Daffa Pov
Hari ini seperti biasa, pagi-pagi aku sudah sampai ke sekolah. Sebagai Ketua Osis, Aku ditugaskan untuk mencatat para siswa yang telat dan melanggar aturan.
Saat ini aku sedang bersandar di pintu gerbang, untuk memastikan sudah tidak ada teman-teman yang telat.
Baru saja aku ingin berbalik untuk masuk, tiba-tiba sebuah taxi berhenti di depan gerbang. Aku kembali berdiri di tempat ku semula, untuk melihat siapa yang datang.
Aku mengernyit saat melihat siapa yang turun dari taxi. kenapa dia naik taxi? lalu dimana ayahnya? ucap ku dalam hati sambil memperhatikannya. Dia Audry Federica, bisa kulihat dia menhela napas lega. Ada apa dengannya?.
"Kenapa telat?" Ucap ku, ketika dia sudah sampai di hadapan ku.
"Nyari *taxi* susah." Ucapnya tanpa menatap ku.
"Tumben naik taxi?" tanya ku lagi. kenapa aku jadi kepo gini sih.
"Ayah gue lagi tugas keluar kota." Ucapnya setelah mendorong ku sedikit agar tak menghalangi jalannya untuk masuk.
"Kenapa ngak ngomong biar gue jemput?" Saran ku asal ingin melihat reaksinya. see, dia berbalik dan menatap ku garang. kenapa aku suka sekali menggodanya seperti sekarang.
"Sayang tunggu donk.." Goda ku padanya. Tapi gadis itu tak menggubris.
☆☆
Bell tanda waktu istrahat pertama telah berbunyi, aku segera beranjak keluar kelas menuju ruang Osis. ya, aku memang banyak menghabiskan waktu disana.
Sesampai di ruang Osis, aku langsung duduk di kursi kebesaran ku sambil memainkan salahn satu game yang lagi viral saat ini.
Cukup lama aku terduduk dengan handphone ditanganku. Tiba-tiba suara berisik dan tawa beberapa cewek mengganggu indera pendengaranku.
Aku bangkit dan menuju jendela untuk melihat siapa mereka, dan lihat ternyata keempat cewek itu. Ntah apa yang mereka tertawakan, tapi aku suka melihat dia, Audry sedang tertawa bersama ketiga sahabatnya.
"Manis dan Menarik" Monoloq ku sambil menatapnya yang asyik tertawa.
☆☆
Setelah cukup lama kami berkutat dengan pelajaran yang cukup menguras otak, dengan berbagai rumus dan teorinya.
Akhirnya bell bertanda kegiatan belajar mengajar telah berakhir pun berbunyi. Aku mengambil handphone dalam tas, dan mengirim sms untuk seseorang.
Me
"gue tunggu elo di parkiran."
Bunny
"gue bisa pulang sendiri".
Aku hanya membaca saja balasan WhatsAap darinya, tanpa membalas. Setelahnya aku berjalan ke arah meja keempat gadis itu.
"Sudah siap?" Ucapku, Ia mendongak dan mata kami bertemu.Ku denger ia menghelai nafas, dan kembali menata buku kedalam tasnya.
"gue pulang sendiri aja." ucapnya dan mengalihkan pandangannya ke arah depan.
"Ayo!" Ucapku tegas, sambil menarik pergelangan tangannya, tanpa mendengar penolakan yang akan dia lontarkan.
"Elo apa apaan sih?" Ucapnya ketus dan menghempas kasar tangan ku dari tangannya.
"Masuk" Ucapku tanpa menjawab pertanyaannya.
"Ngak mau" tolaknya. Jangan sebut aku Daffa Wijaya kalau apa yang aku inginkan tak terpenuhi.
Tanpa berucap lagi, aku mendorong tubuhnya pelan ke dalam mobil, di jok samping kemudi. Audry berontak? Oh jelas, tapi aku tak perduli.
Setelah ku pastikan Audry masuk, aku pun mengitari mobilku menuju kursi kemudi. Setelah aku masuk, dia langsung mencubit lengan ku.
"Awww" Aku meringis, Sepertinya dia sangat kesal pada ku. Tapi aku tak perduli.
"Kok gue dicubit sih?" Ucap ku sok sebal.
"Dasar nyebelin, tukang paksa!" Ucapnya geram. Aku tersenyum geli mendengar ucapannya barusan.
"Tu elo tau." Ucap ku enteng.
"Resse." Dengusnya Frustasi.
"Awww, wah elo kok main cubit-cubit terus sih." Ringisku, sambil mengusap lengan ku yang ia cubit, sungguh rasanya sangat panas sekali.
"Habisan elo nyebelin."Ucapnya, setelahnya dia mengarahkan pandangannya kearah jendela. Aku pun mulai menjalankan Mobil menuju rumah Audry.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments