun pergi dari tkp dan meninggalkan Ardina yang tengah menatapnya bingung.
"Aneh" ucap Ardina.
"Woi Ar, bawa sini bolanya" ucap Keano.
Ardina langsung mengambil bola basketnya dan masuk kedalam lapangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Sunshine
lumayan cerita nya
2020-12-27
1