Hari ini semua staf disibukkan dengan urusan masing-masing. Perusahaan sedang mengembangkan sayap nya untuk masuk ke pangsa pasar eropa dan asia tenggara. Dicky sudah di sibukkan dengan padatnya agenda kerja dia hari ini. Setumpul berkas yang ada dimejanya harus ia cek ulang untuk meminimalisasi kesalahan yang terjadi.
Sekretaris nya pun tak kalah sibuk, berkas barang masuk dan keluar harus segera ia rapi kan. Begitu juga dengan data yang harus dikirimkan kepada kolega dan calon rekanan bisnis mereka. Pada bulan ini Dicky memenangkan sebuah tender besar untuk meng ekspor komoditi unggulan ke pangsa pasar eropa.
Drrrr.... Drrrr...
Dering telepon di meja kerja nya menghentikan kerja dia sesaat.
"Maaf pak, ada sambungan telepon dari London untuk anda di line tiga"
"Oke, baik. Segera sambungkan"
Sambil mengecek pekerjaan di layar laptop nya Dicky menerima telepon dari kolega nya di London. Rekanan bisnis lama nya disana. Tak lama dia selesai berbicara, ponselnya pun berdering.
Drrr.... Drrrr...
"Halo ... "
"Halooo.... Oom Dicky"
"Eh ..."
Dicky berhenti sejenak. Mengamati layar ponselnya, sebuah nomor yang tak dikenalnya. Dan suara anak kecil itu ... Yaahh... Dhika.
"Dhika?"
"Yaaa... Betul. Seratus buat, Oom Dicky"
Hahahahaaa.... Dicky tertawa
"Mana hadiahnya buat, Oom. Kan Oom Dicky bisa tebak suara kamu"
"Hadiaaaaahnyaaaa....."
Dhika berfikir keras apa yang harus dia berikan pada Oom ganteng kesayangannya itu.
"Ahaaa... Sesuatu"
"Sesuatu apa?"
"Ra ... Haa.... Siii..aaaa.."
Hahahha .... Lagi-lagi Dicky tertawa melihat polah bocah lucu itu.
"Ini no handphone siapa, Dhika? Bukan no Mama atau Papa mu, bukan?"
"Save it, Oom!"
"Hmm..."
"Ini punya aku ... Papa yang belikan aku kemarin. Hadiah karena aku ga nakal, Oom"
"Hmmm... Begitu ya. Kalo begitu nanti Oom save ya. Eh.. ngomong-ngomong kamu lagi apa, sayang?"
"Lagi telpon Oom Dicky"
Olalala... Lah iya lah, pikir Dicky. Ini anak makin membuat dia gemes setengah mati. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan keponakan nya itu.
"Oom, sibuk ya. Nanti aku telpon lagi ya, Oom. Dadaaah... Oom ... Love you .. muaach..."
"Love you too"
Dicky senyum-senyum sendiri dibuatnya. Dia ingin rasanya segera menyelesaikan semua pekerjaannya sekarang dan langsung pergi menemui Dhika.
Namun apa daya, dia tetap harus berjibaku lagi dengan pekerjaanya yang sudah di ambang deadline-nya.
******
Pukul 19.00 wib, Dicky baru mengeluarkan kendaraannya dari parkiran kantor. Lembur yang sangat lumayan beberapa hari ini. Dan malam ini dia berniat menemui Dhika.
Dicky mampir sebentar di toko kue langganannya, memberi beberapa kue coklat dan setelah itu dia masih menyempatkan diri mampir ke salah satu mall. Membelikan hadiah khusus buat keponakannya itu.
Tepat pukul delapan lebih sepuluh menit, mobilnya sudah terparkir dihalaman rumah Yudha.
"Oom Dicky...", teriak Dhika dari dalam rumah saat melihat Oom gantengnya itu datang.
"Halooo... Ganteng"
Dhika memeluk Dicky lalu mencium pipi Oom gantengnya itu.
"Ini Oom bawa sesuatu buat kamu?"
"Apa itu"
"Coba tebak!"
Dhika melirik ke kantong plastik putih besar yang dibawa Dicky. Sejenak ia berfikir, menerka-nerka apa yang akan diperolehnya itu.
"Aku tahu!"
"Apa?"
"Kue coklat...?!"
"Pintar banget ya, ponakan Oom yang ganteng ini"
Dhika beesorak gembira. Dia langsung mengambil kantong besar itu. Dia membuka nya yang pertama. Sekotak kue coklat kesukaan dia. Lalu kantong yang kedua, sebuah mainan remote control terbaru. Bukan maen senangnya Dhika. Dia memeluk Oom ganteng kesayangannya itu. Sambil mencium nya dan mengucapkan terima kasih.
"Dicky"
"Kak Risa, apa kabar, Kak. Gimana keadaan kandungan Kak Risa?"
"Alhamdulillah sehat, dek. Bayi nya juga sehat. Kami datang dari tadi? Ya ampun, Dhika. Ada Oom Dicky datang kok ga panggil Mama?"
Dhika hanya nyengir sambil terus menikmati kue coklat kesukaannya.
"Kak Yudha, belum pulang Kak?"
"Kak Yudha sedang ada raker di Bogor. Sudah dua hari ini dia tidak pulang. Kalau tidak meleset dari jadwal besok raker terakhir. Besok malam dia sudah ada dirumah"
"Ya, sudah kalau begitu, Kak. Dicky pamit dulu. Jaga kesehatan Kak Risa dan bayi dalam kandungan itu. Kalau ada apa-apa hubungi Dicky, Kak"
Risa mengangukkan kepalanya. Dicky pamit dan mencium punggung tangan kakak iparnya. Dhika ikut mengantar Oom ganteng kesayangannya sampai di mobil lalu Dicky menghilang di balik pagar rumah besar itu.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments