Pagi harinya Dicky sudah rapi hendak turun ke lantai bawah untuk sarapan. Dilihatnya adik bungsunya pun sudah rapi hendak berangkat ke kampus.
"Ada kuliah, Del?"
"Iya, Kak. Sedang ujian semester. Hari ini ada ujian praktikum. Jadi harus berangkat pagi-pagi"
"Ya, sudah. Bareng sama Kak Dicky aja. Kebetulan Kak Dicky ada perlu dekat situ"
"Perlu apa? Ngapel ya, Kak?"
Adellia menggoda kakak nya, dia tau ada seorang perempuan yang sedang dekat dengan kakak keduanya itu. Seorang dosen muda di kampus nya. Dia baru diangkat menjadi dosen dikampusnya, hanya saja pada fakultas berbeda.
"Hmmm... Kalo diem berarti iya. Ngaku aja, Kak?!"
"Kamu ini sok tahu bener ya"
Adel mencium pipi Dicky, Dicky hendak menangkap tangan nya, namun Adel jauh lebih cepat. Dia berlari kecil menuruni tangga sambil tertawa. Dicky mengejarnya dari belakang.
"Adel ... Dicky ... Kalian ini seperti anak kecil aja lari-larian di tangga. Bagaimana kalau jatuh?!"
Yulia yang sudah berada diruang makan bersama Juan, menegur kedua nya.
"Kak Dicky ni, Ma"
"Lah... Kok jadi Kak Dicky sih"
"Tau ga, Pa. Kak Dicky sudah ganteng pagi-pagi ini dia mau ....hmmm..."
Dengan cepat Dicky membekap mulut Adel sehingga adiknya itu tak dapat melanjutkan perkataannya.
"Jangan bawel, Dek", bisik Dicky.
"Hmm... Ada jasa tutup mulutnya lo, Kak", balas Adellia berbisik
Dicky hanya geleng-geleng kepala menihat keisengan si bungsu. Yulia menyuruh mereka segera duduk dan sarapan bersama. Porsi makanan untuk empat orang yang khusus dibuat Yulia untuk suami dan anak-anak nya. Menu nasi uduk spesial pakai sambel telor, orek tempe, dan tak lupa kerupuknya.
"Kamu semalam pulang malam sekali, ada lembur Dicky?", tanya Juan.
"Ah, iya Pa. Mempersiapkam buat negosiasi ekspor komoditi kita bulan depan. Pulang nya Dicky mampir ke rumah Kak Yudha"
"Bagaimana kabar mereka, sudah lama mereka tidak main kesini", tanya Yulia.
"Kak Risa baik, Dhika juga baik makin lincah aja. Tapi semalam Dicky tudak ketemu Kak Yudha, Ma"
"Dia belum pulang?"
"Kak Yudha, lagi ada Rakor di Bogor, Ma. Kalau tidak mundur malam ini baru pulang", sambung Adel tiba-tiba.
"Kalau Yudha tidak dirumah kenapa Risa dan Dhika tidak menginap saja disini. Dia kan sedang mengandung, lebih aman kalau dia disini"
"Iya juga, Ma. Mungkin pekerjaan sibuk sekali, Kalau Kak Yudha jarang pulang begitu"
"Kalau Kak Yudha sih biasa jarang pulang. Waktu di staff kementrian aja begitu. Dia dipercaya atasan makanya tugas-tugas penting dia yang menanggani. Apalagi sekarang sudah di posisi bagus, dan banyak pejabat negara yang kenal dengan dia. Pasti banyak kegiatan inilah itulah", cerocos Adel.
"Bagus sih seperti itu, cuma Papa harap Yudha bisa pilah-pilih teman. Apa lagi sebagai pejabat kementerian, harus lebih berhati-hati. Tidak semua teman itu benar-benar tulus pada kita", Juan menyambung obrolan anak-anaknya.
"Dicky percaya kalau Kak Yudha pasti bisa menjadi yang terbaik, Pa. Dia pasti akan lebih cerdas dalam berbuat dan bertindak. Dicky yakin itu"
Semua orang mengangguk tanda setuju ucapan Dicky tadi. Dari dulu Yudha Lintang Marabahan di kenal tegas, berani dan pantang disuap. Dia juga terkenal solid terhadap teman, ramah terhadap bawahan. Sehingga membuatnya disayangi kawan dan disegani lawan.
Bukan hanya rekan kerja yang kagum dengan sosok pribadi Yudha, kedua adiknya pun mengagumi kakak suluh mereka. Bagi Dicky dan Adellia, Yudha adalah kakak yang terbaik didunia. Yang selalu menjadi contoh bagi kedua adik-adiknya.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments