Chapter 4

"Ar ayo" panggil Keano yang tengah menunggunya di depan mobil miliknya.

"Ren, Clau, gue duluan ya" ucap Ardina.

"Iya ati ati" jawab Rena.

Ardina pun berjalan menyusul Keano. Sementara dari balkon atas Davian tengah melihat kearah Ardina yang berjalan menuju mobinya.

"Dasar murahan, mau aja diajak pulang sama cowo" batin Davian.

Mobil yang ditumpangi Keano dan Ardina mulai perjalan keluar area parkir universitas.

"Ken, mampir ke toko buku dulu" ucap Ardina.

"Iya" jawab Keano yang tengah menyetir.

Tak lama mobil mereka sampai di sebuah toko buku langganan Ardina.

Ting...

"Selamat datang" sapa sang pegawai toko.

Ardina pun membalasnya dengan senyuman. Ia langsung menuju ke sebuah rak buku yang berisikan novel berbahasa turki dan diikuti oleh Keano dari belakang.

"Tumben beli novel yang bahasanya turki?" tanya Keano.

"Hooh, pengen cari bahasa yang baru" ucap Ardina.

Setelah mendapatkan buku yang ia mau Ardina pun bergegas membayar buku dan pergi keluar dari toko buku langganannya.

"Ken mampir ke Swalayan dulu, stok jajan gue udah abis nih" ucap Ardina pada Keano.

Keano langsung mengarahkan mobilnya ke swalayan terdekat. Mobil mereka pun berhenti didepan swalayan.

"Ar gue titip yang kayak biasanya ya " ucap Keano.

"Lu ngga ikut turun Ken?" tanya Ardina.

"Ngga lagi maes gue, nih ambil, pake itu aja bayarnya" ucap Keano sembari memberikan card platinumnya.

"Wih rejeki anak sholeha nih, thanks" ucap Ardina sembari mengambil card milik Keano.

Ardina langsung bergegas masuk kedalam swalayan. Ia pun mengambil troli dan bendorongnya menuju rak yang berisikian makanan ringan.

"Rasa keju apa balado ya" ucap Ardina yang sedang memilih makanan ringan kesukaannya.

"Semuanya aja deh" ucap Ardina.

Setelah selesai mengambil beberapa cemilian, Ardina langsung berjalan menuju bagian minuman. Ia mengambil beberapa yogurt dan juga minuman bersoda.

Saat ingin menuju kasir, ia mendapati Davian tengah memilih minuman.

"Aduh" batin Ardina.

Ardina langsung berbalik arah dan mengambil jalan lain, tetapi tanpa diduga Davian mengetahui perilakunya itu.

"Bukannya dia itu" batin Davian.

"Hey kamu" panggil Davian.

"Aduh" batin Ardina yang tengah menundukkan kelapanya sembari berjalan menjauh.

"Huh selamat" ucap Ardina setelah sampai didepan kasir.

Ardina pun langsung membayar belanjaannya.

"Hanya ini saja, mbak?" tanya sang kasir.

"Em sebentar" ucap Ardina sembari mengecek belanjaannya.

"Oh iya, Keju" ucap Ardina.

"Kurang satu barang mbak" ucap Ardina.

Ardina langsung bergegas menuju rak berisikan berbagai merk keju.

"Aduh ada orang itu lagi" batin Ardina saat mendapati Davian tengah memilih beberapa merk keju.

"Aku ada ide" ucap Ardina.

Ia langsung melepas jaket yang terikat diperutnya, lalu memakai dan menutupi kepalanya dengan tudung jaketnya.

Dengan langkah pasti Ardina berjalan mendekati Davian, karena merk keju kesukaannya terletak tak jauh dari Davian berdiri.

Setelah mengambil keju kesukaannya Ardina pun berbalik dan berjalan kembali, tetapi tiba tiba seseorang menaring tudung jaketnya sehingga ia berhenti berjalan.

"Mau kemana kamu" ucap orang itu.

Deg...

Sontak Ardina membalikkan tubuhnya.

"Eh bapak" ucap Ardina sembari meringis.

"Bapak ngapain disini?" tanya Ardina.

"Lagi jualan sayur, ngga liat apa saya lagi milih milih keju ini" ucap Davian.

"Yaudah pak kalo gitu saya kekasir dulu" pamit Ardina.

"Eh mau kemana kamu, jangan asal pergi aja" ucap Davian.

"Mau ke kasir pak" ucap Ardina.

"Nanti dulu, nih bantuin saya milih keju yang bagus buat bikin kue" ucap Davian.

"Emang bapak bisa bikin kue?" tanya Ardina.

"Bukan saya, tapi mommy saya yang mau bikin kue, kamu pilih aja yang paling bagus" ucap Davian.

Ardina hanya mengangguk paham.

"Kenapa kamu tadi lari saat saya panggil kamu?" tanya Davian penasaran.

"Engga tuh pak, kapan bapak manggil saya, orang saya ketemu bapak barusan" bantah Ardina.

"Kamu pikir mata saya buta gitu, saya masih bisa melihat orang dengan jelas" ucap Davian.

"Pasti kamu kabur karena tadi pagi kamu udah buat kepala saya jadi memar" ucap Davian.

"Saya kan udah minta maaf, lagi pula bapak juga salah udah tau saya mau ngelempar bola, bapak masih disitu" ucap Ardina.

"Kapan kamu minta maaf sama saya" ucap Davian.

"Bapak pikun apa gimana sih, saya tuh sudah minta maaf tapi bapak malah pergi" ucap Ardina.

"Berani kamu bilang saya pikun!, tadi buta sekarang pikun, besok apa!" ucap Davian.

"Saya ini dekan sekaligus dosen kamu, enak aja kamu ngatain saya kayak gitu" ucap Davian.

"Ih pak saya ngga bilang kalo mata bapak buta ya" ucap Ardina.

"Nah tuh barusan kamu bilang kalo mata saya buta" ucap Davian.

"Udah deh pak, nih kejunya saya mau pulang, bye" ucap Ardina.

"Eh ini" ucap Davian saat Ardina pergi menjauh.

"Ini mbak kejunya" ucap Ardina pada kasir.

"Itu pacarnya mbak ya?" tanya sang pegawai kasir.

"Dih bukan mbak, ya kali saya punya pacar kayak dia, bisa mati muda saya mbak" ucap Ardina.

"Tapi cocok lho mbak, yang satu tampan yang satu cantik" ucap pegawai kasih.

"Berapa totalnya mbak?" tanya Ardina.

"400 rb mbak, mau dibayar tunai atau non tunai" ucap pegawai kasir.

"Pake card aja mbak" ucap Ardina.

Setelah selesai membayar Ardina pun keluar sembari membawa barang belanjaannya.

Ceklek...

"Udah selesai belanjanya?" tanya Keano saat berada di mobil.

"Udah dong, nih cardnya plus pesenan punya lu" ucap Ardina.

Keano pun menghidupkan mesin mobilnya dan mulai mengendarainya menuju rute pulang.

Sesampainya dirumah, Keano angsung membantu Ardina membawakan barabg belanjaannya.

"Ma Ardina pulang" ucap Ardina.

Keano langsung membawa belanjaan Ardina ke dapur.

"Ar, gue pulang ya" pamit Keano.

"Ngga mampir nih?" tanya Ardina.

"Ngga nanti aja" jawab Keano.

"Oke, thanks ya" ucap Ardina.

"Too" jawab Keano sembari pergi dari hadapan Ardina.

"Dek" panggil Anggun.

"Eh mama" ucap Ardina.

"Itu keano ya dek?" tanya Anggun.

"Iya ma, emang kenapa?" tanya Ardina.

"Kok ngga disuruh mampir, mama bikin kue lho" ucap Anggun.

"Udah mah katanya nanti aja" ucap Ardina.

"Itu yang dimeja apa, dek?" tanya Anggun saat melihat sebuah paper bag.

"Cikinya adek mah, tadi adek abis beli buku trus sekalian mampir ke swalayan" ucap Ardina.

"Kamu beli ice cream ngga kalo beli, buat mama aja ya, kamu beli lagi aja" ucap Anggun.

Ardina yang mengetahui itu sudah menduga kejadian itu sebelumnya.

"Dasar mama, ice cream mulu pikirannya" batin Ardina.

"Iya ambil aja ma, nanti adek suruh abang beliin ice cream lagi" ucap Ardina.

"Yaudah ma, adek kekamar dulu" ucap Ardina setelah membereskan barang belanjaannya.

"Iya" ucap Anggun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!