Tak terasa sudah seminggu Audry menjalani hari sebagai salah satu siswa di sekolah Bakti Bangsa. Selama seminggu itu pula ia sudah banyak mengenal teman sekelas, seangkatan, kakak kelas, bahkan adik kelas lain.
Bahkan sekarang ini ia juga dekat dengan salah satu siswa di kelasnya. Tapi sepertinya teman mereka tak ada yang tau perihal kedekatan mereka seperti apa.
"Ry, ntar pulang sekolah, gimana kalau kita jalan-jalan ke Mall?" Ucap Sisi.
"Cuma Audry aja nih yang di ajak?" Ucap Manda. Sisi ingin menjawab, tapi malah ngak jadi karena keduluan sama Serly.
"ia nih, elo ngak lupakan kalau kita juga sahabat elo berdua?" Ucap Serly sewot.
"Ck, gue belum selesai ngomong ogeb!!" Ucap Sisi sambil menoyor kepala kedua sahabatnya, membuat kedua sahabatnya mencibir sewot. Sementara Audry hanya tersenyum tipis melihat ketiga sahabatnya berdebat.
"Ehm,,," suara deheman seseorang mengalihkan perhatian keempat cewek yang lagi asyik berdebat. Mereka kompak menoleh ke sumber suara.
"Bisa kita bicara?"Ucap orang itu ambigu. See, keempat cewek itu bingung dan saling menatap. Nih Orang mau ngomong sama siapa sih sebenarnya? gitu kira-kira yang ada diFikiran keempat cewek itu.
"Elo mau ngomong sama siapa c do?" Tanya Manda. yang melihat kebingungan ketiga sahabatnya.
"Audry." Ucap Edo menujuk Audry dengan dagunya.
"Hah?" Sementara yang ditunjuk dibuat bingung. Ia menatap Edo dan ketiga sahabatnya bergantian. seolah memastikan.
"Ngomong apa y? parasaan kita ngak satu kelompok deh?" Ucap Audry lagi, bingunglah dia, secara mereka ngak pernah ngobrol satu sama lain walaupun mereka sekelas.
"Bi-bisa kita bicara diluar?" Ucap Edo gagap, karena keempat cewek dihadapaannya menatapnya penuh selidik.
Akhirnya Audry pun mengiakan ajakkan Edo untuk berbicara di luar kelas, sesuai keingin cowok itu.
"Ada apa iya?" Tanya Audry to the poin, setelah mereka sampai di luar kelas.
"Ehm, gue sebenarnya mau ngundang elo ke acara teman gue ntar malam." Ucap Edo ragu.
Apalagi saat ini ia melihat pancaran kebingungan dimata gadis didepannya.
"Hah?" Pernyataan Edo tadi semakin membuat Audry bingung.
"Tunggu deh, Tadi elo ngomong apa?" Tanya Audry lagi.
"Salah satu teman gue, ada yang ultah, jadi dia minta gue ngajak elu keacaranya dia?" Jelas Edo.
"Tapi kenapa? Perasaan gue sama elo aja ngak dekat, dan teman elu yang mana?" Ujar Audry dengan wajah bingung yang tak bisa ditutupi.
"Sebenarnya teman gue itu kakak tingkat kita, dia-" Ucapan Edo harus terpotong karena tiba-tiba seseorang menyelah kata-katanya.
"Sayang, ternyata kamu disini?" Ucap Orang itu sambil merangkul pundak Audry. Auto kaget dong Audry dan Edo mendengar Ucapan Orang tersebut. Siapa lagi kalau bukam Daffa Wijaya si ketua Osis resse.
"Sa-sayang? Elo manggil Audry sayang? Maksudnya, kalian pacaran?" Tanya Edo beruntun.Yang dibalas anggukan oleh Daffa, sementara Audry sendiri belum sepenuhnya sadar akan keterkejutannya tadi.
"Sayang, aku dari tadi nyariin kamu loh, eh ternyata kamu disini asyik asyikkan ngobrol." Ucap Daffa masih merangkul bahu gadis itu.
"Sayang, kita kelas yuk." Ucapnya lagi dan menyeret paksa Audry dari sana.
Sampai di kelas Audry baru sadar kalau Daffa menyeretnya. Ia menepis kasar tangan Daffa dan melotot ke arah Daffa, mala ditanggapi kekehan geli pemuda itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-10
4