Perjodohan (Bagian 1)

Mobil silver mewah Cinta memasuki gerbang kampus, setelah memarkirkan mobilnya Cinta keluar dengan tergesa-gesa. Aldi yang juga baru memarkirkan mobilnya tak sengaja melihat Cinta berlari dan langsung saja ia memanggilnya.

"Cinta!" panggilnya dengan berteriak, namun tak didengar karena sudah terlalu jauh.

Jam mata kuliah di kelas sudah di mulai, Cinta yang baru saja sampai di depan pintu kelas menentralkan nafasnya yang terengah-engah sehabis berlari. Dilihatnya dari celah pintu kelas yang tidak tertutup rapat itu, ibu dosen sudah memulai pelajarannya.

"Duh, gawat nih. Dosennya sudah masuk lagi, apa aku bolos saja ya?" tanya Cinta pada dirinya sendiri.

Tanpa disadarinya dosen yang ada di dalam kelas menyadari kehadirannya di luar kelas.

"Ekhm" deham ibu dosen.

"Eh? Ibu," ucap Cinta sambil tersenyum manis pada dosennya yang sekarang berdiri tepat di depannya.

"Kenapa tidak masuk kamu? Kamu bahkan terlambat hampir setengah jam," tegur dosennya.

"Maaf Bu Ida, saya tadi...." Cinta tak menyelesaikan ucapannya, karena ia masih memikirkan harus memberikan alasan tepat seperti apa agar tidak kena hukuman.

"Tadi apa?" ibu dosen Ida mengernyitkan alis dan dahinya pertanda meminta jawaban lebih atas pertanyaannya.

"Saya...,"—mata Cinta melirik ke kanan mencari alasan, setelahnya kembali menatap sang dosen—"itu Bu saya tadi kena macet, iya kena macet Bu, ehe."

Tentu saja itu bukanlah alasan sebenarnya Cinta terlambat, hanya saja jika ia berkata jujur bahwa bangun kesiangan habislah sudah dapat dipastikan Cinta akan mendapatkan hukuman, terpaksa Cinta berbohong.

"Macet?" beo ibu dosen Ida.

"Iya Bu macet, kan pagi Bu. Ini jam orang-orang pada berangkat kerja, kan Bu?" ujar Cinta mencoba meyakinkan.

"Benar juga, alasan kamu masuk akal,"—ibu dosen Ida mengangguk—"Baiklah, karena ini pertama kalinya kamu telat jadi ibu maafkan. Ya sudah masuk, tapi lain kali jangan terlambat lagi."

"Baik Bu."

"Fiuuhh..., selamat–selamat, untung tidak kena hukuman," batinnya. Cinta langsung saja masuk ke kelas dan duduk di kursinya.

"Tumben datangnya telat," ucap seseorang di samping kursinya sambil berbisik.

"Hmm," sahut Cinta bergumam.

"Cin," panggilnya lagi.

"Hmm." Cinta sibuk mengeluarkan beberapa buku dan alat tulisnya juga notebook miliknya.

Merasa hanya sebuah gumaman yang ia dapatkan, kembali ia memilih melanjutkan tulisannya yang tertunda hanya karena ia ingin tau alasan kenapa Cinta bisa terlambat padahal tak pernah sebelumnya.

90 menit berlalu, bel pergantian mata kuliah berbunyi, pertanda satu pelajaran mata kuliah telah selesai dan waktunya untuk istirahat. Cinta langsung membereskan mejanya, memasukkan semua barangnya ke dalam tas dan langsung berjalan pergi ke luar kelas.

"Cinta tunggu," ucap seseorang yang tadi mengajaknya berbicara di kelas, namun Cinta tak menghiraukannya dan tetap berjalan.

Cinta duduk di salah satu meja kantin menunggu makanan dan minuman yang telah dipesannya dengan bosan, mengabaikan sosok gadis cantik di depannya.

"Cinta, kamu kenapa sih?"

Yang ditanya bukannya menjawab tapi hanya sekadar melirik sekilas sahabat dekatnya itu. Melihat pesanannya yang baru saja datang Cinta langsung saja melahapnya tanpa lupa tetap meniup-niupnya terlebih dahulu, karena ia tau ini sangat panas seperti baru matang, begitulah pikirnya. Akan tetapi perutnya sudah tak bisa di ajak kompromi, salahkan dirinya yang bangun kesiangan dan melewatkan jam makan paginya di rumah.

"Cinta, aku lagi bertanya kenapa malah diam sih? Bukannya menjawab malah langsung menyerobot makan saja. Hati-hati itu masih panas," sambungnya lagi sambil memperingatkan sahabatnya.

Cinta terus melahap mie ayamnya. Sampai suapan terakhir baru kembali ia menoleh pada sahabatnya yang sekarang mendengus kesal, merasa diabaikan hanya karena semangkuk mie ayam.

"Sopan sedikit dong bu, orang lagi makan malah diajak bicara," ucap Cinta sambil meminum es jeruknya.

"Dih, aku bukan ibu-ibu rempong depan kompleks perumahanmu yah," balas Henny.

"Dih, sewot."

"Kamu sih seperti mau mengajak orang berantem, kan emosi ibu jadinya," canda gadis itu merajuk.

Saat berbicara dengan Henny tak sengaja Cinta melihat beberapa mahasiswi seperti sedang mengerumuni sesuatu di depan pintu kantin, entah apa tapi itu membuat rasa penasaran Cinta.

"Itu mereka sedang apa sih?—Cinta meminum jusnya dengan menggunakan sedotan—"ada sembako gratis ya Hen?" tanya Cinta dengan polosnya.

Henny sedikit membalikkan badannya dan memalingkan wajahnya kebelakang, memastikan apa yang dimaksud oleh Cinta. Kembali Henny keposisi duduknya yang menghadap Cinta, dengan entengnya ia berkata, "Iya, sembako berlian."

"Widih, seriusan?"

"Ya bukanlah, orang kaya mana yang mau membagi-bagikan berliannya?"

"Ya, kan siapa tau Hen."

"Itu sepertinya ada mahasiswa baru, katanya sih mahasiswa pindahan luar negeri. Ganteng banget tau aku saja sampai naksir, sayang aku sudah punya Eko," jawab Henny sambil memanyunkan bibirnya.

"Ohh...."

"...(?)"

"Oh doang?" tanya Henny melongo, karena melihat reaksi Cinta yang biasa-biasa saja.

"Memang aku harusnya gimana? Lompat-lompat, kayang gitu?"

"Melawak kamu Cin? Ya bukan begitu juga, maksud aku apa kamu tidak ada niatan buat ikutan begitu juga seperti mereka? Kamu kan jomblo."

"Punya sahabat suka banget menistakan teman sendiri."

"Ahahaha, Aww! Apaan sih Cin, sakit tau," pekik Henny setelah jidatnya dilempar sendok oleh Cinta.

"Tidak apa-apa hanya iseng saja, hehe," jawab Cinta sambil tersenyum usil yang dibalas Henny dengan muka datarnya.

"Jadi kenapa muka kamu dari tadi pagi cemberut terus? Seperti orang PMS saja."

"Mana ada aku PMS, aku cuma lagi kesal."

"Kesal kenapa?"

"Aku akan dijodohkan"

"Hah?"

"Akan dijodohkan"

"Hah??"

"Sini deh telinga kamu Hen, biar aku enak teriaknya, " ucap Cinta tersenyum gemas kepada sahabatnya.

"Sadisnya, tega banget ke sahabat sendiri."

"Habisnya kamu suka bikin aku kesal sih, aku bilang beberapa kali malah jawabnya, hah, hah, kan gemas jadinya."

"haha, iya-iya aku dengar kok, aku cuma kaget ceritanya makanya bilang, 'Hah,' biar seperti di drama-drama korea begitu. By the way sama siapa kamu akan dijodohkannya?" tanya Henny lagi.

"Belum tau, padahal tadi malam mau ketemu sama keluarga itu cowok tapi malah anaknya yang tidak datang-datang. Padahal aku sama keluarga aku sudah menunggu hampir 1 jam lebih, dan kamu tau? Gara-gara itu aku sampai bangun kesiangan," jawab Cinta dengan panjang lebar.

"Oh, jadi karena itu kamu sekesal ini, pantas saja. Tapi kenapa orang tua kamu pakai acara menjodoh-jodohkan kamu sih? Seperti jaman Siti Nurbaya saja," ucap Henny yang sudah pernah menonton filmnya, ia berpikir situasi Cinta sekarang sama seperti film yang ia tonton itu.

"Makanya, padahal aku juga bisa memilih jodoh aku sendiri. Tapi, kalau itu permintaan Ayahku mana tega aku menolaknya."

"Hati-hati Cin."

"Hati-hati kenapa?" tanya Cinta tak mengerti dengan ucapan sahabatnya, Henny.

"Kamu belum pernah ketemu sama orang yang akan dijodohkan ke kamu itu, kan?"

"Iya, kan tadi sudah aku bilangnya begitu."

"Cinta, aku lagi serius nih."

"Iya apa?" tanya Cinta yang mulai menanggapi perkataan Henny dengan serius.

"Hati-hati, bisa-bisa kamu dijodohkan sama om-om berowokan."

"Apaan sih? Mana mungkin, Ngawur kamu Hen."

"Eh, tidak ada yang tidak mungkin, kan? Apalagi kamu belum tau orangnya siapa, ditambah itu cowok tidak datang di pertemuan pertama kalian," ucap Henny meyakinkan Cinta kalau dugaannya itu benar.

"Nih ya, seperti sinetron-sinetron yang sering aku lihat, itu si ceweknya sampai hari pernikahan tidak tau siapa mempelai prianya, ketika akad pun itu mempelai prianya tetap pakai penutup muka begitu, dan di malam pertama...." Henny menggantung ucapannya, membuat Cinta semakin penasaran.

"Saat penutup mukanya terlepas ternyata om-om berewokan yang kelihatan banget dari mukanya punya banyak istri," sambung Henny menjelaskan sambil bergidik ngeri.

"Hahahaha," tawa Cinta lepas.

"Kamu kok malah ketawa sih?"

"Habisnya sih ada-ada saja kamu ngawurnya, kebanyakan nonton sinetron sih, jadinya ya begini parnoan."

"Aku cuma ingin memperingatkanmu Cin, siapa tau nanti kejadian."

"Tau ah, aku pusing jika memikirkan masalah itu," jawab Cinta yang menyudahi pembicaraan panjang mereka, tak ambil pusing langsung berjalan santai keluar kantin.

To Be Continue...

Terpopuler

Comments

Caramelatte

Caramelatte

eyo author hebat! aku mampir🤗 semangat upnya! 💪

2021-01-28

1

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

lanjuuut

2021-01-25

1

Lia halim

Lia halim

tiap ada kasus di jodohkan ,yang selalu menjadi masalah
1. Gak kenal wujud siapa kaya orangnya
2. udah keburu nolak duluan
3. udah ada yang di hati(pacar)

2021-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!